Tumor Palpebra Superior OS PDF
Tumor Palpebra Superior OS PDF
TUMOR PALPEBRA
Oleh:
Elsi Wineri 10103120
Duilla Husaina 1110312046
Dicky Zulkarnain 11103130
Preseptor:
dr. Kemala Sayuti, SpM (K)
1
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar mata dan kelopak mata. Tumor palpebra bisa berasal dari kulit,
jaringan ikat, jaringan kelenjar, pembuluh darah, saraf, maupun dari otot
sekitar palpebra.1,2
Tumor palpebra dapat dikelompokkan menjadi tumor jinak dan tumor
ganas. Tumor jinak palpebra sangat umum dan bertambah banyak dengan
palpebra dibagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan tumor metastatik
(jarang).3
Karsinoma sel basal dan sel skuamosa palpebra merupakan tumor ganas
mata paling umum yang ditemukan. Tumor ini paling sering terdapat pada
orang berkulit terang yang terpajan sinar matahari secara kronik. 95%
yang jarang, seperti karsinoma sel merkel dan karsinoma kelenjer keringat.3
Karsinoma sel basal umumnya tumbuh lambat dan tanpa nyeri, berupa
nodul yang bisa berulkus. Karsinoma ini menyusup ke bagian sekitar secara
daerah palpebra inferior (50%), 25% pada kantus medial, 10-15% pada
2
1.3. Batasan Masalah
Dalam Case Repost Session ini akan dibahas mengenai tumor palpebra.
dengan mengacu pada berbagai literatur dan kepustakaan berupa buku, jurnal,
dan internet.
3
BAB 2
LAPORAN KASUS
yang lalu
Luka borok pada kelopak mata atas sebelah kiri sejak 3 bulan
yang lalu
Diawali dengan munculnya benjolan berwarna hitam, sebesar
padi, tidak nyeri sejak 8 bulan yang lalu dan makin lama makin
Diabetes Melitus
Riwayat Lainnya:
Ada riwayat merokok 1 bungkus sehari sejak …. tahun yang lalu
Ada riwayat paparan sinar matahari yang tinggi terkait pekerjaan
4
Status Oftalmikus pada tanggal 21 April 2015:
Status Oftalmikus OD OS
Visus tanpa koreksi 5/6 5/15
Visus dengan koreksi Pinhole, 5/6 Pinhole, 5/15
Reflek fundus + +
Silia/ Supersilia Madarosis (-) Madarosis (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Palpebra superior Edema (-) Edema (-)
Massa (+), warna coklat
kehitaman, ukuran
15x10x5mm, pinggir
bernodul, konsistensi
hiperemis (-)
Margo papebra Ekstropion (-) Ekstropion (-)
Entropion (-) Entropion (+)
Aparat Lakrimal Normal Normal
Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Konjungtiva forniks Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Konjungtiva Bulbi Injeksi Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi Siliar (+)
konjungtiva (-)
Injeksi Siliar (-)
Sklera putih Putih
Kornea bening bening
Kamera Okuli Cukup dalam Cukup dalam
Anterior
Iris Coklat, rugae Coklat, rugae (+)
(+)
Pupil Bulat, diameter Bulat, diameter 3 mm,
pupil +/+
Lensa Bening Bening
Korpus Vitreus Jernih Jernih
Fundus
Media Bening Bening
5
Papil Optikus Bulat, batas Bulat, batas tegas, c/d 0,3-
0,4
Retina Perdarahan (-), Perdarahan (-), eksudat (-)
eksudat (-)
aa:vv 2:3 2:3
Makula Reflek fovea (+) Reflek fovea (+)
Tekana Bulbus Okuli Normal Normal (palpasi)
(palpasi)
Posisi Bulbus Okuli Ortho Ortho
Gerak Bulbus Okuli Gerakan bebas Gerakan bebas
Gambar
Diagnosis:
Tumor palpebra superior OS susp basalioma
Diagnosa Banding:
Melanoma
Pemeriksaan Anjuran:
Biopsi palpebra superior OS
Anjuran Terapi:
Eksisi tumor + okuloplasti (operasi rekonstruksi kelopak mata)
6
BAB 3
DISKUSI
mata RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 22 April 2015 dengan keluhan
Dari hasil anamnesis didapatkan terdapat luka borok pada kelopak mata
atas sebelah kiri sejak 5 bulan yang lalu. Awalnya pada kelopak atas mata kiri
terdapat benjolan sebesar padi sejak 8 bulan yang lalu, benjolan tersebut berwarna
hitam dan terasa tidak nyeri dan ukuran dari benjolan membesar. Berdasarkan
kondisi tersebut dapat dipikirkan adanya tumor pada kelopak mata, karena
ditemukan adanya masa yang abnormal pada kelopak mata. Tumor pada kelopak
mata dapat dalam kondisi yang jinak (benign) dan ganas (maligna). 4,5
Daerah tukak tersebut semakin meluas dan hampir mengenai 2/3 kelopak mata.
Pasien juga merasa gatal pada daerah tukak. Berdasarkan ananmesis tersebut
kelopak mata berupa lesi dirasakan tidak nyeri, ditemukan adanya ulkus yang
warna pada kulit kelopak mata, destruksi pada pinggir kelopak mata disertai
sering terpapar dengan sinar matahari. Sinar Ultra Violet merupakan salah satu
faktor predisposisi untuk Basal Cell Carcinoma (BCC) karena sinar UV dapat
7
mengakibatkan penghambatan pada perbaikan DNA dan mutasi pada proto-
oncogen dan tumor supresor gene. Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus
carcinoma.1Adapun faktor risiko lain dari BCC adalah disfungsi imunitas lokal
maupun sistemik, riwayat radiasi dan trauma fokal, kulit kuning langsat, dan
terpapar arsenik. Faktor genetik dan penyakit kongenital juga memegang peranan
syndrome. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya riwayat keluarga yang
mengalami BCC. Pada pasien ini tidak ditanyakan adanya faktor disfungsi
15x10x5 mm, pinggir bernodul, konsistensi keras, terfiksir, dan ulkus pada
kelopak mata atas, serta hilangnya bulu mata kelopak atas pada bagian medial.
Pada BCC terdapat beberapa bentuk gambaran klinis yaitu nodular dan nodulo-
ulcerative, pigmented, kista, dan infiltrasi. Semua bentuk gambaran klinis tersebut
disertai dengan hilangnya bulu mata. Pada pemeriksaan palpasi akan teraba keras
dan terasa tidak nyeri. Pada BCC nodular berkembang dari papul yang berukuran
kecil dan perlahan-lahan meluas secara iregular, dan membentuk tumor yang
berbentuk kubah. Permungkaan epitel tumor biasanya terasa lembut dan disertai
Pada pasien ini ditemukan adanya injeksi konjungtiva pada mata kiri, hal
ini diduga diakibatkan oleh adanya malformasi pada pinggir kelopak mata yang
8
Berdasarkan anamnesis dana pemeriksaan fisik tersebutpasien ini dicurigai
mengalami keganasan pada kelopak mata yaitu Basal Cell Carcinoma (BCC).
pada kelopak mata yaitu 90%, dan sering mengenai pasien yang berusia 40 dan 79
tahun. BCC sering berlokasi pada kelopak mata bawah (50%-60%), medial
5,6
canthus ( 25%-30%), kelopak mata atas (15%) dan lateral canthus (5%). Tetapi
dapat juga dipikirkan keganasan kelopak mata lainnya seperti melanoma pada
kelopak mata karena faktor predisposisi dari melanoma juga disebabkan oleh
paparan sinar matahari. Serta bentuk dari lesi melanoma memiliki pinggir yang
iregular dan dapat juga terdapat ulkus yang berdarah. Tetapi kasus melanoma
Untuk menegakkan diagnosis karsinoma sel basal yang definitif dan akurat.
pertama. Teknik ini telah dilaporkan memiliki akurasi yang cukup baik. Namun
prediksi 75%. Nilai ini dibandingkan dengan kelompok pasien yang menggunakan
9
Gambaran radiologis dari tulang wajah dan orbita dan jaringan lunak dapat
Penggunaan USG untuk membedakan lesi jinak dengan ganas memiliki akurasi
Laser Doppler merupakan sarana yang berguna dalam menentukan batas tumor.
Telah dilaporkan bahwa perfusi kulit kelopak mata secara statistik lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah lain pada tubuh dan rata-rata perfusi pada kulit
pretarsal 50% lebih besar dibandingkan dengan kulit preseptal. Secara histologis
perfusi kutaneus pada karsinoma sel basal meningkat secara signifikan. Laser
dopler dapat membantu membedakan lesi adneksa kulit jinak dengan ganas dan
fungsi penglihatan, hasil kosmetik yang baik dan angka penyembuhan yang
penatalaksanaan yang baik4,8,9. Secara umum terapi berupa eksisi lalu pemeriksaan
sediaan beku untuk memastikan tepi luka eksisi sudah bebas dari tumor atau
dengan pembedahan beku. Ada dua teknik operasi yang dilakuakan, yaitu teknik
lama dan teknik baru. Teknik lama adalah cryosurgery, terapi radiasi,
sesuai situasi dan pilihan atau kemampuan dari ahli mata, dengan tingkat
tingkat keberhasilan pada basal sel karsinoma primer 96% dan pada yang
kambuhan 90%.9,10
10
Tindakan lain selain operatif adalah radioterapi, namun radiasi diusahakan
untuk tidak dilakukan karena dampak negatif sinar ionisasi bisa menimbulkan
Tindakan terapi lain yang dapat dilakukan pada tumor basalioma adalah
membantu menangani lesi superfisial, lesi di medial kantus, basal sel karsinoma
yang kambuh dan invasif, dan tumor luas yang jika dioperasi akan berakibat
terjadinya kekambuhan dan mendeteksi adanya tumor baru yang mungkin timbul.
Dianjurkan kontrol tiap 6 bulan selama 3 tahun untuk jenis sklerotik dan tiap
Prognosisnya baik, pada tumor yang dideteksi secara dini atau eksisi
dengan tepi sayatan bebas tumor sehingga rekonstruksi dapat dilakukan maksimal.
Jarang mengalami kekambuhan tapi kalau terjadi akan cenderung untuk lebih
Bila tumor masih berlokasi di palpebra dan lesinya tidak terlalu luas,
dapat dilakukan eksisi luas dengan tidak mengorbankan bola mata. Bila eksisi
11
tumor ini adekuat, dibantu dengan menilai tepi sayatannya secara potong beku,
sebaiknya dinilai juga dasar sayatan. Ini untuk mencegah tersisanya sel-sel tumor,
karena tumor mudah berinvasi kejaringan dibawahnya yaitu orbita. Bila orbita
telah terinvasi sel-sel tumor, konsekuensinya yaitu jaringan orbita beserta bola
mata harus ikut diangkat pada pembedahan (eksentrasi orbita). Operasi radikal ini
harus dilakukan walau visus masih baik, karena kebutaan tidak dapat dihindari.
Bila kondisi penderita buruk dan invasi sel-sel tumor telah sampai ke kranium,
hanya dapat dilakukan radiasi paliatif. Terapi radiasi ini dapat juga dilakukan pada
yaitu dosis radiasi tidak diterima secara merata karena palpebra merupakan daerah
akan terjadi didalam orbita. Padahal biasanya kekambuhan itu terjadi didaerah
sentral atau perifer palpebra. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sebaiknya terapi harus dilakukan sedini mungkin pada saat lesi belum terlalu luas,
Apabila dibiarkan tanpa terapi, karsinoma sel basal akan membesar dan
ulkus yang dikenal sebagai ulkus rodens. Kurang dari 1% karsinoma sel basal
menyebar ke area lain tubuh, namun setelah diterapi yang biasanya sembuh pada
12
lebih dari 95% kasus, karsinoma sel basal dapat muncul kembali di lokasi yang
berbeda.10
mata kiri yang disebabkan oleh lokasi tumor yang berada di margo palpebra
membuka mata?
Pembentukan sekret pada mata dihubungkan dengan entropion yang
riwayat keluarga seperti basal sel nevus sindrom dan xeroderma pimentosum.
Selain itu mutasi gen juga bisa diturunkan kepada pasien sehingga lebih
yang tinggi.
4. Mengapa bisa terjadi rekurensi setelah penatalaksanaan tumor palpebra susp
basalioma?
Rekurensi biasanya terjadi pada penatalaksanaan non bedah seperti
eksisi luas diikuti frozen section untuk melihat batas tumor, kekambuhannya
13
sangat minimal. Hal ini mungkin terjadi karena masih adanya sel tumor yang
okuloplasti dilakukan?
Tindakan okuloplasti hendaknya dilakukan sesegera mungkin untuk
air mata secara merata di kornea sehingga tidak terjadi kekeringan kornea,
pengobatan medikamentosanya?
Jika terjadi rekurensi tetap dianjurkan untuk dilakukan eksisi luar dengan
kekambuhan.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Emmett AJJ, Silivan JJ, Meulen JC, Gruss JS. Chapter 12: Palpebral Tumours.
2012. diunduh 22 April 2015 http://www.jacquesvandermeulen.com/wp-
content/uploads/2012/10/OS_Chapter-12-Palpebral-tumours.pdf.
2. Khurana AK. Comprehensive Ophtalmology ed.4 rd. New Delhi: New age
international ; 2007. p 359-61.
3. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum ed.17. Terj.
Brahm UP. Jakarta: ECG; 2013.p 85-9.
4. Fu EX, Sighn AD. Cancer Etiology. Clinical Ophtalmic Oncology. Saunder
Elsevier; 2007: p.6-10.
5. American Academy of Opthalmology.Orbit, Eyelids adn Lacrimal System
Section 7. BCSC 2011-2012: p.155-172.
6. Rosner M. Basal Cell Carcinoma. Clinical Ophtalmic Oncology. Saunder
Elsevier; 2007: p.76-79.
7. Pe’er J, Folberg R. Melanoma of the eyelid. Clinical Ophtalmic Oncology.
Saunder Elsevier; 2007: p.90-92.
8. Moeloek, NF R Sandra, TA Usman, Agustus 2011. Keganasan Pada Adneksa
Mata, Palpebra dan Konjungtiva. Dalam : continuing Ophtalmological
Education 2011. Jakarta, 26 Agustus 2000.
9. Hon-Vu QD, 2005. Basal cell carcinoma, eyelid. Last update : 12 Januari
2010. Diakses dari http://www.eMedicine.com. April 2015.
10. Rahmi A, April 2010. Gambaran Karsinoma Palpebra di Bagian Mata RS. Dr.
M. Djamil Padang. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
15