“PENCEMARAN UDARA”
OLEH :
NUR FAJAR
J1A1 17 322
KESLING
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia merupakan salah satu negara yang terus mengalami
peningkatan jumlah kendaraan bermotor untuk setiap tahunnya. Data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 menunjukkan bahwa, jumlah
kendaraan yang terdapat di Indonesia adalah sebanyak 94.373.324 unit, dan
data terakhir tahun 2013 jumlah kendaraan bermotor telah mencapai
104.118.969 unit. Hal ini menunjukkan, secara tidak langsung pencemaran
udara di Indonesia akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah kendaraan bermotor tersebut (Badan Pusat Statistik, 2015).
Pencemaran udara banyak memberikan pengaruh terhadap kehidupan
manusia baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Darmono, 2008). Studi
penelitian menunjukkan bahwa, angka kematian akibat pencemaran udara
berjumlah 50.000-100.000 orang setiap tahunnya. Negara-negara berkembang
seperti Indonesia data kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh
pencemaran udara sampai sekarang belum tersedia, namun diduga kondisinya
jauh lebih buruk dan semakin hari semakin memprihatinkan (Anies, 2015).
2
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk
memperluas pengetahuan tentang pencemaran lingkungan beserta dampak
yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia juga
cara mencegah dan menanggulanginya.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui definisi dari pencemaran udara
b. Untuk mengetahui klasifikasi pencemar udara
c. Untuk mengetahui zat-zat pencemar udara
d. Untuk mengetahui penyebab pencemaran udara
e. Untuk mengetahui dampak pencemaran udara
f. Untuk mengetahui cara mencegah pencemaran udara
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang
mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut Peraturan Pemerintah RI
nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran
udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain
ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407
tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara,
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi
kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya
bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran
bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu
tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan,
maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).
4
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan
langsung dari sumber tertentu, dan dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri dari:
Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi,
dan karbon oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil
dari pembakaran.
Senyawa sulfur, yaitu oksida.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida,
hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang
spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di
atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi,
proses (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi
bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi
karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi
foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO
dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain:
a. Konsentrasi relative dari bahan reaktran
b. Derajat fotoaktivasi
c. Kondisi iklim
d. Topografi lokal dan adanya embun.
5
2.3 Zat-Zat Pencemar Udara
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara,
antara lain: Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat,
Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan
kendaraan bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur
terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar
pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan
dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air
dan berada diudara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara
butir padat dan cair dan melayang berhamburan di
udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan
melayang-layang di udara
5. Hidrokarbon (HC)
6
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
yang tidak sempurna.
6. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di
atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas,
AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol)
pada parfum dan hair spray.
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran
pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal
oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh
manusia.
8. Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan
bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
7
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1. Hasil pembakar bahan bakar fosil.
2. Debu/serbuk dari kegiatan industry
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke
udara
8
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran
batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan menguap ke
udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh
makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah
sehingga mencemari air dan mineral tanah.
b. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang
tidak stabil. Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di
lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi.
Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS
(Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon)
ternyata mampu merusak lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon
menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatantersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya
ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai
lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik
dan Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16
September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan ozon
terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi
menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
9
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat
dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan
ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari
tidak tersaring dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit
pada tanaman.
c. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi
pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi
menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca
(green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya
kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global
adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,
metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi
panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya
panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca
Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari
yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena
meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan radiasi matahari
dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan
ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi
semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang
10
terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu didalam ruangan
rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan.
Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam
rumah kaca tidak dapat keluar.
2. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke
dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian
atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling
umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan,
manusia, tanaman, dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel
dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan atau
pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
(Wardhana, Wisnu Arya 1999).
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari
jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun
jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak melibatkan
11
penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik
tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas
Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas,
berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan
kemudian mengendap. Debu silika ini banyak terdapat di industri
besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti
mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silika juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita
sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis
kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada
awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang
disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran
berbagai macam silikat terutama selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke
jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,
mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur.
Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO),
dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
12
Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-
orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan
tubuh
Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan
mental serta mempengaruhi kecerdasan otak.
Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
3. Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan
a. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan
putusnya rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan
karena penurunan jumlah fitoplankton.
b. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif
pada kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan
bangunan dan candi-candi. Iklim dunia yang berubah polanya
mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan
naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya
kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam
(banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang
meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan
daerah-daerah pesisir pantai.
13
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
a. Hujan Asam
Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan
tumbuhan (karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi
pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam
tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya
pohon akan mati.
b. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan,
seperti beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton
yang merupakan produsen bagi rantai makanan di laut.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan
setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhannya.
d. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah,
terjadi mutasi genetik (perubahan sifat organisme).
14
Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran
lingkungan dikenal istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu
usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan
dengan cara menciptakan peraturan perundanagn yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran
lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi
yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi :
Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
Menanamkan Perilaku Disiplin.
2. Penanggulangan Secara Teknis
Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul
pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan
penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat
ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapu criteria yang
digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor
berikut :
Mengutamakan keselamatan lingkungan
Teknologinya telah dikuasai dengan baik
Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan
Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam
hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
15
Mengubah proses
Menggantikan sumber energy
Mengelola limbah
Menambah alat bantu
Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas
dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula
dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian dan kenyataan
yang sebenarnya. Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat
ditanggulangi denagn cara sebagai berikut :
Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan
industri merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang
digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah
CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.
Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan
O2, maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system
tebang tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan
gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak
taman kota.
Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan
tenaga lstrik dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing
di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara
dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing
tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan
dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun
tumbuhan
2. Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar
sekunder:
1. Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung
dari sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan
langsung dari sumber tertentu.
2. Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya
terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara,
misalnya reaksi foto kimia.
3. Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara
lain: Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat,
Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.
4. penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :
1. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
a) Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
b) Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut
gas-gas vulkanik.,
c) Proses pembusukan sampah organik, dll
2. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
17
a) Hasil pembakar bahan bakar fosil.
b) Debu/serbuk dari kegiatan industry.
c) Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
5. Dampak pencemar udara
1. Terhadap lingkungan alami antara lain: hujan asam, penipisan lapisan
ozon dan pemanasan global.
2. Terhadap manusia yaitu, Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
3. Terhadam hewan antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan
pemanasan global.
4. Terhadap tumbuhan antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon
dan pemanasan global, Gas CFC.
6. pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat
merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan
pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha
untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara
utama , yakni :
1. Penanggulangan Secara Non-teknis.
2. Penanggulangan Secara Teknik.
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini saya berharap agar kita semua
menyadari dampak dari adanya pencemaran udara dan kita harus bisa
menanggulangi pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pencemaran Udara.
18
Anonim. Tt. Penyebab Polusi Udara.
Asih Nindi. 2009. Akibat pencemaran Udara.
19