Anda di halaman 1dari 18

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

WILAYAH PESISIR DAN KEPULAUAN

“Pencemaran Lingkungan”

OLEH :

NUR FAJAR
J1A1 17 322

KONSENTRASI KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah akhir dari mata kuliah Pencemaran Lingkungan
Dan Kesehatan Wilayah Pesisir dan Kepulauan dengan judul “Pencemaran Udara”.
Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik berupa materil dan non materil demi tercapainya
pembuatan makalah ini.

Kendari, 24 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................................4
1.4 Manfaat penulisan...........................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Pencemaran...................................................................................5
2.2 Emisi Bahan Pencemar dan Transport Pencemar...........................................6
2.3 Interaksi Pencemar dan Nasib Pencemar Dilingkungan...............................10
BAB III........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat terkenal serta
memiliki ribuan pulau besar maupun kecil yang dipisahkan oleh lautan yang
sangat luas. Indonesia diapit oleh dua samudera yang sangat besar yaitu
samudera hindia dan samudera pasifik. Karena memiliki wilayah laut dan
perairan yang sangat luas, membuat Indonesia menjadi negara yang sangat
kaya akan sumber daya lautnya. Bahkan, banyak sekali jenis-jenis ikan dan
terumbu karang yang hidup di perairan laut Indonesia. Perairan yang hangat
serta arus yang tidak terlalu besar menjadikan laut Indonesia banyak dihuni
oleh beragam jenis ikan dan tumbuhan laut. Tidak sedikit pula jeni-jenis ikan
yang berasal dari luar wilayah perairan Indonesia yang bermigrasi ke perairan
laut Indonesia pada musim-musim tertentu. Karena hal ini maka Indonesia
memiliki jenis-jenis ikan yang sangat beragam. Di wilayah pesisir banyak
warga Indonesia yang berprofesi sebagai nelayan, pembuat jaring, pembuat
garam, pengepul ikan, dan masih banyak lagi profesi yang berhubungan
dengan dunia perairan.
Banyak nelayan di beberapa wilayah di Indonesia yang belum
mengerti cara yang bijak dalam menangkap ikan. Mereka menggunakan cara
yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem yang ada di dasar laut. Mereka
biasanya menggunakan bom ikan yang dapat mendapatkan ikan dalam jumlah
yang sangat banyak, akibat dari bom ikan tersebut adalah pecahnya terumbu
karang yang ada di dasar laut tersebut dan juga menyebabkan beberapa jenis
ikan mati dalam jumlah yang tidak sedikit. Karena banyaknya nelayan yang
menggunakan bom untuk menangkap ikan Indonesia mengalami kerusakan

1
ekosistem laut yang cukup parah bahkan tidak hanya disebabkan oleh bom
ikan saja.
Di Indonesia sendiri sampah plastik juga menjadi permasalahan yang
sangat serius. Di Indonesia sampah plastik tidak hanya dijumpai di wilayah
darat saja tetapi juga banyak sekali sampah plastik yang menyebar luas ke
wilayah lautan Indonesia bahkan luasnya sudah mencapai dua pertiga dari
total luas Indonesia. Semua pihak dihimbau untuk terus terlibat dalam
penanganan sampah plastik yang sudah terlanjur menyebar. Koalisi Rakyat
untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat, setiap tahun sedikitnya
sebanyak 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.000 plastik mengapung di setiap kilometre
persegi di setiap tahunnya. Fakta yang sangat mengejutkan adalah bahwa
Indonesia merupakan negara nomor dua di dunia dengan konsumsi sampah
plastik terbanyak di lautan.
Ancaman kerusakan ekosistem laut juga disebabkan oleh banyaknya
pencemaran industri, reklamasi pantai, dan pengasaman laut sebagai dampak
perubahan iklim. Banyak orang yang berfikir bahwa dengan melihat luasnya
lautan kita Indonesia, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri
dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang
membahayakan. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk di dunia dan
makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyaknya
bahan-bahan yang bersifat racun yang di buang ke lautan dalam jumlah
banyak yang menyebabkan sulitnya mengontrol limbah-limbah yang di buang
ke dalam laut tersebut.
Air laut merupakan komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut lepas.
Selain itu, air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar)
yang jatuh dari atmosfir. Limbah yang mengandung polutan tersebut
kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut Indonesia.

2
Sebagian larut dalam air, sebagian lagi tenggelam ke dasar laut dan
terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh
organisme laut ( fitoplankton, ikan, cumi, udang, cumi-cumi, kerang, rumput
laut dll).
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton
sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini
berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang
tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat di pengaruhi oleh
makanan yang di makan, makanan yang berasal dari daerah yang tercemar
kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga dengan makanan laut
(seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung
bahan polutan yang tinggi.
Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan adlaah logam
berat. WHO (World Health Organization) atau organisasi kesehatan dunia dan
FAO (Food Agriculture Organization) atau organisasi pangan dunia
merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut yang sudah
tercemar logam berat tersebut. Logam berat sudah lama di kenal sebagai suatu
elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki
kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit
manusia yang meninggal akibat terlalu banyak kandungan logam berat
ditubuhnya. Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar
harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui
apa itu pencemaran laut dan kerusakan ekosistem laut, bagaimana terjadinya
pencemaran laut, serta apa solusi yang tepat untuk mengangani dan
menyelesaikan permasalahan laut yang sangat mengancam tersebut.

3
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran?
2. Apa saja emisi pencemar dan proses transport pencemar?
3. Bagaimana proses interaksi pencemar dan nasib pencemar dilingkungan?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan yang terdapat dalam makalah ini, antara lain:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk
memperluas pengetahuan tentang pencemaran lingkungan beserta dampak
yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia juga
cara mencegah dan menanggulanginya.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui definisi dari pencemaran
b. Untuk mengetahui emisi pencemar dan proses transport pencemar
c. Untuk mengetahui proses interaksi pencemar dan nasib pencemar
dilingkungan

1.4 Manfaat penulisan


Adapun manfaat penulisan dari makalah ini, antara lain :
1. Untuk menambah referensi terkait materi pencemaran lingkungan dan
kesehatan wilayah pesisir dan kepulauan.
2. Untuk menambah pengetahuan serta memperluas cakrawala terkait materi
pencemaran lingkungan dan kesehatan wilayah pesisir dan kepulauan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran


Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, mereka
mengembangkan pertanian, membuat pabrik pengolah hasil pertanian,
membuat peternakan al lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan akan peralatan
hidup seperti alat-alat pertanuan, alat-alat rumah tangga, kendaraan dan lain-
lain, manusia mengembangkan berbagai jenis industry.
Berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, pada
akhirnya akan menghasilkan sisa berupa sampah atau limbah yang dibuang ke
lingkungan. Hal ini terjadi karena setiap aktivitas manusia pada dasarnya
adalah sebuah proses pengubahan zat atau energy dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Setiap proses tersebut tidak dapat sepenuhnya mampu diubah,
melainkan selalu ada sisa disebut entropy yang kemudian menjadi sampah
atau limbah yang masuk atau dimasukkan ke lingkungan.
Contoh sederhana sebuah entropy adalah ketika makan. Makanan akan
diproses dalam perut untuk kemudian diubah menjadi energy. Tidak semua
makanan dapat diubah menjadi energy seluruhnya, melainkan ada sisa dalam
bentuk kotoran atau tinja. Begitu pula dengan kegiatan industry, tidak smeua
bahan mentah mampu diubah menjadi produk industry, melainkan aka nada
sisa yang kemudian menjadi sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini
kemudian akan menurunkan kualitas lingkungan jika tidak dikelola dengan
baik.
Jadi, yang dimaksud pencemaran lingkungan berdasarkan UNDANG-
UNDANG Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup,zat, energy dan/atau komponen lain ke dalam

5
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu
lingungan hidup yang telah di tetapkan.

2.2 Emisi Bahan Pencemar dan Transport Pencemar


Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. 
Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi
mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan
faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. 
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar
bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda
proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat
asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang
umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari
senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air,
tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup
besar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan  kesehatan
maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas
buang buang kendaraan bermotor  adalah karbon monoksida (CO), berbagai
senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan
partikulat debu termasuk timbel (PB).
Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik,
dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu
lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu
yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem.  Setelah berada di
udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan
bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar
matahari dan uap air, atau juga antara  senyawa-senyawa tersebut satu sama
lain. Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu

6
juga di lingkungan jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan lambat.
Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi
yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih
aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya
reaksi di udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di
dalam gas buang kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang
lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan
senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat
menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog).
Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal sumber
(kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak  pembentukan smog ini
tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin. Untuk bahan pencemar
yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa hidrokarbon-halogen
dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau
mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa
tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada
akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan
produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini
akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota
maupun desa. 
Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi
tanah dan air menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa
kondisi seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen
dengan beberapa mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat mencemari
lingkungan.

7
Kondisi Pencemaran Udara
Dengan menurunnya kualitas udara Jakarta disebabkan oleh berbagai
hal seperti industri, transportasi, rumah tangga dan pembangkit listrik.
Sementara itu 92% pencemaran udara Jakarta berasal dari emisi gas buang
kendaraan bermotor. 
Secara umum terjadinya pencemaran udara disebabkan oleh aktivitas manusia
dibagi dalam 3 kategori, yaitu : 
 Attrition (gesekan) Melalui proses sanding (pemecahan butiran), grinding
(pemotongan), drilling (pengeboran), clan spraying (penyemprotan). 
 Vaporization (penguapan) Adanya perubahan bentuk dari cair ke bentuk
gas. 
 Combustion (pembakaran)
Adanya proses pembakaran seperti bahan bakar minyak dan batu bara.

Adapun macam bahan pencemar udara dapat diklasifikasikan dalam


beberapa kelompok, yaitu:
a. Klasifikasi menurut bentuk asal. 
 Bahan pencemar udara primer (Primary Air Pollutant). 
 Yaitu polutan yang apabila menyebar, keadaannya tetap seperti
keadaan semula.   Bahan pencemar udara sekunder (Secondary Air
Pollutant). Yaitu bahan pencemar udara primer yang mengalami reaksi
dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya. 
b. Klasifikasi menurut keadaan phisik polutan
 Partikulate.
 Aerosol Yaitu partikel padat/cair yang dapat tetap tinggal diudara
oleh sebab ukurannya yang  kecil  (<1 um). 
 Dust Yaitu partikel padat yang berdiameter antara 0,1 -1.000 um
 Fume Yaitu partikel padat berdiameter 0,1 -1 um, sebagai akibat
dari proses industri pencairan benda padat seperti Pb.

8
 Mist Yaitu partikel cair yang berdiameter > 1 00 um. 
 Smog Yaitu partikel padat atau cair yang berdiameter < 1 um. 
 Fog Yaitu kondensasi uap air di udara. 
 Gas.
 True gas Yaitu suatu zat yang keadaan fisiknya mempunyai sifat
menyebar dan menempati tempat dimana ia berada, misalnya
(CO, SO2, CH4). 
 Vapor Yaitu bentuk gas dari suatu zat yang umumnya berbentuk
padat dan cair pada tekanan dan suhu kamar, rnisalnya :
Hidrokarbon. 
c. Klasifikasi menurut susunan kimia bahan pencemar. 
 Inorganik  → CO, 802, C03, N02 (tidak mengandung unsur karbon). 
 Organik  → terdiri dari unsur karbon yang mempunyai ikatan dengan
hydrogen (methane, benzen, ethylene).  
Pembakaran sempurna pada mesin kendaraan bermotor adalah reaksi
sempurna/stoikiometri dari bahan bakar (oktana) dengan pembakaran
oksigen menjadi energi (kalor dan kerja) dan karbon dioksida/C02
serta air/H2O, atau reaksi kimia berikut :  
2C8H18 + 2502   →  Energi + 16C02 + 18H2O.  
Karena pembakaran dalam ruang bakar tidak selalu menghasilkan
pembakaran sempurna, karena bahan bakar mengandung kotoran
(sulfur pada bahan bakar dan nitrogen pada udara) serta
tambahan/additives (Pb/TEL untuk menaikkan bilangan oktan) dan
ketidak sempurnaan konstruksi ruang bakar.

9
2.3 Interaksi Pencemar dan Nasib Pencemar Dilingkungan
Interaksi Pencemar
Lingkungan dari alam (natural environment) adalah lingkungan yang
terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan pada
alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah
di bumi. Lingkungan dari alam berbeda dengan lingkungan buatan yang
terdiri atas area dan komponen alam yang telah dipengaruhi manusia.
Lingkungan di alam dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan
dan lain-lain.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen
abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk
hidup. Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di
lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu,
hujan, dan energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah
berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik
dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen
lingkungan biotik di alam dan antar komponen lingkungan abiotik di alam
juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik
dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis
tanaman yang tumbuh pada suatu daerah.
Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur
memungkinkan tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak
dapat tumbuh dengan baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi
atau di daerah lintang sedang dengan empat musim.
Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik.
Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara
menjadi lebih sejuk. Bandingkanlah jika kamu berada di daerah yang sudah
padat penduduknya dan banyak kendaraan yang lewat, suhu udaranya akan

10
lebih tinggi dari yang seharusnya. Daerah yang masih banyak tumbuhannya
juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat
menyerap air lebih banyak.
Antara komponen abiotik dengan komponen abiotik lainnya juga dapat
terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah hujan yang besar dapat
menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih besar. Suhu yang
tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pula.
Saling pengaruh juga terjadi antara komponen biotik dengan
komponen biotik lainnya. Contohnya adalah beragamnya jenis tumbuhan atau
flora di suatu wiayah juga diikuti oleh beragamnya jenis hewan atau fauna
yang hidup di wilayah tersebut. Karena itu, di daerah hutan hujan tropis
seperti Indonesia selain sangat beragam jenis floranya juga beragam jenis
faunanya.

Nasib Pencemar di Lingkungan


a. Perilaku Zat Toksik Di Luar Organisme
Dipengaruhi Oleh :
 Sumber pencemar 
 Lamanya introduksi
 Tempat masuknya/jalur masuk zat toksik
 Bentuk dan jumlah zat toksik yang sampai ke lingkungan
1. Sumber Pencemar
a) Sumber Distributif  Zat pencemar sampai pada waktu yang
bersamaan di beberapa tempat di lingkungan
Contoh :
 Pestisida yang dipakai oleh petani dalam pertanian
 Bahan kimia untuk rumah tangga
 Gas buangan mobil

11
b) Sumber Non Distributif  Sumber pencemar terlokasi pada satu titik
Contoh :
 Pabrik
 TPA Sampah
2. Lama Introduksi
a) Tunggal
Contoh :
 Pembuangan Limbah insidentil
 Kecelakaan mobil tangki
 Penggunaan pestisida sekali saja
b) Kontinyu
Contoh :
 Pencemaran partikel Pb oleh lalu lintas
 SO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran industri
 Deterjen rumah tangga dipakai setiap hari
3. Jalur Masuknya Zat
a) Malathion, parathion <insektisida organofosfat> lewat kulit
keracunan
b) CO masuk lewat proses inhalasi keracunan akut
c) As tertelan racun akut
4. Bentuk Dan Jumlah Zat Yg Sampai Ke Lingkungan
Contoh :
a) Pestisida dipergunakan sebagai EMULSI dengan air  bagian-
bagiannya mudah bebas
b) Pestisida bentuk butir, kapsul bebas secara perlahan-lahan
c) Senyawa PCB masuk ke udara melalui :
 Cerobong asap

12
 Instalasi pembakaran sampah atau masuk ke dalam air lewat
instalasi penjernih air keadaan berbeda penyebaran PCB
lebih diffus di udara
Kesimpulan Timbulnya efek yang merugikan, tergantung
jumlah zat pencemar yang akhirnya sampai ke lingkungan
 Komponen organofosfat dan karbamat dihidrolisis dalam air
mengalami degradasi sifat toksik hilang
 Organoklorin tidak mengalami hidrolisis tetapi dipecah perlahan-
lahan oleh mikroorganisme sifat toksik hilangnya lebih lama

13
BAB III

3.1 Kesimpulan
1. UNDANG-UNDANG Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,zat, energy dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingungan hidup yang telah di tetapkan.
2. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. 
Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi
mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi
dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan
bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya
berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin.
3. Nasib pencemar dilingkungan :
a. perilaku zat toksik di luar organisme
b. Perilaku zat toksik didalam organisme

3.2 Saran
Saran saya adalah agar kedepannya pemerintah setempat lebih memperhatikan
lagi masyarakatnya mencakup tentang pencemaran udara dan membuat suatu
program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
terkhusus untuk pencemaran udara.

14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat – zat Pencemar Udara

UU Nomor 32 Tahun 2009. Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup

UU Nomor 23 Tahun 1997. Tentang Lingkungan Hidup.

Romaningsih. Ani. 2015. Pencemaran Lingkungan dan Pecemaran Udara.

15

Anda mungkin juga menyukai