“Pencemaran Lingkungan”
OLEH :
NUR FAJAR
J1A1 17 322
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah akhir dari mata kuliah Pencemaran Lingkungan
Dan Kesehatan Wilayah Pesisir dan Kepulauan dengan judul “Pencemaran Udara”.
Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik berupa materil dan non materil demi tercapainya
pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................................4
1.4 Manfaat penulisan...........................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Pencemaran...................................................................................5
2.2 Emisi Bahan Pencemar dan Transport Pencemar...........................................6
2.3 Interaksi Pencemar dan Nasib Pencemar Dilingkungan...............................10
BAB III........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ekosistem laut yang cukup parah bahkan tidak hanya disebabkan oleh bom
ikan saja.
Di Indonesia sendiri sampah plastik juga menjadi permasalahan yang
sangat serius. Di Indonesia sampah plastik tidak hanya dijumpai di wilayah
darat saja tetapi juga banyak sekali sampah plastik yang menyebar luas ke
wilayah lautan Indonesia bahkan luasnya sudah mencapai dua pertiga dari
total luas Indonesia. Semua pihak dihimbau untuk terus terlibat dalam
penanganan sampah plastik yang sudah terlanjur menyebar. Koalisi Rakyat
untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat, setiap tahun sedikitnya
sebanyak 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.000 plastik mengapung di setiap kilometre
persegi di setiap tahunnya. Fakta yang sangat mengejutkan adalah bahwa
Indonesia merupakan negara nomor dua di dunia dengan konsumsi sampah
plastik terbanyak di lautan.
Ancaman kerusakan ekosistem laut juga disebabkan oleh banyaknya
pencemaran industri, reklamasi pantai, dan pengasaman laut sebagai dampak
perubahan iklim. Banyak orang yang berfikir bahwa dengan melihat luasnya
lautan kita Indonesia, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri
dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang
membahayakan. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk di dunia dan
makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyaknya
bahan-bahan yang bersifat racun yang di buang ke lautan dalam jumlah
banyak yang menyebabkan sulitnya mengontrol limbah-limbah yang di buang
ke dalam laut tersebut.
Air laut merupakan komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut lepas.
Selain itu, air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar)
yang jatuh dari atmosfir. Limbah yang mengandung polutan tersebut
kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut Indonesia.
2
Sebagian larut dalam air, sebagian lagi tenggelam ke dasar laut dan
terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh
organisme laut ( fitoplankton, ikan, cumi, udang, cumi-cumi, kerang, rumput
laut dll).
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton
sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini
berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang
tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat di pengaruhi oleh
makanan yang di makan, makanan yang berasal dari daerah yang tercemar
kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga dengan makanan laut
(seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung
bahan polutan yang tinggi.
Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan adlaah logam
berat. WHO (World Health Organization) atau organisasi kesehatan dunia dan
FAO (Food Agriculture Organization) atau organisasi pangan dunia
merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut yang sudah
tercemar logam berat tersebut. Logam berat sudah lama di kenal sebagai suatu
elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki
kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit
manusia yang meninggal akibat terlalu banyak kandungan logam berat
ditubuhnya. Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar
harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui
apa itu pencemaran laut dan kerusakan ekosistem laut, bagaimana terjadinya
pencemaran laut, serta apa solusi yang tepat untuk mengangani dan
menyelesaikan permasalahan laut yang sangat mengancam tersebut.
3
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran?
2. Apa saja emisi pencemar dan proses transport pencemar?
3. Bagaimana proses interaksi pencemar dan nasib pencemar dilingkungan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu
lingungan hidup yang telah di tetapkan.
6
juga di lingkungan jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan lambat.
Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi
yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih
aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya
reaksi di udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di
dalam gas buang kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang
lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan
senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat
menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog).
Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal sumber
(kota), tetapi dapat terbentuk di pinggiran kota. Jarak pembentukan smog ini
tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin. Untuk bahan pencemar
yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa hidrokarbon-halogen
dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau
mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa
tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada
akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan
produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini
akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota
maupun desa.
Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi
tanah dan air menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa
kondisi seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen
dengan beberapa mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat mencemari
lingkungan.
7
Kondisi Pencemaran Udara
Dengan menurunnya kualitas udara Jakarta disebabkan oleh berbagai
hal seperti industri, transportasi, rumah tangga dan pembangkit listrik.
Sementara itu 92% pencemaran udara Jakarta berasal dari emisi gas buang
kendaraan bermotor.
Secara umum terjadinya pencemaran udara disebabkan oleh aktivitas manusia
dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
Attrition (gesekan) Melalui proses sanding (pemecahan butiran), grinding
(pemotongan), drilling (pengeboran), clan spraying (penyemprotan).
Vaporization (penguapan) Adanya perubahan bentuk dari cair ke bentuk
gas.
Combustion (pembakaran)
Adanya proses pembakaran seperti bahan bakar minyak dan batu bara.
8
Mist Yaitu partikel cair yang berdiameter > 1 00 um.
Smog Yaitu partikel padat atau cair yang berdiameter < 1 um.
Fog Yaitu kondensasi uap air di udara.
Gas.
True gas Yaitu suatu zat yang keadaan fisiknya mempunyai sifat
menyebar dan menempati tempat dimana ia berada, misalnya
(CO, SO2, CH4).
Vapor Yaitu bentuk gas dari suatu zat yang umumnya berbentuk
padat dan cair pada tekanan dan suhu kamar, rnisalnya :
Hidrokarbon.
c. Klasifikasi menurut susunan kimia bahan pencemar.
Inorganik → CO, 802, C03, N02 (tidak mengandung unsur karbon).
Organik → terdiri dari unsur karbon yang mempunyai ikatan dengan
hydrogen (methane, benzen, ethylene).
Pembakaran sempurna pada mesin kendaraan bermotor adalah reaksi
sempurna/stoikiometri dari bahan bakar (oktana) dengan pembakaran
oksigen menjadi energi (kalor dan kerja) dan karbon dioksida/C02
serta air/H2O, atau reaksi kimia berikut :
2C8H18 + 2502 → Energi + 16C02 + 18H2O.
Karena pembakaran dalam ruang bakar tidak selalu menghasilkan
pembakaran sempurna, karena bahan bakar mengandung kotoran
(sulfur pada bahan bakar dan nitrogen pada udara) serta
tambahan/additives (Pb/TEL untuk menaikkan bilangan oktan) dan
ketidak sempurnaan konstruksi ruang bakar.
9
2.3 Interaksi Pencemar dan Nasib Pencemar Dilingkungan
Interaksi Pencemar
Lingkungan dari alam (natural environment) adalah lingkungan yang
terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan pada
alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah
di bumi. Lingkungan dari alam berbeda dengan lingkungan buatan yang
terdiri atas area dan komponen alam yang telah dipengaruhi manusia.
Lingkungan di alam dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan
dan lain-lain.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen
abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk
hidup. Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di
lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu,
hujan, dan energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah
berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik
dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen
lingkungan biotik di alam dan antar komponen lingkungan abiotik di alam
juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik
dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis
tanaman yang tumbuh pada suatu daerah.
Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur
memungkinkan tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak
dapat tumbuh dengan baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi
atau di daerah lintang sedang dengan empat musim.
Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik.
Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara
menjadi lebih sejuk. Bandingkanlah jika kamu berada di daerah yang sudah
padat penduduknya dan banyak kendaraan yang lewat, suhu udaranya akan
10
lebih tinggi dari yang seharusnya. Daerah yang masih banyak tumbuhannya
juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat
menyerap air lebih banyak.
Antara komponen abiotik dengan komponen abiotik lainnya juga dapat
terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah hujan yang besar dapat
menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih besar. Suhu yang
tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pula.
Saling pengaruh juga terjadi antara komponen biotik dengan
komponen biotik lainnya. Contohnya adalah beragamnya jenis tumbuhan atau
flora di suatu wiayah juga diikuti oleh beragamnya jenis hewan atau fauna
yang hidup di wilayah tersebut. Karena itu, di daerah hutan hujan tropis
seperti Indonesia selain sangat beragam jenis floranya juga beragam jenis
faunanya.
11
b) Sumber Non Distributif Sumber pencemar terlokasi pada satu titik
Contoh :
Pabrik
TPA Sampah
2. Lama Introduksi
a) Tunggal
Contoh :
Pembuangan Limbah insidentil
Kecelakaan mobil tangki
Penggunaan pestisida sekali saja
b) Kontinyu
Contoh :
Pencemaran partikel Pb oleh lalu lintas
SO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran industri
Deterjen rumah tangga dipakai setiap hari
3. Jalur Masuknya Zat
a) Malathion, parathion <insektisida organofosfat> lewat kulit
keracunan
b) CO masuk lewat proses inhalasi keracunan akut
c) As tertelan racun akut
4. Bentuk Dan Jumlah Zat Yg Sampai Ke Lingkungan
Contoh :
a) Pestisida dipergunakan sebagai EMULSI dengan air bagian-
bagiannya mudah bebas
b) Pestisida bentuk butir, kapsul bebas secara perlahan-lahan
c) Senyawa PCB masuk ke udara melalui :
Cerobong asap
12
Instalasi pembakaran sampah atau masuk ke dalam air lewat
instalasi penjernih air keadaan berbeda penyebaran PCB
lebih diffus di udara
Kesimpulan Timbulnya efek yang merugikan, tergantung
jumlah zat pencemar yang akhirnya sampai ke lingkungan
Komponen organofosfat dan karbamat dihidrolisis dalam air
mengalami degradasi sifat toksik hilang
Organoklorin tidak mengalami hidrolisis tetapi dipecah perlahan-
lahan oleh mikroorganisme sifat toksik hilangnya lebih lama
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. UNDANG-UNDANG Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,zat, energy dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingungan hidup yang telah di tetapkan.
2. Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia.
Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi
mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi
dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan
bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya
berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin.
3. Nasib pencemar dilingkungan :
a. perilaku zat toksik di luar organisme
b. Perilaku zat toksik didalam organisme
3.2 Saran
Saran saya adalah agar kedepannya pemerintah setempat lebih memperhatikan
lagi masyarakatnya mencakup tentang pencemaran udara dan membuat suatu
program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
terkhusus untuk pencemaran udara.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat – zat Pencemar Udara
15