Anda di halaman 1dari 20

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

OLEH :

RAHMADANI BADARUDDIN
J1A1 17 328
KESLING

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan
dengan judul “ruang lingkup mikrobiologi lingkungan”.
Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik berupa materil dan non materil demi tercapainya
pembuatan makalah ini.

Kendari, 28 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
2.1 Definisi Mikrobiologi Lingkungan.................................................................5
2.2 Sejarah Singkat Mikrobiologi Lingkungan.....................................................5
2.3 Ruang Lingkup Mikrobiologi Lingkungan.....................................................9
2.4 Klasifikasi Mikrobiologi Lingkungan...........................................................11
2.5 Pemanfaatan Mikrobiologi Dalam Bidang Lingkungan...............................13
BAB III........................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk)
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat
dengna mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil, bios = hidup, dan logos =
ilmu). Organisme kecil itu disebut dengan mikroorganisme. Mikrobiologi
merupakan bagian ilmu dari biologi, tersusun oleh banyak disiplin ilmu.
Bagian dari mikrobiologi yang mempelajari peranan mikroorganisme di
dalam lingkungan adalah mikrobiologi lingkungan. Lingkungan yang
dimaksud terutama terdiri dari air, tanah, dan udara (Waluyo, 2009).
Mikroba terdapat dimana-mana disekitar kita, ada yang menghuni
tanah, air dan atmosfer. Studi tentang mikroba yang ada dilingkungan
alamiahnya disebut ekologi mikroba. Ekologi merupakan bagian biologi yang
berkenaan dengan studi mengenal hubungan organisme atau kelompok
dengan lingkungannya.
Seperti  makhluk hidup pada umumnya, pertumbuhan mikroba
tentunya tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor
biologi. Namun, pertumbuham mikroba ini tidak hanya dipengaruhi faktor
lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Karena
ukurannya yang sangat mikroskopis, pertumbuhan mikroba sangat tergantung
pada keadaan sekelilingnya (Pelczar dan Chan, 2006).

Suatu mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik jika kondisi


lingkungan sekitarnya sangat mendukung. Mikroorganisme yang tumbuh
adalah pertambahan jumlah mikroba sehingga dapat membentuk suatu

2
populasi mikroba yang dapat disebut dengan koloni dan bukan sel-sel yang
bertambah besar atau berambah panjang. Populasi mikroorganisme dapat
menjadi lebih besar sekali dalam jangka waktu yang relative singkat dan
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak dapat dikendalikan. Kehidaran
mikroorganisme di lingkungan dapat memberikan keuntungan dan kerugian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi lingkungan?
2. Bagaimana sejarah mikrobiologi lingkungan?
3. Apa saja ruang lingkup mikrobiologi lingkungan?
4. Apa saja klasifikasi mikrobiologi lingkungan?
5. Apa saja pemanfaatan mikrobiologi lingkungan dalam bidang lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yang terdapat dalam makalah ini, antara lain:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk
memperluas pengetahuan tentang mikrobiologi lingkungan beserta
pemanfaatan dalam bidang lingkungan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui definisi dari mikrobiologi lingkungan
b. Untuk mengetahui sejarah singkat mikrobiologi lingkungan
c. Untuk mengetahui ruang lingkup mikrobiologi lingkungan
d. Untuk mengetahui klasifikasi mikrobiologi lingkungan
e. Untuk mengetahui pemanfaatan mikrobiologi dalam bidang
lingkungan

3
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini, antara lain :
1. Untuk menambah referensi terkait materi mikrobiologi lingkungan.
2. Untuk menambah pengetahuan serta memperluas cakrawala terkait materi
mikrobiologi lingkungan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mikrobiologi Lingkungan


Mikrobiologi adalah sebuah cabang ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Objek kajiannya adalah semua makhluk hidup yang perlu
dilihat dengan mikroskop khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik,
protozoa, archaea dan virus.
Mikrobiologi lingkungan adalah cabang ilmu yang mempelajari
interaksi antara mikroorganisme, bumi dan atmosfer. Mikroorganisme
merupakan subjek utama dari mikrobiologi lingkungan. Mikroorganisme
memegang peranan penting bagi manusia dan lingkungan. Mikrobiologi
lingkungan lebih focus pada memanfaatkan potensi mikrob serta
meminimalisir dampak negative yang dimilikinya untuk kesejahteraan umat
manusia.
Subjek utama mikrobiologi lingkungan adalah mikroorganisme.
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup terkecil di bumi, namun
memegang peran penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Banak
sekali tipe mikroba dibumi. Kita hanya dapat mengetahuinya tidak lebih dari
1% dari jumlah spesies mikroba dibumi, mikroba berada disekeliling kita,
diudara, tanah dan air. Dalam satu garm tanah terdapat 1 miliar mikroba yang
terdiri ari ribuan spesies.

2.2 Sejarah Singkat Mikrobiologi Lingkungan


Sejak awal sejarah, manusia telah mengetahui faktor-faktor yang
terlibat dalam masalah penyakit. Beberapa bukti menunjukkan hal tersebut,
antara lain di India sekitar tahun 2800 SM masyarakat berbudaya, Kepulauan
Orkney (Scotland), Pulau Crete dan Lembah Eufrat telah membuat saluran
pembuangan limbah cair rumah tangga. Di Roma pada awal abad ke-4 M
telah didirikan jamban umum di pusat-pusat aktivitas penduduk. Adapun

5
kertas toilet (tisu) sudah digunakan di Cina pada abad ke-6 M dan di Eropa
orang menggunakan jerami atau daun-daun kering untuk hal yang sama.
Kebudayaan Mohenjo-Daro dan Harappa di Lembah Indus telah
mengenal saluran air dari tanah liat sejak sekitar 2700 SM, sedangkan pipa
berbahan logam digunakan di Mesir pada sekitar 2500 SM dan istana Knossos
di Crete sekitar 2000 SM. Sejak permulaan tahun Masehi, Roma telah
membangun tandon air untuk keperluan sumber air bersih dan distribusinya
dilakukan dengan pipa-pipa berbahan timah. Pemahaman tentang penularan
penyakit ternyata tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Hingga hari ini
terbukti bahwa sekitar 15 juta anak-anak mati setiap tahun karena penyakit
infeksi yang sebenarnya dapat dicegah dengan perbaikan sanitasi, imunisasi,
dan penanganan medik yang sederhana.
Ukuran mikroba yang sangat kecil menjadi kendala manusia untuk
mengenalinya. Sebelum ditemukannya mikroskop mungkin manusia telah
mengetahui cendawan atau koloni bakteri yang tumbuh pada bahan makanan,
tetapi pemahamannya masih sangat terbatas. Pada tahun 1665 Robert Hooke
menggunakan alat bantu yang mampu melihat struktur sel dan cendawan,
tetapi masih belum mampu melihat sel bakteri.
Bidang mikrobiologi lingkungan sendiri dimulai dari hasil pengamatan
Anthony van Leeuwenhoek yang dipublikasikan pada tahun1676 melalui surat
beserta gambar-gambar yang dikirim ke Royal Society di London. Lensa
Anthony yang merupakan mikroskop sederhana terdiri dari lensa tunggal yang
mampu melihat hingga perbesaran ~300-500. Dengan perbesaran tersebut
memungkinkan melihat algae, protozoa, dan bakteri yang dikatakan sebagai
“animalcula" atau hewan kecil" yang dapat hidup dan berkembang biak pada
air hujan, air sumur, air laut, dan salju yang meleleh.
Meskipun sudah ditemukan mikroskop, tetapi pemahaman tentang
hubungan mikroba dengan penyakit tetap tertutup hingga 200 tahun
kemudian. Berbagai pengamatan Leeuwenhoek didasarkan pada pengujian

6
sampel dari lingkungan yang dipelihara pada botol wine, mangkuk atau botol.
Wadah pemeliharaan semacam itulah yang kemudian dikenal sebagai
lingkungan buatan atau mikrokosmos. Selanjutnya rumusan mikrokosmos
berlaku pula bagi fermentor modern dan struktur lingkungan buatan di
lingkungan seperti waduk atau lapangan golf.
Terjadinya dan penyebaran penyakit infeksi yang disebabkan oleh
sanitasi yang buruk telah disadari oleh Ignaz Semmelweis. Ia seorang dokter
yang bekerja di rumah sakit bersalin di Wina, Austria. Pada tahun 1841 ia
memulai karier untuk menjalankan rumah sakit bersalin, dia melihat bahwa
tingkat kematian ibu dan bayi sangat tinggi, serta 18% dari kematian berasal
dari infeksi darah oleh Streptococcus. Menurutnya seorang dokter ikut
berperan dalam terjadinya infeksi. Dengan pernyataannya itu dia dipecat dan
terpaksa harus bekerja di tempat lain. Pada tempat yang baru dia menerapkan
standar sanitasi yang lebih baik dengan mengharuskan dokter mencuci bersih
tangan dengan disinfektan dan berganti baju operasi. Hasilnya menunjukkan
tingkat kematian turun sebesar dua per tiga.
Meskipun sudah ditemukan mikroskop dan diketahui adanya
organisme yang sangat kecil, paham Generasi Spontan atau Abiogenesis tetap
hadir. Pada tahun 1859, bapak mikrobiologi modern Louis Pasteur dengan
percobaannya menggunakan tabung gelas leher angsa yang menghubungkan
udara luar dengan bejana berisi kaldu yang sudah direbus, menunjukkan tidak
ada pertumbuhan mikroba meskipun diinkubasi beberapa bulan. Hasil
penelitian ini mematahkan paham Generasi Spontan untuk selama-lamanya.
Masalah baru muncul dengan terjadinya pertumbuhan mikroba meskipun
kaldu sudah direbus. Belakangan diketahui bahwa penyebabnya adalah spora
yang mampu bertahan pada suhu tinggi.
Fanny Angelina Eilshemius lahir pada tahun 1850 dari keluarga
imigran Belanda. Pada tahun 1874 menikah dengan dokter Jerman, Walther
Hesse yang bekerja pada laboratorium Koch pada tahun 1881. Hesse

7
mempelajari bakteri yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat dan
metabolisme bakteri dibantu oleh istrinya. Ketika itu media untuk
pertumbuhan bakteri menggunakan gelatin sebagai bahan pemadat, kesulitan
timbul ketika Hesse ingin mengetahui jumlah mikroba udara pada saat musim
panas karena gelatin meleleh. Eilshemius mendapatkan informasi dari
tetangganya, seorang migran dari Jawa saat di New York, bahwa mereka
membuat puding dari agar yang tidak meleleh meskipun udara sangat panas.
Eilshemius mengusulkan untuk mencoba menggunakan agar sebagai agen
pemadat dan ternyata hasilnya sangat memuaskan. Agar menjadi pengganti
gelatin yang menakjubkan karena beberapa nilai komparatif yang dimiliki,
yaitu:
a. tidak beracun;
b. meleleh pada suhu 100 C dan membeku pada suhu sekitar 45 C;
c. tidak bersifat toksik pada organisme lain;
d. stabil pada suhu sterilisasi;
e. secara fisiologis cukup tahan karena jarang ada mikroba mampu
menghidrolisis agar.
Dengan ditemukannya agar sebagai agen pemadat media pertumbuhan
mikroba, maka perkembangan mikrobiologi semakin pesat. Pada era tahun 70-
an mikrobiologi lingkungan mulai diperkenalkan dengan fokus perhatian pada
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Hal ini terus berkembang hingga
mencakup bidang yang luas dan berkaitan dengan bidang ilmu lainnya.
Adapun yang paling erat kaitannya yaitu ekologi mikroba. Meskipun erat
kaitannya, tetapi kedua bidang ilmu tersebut memiliki sudut pandang dan
tujuan yang berbeda. Perbedaan utama antara ekologi mikroba dan
mikrobiologi lingkungan yaitu bahwa mikrobiologi lingkungan merupakan
ilmu terapan yang mengacu pada kenyataan bagaimana kita memahami
manfaat kehadiran mikroba di alam. Berdasarkan hal tersebut secara spesifik
Hurst et al. (1997) mendefinisikan bahwa mikrobiologi lingkungan

8
merupakan studi tentang keberadaan mikroba pada lingkungan alami maupun
buatan. Adapun ekologi mikroba yaitu ilmu yang mempelajari interrelasi atau
interaksi antara mikroba dengan lingkungannya baik lingkungan biotik
maupun abiotik. Menurut Maier et al. (1999) mikrobiologi lingkungan
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh penerapan mikroba
pada lingkungan, aktivitas, kesehatan, dan kesejahteraan manusia. Dengan
demikian mikrobiologi lingkungan harus dapat menerima keterlibatan
manusia dalam mengatur dan memanipulasi aktivitas mikroba.

2.3 Ruang Lingkup Mikrobiologi Lingkungan


Pada awal perkembangannya mikrobiologi lingkungan, berfokus pada
kualitas air dan ancaman kehadiran mikroba patogen, dengan demikian
tinjauan utamanya adalah dalam konteks perlindungan kesehatan masyarakat.
Dengan perkembangan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan manusia,
maka mikrobiologi lingkungan berkembang antara lain, meliputi mikrobiologi
tanah, air, dan udara, bioremediasi, kualitas air, kontrol penyakit dan
kesehatan, keamanan pangan serta industri.
Ruang lingkup mikrobiologi lingkungan ditunjukkan dalam Tabel 1.1
berikut:

9
Lingkup Topic
Aeromikrobiologi Isolasi dan deteksi patogen atau mikroba lain di
udara, gerakan mikroba di udara Kontrol biologis,
(mikrobiologi udara)
pengikatan nitrogen, siklus nutrisi
Agrikultur,
Siklus karbon dan mineral, kontrol air limbah
mikrobiologi tanah
pertambangan, kontrol pelepasan nitrogen terikat
Biogeokimia
Degradasi kontaminan organik, imobilisasi atau
pembuangan kontaminan anorganik pada tanah
Bioremediasi maupun perairan

Deteksi patogen atau mikroba di lingkungan,


Bioteknologi deteksi aktivitas mikroba di lingkungan, rekayasa
genetika

Kualitas pangan Deteksi patogen dan usaha pembebasan bahan


makanan dari patogen
Produksi bahan

Produksi alkohol, produksi protein sel tunggal


Pengambilan bahan Penambangan minyak dan mineral dengan
bantuan mikroba
Penanganan limbah Degradasi limbah, reduksi pathogen

Penghilangan kontaminan organik dan


Kualitas air anorganik, deteksi patogen, pengurangan jumlah
patogen
Sumber : Maier, et.al

Mikroba dijumpai pada keseluruhan habitat di planet bumi termasuk pada


lingkungan yang ekstrem seperti mata air panas atau perairan Antartika yang sangat
dingin, perairan Laut Mati yang memiliki kadar garam sangat tinggi atau pada air
limbah pertambangan yang memiliki nilai pH sangat rendah. Kehadiran mikroba di
lingkungan merupakan suatu proses yang melibatkan suksesi organisme. Mikroba
berinteraksi kimiawi dengan lingkungan fisiknya, dengan perannya itu maka mikroba
merupakan komponen yang sangat menentukan dalam siklus biogeokimiawi.

10
Pemahaman terhadap peran mikroba memungkinkan manusia mengambil
manfaatnya antara lain berupa eksplorasi senyawa bermanfaat (senyawa bioaktif)
seperti antibiotik dan enzim, serta peran menguntungkan lainnya seperti pelindihan
logam secara biologis (bioleaching), dekomposisi limbah, dan memacu produksi
pertanian. Bertitik tolak dari hal tersebut memungkinkan manusia memanipulasi
aktivitas mikroba baik di lingkungan alami maupun buatan, dan menjadi landasan
utama bioteknologi.

2.4 Klasifikasi Mikrobiologi Lingkungan


Semua jasad renik bersel satu atau uniseluler dapat dibedakan menjadi
4 golongan yaitu sebagai berikut.
1. Binatang bersel satu
a. Protozoa
Contoh : amoeba, plasmodium, euglena, paramecium dll.

2. Tumbuhan mikroskopis
a. Fungi Contoh : Eumycetes
b. Algae yang bersifat eukariotik
Dapat dibagi menjadi :
 Alga hijau (chlorophyta), contohnya : Chara, Bryopis, Ulva.
 Alga keemasan ( chrysophyta ), contohnya : Dinobryon.
 Alga coklat ( phaeophyta ), contohnya : Laminaria, Turbinaria,
Sargasum.
 Alga merah ( rhodophyta ), contohnya : Palmaria, Gelidium,
Gracilaria.

11
3. Prokaryotae
a. Prokarotae yang
fotoritik
1) Cyanobakteriae, membutuhkan cahaya matahari untuk
pertumbuhannya. Ini merupakan blue green
algae.contohnya :Spirulina sp., Anabaena azollae.
2) Photobacteria ( rhodospirales )
 Bakteri ungu  Rhodospirillaceae  Chromatiaceae
 Chlorobiaceae, bakteri belerang. Contohnya : Chlorobium,
Ancalochloris, Chloroherpeton.
b. Scotobacteria
Yaitu prokayota yang tidak membutuhkan cahaya dalam
pertumbuhannya.
1) Schizomycetes, yaitu semua bakteri yang termasuk dalam
eubacteriales dan kebanyakan bakteri pathogen.
2) Actinomycetes, adalah kelompok bakteri Gram positif dengan
nisbah G/C yang tinggi. Contoh : Mycobacterium
c. Rickettsia, merupakan scotobacteria yang obligat yang hidyp didalam
sel-sel eukariot sebagai parasite. Jasad ini lebih kecil dari bakteri.
 Rickettsia penyebab penyakit demam tipus
 Chlamydia, dapat menyebabkan penyakit trachoma
d. Mycoplasma, merupakan scotobacteria yang tidak mempunyai dinding
sel. Tetapi dikelilingi oleh 3 lapis membrane sel. Disebut juga sebagai
PPLO (pleuropneumonia like organism ) dapat menyebabkan penyakit
penyakit pada saluran pernapasan.
4. Virus

12
Tidak merupakan sel eukariot maupun prokariot.Virus hanya
mengandung satu asam nukleat saja, yaitu DNA atau RNA. .contoh virus :
Tobacoo Mozaik Virus, Influenza, Herpesvirus varicellae dsb.

2.5 Pemanfaatan Mikrobiologi Dalam Bidang Lingkungan


Saat ini mikroba dapat dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang
berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Terutama untuk
mengatasi masalah pencemaran lingkungan baik digunakan dilingkungan
tanah maupun perairan. Bahan pencemar dapat bermacam-macam mulai dari
bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan
sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sulit bahkan tidak bisa
dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable) maupun bersifat meracun bagi
jasad hidup dengan bahan aktif tidak rusak dalam waktu lama (persisten).
Dalam hal ini akan dibahas beberapa pemanfaatan mikroba dalam proses
peruraian bahan pencemar dan peranlainnya untuk mengatasi bahan
pencemar.
1. Mikroba dalam pembersihan air
Dalam air yang dianggap jernih sampai terhadap air yang
keadaannya sudah kotor atau tercemar didalamnya akan terkandung
sejumlah kehidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa,
sumur pompa, sumber mata air dan sebagainya, didalamnya terdiri
dari bakteri, yaitu :
 Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothris dan Sphaerotilus)
yang mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat
kehadirannya, air sering berubah warna kalau disimpan lama
yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan dan sebagainya.
 Kelompok bakteri belerang (antara lain Crenothris dan
Thiobacillus) yang mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi

13
H₂S. Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium bau busuk
seperti bau telur busuk.
 Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau,
biru dan kersik). Sehingga kalau air disimpan lama didalamnya
akan nampak jasad-jasad yang berwarna hijau, biru ataupun
kekuning-kuningan tergantung kepada dominasi jasad-jasad
tersebut serta lingkungan yang mempengaruhinya.
Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam
air, dapat menyebabkan terjadinya penurunan turbiditas dan
hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan belerang dapat
membentuk serat atau lendir. Akibat lainya adalah terjadinya proses
korosi (pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di
dalamny, menjadi bau, berubah warna dan sebagainya.
Mikroba yang terdapat di dalam air limbah kebanyakan berasal
dari tanah dan saluran pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama
Eschericia coli sering digunakan sebagai indeks pencemaran air.
Bakteri tersebut berasal dari saluran oencemaran manusia dan hewan
yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak
mengandung bakteri tersebut dianggap tercemar. Untuk mengurabgi
mikroba pencemar dapat digunakan saringan pasir atau trickling filter
yang segera membentuk lender di permukaan bahan penyaring ,
sehingga dapat menyaring bakteri maupun bahan lainuntuk
penguraian. Penggunaa lumpur aktif juga dapat mempercepat
perombakan bahan organiktersuspensi dalam air.
2. Mikroba perombak deterjen
Alkil benzil sulfonat (ABS) adalah komponen deterjen, yang
merupakan zat aktif yang dapat menurunkan tegangan maka sehingga
dapat digunakan sebagai pembersih. ABS mempunyai Na-sulfonat

14
polar dan ujung alkil nonpolar. Pada proses pencucian, ujung polar ini
menghadap kekotoran (lemak) dan ujung polarnya menghadap keluar
(ke air). Bagian alkil dari ABS ada yang linier dan non linier
(bercabang). Bagian yang bercabang ABSnya lebih kuat dan berbusa,
tetapi lebih sukar terurai sehingga menyebabkan badan air berbui.
Sulitnya peruraian ini disebabkan karena atom C tersier memblokir
beta-oksidasi pada alkil. Hal ini dapat dihindari apabila ABS
mempunyai alkil yang linier.
3. Mikroba perombak plastic
Plastik banyak kegunaanya tetapi polimer sintetik plastic
sangat sulit dirombak secara alamiah. Hal ini mengakibatkan limbah
yang pelastik semakin menumpuk dan dapat mencemari lingkungan.
Akhir-akhir ini sudah mulai diproduksi pelastik yang mudah terurai.
Dari alam telah ditemukan mikroba yang dapt merombak
plastic, yaitu terdiri bakteri aktinomycetes, jamur dan khamir yang
umumnya dapat menggunakan plasticizers sebagai sumber C tetapi
hanya sedikit mikroba yang telah ditemukan mampu merombak
polimer plastiknya yaitu Aspergillus fischeri dan Paecilimices sp.
Untuk dapat merombak plastic, mikroba harus dapat
mengkontaminasi lapisan plastic melalui muatan elektrostatik dan
mikroba harus mampu menggunakan komponen di dalam atau pada
lapisan plastic sebagai nutrient plasticizers dapa membuat palstik
bersifat fleksibel seperti adipat, oleat, risinoleat, sebakat, dan
turunanasam lemak lain cenderum mudah digunakan, tetapi turunan
asam phthalate dan fosforat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilanganya
plasticizers menyebabkan lapisan plastic menjadi rapuh, daya rentang
meningkat dan daya ulur berkurang.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Mikrobiologi lingkungan adalah cabang ilmu yang mempelajari interaksi
antara mikroorganisme, bumi dan atmosfer. Mikroorganisme merupakan
subjek utama dari mikrobiologi lingkungan. Mikroorganisme memegang
peranan penting bagi manusia dan lingkungan. Mikrobiologi lingkungan
lebih focus pada memanfaatkan potensi mikrob serta meminimalisir
dampak negative yang dimilikinya untuk kesejahteraan umat manusia.
2. Bidang mikrobiologi lingkungan sendiri dimulai dari hasil pengamatan
Anthony van Leeuwenhoek yang dipublikasikan pada tahun1676 melalui
surat beserta gambar-gambar yang dikirim ke Royal Society di London.
Lensa Anthony yang merupakan mikroskop sederhana terdiri dari lensa
tunggal yang mampu melihat hingga perbesaran ~300-500. Dengan
perbesaran tersebut memungkinkan melihat algae, protozoa, dan bakteri
yang dikatakan sebagai “animalcula" atau hewan kecil" yang dapat hidup
dan berkembang biak pada air hujan, air sumur, air laut, dan salju yang
meleleh.
3. Ruang lingkup mikrobiologi lingkungan :
a. Aeromikrobiologi (mikrobiologi udara)
b. Agrikultur, mikrobiologi tanah
c. Biogeokimia

16
d. Bioremediasi
e. Bioteknologi
f. Kualitas pangan Produksi bahan
g. Pengambilan bahan
h. Penanganan limbah
i. Kualitas air
4. Pemanfaatn mikrobiologi dalam bidang lingkungan :
a. Mikroba dalam pembersih air
b. Mikroba perombak deterjen
c. Mikroba perombak plastik

3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini saya berharap agar kita semua
menyadari tentang peranan penting mikrobiologi lingkungan dari adanya
mikroorganisme yang berada disekitar kita.

17
DAFTAR PUSTAKA
Awaliani, Meili. 2019. Microbiologi Lingkungan dan Kesehatan.

Budiyanto, Mak. 2008. Hand Out dan Klasifikasi Mikroba. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang

Black, Jacquelyn G. 2002. Microbiology. John Wiley & Sons, Inc.

Kusnadi. Peristiwati. Ammi Syulasmi. Widi Purwianingsih. Diana Rochintaniawati.


2003. Common The Book (Edisi Revisi) Mikrobiologi. JICA : Universitas
Pendidikan Indonesia

Maier, M.R., Pepper, I.L., & Gerba, C.P. (l999). Environmental Microbiology.
Sandiego: Prentice-Hall.

18

Anda mungkin juga menyukai