Anda di halaman 1dari 21

Perbandingan Website Pemkot Kota Depok, Kota Bandung dan Kota Surabaya

Pada saat ini kualitas website Pemkot Depok menunjukan belum ada website yang

berkualitas berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan. Informasi yang paling banyak

disajikan oleh Pemda dalam websitenya adalah penyajian penilaian fitur. Hampir seluruh

website menyediakan semua unit kategori dari masing-masing unit analisisnya. Sementara

disisi lain, penyampaian informasi keuangan pemerintah kota pada saat ini menjadi suatu

keharusan yang wajib untuk dijalankan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu bentuk

transpaansi dan akuntabilitas keuangan pada pemerintah kota. Kewajiban dalam penyampaian

informasi keuangan pemerintah telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 74 tahun

2016. Peraturan ini mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah

(SIKD) yang didasarkan pada PP No. 65 tahun 2010. Peraturan tersebut pada pasal 12

menjelaskan bahwa pemerintah wajib mengelola data keuangan untuk disajikan kepada

masyarakat sebagai bahan pertimbangan. Pemerintah daerah wajib untuk memulai

terwujudnya penyampaian informasi keuangan. Penyampaian informasi keuangan pada

pemerintah daerah ini sematamata dimunculkan dengan tujuan untuk menciptakan good

governance di Indonesia. Ulum dan Sofyani (2016:35) menyatakan bahwa penyelenggaraan

good governance dapat terjadi jika tiga prinsip dasar yang meliputi transparansi, partisipasi

masyarakat, dan akuntabilitas telah terpenuhi. Pada penilaian efektifitas dan efesien masih ada

fitur yang tidak disajikan. Untuk kategori email, selama proses penelitian tidak ada satupun

website Kota yang merespon atas email yang telah dikirimkan. Kesiapan Pemda dalam

mengimplementasikan e-goverment masih belum optimal. Ditandai dengan website masih

bersifat pasif karena tidak ada interaksi antara pemerintah dan masyarakat melalui website.
Pada unit analisis efesien yaitu fitur pencarian, pada ketiga website disajikan. Hal ini jelas akan

mempermudah masyarakat dalam pengaksesan informasi. Dapat dikatakan, bahwa kesiapan

Pemda dalam mengimplementasikan e-goverment dalam bentuk website sesuai Inpres No 3

Tahun 2003 dalam penyajian informasi masih berada dalam fase pertama dan fase kedua. Fase

pertama merupakan fase penampilan website (web presence) yang berisi informasi dasar yang

dibutuhkan masyarakat dimana sudah tersedia pada semua website Pemda Kabupaten.

Kemudian fase kedua merupakan fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih

bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi e-mail dalam website pemerintah.

Namun pada fase dua tidak semua berjalan. Meskipin sebagian besar website Kabupaten di

Sumatera Barat telah terdapat menu khusus/link bernama TPA (transparansi pengelolaan

anggaran) untuk mendownload informasi atau dokumen keuangan dan kinerja tetapi menu

khusus dan link tersebut terkadang kosong, tidak memuat secara lengkap, dan tidak

dipublikasikan secara konsisten setiap tahunnya (Agustin, 2014). Sedangkan untuk

komunikasi email, website Pemkot Bandung belum tersedia dan masih bersifat pasig pasif pada

website Kota Depok, karena telah dilakukan pengiriman email dan tidak ada respon pemerintah

dan hanya sebagian saja yang menyediakan forum interaksi dengan masyarakat yang

menyebabkan informasi berjalan satu arah tanpa ikut serta masyarakat dalam menyampaikan

aspirasinya pada website. Fase ketiga yaitu tahap transaksi berupa penerapan aplikasi/ formulir

untuk secara online mulai diterapkan., aplikasi pemerintahan yang biasanya bersifat

konvensional dengan hardcopy mulai di konversi kedalam bentuk softcopy. Dari perubahan

bentuk hardcopy ke dalam softcopy ini sudah mulai didapatkan manfaat dari ke-efesiensian

biaya, misalkan biasanya selalu menggunakan kertas sekarang menjadi berupa file, sehingga

mengurangi biaya pembelian kertas dan tinta. Namun belum ada website pemkot yang berada
pada tahap ini. Pada fase ke empat semua aplikasi pemerintahan sudah berbasis web, untuk itu

dibutuhkan konversi pemrograman yang bukan berbasis web kedalam bentuk web. Misalkan

dalam aplikasi electronic procurement, manajemen dokumen berbasiskan web, formulir

elektronik seperti pembayaran retribusi, pajak 9 properti atau lisensi. Tahap ini pun belum ada

pemkot Depok yang mengaplikasikannya.

Website Pemerintah Kota Depok masih belum berkualitas, dapat dibandingkan dengan

website pemerintah daerah terbaik di Indonesia, yaitu website pemerintah daerah Kota

Surabaya. Kota Surabaya merupakan sebuah kota yang sudah maju, begitu pun dengan website

pemerintah daerahnya yang tidak kalah maju dari seluruh kategori penilaian kualitas website.

Dari segi tampilan awal saja website pemerintah daerah Kota Surabaya saja sudah menarik,

membuat masyarakat pengguna pun tertarik untuk mengaksesnya.

Penilaian fitur untuk website pemda Kota Surabaya dapat dilihat bahwa dari 17 unit analisis

yang dinilai, Pemda Kota Surabaya mampu menyajikan 16 unit analisis dengan penilaian

lengkap. Hanya 1 unit analisis lokasi dalam bentuk peta yang tidak tersaji pada website pemda

Kota Surabaya. Jika dibandingkan dengan website Kabupaten Depok, Kota Bandung lebih baik

dengan menyajikan seluruh unit penilaian fitur. Hasil Penilaian Transparansi Kota Surabaya

Pada penilaian transparansi, website pemda Kota Surabaya mampu menyajikan seluruh unit

analisis penilaian transparansi. website pemda Kota Surabaya dinilai bersifat transparan

dengan persentase 100%. Hal ini jauh berbeda dibandingkan website Kota Bandung dan Depok

yang masih minim penyajikan informasi keuangan dimana penilaian tertinggi hanya sebesar

44,4% dengan penilaian kurang transparansi. Hasil Penilaian Akuntabilitas Pada penilaian

akuntabilitas, website Pemerintahan Kota Surabaya mampu menyajikan seluruh unit analisis
penilaian akuntabilitas yang dinilai. Hal ini masih tertinggal dengan keadaan website pemkot

Kota Depok masih belum satupun menyajikan laporan keuangan tepat waktu.

Pada penilaian efektivitas, website pemda Kota Surabaya tidak menyajikan 2 unit analisis

dari 7 unit analisis penilaian efektivitas yaitu alamat website dan vote pendapat dengan

penilaian cukup efektivitas. Berbeda dengan penilaian sebelumnya dimana website Kota

Surabaya mampu menyajikan seluruh unit analisis penilaian.

Pada penilaian efesien, website Pemda Kota Surabaya menyajikan 2 dari 3 unit analisis,

sedangkan pada website Kota Surabaya masih ada ditemukan halaman kosong pada saat

pengaksesan. Penilaian yang diperoleh yaitu cukup efesien. Dari hasil penilaian, website

Pemda Kota Surabaya sudah berkualitas dilihat dari penyajian informasi yang ada. Pada

penilaian fitur hanya lokasi dalam bentuk peta yang tidak disajikan. Pada penilaian transparansi

dan akuntabilitas seluruh item penilaian tersedia. Pada penilaian efektifvitas yang tidak

disediakan yaitu alamat website dan vote pendapat dan pada efesiensi masih ada halaman

kosong pada saat pengaksesan. Jika dibandingkan dengan website Kota Depok dan Bandung

masih jauh tertinggal. Pada website Kota Bandung masih banyak informasi yang tidak

disajikan khususnya informasi keuangan, dan informasi yang disajikan tidak update. Pada

website Kota Surabaya informasi yang disajikan sangat lengkap seperti surabaya terkini,

layanan publik, keamanan, pemerintah, ekonomi bisnis, tentang Surabaya, Surabaya Smartcitu

dan sosial budaya. Pada website Kota Surabaya juga terdapat Sub fitur dari fitur “Things To

Do” seperti Event In Surabaya, Event Calendar, Annual Event, Destination, City Tour,

Museums, Monuments, Parks And Gardens, Art Galleries, Family Entertaiments, Culinary,

Public Library, Convention And Exhibition, Shopping, Sports, Spa And Massage, Karaoke

And Pub, Heritage Culture, Traditional Art Performances, Historical Sites, Religious Tourism,
dan Traditional Dishes. Selain itu website pemerintah daerah Kota Surabaya juga memiliki

fitur “Traveler Information”, “Awards”, “Transportasi Dalam Kota”, “Media Center

Pemerintah Kota Surabaya”, “Informasi Perdagangan”, “Informasi Harga Pokok”, “Learning

City”, bahkan sudah menjalankan “Smart City”. website pemda Kota Surabaya juga sudah

menerapkan sistem Surabaya Smart Windows (SWS), yaitu sebuah layanan yang membuat

masyarakat dapat mengurus perizinan melalui smartphone. Di Kota Surabaya terlihat jelas

bahwa dengan kesejahteraan kotanya yang maju, juga mampu mengimbanginya dengan

website pemerintah daerahnya yang sangat berkualitas. Seharusnya Pemerintah Depok sadar

dan mengerti bahwa media online adalah sarana atau media sosialisasi yang sangat efektif dan

efesien. Pemerintah seharusnya memperhatikan tujuan dibuatnya website adalah untuk

mempermudah masyarakat dalam mengakses berita dan informasi tentang daerah tersebut

sehingga masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya. Kelengkapan data dan akses yang cepat

akan 11 membuat pelayanan publik menjadi lebih baik. Dengan website yang berkualitas maka

akan terciptanya aliran informasi optimal antara pemerintah-masyarakat dan sebaliknya.

Rendahnya kualitas website pemerintah Kota Depok dan Bandung tidak sebanding dengan

dana yang dibelanjakan untuk pengadaan informasi, komunikasi, website dan atau media masa

dalam rangka implementasi good governance. Dari 16 website yang dinilai, 11 diantaranya

atau sekitar 69% berada di level ‘cukup berkualitas’ , 4 website (25%) berada di level ‘kurang

berkualitas, dan sisanya (6%) berada di level ‘tidak berkualitas’. Tidak ada website yang

berada di level ‘berkualitas’. Dilihat dari kertas kerja pada Lampiran, informasi yang paling

banyak disajikan oleh Pemkot dalam website adalah penyajian penilaian fitur. Hampir seluruh

website menyediakan semua unit kategori dari masing-masing unit analisisnya. Selama ini

pemerintah pusat memberikan anggaran yang besar untuk implementasi good governance,
namun sepertinya tidak pernah melakukan evaluasi atas penggunaan dana tersebut. Tidak ada

kasus pidana terkait anggaran website/media massa yang ditemukan BPK dalam audit atas

laporan keuangan pemerintah kota menunjukkan bahwa penggunaan dana tidak

disalahgunakan. Namun pemerintah pusat perlu melakukan evaluasi atas pelaksanaan e-

government ini agar dana yang sudah dikeluarkan tidak sia-sia. Pengawasan dari pemerintah

pusat diperlukan agar efektifitas penggunaan dana dapat terwujud. Untuk itu, pemerintah kota

harus memiliki staf khusus untuk mengelola website. Staf bertanggung jawab atas isi website,

membaca dan membalas email, me-follow up pengaduan masyarakat, dan lain sebagainya.

Kesiapan Pemkot dalam mengimplementasikan e-goverment sesuai Inpres No 3 Tahun 2003

dalam penyajian informasi masih berada dalam fase pertama dan fase kedua. Fase pertama

merupakan fase penampilan website (web presence) yang berisi informasi dasar yang

dibutuhkan masyarakat dimana sudah tersedia pada semua websitepemerintah daerah.

Kemudian fase kedua merupakan fase interaksi yaitu isi informasi yang ditampilkan lebih

bervariasi, seperti fasilitas download dan alamat surat elektronik(e-mail). Namun pada fase

kedua ini tidak semua berjalan karena walaupun sebagian besar website pemerintah terdapat

menu khusus/link untuk men-download informasi atau dokumen keuangan dan kinerja tetapi

menu khusus dan link tersebut hanya berupa halaman kosong. Sedangkan untuk komunikasi

melalui e-mail, websitepemerintah masih bersifat pasif. Beberapa website juga menyediakan

forum interaksi dengan masyarakat namun tidak aktif. Pengelolaan website pemerintah

kabupaten/kota di Bandung, jika dibandingkan, belum semaksimal pengelolaan website

pemerintah Kota Surabaya. Website pemerintah Kota Surabaya mendapatkan penghargaan

sebagai website pemerintah daerah terbaik di Indonesia pada tahun 2016, yang dinilai dari segi

konten, navigasi, aksesibilitas, estetika, dan aktualitas. Penghargaan ini diberikan langsung
oleh Staf Ahli Mendagri Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik kepada walikota Surabaya.

Website pemerintah Kota Surabaya dengan alamat www.surabaya.go.id memperlihatkan

halaman depan dengan tampilan yang menarik. Website menyediakan segala informasi seperti

informasi layanan publik, pariwisata, ekonomi bisnis, visi misi, Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD), data kependudukan, data statistik terkait, dan

masih banyak lagi. Pemerintah Kota Surabaya juga telah menerapkan sistem Surabaya Single

Window (SSW), yaitu sebuah layanan yang membuat masyarakat dapat mengurus perizinan

melalui mobile-phone. Analisis berikutnya dilihat dari kebermanfaatan website dari sisi

pengguna yaitu pemerintah, perusahaan, investor, dan masyarakat umum: Website pemerintah

daerah seharusnya dapat menjembatani komunikasi pemerintah pusat ke pemerintah daerah

maupun antar pemerintah daerah untuk saling berinteraksi, baik dalam segi pelaporan maupun

penyediaan informasi publik. Website pemerintah Kota Bandung sudah menerapkan Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), yaitu suatu pelayanan proses pengadaan barang/jasa

yang dilaksanakan secara elektronik, untuk proses pengadaan barang kebutuhan sehari-hari

lembaga pemerintahan,yang dapat dilakukan secara efisien. Pemerintah pusat memanfaatkan

website untuk memperoleh informasi tentang pemerintah daerah. Informasi yang dibutuhkan

pemerintah pusat antara lain informasi laporan keuangan, laporan kinerja, informasi tentang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Kemiskinan, Kependudukan, Kesehatan, Pendidikan,

dan Tenaga Kerja. Informasi yang dibutuhkan oleh pemerintah ini telah tersaji pada beberapa

website pemerintah daerah walaupun masih ada pemerintah daerah yang tidak melakukan up-

date atas informasi tersebut. Kebutuhan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lain akan

seluruh informasi ter-update pada website pemerintahkabupaten/kota di Sumatera Barat belum

tercapai. Mungkin saja seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pemerintah pusat sudah
langsung diberikan, namun belum seluruhnya dipublikasikan. Seharusnya pemerintah daerah

dapat secara langsung mempublikasikan seluruh informasi keuangan maupun non keuangan,

agar website terlihat lebih transparan dan akuntabel. Perusahaan sebagai salah satu pengguna

website pemerintah daerah, tentunya berharap websitedapat mempermudah, misalnya, dalam

mendaftarkan dan membuat perizinan perusahaannya, kemudian menghitung besarnya pajak

yang harus dibayarkan ke pemerintah,atau tersedianya peraturan pemerintahan SNKN 2018 |

SIMPOSIUM NASIONAL KEUANGAN NEGARA 1099 yang berkaitan dengan

usaha/bisnis. Website pemerintah kota Surabaya telah menjalankan program Penanaman

Modal dan Pelayanan Satu Pintu (PMSP) dengan tersedianya link pada website masing-

masing. Dalam program tersebut berbagai formulir surat perizinan yang sudah bisa langsung

didapatkan dengan cara men-download-nya saja.. Beberapa website yang lain sudah

menyajikan fitur PMSP namun masih berupa peraturan dan formulir perizinan tidak bisa

didownload. Belum ada satupun website pemerintah daerah yang menyediakan fasilitas untuk

menghitung besarnya pajak daerah yang harus dibayar perusahaan. Hal ini membuat

perusahaan menghabiskan waktu dan tenaga untuk datang ke kantor dinas yang bersangkutan.

Website menjadi tidak efektif dan efisien karena belum mampu mempermudah pelayanan.

Investor dapat mengetahui keadaan Kota Depok dari sektor pariwisata dengan mengakses

website pemerintah daerahnya. Hal yang sama juga terjadi di Kota Bandung. Kota Bandung

memiliki tingkat ekonomi yang sangat tinggi dari berbagai sektor seperti perikanan,

peternakan, pertanian, perdagangan dan pariwisata. Sektor pariwisata merupakan penyumbang

tertinggi dalam peningkatan Penghasilan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Namun

sayangnya, pemerintah Kota Bandung belum memanfaatkan informasi tersebut untuk

mempublikasikannya melalui website. Begitu juga dengan Kota Depok yang belum
mengoptimalkan website pemerintah daerahnya, padahal sektor pariwisata merupakan

penyumbang terbesar PAD. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun website Pemda belum

dikelola dengan maksimal, ternyata tidak mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke

lokasi. Pemanfaatan website kepada masyarakat adalah agar dapat mendekatkan pemerintah

dengan rakyatnya melalui informasi website yang beragam sehingga SNKN 2018 |

SIMPOSIUM NASIONAL KEUANGAN NEGARA 1100 masyarakat dapat dengan mudah

mengetahui informasi untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Contohnya

tersedianya formulir pembuatan e-KTP agar masyarakat tidak perlu mendatangi Kantor Camat

terlebih dahulu hanya untuk mengambil formulir pendaftaran. Namun belum direalisasikan

masing-masing pemkot. Masyarakat awam masih belum merasakan manfaat dari keberadaan

website pemerintah kabupaten/kota di daerahnya masing-masing. Menyatakan bahwa

penyelenggaraan good governance dapat terjadi jika tiga prinsip dasar yang meliputi

transparansi, partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas telah terpenuhi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa website pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Barat belum mampu

memenuhi tiga prinsip dasar tersebut. Rendahnya kualitas website yang menyebabkan

rendahnya kebermanfaatan website bagi masyarakat merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi

pemerintah daerah. Sektor pariwisata hanya dapat berkembang jika daerah memiliki banyak

investor dan dikunjungi oleh banyak wisatawan. Website, sebagai bagian dari e-government,

harusnya mampu menampilkan ‘wajah’ daerah agar investor tertarik menanamkan modalnya

dan wisatawan tertarik untuk berkunjung. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa walaupun

website belum bermanfaat secara maksimal, jumlah wisatawan tetap meningkat setiap tahun.

Bisa dibayangkan bagaimana pesatnya perkembangan sektor pariwisata jika website dikelola

dengan baik. Di era digital saat ini, website merupakan media yang terbaik untuk
mengimplementasikan good governance. Jika website pemerintah bisa dikelola dengan baik,

maka asimetri informasi akan berkurang, masyarakat akan terlayani dengan baik, good

governance akan terwujud, yang pada akhirnya akan memampukan daerah menjadi mandiri

dan tidak lagi bergantung lagi dengan pusat.

Pada Buku Panduan Penyelenggaraan Website Pemerintah Daerah – Depkominfo, tanggal

5 Agustus 2003, dinyatakan bahwa dalam membangun website pemerintah daerah ada

sejumlah kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu: Pertama, fungsi, aksesabilitas, kegunaan.

Website pemerintah daerah sebaiknya berfokus pada keperluan penggunaan yaitu

menyediakan informasi dan pelayanan yang diingikan oleh pengguna. Aksesibilitas, tidak

terjadi diskriminasi bagi pengguna, artinya website pemerintah daerah dapat dibuka tanpa

membedakan fasilitas dan kemampuan komputer yang dimiliki oleh pengguna. Kegunaan,

desain website pemerintah daerah sebaiknya profesional, menarik dan berguna sesuai

kebutuhan pengguna yang beragam. Berita dan artikel yang ditujukan kepada masyarakat

sebaiknya disajikan secara jelas dan mudah dimengerti. Kedua, kerjasama. Website pemerintah

daerah harus saling bekerjasama untuk menyatukan visi dan misi pemerintah. Pengguna

menginginkan akses yang mudah terhadap informasi dan pelayanan yang dirancang sesuai

dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Semua dokumen pemerintah yang penting

harus memiliki Uniform Resource Locator (URL) yang tetap, sehingga mesin pencari dapat

menghubungkan dengan informasi yang diinginkan secara langsung. Ketiga, isi yang efektif.

Pengguna dapat dengan mudah mengetahui bahwa informasi tertentu tersedia pada situs-situs

pemerintah daerah manapun. Pengguna berhak memperoleh data, berita dan materi terbaru dan

tepat dari isi website pemerintah daerah. Pada Bab 3 panduan ini disebutkan isi 331 Jurnal

ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017, hlm 326-339 minimal website pemerintah
daerah adalah: 1) Selayang Pandang, yaitu menjelaskan secara singkat tentang keberadaan

pemerintah daerah bersangkutan (sejarah, motto daerah, lambang, lokasi dalam bentuk peta,

visi dan misi). 2) Pemerintahan Daerah, menjelaskan struktur organisasi yang ada di

Pemerintah Daerah bersangkutan (eksekutif, legislatif) beserta nama, alamat, telepon, e-mail

dari pejabat daerah. Jika memungkinkan biodata dari Pimpinan Daerah ditampilkan agar

masyarakat luas mengetahuinya. 3) Geografi, menjelaskan antara lain tentang topografi,

demografi, cuaca dan iklam, sosial dan ekonomi, budaya dari daerah bersangkutan, semua data

dalam bentuk numeris atau statistik harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya.

4) Peta Wilayah, menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah, dan juga

sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya yang dapat

digunakan untuk keperluan para pengguna. 5) Peraturan / kebijakan Daerah, menjelaskan

Peraturan Daerah (perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan.

Melalui website pemerintah daerah inilah semua Perda yang telah dikeluarkan dapat

disosialisasikan kepada masyarakat luas. 6) Buku Tamu, tempat untuk menerima masukan dari

pengguna website pemerintah daerah bersangkutan. Keempat, komunikasi dua arah. Pengguna

mengharapkan adanya komunikasi dua arah dengan pemerintah. Situs-website pemerintah

daerah harus memberikan kesempatan pengguna untuk menghubungi pihak-pihak berwenang,

menjelaskan pandangan mereka, atau membuat daftar pertanyaan mereka sendiri. Era

keterbukaan informasi memerlukan jawaban segera atas pertanyaan dalam format yang

disukai, termasuk e-mail, sehingga pengelola perlu menentukan cara terbaik untuk menangani

dan merespon e-mail. Era keterbukaan informasi menuntut semua pertanyaan dijawab dalam

waktu secepatnya serta format yang diinginkan/ dibutuhkan pengguna. Kelima, evaluasi

kesuksesan. Situswebsite pemerintah daerah harus memiliki sistem untuk mengevaluasi


kesuksesan, dan menentukan apakah websitenya memenuhi kebutuhan penggunanya.

Kebutuhan pengguna akan menentukan arah perkembangan situs, sehingga jika diperlukan,

desain website juga harus diperbaiki. Penggunaan yang seragam dari statistik akses akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dari kebutuhan pengguna diseputar website pemerintah

daerah. Situs-website pemerintah daerah harus mengumpulkan, minimal, statistik angka

pengguna, pengunjung, jumlah halaman, permintaan yang sukses dan tidak sukses, halaman

yang sering dikunjungi dan jarang dikunjung, serta halaman rujukan utama. Keenam,

kemudahan menemukan situs. Pengelola harus mempromosikan website pemerintah daerah

dan mendaftarkannya ke mesin pencari. Pengguna mungkin tidak dapat menemukan suatu

website pemerintah daerah kecuali pengelola mempromosikannya Liliek Budiastuti Wiratmo,

et al. Website Pemerintah Daerah... 332 dan memastikan bahwa mesin pencari

mendaftarkannya. Mesin pencari dari berbagai jenis menggunakan metadata untuk

menemukan lokasi dokumen dan halaman dalam website pemerintah daerah. Ada berjuta

website, oleh sebab itu perlu promosi website secara layak melalui mesin pencari online dan

direktorinya, dan juga melalui cara lain seperti pemberitahuan melalui berbagai media massa,

Hubungan Masyarakat, brosur dan sebagainya. Ketujuh, pelayanan yang diatur dengan baik.

Suatu website pemerintah daerah akan terselenggara dengan baik jika menggunakan sumber

yang terpercaya; strategi yang jelas, tujuan, dan target pengguna; serta strategi pengembangan

masa depan, termasuk langkah menuju pusat data yang dinamis dari media digital lainnya.

Panduan tersebut menjadi pedoman baik pada kebijakan pengelolaan website (back office)

maupun ketika membangun (tampilan) website (front office/front line). Walaupun telah ada

panduan, namun belum semua website pemda memenuhi amanah pedoman tersebut. Daerah

yang memiliki website yang baik tidak dapat dilepaskan dari komitmen pimpinan daerah,
bupati atau walikota. Sebagai gambaran website Kota Surakarta berkembang pesat sejak masa

pemerintahan Joko Widodo (2005), Kabupaten Kulonprogo sejak kepemimpinan Hasto

Wardoyo (2011) dan Kota Surabaya sejak Tri Risma Harini menjadi walikota (2010). Ketiga

kepala daerah tersebut sangat memahami arti penting informasi bagi publik, sehingga sejalan

dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadikan website pemda

sebagai bagian penting dalam memberi layanan kepada masyarakat. Bahkan menurut kabid

SKDI Kota Surabaya, Irvan Dani Ananda, ”Bu Wali kan memang kiblatnya itu IT. Walikota

berprinsip semua pekerjaan kalau tidak ditunjang IT pasti nggak efisien kerjanya.” Komitmen

Tri Risma Harini dinyatakan dalam bentuk peraturan, yaitu Perwali No 7 tahun 2013 tentang

Pemanfaatan Teknologi Informasi. Keterbatasan sumber daya manusia dalam pengelolaan

website menjadi masalah yang dihadapi beberapa pemerintah daerah. Hal ini terjadi karena ada

sebagian pemerintah daerah (Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Klaten) menempatkan

pengelolaan website di bagian Humas Sekda sehingga kesulitan untuk mendapatkan tenaga

yang berlatarbelakang pendidikan IT. Meskipun pengelolaan website juga ada di bagian

Humas dan Teknologi Informasi, Kabupaten Kulonprogo tidak ada kendala SDM karena pada

bagian ini ada fungsi pengelolaan teknologi informasi. Sedangkan pada pemerintah daerah

yang menugaskan pengelolaan website pada bidang komunikasi dan informasi Dishubkominfo

atau Dishubinfokom kendala SDM ini tidak terjadi. Persoalan besar yang dihadapi sebagian

besar pengelola konten adalah sulitnya koordinasi pengelolaan sumber data dan pemutakhiran

(updating) data dari SKPD-SKPD. Hal ini karena belum ada aturan atau kesepa katan yang

menjadi pegangan dalam memperoleh data atau 333 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 2,

Januari 2017, hlm 326-339 informasi dari SKPD-SKPD. Sehingga konten yang tersaji pada

website sangat tergantung dari kreatifitas dan keberanian pengelola website (Dishub kominfo
atau bagian Humas) dalam meminta data ke SKPD. Namun demikian, pengelolaan konten ini

tidak menjadi masalah berarti bagi pengelola website pemerintah daerah kota Surabaya.

Komitmen pimpinan daerah yang ingin menjadikan layanan online sebagai kekuatan

membentuk birokrasi yang efisien dan efektif serta transparan menjadi faktor yang

menentukan. Untuk menjamin kelancaran koordinasi dibentuk Tim Penanganan Keluhan dan

Pengaduan Masyarakat (TPKPM). Tim yang dibentuk dengan SK Walikota ini bertugas

sebagai tim komunikasi, dengan menempatkan Bidang SKDI selaku pengelola website sebagai

koordinator TPKPM. Tampilan Website (Front Office) Meski secara umum tampilan website

pemerintah daerah yang diteliti sudah baik dan sesuai dengan panduan, namun penyusunan

struktur menu masih banyak yang kurang informatif dan cenderung berdesakan. Pengelola

nampak berusaha memenuhi menu minimal sebagaimana panduan depkominfo serta ingin

memasukan menu-menu tambahan sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing.

Akibatnya penempatan menu pada tampilan terlihat berdesakan bahkan ada yang menu utama

menggunakan dua baris di bawah header. Dari sisi aksesabilitas website sebagian besar sudah

baik di mana ketika klik menu isinya tampil dalam hitungan detik. Pengguna tidak menyukai

website yang terlalu berat dalam ’loading’ sehingga sulit diakses dengan perangkat komputer

standar. Seperti website pemerintah kota Surakarta yang banyak menggunakan animasi dan

video dalam tampilan awal, sehingga bagi pengguna yang menggunakan perangkat komputer

dengan spesifikasi rendah sulit mengakses. Hal ini memang diakui oleh pengelola website

Pemkot Surakarta, tetapi harus dilakukan karena untuk menjadikan tampilan website menarik.

Sebagai pembanding tampilan website Kota Surabaya cukup sederhana namun lengkap dan

mudah diakses. Website Kota Surabaya tidak hanya berperan sebagai komunikator, namun

juga sebagai komunikan yang menerima masukan dari masyarakat. Berkenaan dengan tujuan
PR kita dapat merujuk pada pendapat Cultip, Centre dkk, mengatakan bahwa tujuan program

hubungan masyarakat pemerintah, apapun tingkatan pemerintah setidaknya mempunyai tiga

hal yang sama: a) Menginformasikan konstituen tentang aktivitas badan pemerintah; b)

Memastikan kerjasama aktif dalam program pemerintah (sebagai contoh, pemberian suara,

curbside recycling), serta kepatuhan program yang berkaitan dengan peraturan (sebagai

contoh, pemakaian sabuk kursi yang diamanatkan, peraturan anti rokok), dan c) Memupuk

dukungan warga negara bagi kebijakan dan program yang dibuat (sebagai contoh, bantuan luar

negeri, kesejahteraan).

Peta navigasi pada website pemkot bandung, Surabaya dan depok ada. Inovasi

Pemerintahan adalah suatu hal yang sekarang ini sedang memasuki trend, sedangkan inovasi

sendiri memiliki pengertian sebagai kemampuan pemimpin daerah untuk membuat sebuah

terobosan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, termsauk diantaranya

kemampuan marketing dan promosi bagi daerah (Dyah). salah satu yang sedang berkembang

belakangan adalah adanya website pemerintah daerah yang interaktif, guna memudahkan

masyarakat mendapat informasi seputar pelaksanaan pemerintah daerah,melaksanakan

transparansi, hingga memudahkan pembayaran atas perizinan didaerah. Dengan adanya azaz

Desentralisasi, daerah-daerah di Indonesia pun berlomba-lomba untuk memajukan daerahnya

dengan beragam desentralisasi khususnya di website pemerintah Daerah, baik di tingkat

Provinsi maupun kabupaten/kota. Tak ayal, beberapa daerah di Indonesia pun banyak yang

mendapatkan penghargaan website terbaik yang dilakukan oleh Litbang Kompas.sebut saja

Pemerintah Kota Bandung yang mendapatkan peringkat Pertama, dalam pengaplikasian

website Daerah. Fitur-fitur unggulan mulai dari Info wisata, hingga update seputar data

statistik tersedia di www.bandung.go.id . Namun kesuksesan Pemerintah Daerah dalam


melakukan inovasi di bidang E-Government secara keseluruhan masih dirasa kurang

berkembang. Banyak website Daerah yang informasinya tidak terbaharukan, bahkan berisi

"Menu Kosong". Hal ini tidak lain karena kurangnya tenaga ahli di daerah yang sanggup untuk

mengembangkan website daerah. tidak hanya itu, kelompok sasaran bagi website daerah pun

dirasa masih belum bisa sepenuhnya mengakses. adanya keterbatasan sarana bagi masyarakat

di suatu daerah untuk mengakses Internet, menjadi tugas utama bagi daerah yang ingin

mengembangkan inovasi berbasis E-Government. menilik dari fakta yang ada, Indonesia

hanya memiliki 1,2 komputer per 100 penduduk. Hal ini jelas sangat Jauh tertinggal dari

Amerika Serikat yang kepemilikan Komputernya mencapai 66 kepemilikan Komputer dari 100

penduduk. Lantas jika difikirkan sekarang, pertanyaan paling besar adalah "Efektifkah,

Website Daerah di Indonesia untuk saat ini?". Mungkin penulis akan berpendapat bahwa

pelaksanaan E-Government melalui website daerah untuk saat ini akan berjalan kurang Efektif.

mengingat minimnya sarana dan prasarana yang ada, selain itu sosialisasi atas keberadaan

website daerah masih sangat minim. Masyarakat secara Luas masih belum memahami manfaat

dari website daerah secara mendasar. maka dari itu, menurut pendapat penulis Pemerintah di

Daerah setidaknya harus mau bekerja sama baik dengan BUMN seperti Telkom guna

mengembangkan jaringan Internet di Daerah dan bekerja sama dengan pusat dalam hal

pemberian pendidikan seputar website daerah maupun daerah lain untuk saling "mengiklan"

kan keberadaan dari website Daerah lainnya. Informasi didapatkan dari berbagai sumber.

Pemerintahan berbasis elektronik atau dikenal dengan e-government menjadi populer

seiring perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Instruksi Presiden

No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government

merupakan “angin segar” bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di bidang
pemerintahan berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan teknologi

komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan yang diyakini akan meningkatkan

efisiensi, efektivitas, transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.

Electronic government (egov) sebagai implementasi penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pemerintahan harus disikapi sebagai peluang dan tantangan yang perlu

diantisipasi dengan jalan menyiapkan perangkat dan sistem jaringan teknologi informasi yang

dapat dengan mudah diakses dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat (Anggrahini,

Rochayanti, & Sosiawan, 2008). Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui

jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web, dengan isi informasi umum seperti

struktur organisasi, visi dan misi, alamat pejabat-pejabat, informasi pariwisata, pendidikan dan

sebagainya. Pemerintah Kota Pekanbaru merupakan salah satu pemerintah kabupaten/ kota di

Indonesia yang telah menerapkan electronic government dalam bentuk website di dalam

menjalankan urusan pemerintahannya demi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

Pembangunan e-government di kota Depok dimulai pada tahun 2009 dan mulai efektif sejak

tahun 2011 di bawah pengelolaan Bagian Pengolahan Data Elektronik (PDE) Sekretariat

pemerintah kota Bandung dan Depok, sebagai unsur yang bertanggung jawab di dalam

pembangunan dan pengembangan electronic government di kota Bandung. Di Tahun

Anggaran 2011 pembangunan electronic government mulai berjalan sebagai pelaksanaan dari

Undangundang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Peran

Pemerintah kota Bandung sebagai badan publik yang menyediakan, memberikan, dan

menerbitkan informasi publik diharapkan dapat berjalan maksimal dengan dibangunnya

website resmi pemerintah dengan alamat www.bandung.go.id. Pada dasarnya kegiatan yang
dilakukan Bagian Pengolahan Data Elektronik melalui media website merupakan cara untuk

menunjukkan eksistensi dari Pemerintah Kota Pekanbaru kepada masyarakat, sehingga

masyarakat dapat mengetahui kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota

Bandung melalui website yang dapat diakses oleh siapa dan kapan saja. Hal tersebut

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi secara cepat dan

mudah, di mana saat ini informasi telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, karena

informasi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan untuk mencapai suatu tujuan.

Melalui media online website, Pemerintah Kota Bandung mengharapkan adanya interaksi dari

masyarakat, memberi masukan berupa kritikan dan saran kepada pemerintah melalui jaringan

online yang sudah disediakan. Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue

yang paling hangat dalam sektor publik dewasa ini dan merupakan prasyarat utama untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Oleh

karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,

jelas dan nyata, sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.

Pemerintah Kota Bandung dan Depok serta Surabaya berupaya untuk melakukan berbagai

upaya pembenahan atau reformasi untuk menciptakan suatu good governance. Salah satu yang

diharapkan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

melalui website sebagai konsep e-government. (Hasil Wawancara Peneliti dengan Kepala

Bagian PDE Pemerintahan Kota Bandung). Dalam setiap organisasi diperlukan adanya publik

untuk mengetahui sejauhmana organisasi itu berkembang. Sebagai lembaga pemerintah,

instansi-instansi pemerintah memerlukan dukungan masyarakat untuk mendukung

kebijaksanaan yang dibuat, selain itu dukungan itu diperlukan untuk menyukseskan program
pemerintah karena tanpa dukungan maka penilaian orang tentang tindakan pemerintah dapat

merugikan pemerintah. Pengaplikasian website pemerintah kota Bandung merupakan

perwujudan dari kebijakan pemerintah untuk menerapkan transparansi atau keterbukaan di

semua tingkatan struktur birokrasi pemerintah sehingga semua pihak dapat dengan jelas

mengetahui apa yang sedang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah. Sebagaimana

tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Pengembangan e-Government, pengembangan website sebagai situs informasi merupakan

tahap pertama dalam pengembangan eGovernment dan merupakan salah satu cara dalam

meningkatkan layanan informasi publik. Sehingga jelas bahwa posisi website bagi pemerintah

daerah sebagai salah satu sarana strategis dalam menjalankan aktivitas pemerintah

.(Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan pertanyaan yang mendasari penelitian ini

yakni: Bagaimana manfaat website pemerintah kota Bandung sebagai implementasi teknologi

informasi dan komunikasi untuk mewujudkan sebagai Tujuan Penelitian ini adalah untuk

mengkaji dinamika yang terjadi dalam pengelolaan website terkait manfaat, efisiensi,

partisipasi, transparansi, dan manajemen perubahan pemanfaatan website Pemerintah Kota

Depok sebagai implementasi teknologi informasi dan komunikasi untuk mewujudkan good

governance. Melalui penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi memberikan masukan bagi

pemerintah kota Ambon mengenai pentingnya pemanfaatan website untuk mewujudkan tata

kelola pemerintah yang baik, dan memberi masukan bagi pemerintah kota Pekanbaru untuk

mengoptimalkan pengelolaan website sebagai implementasi teknologi informasi dan

komunikasi untuk mewujudkan good governance. Pada sisi lain hasil penelitian dapat

menambah kajian ilmiah disiplin ilmu komunikasi, khususnya bidang manajemen komunikasi

dengan pengelolaan new media berupa website pemerintah. Perkembangan pengetahuan dan
teknologi yang semakin meningkat, sudah menjadi suatu kebutuhan bagi manusia dalam

memperoleh berbagai macam informasi dengan mudah, cepat, murah dan tepat. Perkembangan

teknologi komunikasi dan Internet merupakan jaringan global yang terintegrasi dengan

komputer yang memberikan para penggunanya seperangkat informasi atau dokumen (Gibson,

2003). Sejak 1999, internet telah memiliki 200 juta pemakai di seluruh dunia, dan jumlah ini

meningkat cepat. lebih dari 100 negara terhubungkan dengan internet untuk bertukar data,

berita, dan informasi lainnya. Salah satu fasilitas internet yang paling populer adalah world

wide web, yakni sistem yang membuat informasi dapat diakses melalui pendekatan hiperteks.

Sebuah website bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu, atau menunjukkan

kepemilikan dari sebuah organisasi, perusahaan, dan biasanya website itu menunjukkan

beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah website bisa berisi hyperlink yang

menghubungkan ke website lain, jadi, kadangkala perbedaan antara website yang dibuat oleh

individu perseorangan dengan website yang dibuat oleh organisasi bisnis bisa saja tidak

kentara. Halaman web dapat dilihat atau diakses melalui jaringan komputer dan internet,

perangkatnya bisa saja berupa komputer pribadi, laptop, PDA ataupun telepon selular. Website

bukan merupakan sebuah medium broadcast seperti halnya televisi dan radio, namun lebih

merupakan sebagai suatu medium service atau pelayanan. Berbeda dengan sebuah medium

broadcast yang bekerja berdasarkan asas “satu pesan untuk seluruh kalangan”, medium service

sebuah website harus dapat melayani sejumlah kebutuhan spesifik dari beragam kalangan

(Indrajit,2005). Adanya website dapat memberikan banyak keuntungan serta membantu

kesulitan dalam penyampaian informasi. Website menjadi sarana komunikasi yang populer

sudah sepatutnya dilakukan pengelolaan website yang benar dan baik. Website dapat

menyediakan gambaran yang lebih lengkap tentang kegiatan, layanan dan potensi mengenai
organisasi/ lembaga yang bersangkutan. Dengan adanya fasilitas yang lebih lengkap tersebut,

memungkinkan website untuk menawarkan layanan real time, pengambilan informasi yang

lebih cepat, penawaran jasa, di mana opsi ini tidak tersedia pada layanan tradisional

(Anggrahini, Rochayanti, & Sosiawan, 2008). E-government adalah penggunaan teknologi

informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak luar.

Penggunaan teknologi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru, seperti pemerintah

kepada masyarakat, pemerintah kepada pemerintah dan pemerintah kepada bisnis atau

pengusaha (Sutanta, 2003). e-Government menjadi sangat populer sejalan dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai negara berlomba

mengimplementasikan e-government dengan strategi yang disesuaikan dengan kondisi sosial

politik serta geografisnya masing-masing, yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas

kinerja pemerintah terutama dalam lingkup pelayanan informasi bagi masyarakat, sehingga

dapat bermanfaat bagi segenap warga negaranya. Adapun tujuan e-government ini adalah

sebagai berikut: (1) Terciptanya hubungan secara elektronik antara pemerintah dengan

masyarakatnya sehingga dapat mengakses berbagai informasi dan layanan dari pemerintah. (2)

Melaksanakan perbaikan dan peningkatan pelayanan masyarakat ke arah dan lebih baik dari

apa yang telah berjalan saat ini. (3) Menunjang good government dan keterbukaan. (4)

Meningkatkan pendapatan asli daerah.

Anda mungkin juga menyukai