Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Konsep Akhlak dan Kepribadian Muslim”

Disusun Oleh :
1. Dhoni Joko Wicaksono (18.21.0005)
2. Ahmad Susanto (18.21.0010)
3. Muhamad Irvan (18.21.0011)
4. A. Hidayatusofian (18.21.0012)
5. Anindya Syahma Nabila (18.21.0013)
6. Achmad Akbar Romadhon (18.21.0014)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
(UNDARIS)
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan akhlak merupakan permasalahan utama yang


selalu menjadi tantangan manusia dalam sepanjag sejarahnya.
Sejarah bangsa-bangsa baik yang diabadikan dalam al-qur‟an
sejarah tersebut menunjukkan bahwa suatu bangsa akan kokoh
apabila akhlaknya kokoh dan sebaliknya suatu bangsa akan runtuh
apabila akhlaknya rusak. Aqidah dan Akhlak merupakan dasar yang
utama dalam pembentukan kepribadian manusia yang seutuhnya.
Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya kepribadian
berakhlak merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan, sebab
akan melandasi kestabilan kepribadian secara keseluruhan.
Pendidikan budi pekerti dan akhlak merupakan jiwa dari
pendidikan Islam dan mencapai suatu akhlak yang sempurna
merupakan tujuan yang sebenarnya dari pendidikan Islam. Dengan
demikian jelas bahwa gambaran manusia yang ideal yang harus
dicapai melalui pendidikan adalah manusia yang sempurna
akhlaknya. Faktor paling penting adalah dalam membina suatu umat
atau membangun suatu bangsa. Suatu pembangunan tidak ditentukan
semata dengan faktor kredit dan investasi material. Betapapun
melimpah ruahnya kredit dan besarnya investasi, kalau manusia
pelaksanaannya tidak memiliki akhlak yang baik, niscaya segalanya
akan berantakan akibat penyelewengan & korupsi.
Oleh karena itu, program utama dan perjuangan pokok dari
segala usaha ialah pembinaan akhlak mulia. Ia harus ditanamkan
kepada seluruh lapisan dan tingkatan masyarakat, mulai dari tingkat
atas sampai ke lapisan bawah. Akhlak dari suatu bangsa itulah yang
menentukan sikap hidup dan laku perbuatannya. Apabila suatu
bangsa (umat) itu telah rusak, maka hal ini juga akan mempengaruhi
akhlak generasi-generasi mendatang. Terlebih lagi kalau rusaknya
akhlak tersebut tidak segera mendapat perhatian atau usaha untuk
mengendalikan dan memperbaikinya.
Bagaimanapun akhlak dan perilaku suatu generasi itu akan
sangat menentukan terhadap akhlak dan perilaku umat-umat
sesudahnya. Oleh karena itu, tidak salah apa yang telah disampaikan
oleh para ahli pendidikan bahwa perkembangan pribadi itu akan
sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama berupa
pendidikan. Dijelaskan bahwa manusia yang baik adalah manusia
yang memiliki lima syarat utama atau memenuhi empat syarat
pokok, yaitu akhlak, amal, asih, arif dan ahli.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kepribadian muslim?


2. Bagaimana konsep tentang sifat – sifat manusia?
3. Bagaimana konsepsi tentang pribadi muslim?
4. Apa pengertian akhlak dalam muslim?
5. Bagaimanakah prinsip-prinsip akhlak?
6. Bagaimanakah contoh penerapan akhlak dalam kehidupan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KEPRIBADIAN


Kepribadian muslim adalah tujuan akhir dari setiap usaha pendidikan
islam. Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, kepribadian adalah hasil dari
suatu proses sepanjang hidup. Oleh karena itu banyak faktor yang ikut ambil
bagian dalam pembentukan kepribadian manusia tersebut. Dengan demikian
apakah kepribadian seseorang itu baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau
biadab sepenuhnya ditentukan oleh faktor faktor yang mempengaruhi dalam
perjalanan hidup seseorang tersebut. Dalam hal ini pendidikan sangat besar
peranannya dalam pembentukan kepribadian manusia itu.Pribadi yang baik
merupakan pribadi yang menggambarkan terwujudnya keseluruhan essendi
manusia secara kodrati, yaitu sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial,
sebagai makhluk moralitas dan sebagai makhluk bertuhan. Berkumpulnya potensi
essensi manusia tersebut akan menjadikan manusia tersebut memnjadi seorang
pribadi yang utuh, seimbang dan selaras.

2.2 KONSEP TENTANG SIFAT-SIFAT MANUSIA


a. Konsep tentang individualitas manusia
Manusia sebagai makhluk individu berarti manusia itu merupakan keseluruhan
yang tak dapat dibagi bagi.kata individu berarti tidaak dibagi bagikan. Makhluk
individual berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi.
Menurut pengertian ini, maka manusia tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan
raganya, rohani dan jasmaninya. Manusia tidak berdiri atas penjumlahan dari
potensi-potensi tertentu yang masing-masing bekerja sendiri-sendiri. Kegiatan
jiwa manusia dalam kehidupan sehari-hari itu merupakan kegiatan keseluruhan
jiwa raganya, dan bukan kegiatan alat-alat tubuh saja atau kemampuan
kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain. Dan kesemuanya itu
dilakukan secara khas sesuai dengan corak kepribadian dan kemampuan masing-
masing individu. Oleh karena perkembangan dan pengalaman masing masing
individu tidak sama, maka pribadi yang terbentuk dalam proses itu juga berbeda
antara satu individu dengan individu yang lain. Oleh karena itu perkembangan
manusia yang wajar harus memperhatikan segi indivdualisasi manusia, yang
berarti bahwa pribadi masing masing manusia merupakan ker=seluruhan jiwa raga
yang mempunyai struktur dan kecakapan yang khas.
Konsep islam tentang individualitas manusia sangat jelas, dimana manusia
secara individiu harus bertanggungjawab terhadap apa yang diperbuatnya.
b. Konsep tentang sosialitas manusia (sosial being)
Secara hakiki manusia juga sebagai makhluk sosial. Manusia dilahirkan
kedunia dalam kondisi yang lemah tak berdaya. Dia tak mungkin bisa
melangsungkan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Potensi potensi yang dibawa
sejak lahir justru beru bisa berkembang dalam pergaulan hidup sesama manusia,
maka anak amnuia yang baru dilahirkan itiu tak akan dapat menjadi manusia yang
sebenarnya.
Dalam pergaulan ini, disamping manusia dapat memenuhi kebutuhan biologis,
juga dapat memperkembangkan potensi psikologisnya. Dengan kontak sosial
secara timbal balik, akhirnya dia bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan
kelompoknya.
Menurut S. Freud, bila anak sudah dapat bergaul dan menyesuaikan diri
dengan kehidupan kelompoknya, berarti Das Inchnya sudah dapat mengendalikan
Das Es atau kemudian berfungsi super egonya. Super ego mulai terbenuk pada
umur 5-6 tahun. Dengan super ego ini, yang terdiri dari jiwa hati nurani, nirma
norma dan cita cita pribadi, berarti anak mulai dapat mengenal nilai nilai yang
berlaku dalam kehidupan sosialnya dan sekaligus memperkembangkan pribadinya
Justru daam interaksi sosial itu manusia dapat merealisasikan kehidupannya
secara individual, sebab tanpa timbal balik dalam interaksi sosial itu, ia tidak
dapat merealisasikan kemungkinan kemungkinan dan potensi-potensinya sebagai
individu, yang baru memperoleh perangsangnya dan asuhannya didalam
kehidupan berkelompok dengan manusia lainnya.
Dengan kenyataan ini, berkehiupan sosial justru menyempurnakan pribadinya
secara individual. Konsepsi islam mengenai sosialitas mansuia mengkehendaki
agar setiap orang islam, disamping memelihara hubungan dengan Tuhan, tetapi
juga harus memelihara hubungan dengan sesama manusia. Islam menempatkan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Tetapi bila hal tersebut perlu
dikerjakan negara harus tidak melanggar sifat kemanusiaan warga negaranya atau
menyebabkan hilangnya kemerdekan dan keseluruhannya.
Islam selalu menganjurkan agar setiap orang islam bersaudara dan saling
tolong menolong satu sama lain, dan dengan keras melarang untuk saling
bermusuhan.
Firman Allah yang artinya “ Wahai sekalian manusia, sungguh kami telah
menjadikan kamu sekalian dari orang laki klaki dan orang perempuan, kmudian
kami jadikan beberaoa golongan dan berqabilah-qabilah, supaya kamu sekalian
dapat kenal mengenal, sesungguhnya yang lebih mulia diantara mu disisi Allah
ialah mereka yang lebih takwa kepada allah dan lebih baik perbuatannya,
sesungguhnya Tuhan Allah itu yang maha mengetahui lgi waspada (Q.S Al
Hujarat 13)
Firma allah yang artinya “bekerja samalah kamu(tolong menolong) atas dasar
kebaikan dan takwa. (Q.S. Al Maidah : 2)
Dari ayat suci Al- Quran tersebut jelaslah bahwa orang islam tidak boleh
hidup menyendiri tanpa bergaul dengan orang lain, sebaliknya menganjurkan
untuk mengembangkan keseimbangan antara kehidupan individual dan kehidupan
sosial bermasyarakat. Dan bahkan islam menetapkan hak hak seseorang mukmin
itu adalah hasil penunaian kewajiban kewajiban yang doitetapjan oleh agama
terhadap orang lain. Justru dengan pemenuhan kewajiban kewajiban pada orang
lain inilah akan nampak kualitas pribadinya sebagai seorang muslim.

c. Konsep tentang moralitas manusia (moral being)


Moral memang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, yang pada
hakikatnya mempunyai potensi esensial sebagai moral being.Orang dilahirkan
sudah berada dalam kehidupan masyarakat manusia yang sudah jadi, yang telah
memiliki nilai-nilai baik buruk, aturan-aturan tingkah laku, norma-norma sosial
tertentu yang harus di patuhi dan dijalani. Maka dari itu oleh tiap individu harus
dipatuhi dan dijalankan. Maka dari itu tiap indiviud harus tunduk dan taat pada
nilai nilai dan aturan tersebut. Orang yang tidak tundukdan mematuhi aturan dan
nilai nilai tersebut dianggap tidak beradap dan tidak bermoral.
Demikianlah dalam hidup sehari hari, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat, orang amsih juga ditunutn untukbetingkah laku secara moral.
Orang harus menghormati hak-hak orang lain, didalam memperjuangkan hak hak
pribadinya.

d. Konsepsi tentang manusia sebagai makhluk bertuhan


Manusia selain sebagai individual being, sosial being dan moral being juga
sekaligus sebagai makhlukbertuhan. Dengan sadar atau tidak tiap manusia
mengakui bahwa dia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan maka di dalam
dirinya telah dianugerahi susuatu oleh penciptanya. Adapun sesuatu yang dia
anugerahkan Tuhan kepada manusia adala berupa pribadi manusia iru sendiri
yang dilengkapi dengan potensi potensi esensinya sebagai manusia dan antara
lain: pikiran, perasaan, kemauan, anggota-anggota badann dan sebagainya.
Karenanya secara sempurna dan integral dianugerahkan Tuhan kepada manusia
sesuai dengan missi yang dibawanya.
Analisa filsafat mengatakan bahwa TuhanYang Maha Esa itu adalah
merupakan Causa Prima, artinya sebab pertama yang mengakibtkan lahirnya
seluruh kenyataan yang ada, termasuk manusia. Disamping Tuhan Yang Maha
Esa juga merupakan akhir atau tujuan akhir dari perkembangan seluruh jenis
kenyataan yng ada, termasuk manusia Causa Finalis dari perkembangan hidup
manusia.
Nabi Muhammad SAW. Bersabda yang maksudnya, bahwa setiap manusia itu
dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah disini berarti suci dari syirik, atau dengan
kata lain bahwa pada dasarnya manusia itu diberi potensi untuk percaya akan
keesaan Tuhan.
Sebagai konsekuensi logis dari pengakuannya sebagai makhluk Tuhan , maka
engan memanfaatkan segala potensi essensi manusia yang telah dianugerahkan
oleh Tuhan kepadanya, maka tiap inividu akan berusaha untuk meningkatkan
kualitas pribadinya, meningkatkan hubungan dengan seamannya, dan
meningkatkan pengabdiannya kepada Tuhannya. Dengan bergiru kepribadian
yang utuh yang dikehendaki oleh GB-HN dapat diwujudkan.

2.3 KONSEPSI TENTANG PRIBADI MUSLIM


Apabila kita kaji dengan teliti, sebenarnya konsep pribadi muslim dengan
konsep pribadi seutuhnya yang hendak di bangun oleh bangsa Indonesia tidak
berbeda secara konsepsional, hanya berbeda dalam nilai-nilai yang membentuk
pribadi tersebut. Bagi pribadi muslim, nilai-nilali yang membentuknya ialah nilai-
nilai yang bersumber dari agama islam.
Untuk lebih memberi gambaran apa yang dimaksud disini, kita periksa
dalam GBNH tentang tujuan pendidikan nasional Indonesia
Pendidikan Nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan keteranpilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan dirinya sendiri, serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Ternyata unsur atau aspek-aspek kepribadian yang hendak dibangun, tidak
berbeda dengan ciri-ciri yang dikehendaki bagi pribadi seorang muslim. Hanya
saja, karena dasar pembentukan pribadi muslim adalah ajaran-ajaran islam maka
aspek-aspek kepribadian yang dibangunnya sudah tentu dilandasi dengan versi
ajaran islam.
Konsepsi islam tentang bagaimana wujud pribadi muslim, aspek-aspek
yang harus dikembangkan adalah identik dengan aspek-aspke pribadi manusia
seutuhnya seperti tercermin dalam rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut.
Oleh karena itu, usaha-usaha untuk membentuk kepribadian muslim
paralel dengan usaja-usaha pembentukan ptibadi manusia indonesia seutuhnya
melalui pendidikan nasional tesebut.
Selanjutnya ada beberapa aspek tentang ajaran-ajaran Al-Quran tentang konsep
pembentukan pribadi seorang muslim yaitu:
a. Adanya wahyu Tuhan yang memberi ketetapan kewajiban-kewajiban pokok
yang hars dilaksanakan oleh seorang muslim, yang mencangkup seluruh lapangan
hidupnya, baik yang menyangkut tugas-tugasnya terhadap Tuhan, maupun
terhadap masyarakat.
Dengan ajaran kewajiban ini menjadikan seorang muslim siap sedia untuk
berpartisipasi dan beramal saleh dan bahkan sedia untuk mengorbankan jiwanya
demi terlaksananya ajaran agamanya.
b. Praktek ibadah yang harus dilaksanakandengan aturah-aturan yang pasti dan
teliti. Hal ini akan mendorong tiap orang muslim untuk memperkuat rasa
berkelompok dengan sesamanya secara terorganisir.
c. Konsepsi Al Quran tetang alam yang menggambanrkan penciptaan manusia
secara harmonis dan seimbang dibawah perlindungan Tuhan. Ajaran ini juga akan
mengukuhkan konstruksi kelompok.
Atas dasar ajaran ini maka pribadi muslim bukanlah pribadi yang egoistis,
akan tetapi seorang priabdi yang penuh dengan sifat-sifat pengabdian baik kepada
Tuhan maupun kepada sesamanya. Adapun pinsip ajaran moral yang harus
menjadi hiasan tiap pribadi muslim menurut Al Quran adalah sebagai berikut:
a. Seorang muslim tidak boleh memandang hina kepada orang lain
b. Seorang muslim tidak boleh buruk sangka dan tidak boleh pula mengintai- intai
kesalahan orang lain
c. Islam menyuruh kepada kesatuan
d. Islam menyerukan arag membayar amanat dan menepati janji
e. Islam melarang hasad(iri hati)
f. Islam melarang takabur dan sombong
g. Islam melarang seorang mukmin mencari aib orang lain
h. Islam menyuruh berlaku adil dan membenci penganiayaan
i. Islam membenci penyuapan
j. Islam membenci kesaksian palsu
k. Islam memperteguh tali silaturahmi
l. Islam menyeru kepada ilmu pengetahuan
m. Islam mewasiatkan agar orang baik dengan tetangga nya
n. Islam menyerukan agar orang tolong-menolong dan mementingkan orang lain.
Demikian lah sebagian kecil dari ajaran Al-Quran tentang tingkah laku dan
budi pekerti seorang muslim. Ajaran-ajarang tersebut sudah tentu harus
ditanamkan, diajarkan dididikan kepada setiap individu muslim agar dapat
menjadi hiasan dirinya. Hasil dari usaha usaha tersebut akan membekas pada tiap
pribadi muslim yaitu berupa sifat-sifat diwajibkan oleh islam dimiliki oleh setiap
muslim.
Wasoal Dja’far menerangkan sifat-sifat seorang muslim adalah sebagai berikut:
Sidiq, lurus didalam perkataan, lurus dalam perbuatan
Amanah, jujur, boleh dipercaya tentang apa saja]sabar, takkan menanggung
barang atau perkara yang menyusahkan, tahan uji
Itthad, bersatu di dalam mengerjakan kebaikan dan keperluan
Ihsan, berbuat baik kepada orang tuanya, kepada keluarganya dan kepada
siapapun
Ri’ayatul jiwar, menjaga kehormatan tetangga-tetangga
Wafa’bil ahdi, memenuhi dan menepati kesanggupan atau perjanjian
Tasawu bil hq, pesan memesan, menepati dan memegang baeang atau hak
kebenaran
Ta’awun, tolong menolong atas segala kebaikan’athfi’ alad-dla’if, sayang hati
kepada orang-orang yang lemah dan papa
Musawatil faqier, menghiburkan hati orang fakir atau miskin
Rifqi, berhati belas kasian sehingga kepada hewan sekali pun.
Sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki oleh tiap pribadi muslim tersebut
akan menentukan kualitas dirinya sebagai seorang muslim. Makin lengkasp sifat
yang dimilikinya makin banyak ajaran-ajaran agama islam yang dijalankan,
berarti makin sempurna pribadi muslimnya.

2.4 PENGERTIAN AKHLAK


Menurut (Sahilun A,1980), kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak
dari khuluqun ‫ ُخلُق‬yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalqun ‫ خ َْلق‬yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan
khaliq‫ خَا ِلق‬yang berarti pencipta; demikian pula dengan akhluqun ‫ َم ْخلُ ْوق‬yang
berarti yang diciptakan. Kata akhlak menunjukkan sejumlah sifat tabiat fitri atau
asli pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah
akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan) dan yang
kedua bersifat zahiriah yang terwujud dalam perilaku.Menurut para ulama dan
sarjana menuturkan bahwa akhlak ditinjau dari aliran atau ajaran yang dianggap
benar. Dalam aspek sosiologis juga didefinisikan akhlak sesuai dengan disiplin
ilmu sosiologi (ilmu dalam bermasyarakat). Sedangkan menurut aliran idealisme
didefinisikan sesuai dengan aliran yang dianutnya.
Menurut aliran utilitarianisme (menekankan aspek kegunaan) dan
naturalisme (menekankan oada panggilan alam atau kejadian manusia itu sendiri
atau fitahnya). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu perbuatan atau tindakan
yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang
baik (mahmudah). Tetapi manakala ia melahirkan perbuatan yang jahat, maka
dinamakan akhlak yang buruk (madzmumah). Pengertian sikap positif yang
termasuk dalam akhlak yang terlihat melalui perilaku dapat ditunjukkan dengan
beberapa sikap, tabiat, watak atau kebiasaan misalkan sikap pemaaf, amanah,
sabar, rendah hati, dll. Sedangkan sikap negatif misalkan sikap pemarah,
pendendam, dengki, khianat, sombong dll. Hal yang menentukan apakah suatu
perbuatan itu baik atau buruk adalah norma-norma agama yang bersumber dari al-
Haq yaitu Tuhan YME.

2.5 PRINSIP – PRINSIP AKHLAK


Prinsip-prinsip Akhlak digambarkan dengan faktor-faktor awal yang
membentuk akhlak manusia. Dapat dijelaskan bahwa faktor pembentuk akhlak
ada dua yaitu faktro intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang
berasal dari dalam diri manusia itu sendiri sebagai sifat bawaan sejak lahir,
sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan kejiwaan manusia. Ada enam prinsip akhlak yang
dijelaskan dalam Daras (2006) yaitu sebagai berikut ini:

1. Intrik atau naluri


Intrik atau naluri adalah sifat dasar manusia yang dibawanya sejak lahir. Naluri
secara umum dijelaskan sebagai suatu sifat yang dilakukan dengan tanpa harus
berlatih tetapi muncul dengan sendirinya dari dalam diri manusia yang
bersangkutan untuk mencapai tujuan tetentu. Naluri berasal dari dalam jiwa
manusia sebagai faktor psikologi. Contoh naluri manusia adalah:
• Naluri untuk makan (nutrive instinct). Naluri ini dibawa sejak lahir oleh manusia
untuk dapat bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh
dan berkembang,Naluri berjodoh (sexual instinct). Naluri ini dijelaskan sebagai
kebutuhan biologis manusia (laki-laki dan perempuan),
• Naluri keibu-bapakan (Paternal instinct). Sikap kecintaan terhadap anak-anak
sebagai seorang ayah atau ibu,
• Naluri berjuang (combative instinct). Sikap manusia untuk menjawab tantangan,
menghindari gangguan, dan mempertahankan diri dari serangan,
• Naluri ber-Tuhan. Tabiat manusia untuk dapat merasakan rindu dan menunjukkan
kecintaannya kepada Allah sebagai makhluk Tuhan. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan beragama.
Naluri dapat membawa manusia kepada jalan yang benar tetapi terkadang juga
kepada jalan yang salah tergantung kepada individu yang memiliki naluri tersebut
untuk dapat memanagenya.Sehingga islam hadir untuk membantu manusia dalam
mengendalikan nalurinya agar tidak aniaya terhadap diri sendiri tetapi dapat
tersalurkan sesuai dengan tuntunan dari Ilahi.

2. Keturunan
Salah satu yang menjadi dasar dalam penurunan moral dan etika adalah berasal dari
nenek moyang. Dalam Daras (2006) diilustrasikan bahwa manusia itu ibarat satu
pohon, dari batang ke cabang, kemudian dari cabang ke ranting akan
menunjukkan kesamaan atau paling tidak kemiripan. Begitu pula dalam diri
manusia, moral manusia adalah sebagian dari apa yang diwariskan oleh nenek
moyang. Selain fisik yang sama, kemungkinan akan memiliki sikap, perasaan, dan
etika dalam hidup yang sama. Sikap umum hingga khusus yang dapat diwariskan
adalah sebagai berikut ini:
1. Manusia menurunkan selain sifat fisik juga mental yang berupa pembawaan
mental, moral, etika dan perasaan yang diwariskan kepada generasi selanjutnya,
hal ini adalah sebuah keistimewaan bagi manusia.
2. Selain sifat manusia yang diwariskan secara general, terdapat juga pengaruh dari
kebangsaan, suku atau ras. Umumnya setiap negara, suku dsb akan mewariskan
sifat-sifat khusus yang berasal dari hasil kebudayaan nilai norma yang terbentuk
di masyarakatnya. Hal ini termasuk ke dalam aspek Antropoligi dan Etnologi.
3. Sifat yang paling inti adalah sifat yang diturunkan oleh keluarga yang dipimpin
oleh kedua orang tua sebagai indukkan. Sifat fisik akan sangat nyata
kemiripannya atau kesamaannya, begitu juga dengan pewarisan tentang sikap,
nilai dan norma yang tertanam di dalam jiwa manusia yang menghadirkan bentuk
moral padanya.
3. ‘Azam
‘Azam adalah sebuah kemauan atau keinginan yang keras yang hadir dalam
pemikiran dan hati manusia untuk dpat melaksanakan suatu hal tertentu. ‘Azam
ini akan membawa manusia dalam kekerasan hati untuk berlaku yang baik atau
yang buruk. Telah dicontohkan pada diri Rasulullah SAW, tentang sikap keras
pada pendirian dan kemauan yang besar untuk bertahan dalam menghadapai
sesuatu demi kebaikan, hal inilah yang seharusnya kita contoh. Ada dua contoh
kehendak yaitu:
• Kelemahan kehendak, yaitu sikap kurang adanya kemauan untuk berjuang, untuk
bertahan atau dengan kata lain dapat digambarkan sebagai sikap mudah menyerah.
Kurangnya kemauan menyebabkan manusia malas untuk berusaha.
• Kehendak yang kuat tetapi kearah yang salah, hal ini dapat ditunjukkan dengan
pola hidup yang merusak dan dzalim.
4. Dlamir atau suara Batin
Suara batin adalah sebuah panggilan atau perasaan senang atau tidak senang terhadap
suatu perbuatan yang telah dia lakukan sediri. Sederhananya, apabila kita
melakukan kesalahan yang melanggar dari batasan yang telah ditetapkan maka
akan timbul rasa sesal atau rasa bersalah karena perbuatan yang telah kita lakukan.
Peran hati dalam hal ini adalah untuk mencegah kita melakukan keburukan dan
berubah untuk melakukan kebaikan. Panggilan hati lebih utamanya adalah
panggilan untuk berbuat kebaikan yang merupakan kewajiban umat manusia.
5. Kebiasaan
Perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menyebabkan syaraf otak kita
menjadi terpengaruh dan menjadikannya perbuatan rutinan yang kita lakukan.
Secara lebih rinci, setiap kali kita melakukan perbuatan maka hal itu akan
membekas di dalam otak kita, maka apabila kita diminta untuk mengulanginya
maka akan lebih mudah bagi kita. Setiap kali perbuatan itu dilakukan akan
semakin memberikan bekas dan melatih otak untuk mengingat dan melakukan
perbuatan itu.

Untuk merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik maka hal yang dapat kita
lakukan adalah sebagai berikut,
• Nncari kesempatan untuk melaksanakan niat tersebut
• Beriat yang sungguh-sungguh
• Kesadaran akan pentingnya perubahan tersebut
• Selalu istiqomah dan setia terhadap usaha yang dilakukan
• Mengisi waktu kosong dengan berlaku yang baik agar kebiasaan dapat bergeser
• Meusaha menolak apabila kebiasaan buruk itu akan muncul lagi
6. Lingkungan
Lingkungan dalam hal ini menunjukkan adanya perbedaan akhlak manusia
berdasarkan lingkungannya, baik secara geografis maupun sosial. Secara sosial
maka manusia sebagai makhluk sosial pasti melakukan interaksi dengan
masyarakat, hal ini menimbulkan hadirnya pemahaman mengenai sikap-sikap
yang kemudian tertanam di dalam dirinya sehingga terbentuk menjadi akhlak.

2.6 CONTOH PENERAPAN AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman


yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku
sehari-hari. Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang Muslim
agar dalam kehidupan sehari-hari mendapatkan ridho dan petunjuk dari Allah,
sehingga dalam menjalani hari-hari tidak terdapat kendala yang berarti. Penerapan
akhlak yang baik dalam keseharian yaitu seperti:
Akhlak terhadap Allah
• Mentauhidkan Allah (QS. Al Ihlas: 1-4)
• Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13)
• Bertakwa pada Allah (QS. An Nisa’:1)
Akhlak terhadap Rasulullah
• Mengikuti atau menjalankan sunnahnya (QS. Ali Imran: 30)
• Meneladani akhlaknya (QS. Al Ahzab: 21)
• Bershalawat kepadanya (QS. Al Ahzab: 56)
Akhlak terhadap diri sendiri
• Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153)
• Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7)
• Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72)
• Sikap Tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18)
• Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imron: 135)
Akhlak pada Keluarga
• Birul waliadin (berbakti pada ketua orang tua) (QS. An Nisa’:36)
• Membina dan mendidik keluarga (QS. At-Tahrim: 6)
• Memelihara keturunan (QS. An Nahl: 58-59)
Akhlak terhadap sesama Manusia
• Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)
• Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2)
• Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imran: 134 & 159)
• Menepati janji (QS At Taubah: 111)
Akhlak terhadap sesama makhluk
• Tafakur (memperhatikan dan merenungkan ciptaan alam semesta) (QS. Ali Imran:
190)
• Memanfaatkan alam (QS. Yunus: 101)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.

DAFTAR PUSTAKA

http://mangihot.blogspot.com/2016/12/makalah-konsep-akhlak-dalam-islam.html

https://www.scribd.com/doc/90794411/MAKALAH-Akhlak-Dan-Kepribadian-
Islam

http://yulianingsih28.blogspot.com/2017/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

 NAMA : Dhoni Joko Wicaksono (18.21.0005)


TTL : Kab. Semarang, 26 Maret 2000
ALAMAT : Kauman 01/05 Baran, Ambarawa
EMAIL : dhonijokows@yahoo.com
HOBI : Melukis

 NAMA : Ahmad Susanto (18.21.0010)


TTL : Kab. Semarang, 28 Desember 1999
ALAMAT : Dersuni 01/05 Branjang, Ungaran Barat
EMAIL : santobranjang99@gmail.com
HOBI : Traveling

 NAMA : Muhamad Irvan (18.21.0011)


TTL : Semarang, 1 Juli 1999
ALAMAT : Seneng 02/02 Jatirunggo, Pringapus
EMAIL : silvylarassaty01@gmail.com
HOBI : Sepak Bola, Bermusik

 NAMA : A. Hidayatusofian (18.21.0012)


TTL : Boyolali, 5 Juni 2001
ALAMAT : Bandung 02/01 Wonosegoro, Boyolali
EMAIL : ahmadcimuttt@gmail.com
HOBI : Futsal, Bernyanyi

 NAMA : Anindya Syahma Nabila (18.21.0013)


TTL : Kab. Semarang, 23 Mei 2000
ALAMAT : Ngimbun 06/03 Karangjati, Bergas
EMAIL : anindyasyahma@gmail.com
HOBI : Bepergian, Baca Novel

 NAMA : Achmad Akbar Romadhon (18.21.0014)


TTL : Kab. Semarang, 3 November 2000
ALAMAT : Sumber 03/07 Ambarawa
EMAIL : achmadakbar52@gmail.com
HOBI : Makan

Anda mungkin juga menyukai