Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Anggota :
1. A.A Istri Sukma Mahayani (1707522102)
2. Ni Luh Gede Widya Saraswati (1707522109)
3. Ni Kadek Rahayu Yulianti (1707522129)
4. I Gusti Agung Ayu Agung Krishna Febyantari Ap. (1707522137)
5. Ni Putu Cempaka Widyawati (1707522140)
B. Pengertian Konflik
Menurut Robbins (1996) dalam Organization Behavior menjelaskan bahwa konflik
adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian antara dua pendapat
(sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif. Sedangkan menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang
ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini
bersumber pada keinginan seseorang untuk bisa mendapatkan apa yang di inginkannya.
Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat di suatu organisasi dan adanya
persaingan yang terjadi di suatu organisasi. Persaingan ini sangat erat hubungannya dengan
konflik karena di dalam persaingan ada beberapa pihak yang menginginkan hal yang sama
tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. konflik biasanya muncul di dalam
persaingan karena persaingan itu sendiri tidak sehat, merugikan pihak lainnya dan
menggunakan cara-cara yang melanggar peraturan yang telah di sepakati bersama di dalam
suatu orgaisasi tersebut.
A C
Konflik dapat bersifat konstruktif dan destruktif bagi organisasi. Pada gambar
diatas tingkat konflik yang tinggi pada kondisi C dan tingkat konflik yang rendah pada
kondisi A. Pada kondisi tersebut konflik berdampak disfungsional yaitu penurunan prestasi
organisasi. Ketika konflik rendah, maka dorongan dan rangsangan akan berkurang, sehingga
prestasi kerja akan menjadi rendah. Hal ini dikarenakan orang/individu akan merasa puas dan
nyaman dengan lingkungannya. Apabila konflik yang dihadapi oleh suatu organisasi rendah,
maka kemungkinan organisasi akan lambat dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Apabila konflik yang dihadapi perusahaan rendah maka organisasi akan merasa tidak
memiliki tantangan. Jika organisasi tidak memiliki tantangan maka tidak akan muncul cara-
cara dan ide-ide baru untuk mengahadapi perubahan lingkungan.
Jika konflik yang terjadi sangat tinggi pada bagian C, maka hal ini akan
menyebabkan prestasi kerja individu akan menjadi rendah karena kurangnya koordinasi dan
kerja sama. Organisasi akan menjadi kacau balau, setiap orang menghabiskan waktunya
untuk mempertahankan atau membela diri dan menyerang kelompok lain daripada melakukan
tugas-tugas yang produktif.
Konflik yang optimal terjadi pada kondisi B, konflik yang terjadi cukup untuk
mencegah adanya stagnasi, mendorong adanya kreativitas, menimbulkan dorongan untuk
melakukan perubahan, dan mencari cara terbaik untuk memecahkan masalah.
Hubungan Konflik dan Prestasi Kerja juga dapat digambarkan dalam table berikut :
Kondisi Tingkat Konflik Karakteristik Perilaku Sifat Konflik Tingkat
Prestasi
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah organisasi,
disebabkan oleh banyak faktor yang pada intinya karena organisasi terbentuk dari
banyak individu & kelompok yang memiliki sifat & tujuan yang berbeda satu sama
lain.
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya
dapat dieliminir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan
individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan
kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain.
Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan
dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan,
sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi
secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
Dari referensi tersebut maka upaya dalam penanganan konflik baik yang bersifat
interpersonal, intergroup maupun interorganization dapat ditanggulangi dan
diselesaikan secara efektif. Hal ini merupakan tantangan sekaligus sebagai peluang
untuk belajar dan menambah pengalaman para pemimpin atau pengelola organisasi
lembaga pendidikan saat ini maupun masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana Komang, Mujiati Ni Wayan, dan Ayu Sriathi A.A. 2009. Perilaku Keorganisasian
Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maftuh, Bunyamin. (2008). Pendidikan Resolusi Konflik. Bandung: Yasindo Multi Aspek.
Pace, R.W., dan Don F. Faules. (1994). Organizational Communication. Englewood Cliffs:
Prentice Hall.