DI SD NEGERI 54 PRABUMULIH
Oleh :
04021381621031
Reguler 2016 A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan pelajar pada sistem penglihatan termasuk salah satu masalah
kesehatan yang perlu diperhatikan karena penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat
penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan.
Fungsinya bagi pelajar sangat penting, namun sering kali kesehatan mata kurang
terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik dan
menyebabkan gangguan penglihatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
Mata adalah panca indera penting yang perlu pemeriksaan secara teratur. Pemeriksaan
rutin pada mata sebaiknya dimulai pada usia dini. Pada anak umur 2-2,5 tahun, skrining mata
perlu dilakukan karena untuk mendeteksi apakah anak menderita gangguan tajam penglihatan
yang nantinya akan mengganggu aktivitas di sekolahnya. Masalah penyakit pada mata dapat
dicegah dengan melakukan deteksi dini untuk mengetahui status tajam penglihatan pada anak
yang didukung oleh pemeriksaan mata sebagai alat ukur yaitu menggunakan Snellen Card
(Porotu'o, Joseph, & Sondakh, 2014).
Ketajaman penglihatan atau visus adalah kemampuan untuk membedakan bagian-
bagian detail yang kecil, baik terhadap objek maupun terhadap permukaan. Kelainan
ketajaman penglihatan merupakan gejala yang paling umum dikemukakan oleh seseorang
yang mengalami gangguan lintasan visual. Tajam penglihatan adalah salah satu masalah yang
sering terjadi pada anak usia sekolah (Hartono, 2009).
Faktor yang mempengaruhi penurunan tajam penglihatan meliputi faktor lingkungan,
genetik dan jenis kelamin. Faktor lingkungan terutama lingkungan belajar merupakan
penyebab penurunan tajam penglihatan. Faktor genetik juga berperan pada penurunan tajam
penglihatan. Faktor ini merupakan faktor yang diturunkan dari orang tua yang berkacamata.
(Silverstone, 2000)
Unsafe action atau tindakan tidak aman dalam penggunaan gadget meruapakan lama,
jarak, posisi, pencahayaan dalam penggunaan gadget akan memberikan dampak buruk
kesehatan. Salah satu dampak dari penggunaan gadget adalah gan pada mata. Saat ini banyak
remaja yang matanya minus karena et (Handriani, 2016).
Gadget sering kali digunakan dalam aktivitas sehari- hari seperti untuk bermain
game, chatting dan menonton video. Mata yang berinteraksi dengan gadget terlalu lama
dalam jangka waktu panjang tanpa mengistirahatkannya dapat mengakibatkan mata minus,
dampak lainnya kelelahan mata, pandangan kabur hingga sakit kepala yang muncul scat asyik
menggunakan gadget dan lupa untuk beristirahat. Permasalahan lainnya dalam penggunan
gadget yang terlalu lama membuat mata jarang untuk berkedip sehingga menyebabkan mata
mengalami kekeringan (Handrawan, 2014).
Penerangan saat menggunakan gadget yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan
sehingga dibutuhkan penerangan yang memadai agar dapat mencegah terjadinya kelelahan
pada mata, sedangkan pencahayaan yang terlalu gelap juga dapat membuat mata bekerja
lebih keras untuk melihat. Hal ini akan menyebabkan mata lebih cepat lelah (Subitha, 2013).
Sejalan dengan penelitian (Widea, 2015) pada anak usia sekolah (6-12 tahun) di Sekolah
Dasar Muhammadiyah 2 Pontianak Selatan menunjukkan bahwa ada pengaruh antara posisi
dan intensitas pencahayaan saat menggunakan gadget terhadap penurunan ketajaman
Penglihatan.
Indonesia menduduki posisi kelima besar dunia penggunaan gadget terbanyak. Rata-
rata peningkatan pasar gadget dipredisksi hampir mencapai 70% tiap tahunnya sejak 2010
sampai 2013. Dari setiap 100 orang pengguna gadget, 70 orang diantaranya adalah anak –
anak yang berperan aktif dalam penggunaan gadget (Heriyanto, 2014). Sejalan dengan
penelitian (Rahadi, 2015) menyatakan bahwa gadget selalu menjadi andalan dalam proses
pembelajaran di kelas. Perilaku penggunaan gadget sering berdampak pada tidak adanya
motivasi anak untuk memiliki buku dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Anak lebih
sering menghabiskan waktunya untuk beraktivitas secara online dengan menggunakan gadget
yang mereka miliki. Pada tahun 2016 sebanyak 65, 2 juta pengguna gadget di Indonesia,
pada tahun 2017 terjadi peningkatan menjadi sebnayak 74,9 juta jiwa dan pada tahun 2018
sebanyak 83,5 dan diprediksi pada tahun 2019 akan terjadi peningkatan menjadi sebanyak 92
juta jiwa (katadata.co.id. 2018). Data statistik yang dilakukan terhadap aktivitas penggunaan
gadget di Indonesia pada tahun 2018 melaporkan sekitar 100 juta pengguna aktif gadget atau
terjadi peningkatan sebesar 20 % dari tahun sebelumnya dengan angka pengguna aktif gadget
sebanyak 86,6 juta pengguna. Data statistic ini menjadikan Indonesia sebagai populasi
pengguna gadget terbesar keempat setelah china, india dan amerika serikat. (Kementrian
Komunikasi Dan Informasi Republik Indonesia, 2018 )
Ada beberapa pengaruh buruk gadget terhadap anak- anak yaitu terhadap kesehatan
kepribadian, pendidikan/prestasi serta keluarga atau masyarakat, mengakibatkan kerusakan
pada mata, memberikan beban pada tulang leber dan punggung, menyebabkan insomnia dan
menyebabkan nomophopia. (Mediasyifa, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian (Kursiwi
2016), dimana dampak penggunaan gadget dapat mengalami disfungsi sosial, intensitas
interaksi langsung berkurang, kurang peka terhadap lingkungan sekitar bahkan jarang
melakukan komunikasi langsung dengan sesama.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, di sd negeri 54 prabumulih
terdapat beberapa siswa mengatakan mereka senang bermain gadget dalam waktu yang
cukup lama. Mereka biasanya menggunakan gadget untuk bermain game dan sosial media.
Ada pula siswa yang diperbolehkan bermain gadget namun dibatasi oleh orang tua. Ada pula
siswa yang mengtakan jarak dalam menggunakan gadget kurang dari 30 cm, ada pula siswa
yang menggunakan gadget dposisi yang sering digunakan dengan posisi tiduran dan
pencahayaan yang redup. Keluhan yang dirasakan seperti mata perih, mata berair dan sakit
kepala Hal ini diperkuat dengan ditemukan beberapa siswa yang menggunakan kacamata.
B. Rumusan Masalah
Gadget merupakan media komunikasi yang sering kali digunakan untuk bermain
game, chatting dan menonton video dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya anak- anak.
Seiring berkembang nya zaman anak- anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
bermain dengan gadget yang dimilikinya. Kebiasaan dalam menggunakan gadget seringkali
tidak dilakukan dengan benar seperti jarak, durasi main gadget, posisi saat menggunakan dan
pencahayaan yang digunakan. Hal tersebut merupakan tindakan yang tidak aman dalam
penggunaan gadget, karena dapat memeberikan dampak negative bagi kesehatan mata seperti
mata perih, mata berair, pandangan kabur bahkan sering sakit kepala. Hal tersebut dapat
mempengaruhi ketajaman penglihatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan
uraian permasalahan ini penulis tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan unsafe
action penggunaan gadget dengan tajam penglihatan siswa kelas v - vi Di Sd Negeri 54
Prabumulih.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan unsafe action
penggunaan gadget dengan tajam penglihatan siswa kelas v - vi di sd negeri 54 prabumulih
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran unsafe action penggunaan gadget dengan tajam
penglihatan pada siswa kelas v-vi di sd negeri 54 prabumulih.
b. Untuk mengetahui gambaran tajam penglihatan pada siswa kelas v-vi di sd negeri 54
prabumulih.
c. Untuk mengetahui hubungan antara unsafe action penggunaan gadget dengan tajam
penglihatan pada siswa kelas v-vi di sd negeri 54 prabumulih.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil peneitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah informasi tentang
hubungan unsafe action penggunaan gadget dengan tajam penglihatan pada siswa sekolah
dasar.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini termasuk dalam bidang keperawatan komunitas. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan unsafe action penggunaan gadget dengan tajam penglihatan.
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar negeri 54 prabumulih. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI yang sering menggunakan gadget berjumlah
303 siswa dengan sampel sebanyak 103 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan alat
ukur kuesioner dan snellen chart.
Daftar pustakan
Handriani, R. (2016). Pengaruh unsafe action penggunaan gadget terhadap tajam penglihatan
siswa sekolah dasar islam tunas harapan semarang tahun 2016. Semarang :
universitas Dian Nuswantoro
Hendrawan, N. (2014). Dampak Penggunaan Gadget Pada Kesehatan Mata. Retrieved From
http://www/combiphar.com/id/healty - living / dampak -penggunaan- gadgetpada-
kesehatan- mata.
Mediasyifa. (2014). Pengaruh penggunaan gadget pada remaja terhadap interaksi social
remaja. Bogor : Institute Pertanian Bogor
Porotu'o,L.9., Joseph, W. B. S., & Sondakh, R. C. (2014). Faktor- faktor yang berhubungan
dengan ketajaman penglihatan pada pelajar sekolah dasar katolik santa theresia 02
kota manado. Fakultas kesehatan masyarakat universitas san ratulangi.
Rahadi, D. R. & Zainal. (2015). Perilaku penggunaan smartpone di klangan mahasiswa kota
Palembang. Palembang : fakultas ilmu komputer UNSRI.