PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Ny. S usia 71 tahun dengan diagnosa medis Congestive Heart Failure (CHF)
nafas dan itu terjadi secara tiba-tiba. CHF adalah suatu keadaan ketika jantung tidak
tekanan darah pada vena tersebut normal (Damayanti, 2018). Pasien dengan CHF
akan memperlihatkan tanda sesak nafas terutama setelah atau saat melakukan
aktivitas, keluhan akan dirasakan memberat jika tidak ditangani (Minartin, 2018).
masalah keperawatan (Black & Hawks, 2009). Masalah keperawatan yang umum
ketidakefektifan pola nafas, kelebihan volume cairan, nyeri akut dan gangguan
dengan RR: 22x/menit serta terjadi perubahan EKG, TD: 140/90 mmHg N: 88x/menit
irama iregular dan kadang kuat dan kadang lemah, pasien terpasang nasal kanul O2 3
lpm dan merasa sangat sesak jika tidak memakai oksigen. Sehingga ketiga masalah
keperawatan yang muncul adalah intoleransi aktivitas, penurunan curah jantung dan
ketidakefektifan pola nafas. Penurunan curah jantung menjadi masalah utama pada
setiap pasien CHF. Penurunan curah jantung adalah ketidakedekuatan volume darah
yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (Nanda,
2018). Perubahan fungsi jantung merupakan akibat dari terjadinya perubahan struktur
jantung dan adanya penyakit koroner (Black & Hawks, 2009). CHF merupakan
atau yang ingin dilakukan (Nanda, 2018). Aktivitas simpatis yang terjadi yang
bertujuan untuk meningkatkan curah jantung, akan tetapi aktivitas tersebut justru
Februari 2020 pukul 09.00 WIB, maka dapat dirumuskan diagnosa intoleransi
aktivitas, ketidakefektifan pola nafas dan penurunan curah jantung (Nanda, 2018).
kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi
Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut menjadi dasar angka
Negara Eropa Timur. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling
aktifitas, penurunan curah jantung dan ketidakefektifan pola nafas kepada pasien
dengan diagnose medis CHF pada Ny.S umur 71 tahun di dapatkan observasi
volume cairan, tidak terdapat edema, pasien tidak terpasang oksigen nassal kanul, TD
aktifitas, ajarkan pasien aktifitas yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan,
monitor, TD, HR. Setelah dilakukan intervensi keperawtan intoleransi aktivitas pasien
batasanya seperti turun dari tempat tidur dibantu oleh keluarganya, pasien terlihat
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan dan analisis intervensi pada BAB III, menunjukkan bahwa
asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny S tanggal 24-26 Februari 2020 di Ruang
nafas. Setelah itu diberikan perencanaan untuk pemberian intervensi, kemudian dilakukan
eveluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari intervensi yang dilakukan aktivitas
klien dapat diatasi secara mandiri yang dibantu oleh keluarga dengan membatasi
pemantauan edema dan balance cairan klien yang dilakukan keluarga dan perawat dan
untuk ketidakefektifan pola nafas dengan diberikan oksigen melalui nasal kanul sehingga
B. Saran
Pada pasien CHF dengan diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas, penurunan curah
jantung dan ketidakefektifan pola nafas harus dilakukan pemantauan pemberian oksigen,
Black, J.M., & Hawks, J.H., (2009), Medical surgical nursing: clinical management for positive
outcomes, ed 8. Singapore: Elsevier.
Damayanti, A.P., (2018). Analisis praktek keperawatan kesehatan pada pasien gagal jantung
kongestif. Ilmu Keperawatan.
Gloria M. Bulechek, et al. (2013). Nursing Interventions Classifications (NIC). Edisi keenam.
Missouri: Mosby Elsevier
Minartin, D., (2018). Asuhan keperawatan pasien CHF di ICCU RSU Bahteramas Kendari.
Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Indonesian edition.
Indonesia: Mocomedia.
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11. Jakarta:
ECG.
Wijaya, S.P., (2017). Asuhan keperawatan pada klien gagal jantung dengan masalah intoleransi
aktivitas RSUD Bangil Pasuruan, Insan Cendekia Medika.