Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

MIKROEKONOMI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam karena atas
izin_Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Aplikasi Teori Permintaan
dan Penawaran”, dengan lancar, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
memberikan manfaat bagi kita semua.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
selesai dengan lancar, dan juga memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya ,penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna untuk itu kami penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terima
kasih.

Palembang, November 201

Penulis

DAFTAR ISI
HalamanJudul ……………………………………………………………….
Kata Pengantar ……………………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… I


A. LatarBelakangMasalah ………………………………….…………….. I
B. RumusanMasalah ………………………………………………………… I
C. Tujuan ………………………………………………………………………….. I

BAB II PEMBAHASAN
A. Masalahjangkapanjangsektorpertanian…………………….. 2
B. Masalahjangkapendeksektorpertanian…………………….. 5
C. Caramenstabilkanharga dan pendapatanpertanian……… 8
D. Kebijakanhargamaksimum ………………………………........... 9
E. Pajakpenjualanperludijalankan………………………………. 10
F. Efek dari subsidipemerintah ……………………………......... 11

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………. 12


A.Kesimpulan ........................................................................ 12
B. Saran …......…...........………………………………………................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………….............................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekonomi memiliki dua peran. Sebagai ilmuwan, mereka mengembbangkan
dan menguji teori-teori untuk menjelaskan dunia disekitar mereka. Sebagai pembuat
kebijakan, mereka mengunakan teori merea untuk membantu guna mengubah dunia
kearah yng lebih baik. Kita telah melihat bagaimana pnawaran dan permintaan
menentukan harga sebuah barang dan jumlah yang dijual pada diskusi-diskusi atau
bab-bab sebelumnya. Kita juga telah melihat bagaimana beberapa peristiwa
menggeser penawaran dan permintaan kemudian mengubah harga dan jumlah
keseimbangan.
Kali ini kami akan memdiskusikan tentang pemahaman awal terhadap
kebijakan. Kita akan menganalisis beberapa macam kebijakanpemerintah hanya
dengan menggunakan alat analisis penawaran dan permintaan.
Analisis permintaan dan penawaran memberikan bantuan yang sangat
berarti kepada ahli ekonomi dalam memahami beberapa peristiwa ekonomi yang
wujud dalam masyarakat.
Semoga dengan pembuatan makalah serta diskusi mahasiswa akan engerti
tentang aplikasi teori permintaan dan penawaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi masalah jangka panjang sektor pertanian ?
2. Apa yang menjadi masalah jangka pendek sektor pertanian ?
3. Bagaimana cara menstabilkan harga dan pendapatan pertanian ?
4. Apa dampak dari kebijakan harga maksimum ?
5. Apa efek pajak penjualan?
6. Apa efek dari subsidi pemerintah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui masalah jangka panjang sektor pertanian.
2. Untuk mengetahui masalah jangka pendek sektor pertanian.
3. Untuk mengetahui cara menstabilakn harga dan pendapatan pertanian.
4. Untuk mengetahui dampak dari kebijakan maksimum.
5. Untuk mengetahui peranan pajak penjualan.
6. Untuk mengetahui efek dari subsidi pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Jangka Panjang Sektor Pertanian


Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sektor pertanian penting sekali
artinya.Sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian
besar pendapatan rumah tangga di belanjakan untuk membeli hasil-hasil pertanian.
Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sektor
pertanian yang besar tersebut.
Hanya sebagian kecil saja dari pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli
barang-barang pertanian.Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sektor
pertanian dalam menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam
menyediakan pekerjaan juga merosot. Di negara industri yang modern hanya
sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan di sektor pertanian.Sedangkan di
negara-negara yang baru berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup
dan bekerja pada sektor pertanian.
Adapun yang menyebabkan kemunduran pada sektor pertanian di pengaruhi oleh dua
faktor, yaitu:

1. Pertambahan permintaan barang pertanian lambat


Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus
bertambah.Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan yang sngat drastis dalam
perekonomian yang semakin maju. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi
berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tapi kenaikan itu
tidaklah berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan.Pertambahan konsumsi barang-
barang bukan pertanian seperti barang pakaian, perumahan, barang tahan lama, hibunran
dan pelancongan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat darripada pertambahan
pendapatan.Ini berarti barang-barang seperti itu mempunyai elastisitas permintaan
pendapatan yang tinggi.Sebaliknya, permintaan terhadap hasil-hasil pertanian bertambah
lebih lambat daripada pertambahan kenaikan pendapatan, yang berarti ilastisitas
per4mintaan pendapatanya rendah.Akibat dari sifat permintaan yang demikian, seperti
telah dinyatakan sebelum ini, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil
daripaada pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian.
Dengan demikian, dari sudut permintaan, wujud kecenderungan yang melebarkan
jurang antara harga barang pertanian dan barang industri.Tingkat kenaikan permintaan
barang industri adalah lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan
yang lebih cepat pula kalau dibanding dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya,
dalam jangka panjang perbedaan harga antara harga barang industri dengan harga barang
pertanian cenderung semakin melebar.[2]
2. Kemajuan teknologi yang pesat
Telah dijelaskan diatas bahwa negara-negara maju hanya sebagian kecil
penduduknya yang bekerja pada sektor pertanian.Hal ini di mungkinkan oleh perkembangan
teknologi yang cepat disektor tersebut sehingga memungkinkan kenaikan produksivitas
yang sangat tinggi. Sebagai contoh, dalam tahun 1929di Amerika serikat sebanyak 12,8 juta
orang bekerja di sektor pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929, kalau
dihasilkan pada masa sekarang, yaitu kurang lebih sesudah tujuh dekade, hanya
memerlukan pekerja sebanyak 1,7 juta orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar
kenaikan produktivitas per orang yang berlaku dalam masa lebih dari 70 tahun yang lalu di
Amerika serikat.Sebagai akibat dari kenaikan produktivitas yang seperti itu, yang dialami
oleh Amerika serikat dan negara-negara maju lainnya, produksi pertanian dapat dinaikkan
dengan cepat apabila terdapat cukup banyak perrmintaan.Tetapi ternyata permintaan
terhadap barang pertanian mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat daripada
kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.
Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sektor pertanian di
negar-negara maju.Yang pertama, hal itu mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari
sektor pertanian ke sektor industri. Tetapi umumnya perpindahan semacam itu tidak
secepat seperti yang diperlukan dan ini terutama disebabakan oleh karena kekurangan
kesempatan kerja di sektor lain. Yang kedua, kemajuan teknologi yang cepat telah
menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian.Jumlah yang dapat diproduksi oleh
para petani adalah lebih daripada yang diperlukan oleh masyarakat.Keadaan ini
menyebabkan harga barang pertanian cenderung untuk tetap berada di tingkat yang sangat
rendah.
Masalah jangka panjang sektor pertanian dapat juga di terangkan dengan
menggunakan perubahan terhadap kurva permintaan dan penawaran.Ini ditunjukkan pada
gambar di bawah. Pada mulanya, dalam perekonomian yang belum berkembang
permintaan terhadap barang pertanian adalah seperti yang ditunjukkan oleh kurva DD dan
penawaran adalah seperti yang di tunjukkan oleh kurva SS. Maka harga barang pertanian
adalah P dan jumlah hasil pertanian yang di perjual belikan adalah Q.
Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan
menambah permintaan. Tetapi karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang
pertanian adalah rendah.Maka pertamabahan permintaan hasil pertanian tidak begitu
besar. Katakanlah pertambahan permintaan tersebut adalah dari DD menjadi D 1D1 .

Gambar 1.
Kecenderungan harga hasil pertanian dalam jangka panjang
D S D₁ S₁

P
E

P₁ E₁

S D S₁ D₁

0 Q Q₁
Kuantitas

B. Masalah jangka pendek dalam sektor pertanian


Dalam jangka pendek harga barang-barang hasil pertanian mengalami naik turun yang
relatif besar. Harganya boleh mencapai ke tingkat yang lebih tinggi pada suatu masa,
sebaliknya mengalami kemrosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya.
Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap
barang pertanian yang sifatnya tidak elastis.Sifat ini menyebabkan perubahan yang sangat
besar terhadap tingkat harga apabila permintaan atau penawaran mengalami perubahan.
Ada dua faktor yang menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek
yaitu:
1. Ketidakstabilan yang bersumber dari perubahan penawaran
Tingkat produksi sektor pertanian sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor yang berada
diluar kemampuan para petani untuk mengendalikannya.Produksi pertanian sangat
dipengaruhi oleh faktor alamiah.Pada umumnya, produksi hasil pertanian selalu berubah-
ubah dari satu musim ke musim lainnya. Perubahan musiman ini terutama di pengaruhi oleh
keadaan cuaca, iklim dan faktor alamiah yang lain seperti banjir, hujan yang terlalu banyak,
atau kemarau yang terlalu panjang. Disamping itu serangan hama tanaman dan binatang
pengganggu, misalnya serangan tikusa dan burung ke tanaman padi juga dapat
menimbulkan pengaruh yang penting terhadap perubahan produksi hasil pertanian. Faktor
ini menyebabkan tingkat produksi pertanian cenderung mengalami perubahan yang
relatif besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi barang-barang industri.
Dalam jangka panjang maupun jangka pendek permintaan terhadap barang bersifat tidak
elastis. Dalam jangka panjang ini di sebabkan karena elastisitas permintaan terhadap
barang-barang pertanian adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya
menimbulkan kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan. Dalam jangka pendek, ia tidak
elastis karena kebanyakan hasilhasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok harian,
yaitu digunskan tiap-tiap hari. Walaupun harganya sangat meningkat namun jumlah yang
sama masih tetap harus dikonsumsi. Sebaliknya pada waktu harga sangat merosot konsumsi
tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap.
Gambar 2.
Perbandingan keadaan di pasar barang pertanian dan barang industri
P P S S₁
S S₁
H E₁
P Ep e₁
H₁
D₁

ep
P₁ S₁
S S₁ Dp S S₁
O Q O Q
(i) Permintaan dan penawaran (ii)Permintaan dan penawaran barang industri
barang pertanian
2. Ketidakstabilan yang di timbulkan oleh perubahan permintaan
Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi. Adakalanya
mengalami resesi atau kemunduran dan adakalanya tenaga kerja dan barang-barang modal
hapir sepenuhnya digunakan (berarti kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan
yang sangat tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi
permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil pertanian.
Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunnya kegiatan ekonomi ini akan
menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi sifat perubahan harga ini adalah berbeda untuk
berbagai jenis barang yang lebih besar dari pada barang industri.Sifat perubahan yang
seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-barang pertanian, seperti juga
dengan sifat permintaannya, adalah tidak elastis.

Misalkan, pada mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian


berturut-turut ditunjukkan oleh kurva Dp dan Sp sesuai dengan sifat permintaan dan
penawaran barang pertanian, yaitu keduanya bersifat tidak elastis, kurva D p dan Sp adalah
tidak elastis , keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah P dan barang yang
diperjualbelikan adalah Q. Selaanjutnya di misalkan, oleh beberapa faktor tertentu,
perekonomian mengalami resesi. Kemunduran ekonomi ini menyebabkan permintaan
keatas barang pertanian pindah Dp menjadi dp.Karena penawaran tidak mengalami
perubahan maka keseimbangan baru di capai pada titik ep.Dengan demikian harga barang
pertanian telah merosot menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjual belikan turun menjadi
Q1.
Seterusnya perhatikan keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang
industri.Pada mulanya dimisalkan. Permintaan dan penawaran berturut-turut adalah Di dan
Si .berdasarkam pemisalan ini pada mulanya keseimbangan dicapai pada titik E i, sesuai
dengan sifat permintaan dan penawaran barang industri maka kedua kurva tersebut relatif
lebih elastis. Apabila berlaku kekerosotan ekonomi, perubahan permintaan keatas barang
industri telah memindahkan kurva permintaan dari Di menjadi di .maka keseimbangan yamg
baru adalah pada ei yang berarti harga telah turun ke Pi dan jumlah barang yang diperjual
belikan bekurang menjadi Qi.
C. MENSTABILKAN HARGA DAN PENDAPATAN PERTANIAN
Menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian, berbagai negara banyak
yang melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara.:
1. Membatasi (menentukan kuota) pada tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap
produsen.
2. Melakukan pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasaran bebas.
3. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah lebih rendah
daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.

D. KEBIJAKAN HARGA MAKSIMUM


Kebijakan ini dilakukan pemerintah apabila harga di pasar bebas di anggap terlalu tinggi,
sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi
dan juga mempengaruhi pada kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, jumlah permintaan
(Qd) lebih besar dari jumlah penawaran (Qs).Kondisi inilah yang kemudian dikenal
dengan shortage dimana terjadi kekurangan pasokan barang.Pada keadaan seperti ini
produsen berlomba-lomba untuk menjualkan barang dagangannya dengan harga yang lebih
tinggi, sehingga peran pemerintahlah yang mengeluarkan kebijakan ini.Kemudian ada
batasan harga tertinggi yang bisa dilakukan oleh produsen untuk menjual barangnya yang
berada di bawah harga pasar.Hal ini dilakukan untuk melindungi konsumen. Berikut ini
adalh kurva yang menunjukkan terjadinya kebijakan harga maksimum dimana PC (Price
Ceiling) berada di bawah PE (Price Equilibrium) atau dengan kata lain PC lebih kecil
dibanding PE.

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan harta maksimum


mempengaruhi:
1) Harga
2) Menciptakan kelebihan permintaan
3) Berkurangnya penawaran
4) Menurunnya kuantitas yang diperjualbelikan (shortage)

E. PENGARUH PAJAK PENJUALAN


Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada
waktu jual beli ke atas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan.Pada
umumnya pajak penjualan dikenakan dalam bentuk suatu persentasi tertentu dari hasil
penjualan. Pajak penjualan ini merupakan pajak tidak langsung, yang berarti beban pajak
dapat dialihkan kepada pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah konsumen. Pajak yang
dipungut pemerintah dapat berupa lump sum tax, yaitu besarnya sudah tertentu, misal
Rp100,000, dan dapat berupa propotional tax, yaitu dalam bentuk presentase dari harga,
misalnya 5% P atau 0,05 P. keduanya akan menaikkan biaya produksi. Dampaknya, kurva
penawaran akan bergeser keatas. Kalau kurva permintaan tidak berubah, pajak ini akan
menaikkan harga pasar seperti kurva untuk lump sum tax.
Pungutan pajak penjualan akan menyebabakan para pemeli harus membayar lebih
tinggi untuk memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut. Dalam analisis
dapat ditunjukkan bahwa pajak penjualan tersebut tidak seluruhnya dibayar oleh pembeli.
Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul oleh para penjual . pembagian
beban pajak dianatara pembeli dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax incidence.
Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat prporsi beban pajak diantara
pembeli dan penjual pada masing-masing keadaan berikut :

 Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung
pembeli dan penjual
 Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggumg
pembeli dan penjual.

 INSIDEN PAJAK DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi insiden pajak akan
dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan.
Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana permintaan yang
elastis dengan permintaan yang tidak elastis.
Kesimpulannya :

 Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan
ditanggung oleh para pembeli.
Apabila kurva permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan
dibayar oleh penjual. Apabila kurva permintaan tidak elastis sempurna maka seluruh pajak
penjualan ditanggung pembeli.

 Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang
diperjualbelikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh pemerintah.
Kasus Permintaan Elastis

Dalam Gambar XX (i) dimisalkan sebelum adanya pajak penjualan, kurva permintaan dan
penawaran berturut-turut adalah DD dan SS. Maka keseimbangan adalah pada titik E dan
keseimbangan ini menunjukan bahwa harga adalah P dan jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah Q. Kemudian misalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan
sebanyak T. Akibatnya pajak penjualan ini kurva penawaran akan berubah dai SS menjadi
SiSi yang selanjutnya mengakibatkan perubahan keseimbangan dari E kepada E1. Dapat
dilihat bahwa harga naik menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan hanya
mencapai jumalh Q1.

Kalau dibandingkan harga sebelum adanya pajak penjualan dan harga sesudah pajak
tersebut dikenakan, uraian di atas menunjukan bahwa harga naik sebanyak PP1 dan
selebihnya yaitu (T-PP1)=PA ditanggung oleh penjual.

Kasus Permitaan Tidak Elastis

Dalam Gambar XX (ii) dimisalkan sebelum pemerintahan memungit pajak penjualan,


permintaan dan penawaran adalah DD dan SS. Kurva penawaran SS Gambar XX (ii) adalah
sama dengan kurva penawaran Gambar XX (i). Akan tetapi kurva permintaan D1D1 lebih
tidak elastis darpada kurva permintaan DD. Berdasarkan pemisalan yang dibuat
keseimbangan pemulaan adalah pada titik E, yaitu pada harga P dan jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah Q. Seperti dakan Gambar XX (i), dimisalkan pemerintah mengenakan
pajak penjualan sebesar T dan akibatnya kurva penawaran begeser dari SS menjadi S1S1
serta keseimbangan dari menjadi E1.

Keadaan keseimbangan yang baru menunjukan harga telah naik menjadi P1 dan jumlah
barang yang dipejualbelikan turun menjadi Q1. Gambar XX (ii) menunjukan oajak penjualan
dibayar konsumen adalah PP1 dan produsen membayar sebanyak PA. Dalam grafik jelas
terlibat P1P > PA, yang berarti beban pajak yang ditanggung konsumen adalah lebih besar
dari yang ditanggung produsen.
Kesimpulan

Dari anaisis di atas dapat dibuat dua kesimpulan penting berikut:

o Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak yang akan ditanggung
oleh para pembeli. Apabila kurva permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh
pajak penjualan dibayar oleh penjual. Apabila kurva permintaan tidak elastis
sempurna maka seluruh pajak penjualan ditanggung pembeli.
o Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang
diperjualbelikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh pemerintah.

F. PENGARUH SUBSIDI PEMERINTAH


Pajak yang dikenakan atas penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang
tersebut menjadi lebih mahal. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan
harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta menjadi lebih
mahal daripada harga keseimbangan sebelum pajak, dan jumlah keseimbangannya menjadi
lebih sedikit.
Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya
produksi yang ditanggung produsen. Subsidi dapat menurunkan harga. Keuntungan yang
diperoleh pembeli dengan adanya subsidi bergantung pada besarnya penurunan harga yang
berlaku.
Subsidi dan Elastisitas Permintaan
 Semakin elastis permintaan semakin besar bagian dari subsidi yang akan
diperoleh penjual.

 Semakin elastis permintaan semakin banyak pertambahan jumlah barang yang


diperjualbelikan.

Subsidi dan Elastisitas Penawaran


 Semakin elastis penawaran semakin kecil bagian dari subsidi yang akan
diperoleh penjual.
 Semakin elastis penawaran semakin banyak pertambahan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sektor pertanian penting sekali
artinya.Sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar
pendapatan rumah tangga di belanjakan untuk membeli hasil-hasil pertanian.
Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sektor pertanian
yang besar tersebut.
2. Dalam jangka pendek harga barang-barang hasil pertanian mengalami naik turun yang
relatif besar. Harganya boleh mencapai ke tingkat yang lebih tinggi pada suatu masa,
sebaliknya mengalami kemrosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya.
3. Menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian, berbagai negara banyak
yang melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga.
4. Kebijakan ini dilakukan pemerintah apabila harga di pasar bebas di anggap terlalu tinggi,
sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi
dan juga mempengaruhi pada kesejahteraan masyarakat.

B. Saran
Penyusun sanagat menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih sangat
banyak kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun
menyarankan kepada semua pembaca makalah ini untuk memberikan saran-saran yang
membangun, untuk kebaikan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, (Jakarta; Rajawali Pers, 2009),


http://www.firmansyah/doc/24494554/mestabilkan harga pendapatan pertanian 27-03-2015
Prof. Dr. Soeharno, TS. SU, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta; Andi, 2007)
http://ressinatasumanda.blogspot.co.id/2014/03/aplikasi-teori-permintaan-dan-
penawaran.html

Anda mungkin juga menyukai