Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Aktif

2.1 Oleum Iecoris Aselli


Farmakologi :
Oleum Iecoris Aselli (minyak ikan, levertraan) diperoleh dari hati segar Gadus
Morrhua (Cod, Kabel Jaw). Kandungan kadar vitamin A dan D agak tinggi, masing-
masing mineral 600 dan 85 µg begitu pula mengndung sejumlah poli-unsaturated
fatty acid (PUFA), termasuk KI 18% asam lemak omega-3 (EPA, DHA) yang
berkhasiat menurunkan kadar kolesterol. Dulu senyawa ini banyak digunakan bagi
anak-anak sebaagai obat pencegah rachitis dan sebagai obat penguat pada keadaan
lemah sesudah mengalami infeksi (15-30 ml sehari). Berhubungan dengan baunya
yang tidak enak dan kandungan zat-zat toksik (insektrsid). Sekarang sudah terdesak
oleh sediaan vitamin murni secara topikal masih digunakan dalam salep (10%) untuk
membantu penyembuhan luka bakar, tetapi jangan di gunakan bila luka sudah
terinfeksi sediaan kombinasi vitamun A dan D sintesis mengandung campuran dari
kedua vitamin terlarut dalam minyak atau tersolubilisasi dalam air dengan bantuan
suatu detergens (Tween) (Tjay, 2015)

Farmakokinetik
Vitamin A diabsorpsi sempurna melalui usus halus dan kadarnya dalam plasma
mencapai puncak setelah 4 jam tetapi absropsi dosis besar vitamin A kurang efisien
karena sebagian akan keluar melalui feses. Gangguan absorpsi lemak akan menyebabkan
gangguan absorpsi Vitamin A maka pada keadaan ini dapat digunakan sediaan Vitamin A
yang larut dalam air. Absorpsi vitamin A berkurang bila diet urang protein pada penyakit
infeksi tertentu pada penyakit seprti hepatitis, sirosis hepatitis atau obstruksi biliaris.
Vitamin D diabsorpsi lebih cepat dan sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung
empedu, dan saluran cerna seperti steorbore akan memganggu absorpsi vitamin D.
vitamin D disimpan dalam bentuk inert dalam tubuh, untuk menjadi bahan aktif harus
dimetabolisme lebih dahulu melalui serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dna hati.
Ekskresi melalui emped dan jumlah kecil ditemukan dalam urine. Viamin D diikat oleh
α-globulin yang khusus dan selanjutnya disimpan pada lemak tubuh untuk waktu lama
dengan masa paruh 19-25 jam.
(Sumber: Farmakologi dan Terai FK Universitas Indonesia)

Farmakodinamik
Pada fibroblast atau jaringan epitel terisolasi, retinoid dapat meningkatkan sintesis
beberapa jenis protein seperti fibrinektin dan mengurangi sintesis protein seperti
kolagenase dan keratin. Hal ini disebbakan karena danya perubahan transkripsi pada inti
dan asam retinoat. Lebih kuat dalam menyebabkan perubahan tersebut. asam retinoat
mempengaruhi ekspresi gen dengan bergabung pada reseptor yang berada di inti sel.
Terdapat dua kelompok mempengaruhi reseptor yaitu retinoid Acid Receptors (RARs)
dan Retinoid X Receptors (RXRs). Reseptor retinoid segolongan dengan reseptor
steroid, hormone tiroid, dan kalsitriol. Retinoid dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang,
alat reproduksi,dan perkembangan embrio. Kelebihan retinoid akan menyebabkan
pembentukan mucus yang berlebihan dan menghambat kreatinisme.
Vitamin D berperan dalam pengatur homeostatis kalsium plasma. Meingkatkan
absorpsi kalsium dan fosfat melalui usus halus. Pengaturan kadar plasma kalsium plasma,
dipengaruhi juuga oleh hormone paratiroid (HPT) dan kalsitonin.
(Sumber: Farmakologi dan Terai FK Universitas Indonesia)
Dosis
Setiap 15 ml emulsi mengandung 3 gram oleum iecoris aselli

- 1xp = 3 gram/15ml
- Lama pengobatan 3 hari
- Usia 1-6th = 1 sendok makan (3g/15ml)
1 hari = 3gr/15ml
3 hari = 15ml x 3 = 45 ml
- Usia 7-12th = 2 sendok makan (3gram/15ml)
1 hari = 6gr/30ml
3 hari = 30ml x 3 = 90ml
- Usia >12th = 3 sendok makan (3gram/15ml)
1 hari = 9gr/45ml
3 hari = 45ml x 3 = 135ml

2.2 Ekstrak kurkumin


Farmakologi
Rimpang ini sangat terkenal sebagai obat tradisonal untuk gangguan pencernaan yang
berkaitan dengan kekurangan empedu. Merupakan contoh khas dari teori signature kuno
mengenai bentuk dan warnanya obat tanaman. Bentuk rimpangnya menyerupai kandung
empedu dan di tambah warna kuningnya, maka di gunakan pada penyakit kuning
(hepatitis). Berkhasiat choleretis dan cholehinetis, yakni menstimulir pembentukan dan
sekresi empedu oleh hati ke duodenum berdasarkan zat warn kuning curcumin dan
minyak-minyak atsiri yang ternyata juga berdaya bakteriostatis terhadap bakteri gram
positif.
Kurkumin telah dibuktikan khasiat antioksidannya yang sangat kuat terhadap radikal-
hidroksil, superoksida dan proses-proses peroksidasi. Juga berkhasiat anti radang yang
menyerupai efek NSAID dan juga di perkirakan berfungsi menurunkan dengan kuat
pembentuk plak di pembuluh dan sel-sel otak. Selain itu curcumin menghambat
penggumpalan pelat darah (antiagregasi) dan menurunkan kolestrol plasma dengan
menstimulasi pengubahannya menjadi asam empedu di samping meningkatkan kelarutan
empedu dan dengan demikian melawan pembentukan batu empedu.
Berdasarkan efek antioksidannya curcumin dapat menghambat proliferasi sel-sel
tumor dari kanker usus besar. Di samping itu juga berdaya menginaktifkan radikal NO
(nitrit oksida), yang terdapat dalam kadar meningkatkan di neuron pasien Alzheimer.
Ditambah dengan efek antiradangnya yang juga bekerja protektif terhadap demensia,
maka curcumin maka di gunakan pada prevensi dan pengobatan alternatif penyakit ini.
Berkat efek protektifnya terhadap hati, curcumin juga di gunakan pada gangguan-
gangguan hati dan empedu

Farmakokinetik

Absorpsi kurkumin yang diberikan secara per oral mengalami eliminasi presistemik.
Setelah diabsorpsi, kurkumin dikonjugasi oleh sulfat dan glukuronat. Adanya aktivitas
enzim konjugasi yaitu glukuronidase dan sulfatase pada kurkumin di dalam hati, ginjal
dan mukosa usus, menunjukkan bahwa pemberian per oral kurkumin yang diabsorpsi di
saluran cerna menyebabkan sebagian besar kurkumin mengalami metabolisme menjadi
bentuk konjugat sulfat dan glukuronida kemudian ke sirkulasi darah. (Anand et al., 2007).

Kurkumin dengan pola absorpsi yang buruk didukung dengan derajat metabolisme
kurkumin yang tinggi di dalam hati serta dieliminasi sangat cepat melalui empedu maka
tidaklah mungkin untuk menemukan kurkumin dengan kadar tinggi di dalam darah
beberapa waktu setelah pemberian (Pan et al., 1999).

Profil farmakokinetika kurkumin menunjukkan kadar dalam darah yang sangat eratik
(naik turun) dan cepat hilang dari peredaran . Profil farmakokinetik yang kurang baik ini
diduga karena sifat kurkumin bersifat sukar larut dalam air, sehingga mengakibatkan
kecepatan disolusinya dan ketersediaan hayatinya rendah.

Farmakodinamik

Kurkumin merupakan senyawa kurang polar yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam alcohol, Etanol 96% memiliki kadar etanol lebih besar daripada air (96:4) jika
dibandingkan dengan etanol 70% dan etanol 50%.

Dosis

Setiap 15 ml emulsi mengandung 10 mg ekstrak kurkumin

- 1xp = 15mg/15ml
- Usia 1-6th = 1 sendok makan (15mg/15ml)
1 hari = 15mg/15ml
3 hari = 15ml x 3 = 45 ml
- Usia 7-12th = 2 sendok makan (15mg/15ml)
1 hari = 30mg/30ml
3 hari = 30ml x 3 = 90ml
- Usia >12th = 2 sendok makan (15mg/15ml)
1 hari = 30mg/30ml
3 hari = 45ml x 3 = 135ml

Anda mungkin juga menyukai