Anda di halaman 1dari 7

Kromatografi vakum cair merupakan modifikasi dari kromatografi kolom gravitasi.

Prinsip kerja
KVC yaitu partisi dan adsorpsi komponen senyawa yang pemisahannya dibantu dengan tekanan
dari alat vakum (Maro et al., 2015). Keuntungan dari metode ini adalah prosesnya cepat dan
senyawa tertarik secara sempurna. Kerugiannya adalah pemisahanya tidak sempurna karena
senyawa yang ditampungbercampur dalam suatupenampungan tidak seperti pada
kolom konvensional yang dipisahkan berdasarkan warna, sehinggapemisahannya lebih
maksimal. (Helfman, 1983).

Tahapan prosedur :

1. Kolom yang digunakan biasanya terbuat dari gelas dengan lapisan berpori pada bagian
bawah.Ukuran kolom bervariasi tergantung ukurannya.

2. Kolom disambungkan dengan penampung eluen yang dihubungkan dengan pompa


vakum. Pompa vakum akan menghisap eluen dalam kolom, sehingga proses pemisahan
berlangsung lebih cepat.

3. Penggunaan tekanan dimaksudkan agar laju aliran eluen meningkat sehingga


meminimalkan terjadinya proses difusi karena ukuran silika gel yang biasanya digunakan
pada lapisan kromatografi KLT sebagai fasa diam dalam kolom yang halus yaitu 200-400
mesh.

4. Kolom yang digunakan berukuran lebih pendek dari pada kolom kromatografi gravitasi
dengan diameter yang lebih besar (5-10 cm).

5. Kolom KVC dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan
maksimum.

6. Sampel yang akan dipisahkan biasanya sudah diadsorbsikan ke dalam silika kasar
terlebih dahulu (ukuran silika kasar 30-70 mesh) agar pemisahannya lebih teratur dan
menghindari sampel kangsung menerobos ke dinding kaca tanpa melewati adsorben
terlebih dahulu, yang dapat berakibat gagalnya proses pemisahan.

7. Pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penyerap yang sebelumnya


sudah dimasukkan sampel.

8. Kolom dihisap perlahan-lahan ke dalam kemasan dengan memvakumkannya.

9. Kolom dielusi dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang
kepolarannya rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan.

10. Kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi (Atun, 2014).
Kromatografi kolom tekan juga merupakan modifikasi dari kromatografi kolom gravitasi dengan
menambahkan tekanan udara dari atas kolom dan digunakan untuk isolasi. Prinsip kromatografi
kolom tekan yaitu pergerakan eluen dibantu dengan tekanan udara yang berasal pompa udara
(Muhtadi, 2008). KKT memanfaatkan tekanan untuk mempercepat elusi, sedangkan KVC lebih
menggunakan prinsip pengurangan tekanan untuk mempercepat elusi. Dalam pemisahan dengan
kolom modifikasi ini, kecepatan alir yang digunakan sekecil mungkin yang artinya bahwa elusi
yang terjadi berjalan lambat. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pemisahan dan reaksi yang
terjadi antara fasa diam kolom modifikasi dengan sampel. Ketika menggunakan kecepatan alir
yang kecil, tekanan didalam semakin besar, sehingga pemisahan yang terjadi menjadi lebih baik. 

Contoh :

• Silika gel (SiO2) dan alumina (Al2O3). Jika ukuran mesh lebih besar, maka ukuran silika
tersebut lebih kecil. Ukuran partikel dari adsorben sangat berpengaruh pada bagaiman eluen
bergerak melewati kolom. Partikel yang lebih kecil (mesh lebih besar) digunakan untuk
kromatografi kolom tekanan sedangkan adsorben dengan ukuran partikel yang lebih besar
digunakan untuk komatografi kolom gravitasi.

• Alumina. Daya adsorbsi alumina dapat diatur dengan mengatur jumlah air yang dikandung.
Caranya ialah dengan mengeringkan alumina pada suhu 360 derajat C selama 5 jam, kemudian
membiarkan alumina kering tersebut menyerap air sampai jumlah tertentu.

PELARUT

Pelarut yang mampu menjalankan elusi terlalu cepat tidak akan mampu mengadakan pemisahan
yang sempurna. Sebaliknya elusi yang terlalu lambat akan menyebabkan waktu retensi yang
terlalu lama. Sistem pelarut dengan kepolaran yang bertingkat sering juga digunakan adalah
pelarut mengelusi kolom. Dalam hal ini pelarut yang pertama kali digunakan adalah pelarut non
polar untuk mengelusi komponen yang kurang polar. Pelarut yang lebih polar ditambahkan untuk
mengelusi komponen yang lebih polar juga.

Tahapan prosedur

1. PENGEMASAN KOLOM

Kolom dikemas dengan metode kering. Bagian bawah pipet pasteur disumbat dengan kapas
secukupnya. Tambahkan silika gel kering 230-400 mesh.

Pra elusi kolom


Untuk digunakan pelarut non polar sepeti hekasana. Heksana ditambahkan pada bagian atas
kolom (silika gel). Pelarut akan bergerak dengan perlahan, proses pra elusi dpat dipercepat
dengan bantuan bulb pipet untk mendorong pelarut melewati silika gel. Ketika batas pelarut sudh
mencapai batas bawh dari kolom, proses elusi selesai dan kolom siap digunakan.
2. APLIKASI SAMPEL

 Metode basah : Sampel dilarutkan dalam sejumlah kecil pelarut sepeti heksana, aseton dan
sebagainya. Larutan ini kemudioan dimasukkan ke dalam kolom.

 Metode kering : Sampel dilarutkan salam sejumlah kecil pelaut dan tambahkan 100 mg
silika gel. Tunggu sampai pelarut menguap sehingga yang tertinggal hanya serbuk kering.
Masukkan sampel ke dalam kolom dengan bantuan kertas. Tambahkan pelarut segar ke
dalam kolom dan proses elusi pun siap dimulai.

3. ELUSI KOLOM

Proses elusi untuk kromatografi kolom tekanan berskala mikro dilakukan dengan
cara menekan bulb yang ada di ujung pipet pasteur sehingga pelarut akan bergerak
melewati kolom. Jangan biarkan fase diam sampai mengering. Jika kita ingin
memisahkan campuran yang mengandung lebih dari satu komponen maka kita harus
mengubah kepolaran dari sistem pelarut yang digunakan sebelumnya.

4. ANALISIS FRAKSI

Jika fraksi yang diperoleh berwarna, kita dapat menggabungkan fraksi berdasarkan
kesamaan warna tapi jika fraksinya tidak berwarna, penggabungan fraksi dapat dilakukan
berdasarkan hasil KLT.

Kromatotro
n memiliki p
rinsip sama 
seperti kro
matografi kl
asikdengan 
aliran fase 
gerak yang 
dipercepat 
oleh gaya s
entrifugal.K
romatografi
jenis ini
menggunaka
n rotor yang
dimiringkan
dan
terdapatdala
m ruang ter
tutup oleh p
lat kaca kua
rsa, sedang
kan lapisan
penyerapnya
berupa plat
 Kromatotron memiliki prinsip sama seperti kromatografi klasik dengan aliran fase gerak yang
dipercepatoleh gaya sentrifugal. Kromatografi jenis ini menggunakan rotor yang dimiringkan
dan terdapat dalam ruang tertutup oleh plat kaca kuarsa, sedangkan lapisan penyerapnya berupa
plat kaca yang dilapisi oleh silika gel. Keuntunganganyya adalah cara kerja yang sederhana,
tidak perlu mengerok pita, pemakaian pelarut tdak boros, rotor yang sudah dilapisi dapat
diregenerasi, penotolan cuplikan mudah.

Prosedur tahapan :

1. Plat tersebut dipasang pada motor listrik dan diputar dengan kecepatan 800 rpm.

2. Pelarut pengelusi dimasukkan kebagian tengah pelarut melalui pompa torak sehingga
dapat mengalir dan merambat melalui lapis tipis karena gaya sentrifugal.

3. Untuk mengetahui jalannya proses elusi dimonitor dengan lampu UV.

4. Gas nitrogen dialirkan kedalam ruang plat untuk mencegah pengembunan pelarut
pengelusi dan mencegah oksidasi sampel.

5. Pemasukan sampel itu diikuti dengan pengelusian menghasilkan pita-pita komponen


berupa lingkaran sepusat.

6. Pada tepi plat, pita-pita akan terputar keluar dengan gaya sentrifugal dan di tampung
dalam botol fraksi, diidentifikasi dengan KLT (Hostettmann et al., 1995).

Anda mungkin juga menyukai