Masyrakat Dan Kebudayaan
Masyrakat Dan Kebudayaan
Masyrakat Dan Kebudayaan
Nim : 17020005
Manusia di muka bumi saat ini. Berjumlah lebih tiga miliae dan seluruh
makhluk jenis homo sapiens itu menambahkan suatu keragaman yang disebabkan
karena ciri-ciri raskaukasoid, mongoloid, negroid, dan beberapa ciri lain yang
berbeda. 7amun beragam ras itutidak menyebabkkan timbulnya beragam pola tingkah
laku. Beragam kesatuan hidup manusiadalam suatu kesatuan negara nasional
mempunyai wujud yang lain, beragam wujud ini bukandisebabkan karena adanya
perbedaan suku-suku bangsa, melainkan karean secara horizontalada perbedaan
lapisan sosial. & suatu negara dengan beragam suku bangsa, seprti 2ndonesiaterdapat
lapisan sosial yang berlaku untuk seluruh negara. &elain itu, juga terdapat sistem-
sistem pelapisan sosial yang hanya berlaku untuk setiap suku bangsa dalam negara.
/elapisansosial di Bali yang ber$ujud kasta Brahmana, satriya, raisya, dan & sudra,
tidak berlaku misalnya dalam adat istiadat & suunda, aceh, timor dan lainnya
Kata kebudayaan berasal dari kata sanskerta, buddayah yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang berarti “budi” atau akal. Dengan demikian ke-budayaan dapat diartikan
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Ada sarjana lain yang
mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya
yang berarti “daya” dan “budi”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dan
“kebudayaan”. Arti “budaya” adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa, dan
rasa. Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam
istilah “antropologi budaya” perbedaan itu ditiadakan.
Manusia berevolusi dalam jangka dan waktu lebih-kurang empat juta tahun
lamanya. Pada saat itu muncul dimuka bumi, tentu telah ada benih-benih dari
kebudayaan. Dengan benih-benih kebudayaan berupa akal dan beberapa peralatan
sederhana itu, manusia dapat hidup selama hampir 2 juta tahun. Kebudayaannya
berevolusi dengan lambat, sejajar dengan evolusi organismenya, dan baru 200.000
tahun kemudian tampak sedikit kemajuan, ketika dari penemuan alat-alat sekitar
fosil-fosil homo neandertal terlihat, bahwa manusia telah bertambah kemampuan
untuk menguasai api dan mempergunakan energinya, serta kepandaian untuk
membuat gambar-gambar pada dinding gua, yang berarti manusia mulai
mengembangkan kesenian. Berhubungan dengan itu, mungkin juga konsep-konsep
dasar mengenai religi.
Seiring dengan proses kebudayaan yang bertambah cepat dan banyak unsur baru
dengan keragaman yang besar diberbagai tempat di dunia berkembang dalam jangka
waktu hanya 5.500 tahun setelah itu. Hingga kira-kira 1.500 M, beberapa tokoh
bangsa-bangsa di Eropa Barat mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan baru.
Hanya dalam waktu 200 tahun saja, yaitu zaman paroh kedua abad ke- 18 sampai
abad ke- 20 ini, kebudayaan manusia mengalami revolusi ketiga yakni Revolusi
Industri
Pendapat seorang ahli sosiologi Talcott Parsons bersama dengan seorang ahli
antropologi A.L. Kroeber pernah menganjurkan untuk membedakan wujud
kebudayaan sebagai suatu sistem dari ide dan konsep dari wujud kebudayaan sebagai
suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Serupa dengan J.J
Honig Mann yang dalam buku pelajaran antropologinya, berjudul The World of
Man (1959: hlm. 11-12) membedakan adanya tiga “gejala kebudayaan”, yaitu
(1) ideas, (2) acitivities, (3) artifacts. Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
C. Adat-Istiadat
1. Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi
Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak
dari adat-istiadat karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu
yang ada dalam pikiran, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang
memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat tadi. Sebagai
konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat umum, dengan ruang lingkup sangat
luas dan biasanya bersifat diterangkan secara rasional dan nyata.
Menurut ahli antropologi C. Kluckhohn tiap sistem nilai budaya dalam tiap
kebudayaan mengandung lima masalah dasar dalam kehidupan manusia. Menurut C.
Kluckhohn, kelima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan
bagi kerangka variasi sistem nilai budaya.
4. fokus kebudayaan
5. etos kebudayaan
suatu kebudayaan sering memancarkan keluar suatu Watak khas tertentu yang
tampak. watak khas itu dalam ilmu antropologi disebut ethos, sering tampak pada
gaya tingkah laku $argamasyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan berbagai
benda hasil karya mereka. alam ilmu antropologi, penelitian-penelitian mengenai
$atak kebudayaan seperti itu$alaupun telah lama ada, mula-mula hanya dijalankan
secara sadar oleh seorang sarjanaantropologi$anita bangsa 3merika, Duth Benedict