Anda di halaman 1dari 15

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan

LAPORAN PENDAHUUAN
“ANEMIA”
DI RUANG CEMPAKA
RUMAH SAKIT dr. DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG-BANTEN

VIVIE IRVIANI
(5019031106)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG – BANTEN
2019
A. Definisi

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis,
anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan (Smeltzer & Bare, 2002).

Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan perfusi O2
ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl sehingga
memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah
nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).

B. Etiologi

Penyebab anemia pada dewasa terbagi menjadi dua, yakni :

1. Kehilangan sel darah merah

a. Perdarahan

Perdarahan dapat diakibatkan berbagai penyebab diantaranya adalah trauma, ulkus,


keganasan, hemoroid, perdarahan pervaginam, dan lain-lain.

b. Hemolisis yang berlebihan

Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi dikenal sebagai hemolisis, terjadi jika
gangguan pada sel darah merah itu sendiri memperpendek siklus hidupnya (kelainan
intrinsik) atau perubahan lingkungan yang menyebabkan penghancuran sel darah merah
(kelainan ekstrinsik). Sel darah merah mengalami kelainan pada keadaan :
- Hemoglobinopati atau hemoglobin abnormal yang diwariskan, contohnya adalah pada
penderita penyakit sel sabit (sickle cell anemia)

- Gangguan sintesis globin, contohnya pada penderita thalasemia

- Kelainan membrane sel darah merah, contohnya pada sferositosis herediter dan
eliptositosis

- Difisiensi enzim, seperti defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD) dan


defisiensi piruvat kinase (Price, 2006).

2. Kekurangan zat gizi seperti Fe, asam folat, dan vitamin B12.

C. Klasifikasi penyakit

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:

1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:

a. Anemia aplastik

Penyebab:

- agen neoplastik/sitoplastik

- terapi radiasi, antibiotic tertentu

- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason

- infeksi virus (khususnya hepatitis)


Gejala-gejala:

- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

- Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan


saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat

b. Anemia pada penyakit ginjal

Gejala-gejala:

- Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

- Hematokrit turun 20-30%

Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitin

c. Anemia pada penyakit kronis

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini
meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan

d. Anemia defisiensi besi

Penyebab:

- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi

- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

- Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,


hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:

- Atropi papilla lidah

- Lidah pucat, merah, meradang

- Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu

e. Anemia megaloblastik

Penyebab:

- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

- Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen


kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:

- Pengaruh obat-obatan tertentu

- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik

- Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

- Proses autoimun

- Reaksi transfusi

- Malaria

D. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif
yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel,
dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah,
letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala
lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

E. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besi. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe, Perrosulfat 3x
200mg/hari/per oral sehabis makan, Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12


3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.

F. Pengkajian Keperawatan Fokus

 Wawancara

a. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama

Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing.

2. Riwayat kesehatan sekarang

Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.

3. Riwayat kesehatan dahulu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes
militus, penyakit jantung, struk ?.

 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum

Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap
dingin, berat badan menurun.

2. Kulit

Kulit kering, kuku rapuh.

3. Mata

Penglihatan kabur, perdarahan retina.

4. Telinga

Vertigo, tinnitus.

5. Mulut

Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.

6. Paru – paru

Dispneu.

7. Kardiovaskuler

Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.

8. Gastrointestinal

Anoreksia.

9. Muskuloskletal

Nyeri pinggang, nyeri sendi.

10. System persyarafan


Nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas.

G. Analisa Data

No Data Analisa Data & Patoflow Diagnosa


keperawatan
1 Subjektif Agen neoplastic Ketidakefektifan
 Perubahan sensasi Radiasi perfusi jaringan
Obat-obatan perifer
Objektif Infeksi
 Perubahan Bahan kimia
karakteristik kulit
 Bruit
 Perubahan tekanan
Gangguan hemapoetik
darah pada
ekstremitas
 Klaudikasi Eritropetik

 Kelambatan
penyembuhan
Anemia
 Nadi arteri lemah
 Edema
 Tanda human Aliran darah perifer

positif menurun

 Kulit pucat saat


elevasi, dan tidak
kembali saat Ketidakefektifan perfusi
diturunkan jaringan perifer
 Diskolorasi kulit
 Perubahan suhu
kulit
 Nadi lemah atau
tidak teraba
2 Subjektif: Kurang nutrisi, pajanan toksik, Ketidakseimbangan
 Kram abdomen dan inuasi tumor nutrisi: kurang dari
 Nyeri abdomen kebutuhan tubuh
 Menolak makan
 Persepsi Kegagalan sumsum tulang

ketidakmampuan
untuk mencerna
makan
Kadar Hb turun
 Melaporkan
perubahan sensasi
rasa
 Melaporkan Asupan makanan dan oksigen ke

kurangnya organ tubuh berkurang

makanan
 Merasa cepat
kenyang setelah
Ketidakseimbangan nutrisi
mengkonsumsi
kurang dari kebutuhan tubuh
makanan

Objektif:
 Pembuluh kapiler
rapuh
 Diare atau steatore
 Bukti kekurangan
makanan
 Kehilangan rambut
yang berlebihan
 Bising usus
hiperaktif
 Kurang
informasi/informasi
yang salah
 Kurangnya minat
terhadap makanan
 Rongga mulut
terluka
 Kelemahan otot
yang berfungsi
untuk menelan atau
mnengunyah

H. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Kriteria Hasil/Tujuan Intervensi (NIC) Aktivitas (NIC)


Keperawatan (NOC)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Peripheral Sensation - Kaji warna kulit,
perfusi jaringan asuhan keperawatan Management suhu dan
perifer selama 2x24 jam kelembaban, apakah
diharapkan status seluruh tubuh atau
nutrisi: intake nutrient terlokalisir
dan biochemical - Ukur CRT
measures menunjukkan - Palpasi nadi
perbaikan dengan perifer
kriteria hasil : - Kaji fungus
 TTV dalam motorik dan sensorik
batas normal - Kolaborasi
 Tidak ada dengan dokter untuk
ortostatik pemberian tablet
hipertensi penambah darah atau
 Tidak ada tanda agen yang sesuai
tanda dengan kondisi
peningkatan anemia klien
tekanan - Berikan cairan,
intrakranial elektrolit dan
(tidak lebih dari okesigen sesuai
15 mmHg) indikasi

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Nutrition Therapy - Lengkapi


nutrisi: kurang dari asuhan keperawatan pengkajian nutrisi
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam sesuai kebutuhan
diharapkan status - Monitor
nutrisi: intake nutrient makanan/cairan yang
dan biochemical dicerna dan hitung
measures menunjukkan intake kalori sehari-
perbaikan dengan hari
kriteria hasil : - Tentukan dengan
kolaborasi dengan
 Memperlihatkan ahli diet, jumlah
status gizi: kaloro dan tipe
asupan kalori yang
makanan dan dibutuhkan untuk
cairan, yang mendapatkan
dibuktikan oleh kebutuhan nutrisi
indicator yang tepat
sebagai berikut: - Berikan edukasi
pada pasien dan
1. tidak adekuat keluarga untuk
2. sedikit adekuat konsumsi makanan
3. cukup adekuat yang tinggi protein,
4. adekuat kalori, zat besi dan
5. sangat adekuat vitamin
- Tentukan apakah
klien membutuhkan
enteral feeding
- Berikan nutrisi
melalui enteral
apabila dibutuhkan
- Berikan
penjelasan kepada
keluarga mengenai
kebutuhan nutrisi
yang dibutuhkan
oleh klien

Nutritional
Monitoring
- Monitor albumin,
total protein,
hemoglobin dan
hematokrit
- Monitor mual/
muntah
Monitor kalori dan
intake makanan

Daftar Pustaka
Brunner and suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,volume 3

Jakarta : EGC.

Nanda /nternational. (2015). Diagnosa Keperawatan : defnisi dan klasifkasi 2015-2017.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai