PENDAHULUAN
yang yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini
secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleha
keran itu, tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa
rukun Iman, terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan
Islam terhadap hal-hal yang “ghoib” yang hanya dapat diyakini secara
transedental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia.
Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari: 1) iman kepada Allah (Patuh
dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya), 2) iman kepada Malaikat-
(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab
perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (aham bahwa setiap
perbuatan akan ada pembalasan) dan 6) iman kepada Qada dan Qadar (paham
pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta).
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah
Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang meyangkut
adalah:
keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau
alam semesta
Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab
Al-Qur'an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat,
dan Injil
Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan
”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian,
Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril: ”Iman
kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau beriman kepada takdir
Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb
dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang
Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh
dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada (eksistensi)
pada Allah Maha Esa itu merupakan satuan, Ada pada Allah itu bersifat mutlak,
kekal tanpa batas (al-Baqa), berbeda dengan setiap kebaharuan (Mukhâlafat lil
Hawâdits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha
hambatan (al-Irâdat), tahu atas setiap sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki
dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang
langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai
pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil
(terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang
kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-
Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya
selain Allah. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya
oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil,
Zabur, dan Al-Qur’an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari
sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib
kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian
dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah
mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.
Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada
manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib
beriman kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula beriman secara
tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25
diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Wajib pula
beriman bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka,
yang jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui
nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula
beriman bahwa Muhammad shalalallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia
dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta
memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an terdapat nama dua puluh lima
Rasul Allah, yang satu persatunya disebutkan dengan nyata, yaitu : Adam, Idris,
Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli,
Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakharia, Yahya,
Isa,
2) "Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih dahulu
Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang
adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang
yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah
mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia menghendaki. Pengertian alba’ts
Ta’ala.
segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah
mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum
dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Allah telah menulisnya pula di dalam
perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan
dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah
itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan
senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak
ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada.
Karena itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat
tugas-tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada
malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim
bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan
keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa optimis dan
yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh karena itu iman
kepada malaikat akan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis, tidak
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang
kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki
kemampuan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah kehidupan
untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup berakhir, maka
yang jelas.
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul
maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan
Rasulullah, maka manusia akan mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap
mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang berhubungan dengan Allah,
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut
akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam
dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah
balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh
balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari
akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia
kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang
telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada
seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,
sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik
menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan
takdir ini segogjayanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan
terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang
3.1 Kesimpulan
a. Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman
Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman
perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan
dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah
itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan
senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak
manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk
kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya
karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh
malaikat.
d. Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat
akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang
f. Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya
hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan
melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam
dan balasannya.
g. Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan
putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah
takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
3.2 Saran
oleha karena itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman
dan taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut
pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari
akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan amal ibadah kita.
DAFTAR PUSTAKA
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara