0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan10 halaman
Teks tersebut membahas tiga poin utama mengenai peran kepuasan belajar dalam mengukur mutu pembelajaran dan hasil belajar, yaitu: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan belajar siswa, (2) pengaruh kepuasan belajar terhadap hasil belajar, (3) cara mengukur kepuasan belajar beserta contoh instrumennya. Teks ini bertujuan menambah pengetahuan tentang variabel kepuasan belajar agar d
Teks tersebut membahas tiga poin utama mengenai peran kepuasan belajar dalam mengukur mutu pembelajaran dan hasil belajar, yaitu: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan belajar siswa, (2) pengaruh kepuasan belajar terhadap hasil belajar, (3) cara mengukur kepuasan belajar beserta contoh instrumennya. Teks ini bertujuan menambah pengetahuan tentang variabel kepuasan belajar agar d
Teks tersebut membahas tiga poin utama mengenai peran kepuasan belajar dalam mengukur mutu pembelajaran dan hasil belajar, yaitu: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan belajar siswa, (2) pengaruh kepuasan belajar terhadap hasil belajar, (3) cara mengukur kepuasan belajar beserta contoh instrumennya. Teks ini bertujuan menambah pengetahuan tentang variabel kepuasan belajar agar d
JURNAL PENJAMINAN MUTU Volume 5 Nomor 1 Februari 2019
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU ISSN : 2407-912X (Cetak)
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI ISSN : 2548-3110 (Online) DENPASAR http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/JPM
PERAN KEPUASAN BELAJAR DALAM MENGUKUR
MUTU PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR
Oleh I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar ratdwiyanaputra@gmail.com
diterima 20 September 2018, direvisi 25 Januari 2019, diterbitkan 28 Februari 2019
Abstract
Student’s learning satisfaction is one of measuring tools of the success of
learning process which would be realized through learning outcomes. This statement has been widely proven through various studies that have been done related to the learning satisfaction and learning outcomes. This article aims to describe three main points relating to the vital position of learning satisfaction as a determinant factor of student learning outcomes namely; (1) factors affecting learning satisfaction, (2) the influence of learning satisfaction on learning outcomes, and (3) how to measure learning satisfaction as well as examples of instruments that have been developed and used by researchers. The main source of this article was the research results from around the world that raised the learning satisfaction as the main topic. This paper was expected to provide an additional knowledge about learning satisfaction variables, so it can be utilized to carry out more in-depth research.
I. PENDAHULUAN pendidikan, mulai masa kemerdekaan hingga
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang saat ini, pemerintah telah menyempurnakan memberikan perhatian yang sangat besar kurikulum pendidikan di Indonesia sebanyak pada sektor pendidikan. Pendidikan telah hampir delapan kali perubahan. Kurikulum banyak disebut dalam berbagai wacana pertama, “Rentjana Pembelajaran -Leer penting kenegaraan, mulai dari UUD 1945 Plan” (Bahasa Belanda) di tahun 1947 hingga wacana Nawacita, pendidikan selalu disempurnakan menjadi “Rentjana menempati posisi penting dalam Pembelajaran Terurai”pada tahun 1952, kelangsungan berbangsa dan bernegara. Hal menjadi “Rentjana Pendidikan”pada tahun ini membawa beberapa implikasi pada dunia 1968, menjadi “Satuan Pelajaran”pada pendidikan di Indonesia. Dari segi kurikulum tahun 1975, kemudian disempurnakan Peran Kepuasan Belajar dalam Mengukur Mutu Pembelajaran dan 22 Hasil Belajar │ I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra kembali pada 1984 dan 1994 sebelum tahunnya mungkin hanya menerima 100-500 disempurnakan menjadi “Kurikulum siswa saja. Namun, persainganlah yang berbasis Kompetensi” pada tahun 2004, akhirnya menentukan apakah sebuah dengan penyempurnaan menjadi “Kurikulum perguruan tinggi akan diminati atau tidak. Tingkat Satuan Pendidikan” yang Banyak faktor yang mempengaruhi diaplikasikan secara resmi mulai tahun 2006, minat seorang siswa untuk memilih dan penyempurnaan terakhir pada tahun perguruan tinggi, diantaranya adalah; 2013 yang disebut dengan “Kurikulum ketersediaan jurusan yang diminati, 2013” (Cahyono & Widiati, 2011:1-13; Lie, akreditasi jurusan yang diminati dan kualitas 2007:4; Kemendikbud, 2014; Putra, lulusan jurusan tersebut. Mulyatini, 2014:64). Penyempurnaan tersebt Suharyati dan Handayani, (2013) menunjukkan betapa besar perhatian menyebutkan bahwa ada lima faktor utama pemerintah pada pendidikan yang dapat yang menentukan seorang mahasiswa dalam membawa kesejahteraan. memilih perguruan tinggi, yaitu; (1) Faktor Disamping itu, dari segi fisik yang meliputi fasilitas, lingkungan dan penyelenggaran pendidikan, persaingan gedung perpustakaan, (2) faktor jaminan institusi pendidikan untuk memberikan kerja yang meliputi beasiswa, dosen, teman, pelayanan terbaik dan menunjukkan hasil keberhasilan alumni, memperoleh pekerjaan terbaik tidak terelakkan. Persaingan tersebut dan isu positif, (3) Faktor biaya kuliah yang terjadi pada setiap jenjang pendidikan, mulai meliputi biaya pendidikan, persyaratan dari jenjang pra-sekolah, sekolah dasar, pembayaran, keluarga dan penghasilan orang sekolah menengah sampai dengan perguruan tua, (4) Faktor persepsi meliputi kurikulum tinggi. Perguruan tinggi yang merupakan dan citra PT, (5) Faktor promosi yang muara dari seluruh jenjang pendidikan yang meliputi status akreditasi, dan potongan ada dibawahnya mengalami kondisi biaya pendidikan. Tujuan dari mahasiswa persaingan yang lebih berat dari jenjang- dengan menetapkan factor-faktor tersebut jenjang sebelumnya. Perguruan tinggi baik adalah agar kegiatan belajar dapat terlaksana negeri maupun swasta terus bertumbuh dan dengan baik dengan biaya yang tidak terlalu berbenah untuk turut bersaing dalam mahal namun menjanjikan masa depan yang memberikan pelayanan pendidikan. Sampai cerah. Jika hal tersebut dapat terwujud, dengan saat ini terdapat 1.554 perguruan mahasiswa akan merasa puas dalam tinggi yang terakreditasi di BAN-PT (BAN- menjalani pembelajaran sesuai dengan waktu PT, 2016). Sementara itu lulusan sekolah yang ditentukan dan dapat mencapai suatu menengah (SMA & SMK) tiap tahunnya hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. mencapai 2.548.389 (Kemdikbud, 2017). Oleh karena itu, faktor kepuasan Dari data tersebut, rasio perguruan tinggi dan belajar menempati posisi vital dalam calon mahasiswa di Indonesia sekitar 1 : mengukur kualitas suatu institusi pendidikan 1.500 (dikurangi kemungkinan tidak untuk nantinya dapat diminati oleh melanjutkan kuliah dan kuliah keluar negeri). masyarakat. Tulian ini akan membahas lebih Yang berarti jika seluruh calon mahasiswa lanjut tentang faktor apa saja yang disebarkan secara merata, setiap perguruan mempengaruhi kepuasan belajar siswa dan tinggi akan mendapatkan 1.500-an bagaimana kepuasan ini bissa mempengaruhi mahasiswa untuk dididik. Angka ini cukup hasil belajar siswa. besar bagi perguruan tinggi yang tiap
23 JURNAL PENJAMINAN MUTU
II. PEMBAHASAN berinvestasi di suatu jurusan pada institusi 2.1 Kepuasan Belajar pendidikan yang disukai. Jadi, kepuasan belajar siswa sangat penting untuk Kepuasan merupakan suatu perasaan diperhatikan mulai dari faktor yang dimana harapan, kebutuhan dan keinginan mempengaruhi kepuasan belajar sampai dapat terpenuhi dari sebuah pelayanan dengan faktor yang dapat dipengaruhi oleh (Aktan, 2010). Dalam kepuasan belajar, kepuasan belajar. pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan pembelajaran yang dirasakan oleh siswa. 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Oleh karena itu, kepuasan belajar dapat Kepuasan Belajar didefinisikan sebagai suatu kondisi perasaan puas karena terpenuhinya harapan dari Markham dan Postema (2001) dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang dialami Ekoto (2015) menyebutkan bahwa kepuasan oleh pelajar. Wu, et.al (2015) juga belajar merupakan suatu faktor yang sangat menyebutkan bahwa teori tentang kepuasan kompleks, namun sangat diminanti untuk belajar (learning satisfactory theory) diteliti di dalam dunia pendidikan, terutama merupakan sebuah teori yang dikembangkan bagi peneliti yang mengadaptasi pendekatan dari teori kepuasan pelanggan/konsumen teori konsumen. Penelitian-penelitian (customer satisfaction theory) oleh Cardozo terdahulu telah membuktikan bahwa (1965). Oleh karena itu, sejalan dengan teori kepuasan belajar dipengaruhi oleh berbagai kepuasan konsumen, teori kepuasan belajar faktor, baik secara langsung maupun tidak memandang posisi siswa sebagai seorang langsung. Faktor-faktor tersebut dapat konsumen yang mampu memberikan respon dikategorikan menjadi tiga kelompok utama atas suatu kegiatan (belajar-mengajar) yaitu; berdasarkan perbandingan antara harapan A. Faktor yang Berhubungan dengan dan kenyataan yang mereka terima. Pengajar (Instructor-related Factors) Kepuasan belajar juga dapat 1. Kehadiran Pengajar didefinisikan sebagai kemampuan emosional Menurut sebuah penelitian yang (emotional affordance) (Calli, et.al, 2013 dilaksanakan oleh Gray dan dalam Ekoto 2015) atau persepsi subjektif DiLoreto (2016) dalam sebuah (subjective perceptions) tentang suatu kelas online, kehadiran pengajar kondisi di mana pengalaman belajar siswa masih berpengaruh secara sesuai dengan harapan belajar siswa pada signifikan terhadap kepuasan suatu mata pelajaran atau kursus (Lo, 2010 siswa. Kehadiran pengajar yang dalam Ekoto 2015). Hal ini sesuai dngan dimaksud disini bukan sekedar pernyataan Ko (2012) dalam Ko dan Chung kehadiran pengajar secara fisik, (2014) yang menyebutkan bahwa kepuasan namun juga mencakup belajar adalah tingkat kepuasan siswa kemampuan pengajar untuk terhadap proses pembelajaran dan hasil yang mendesain, mengatur dan didapatkan dari proses tersebut. Di tingkat mengajar pada setiap kegiatan perguruan tinggi, seorang siswa merupakan pembelajaran. Sehingga, walaupun pelanggan dari suatu produk pendidikan pengajar tidak hadir di kelas, dimana mereka memiliki hak untuk dengan memberikan konten pelajaran yang jelas, instruksi Peran Kepuasan Belajar dalam Mengukur Mutu Pembelajaran dan 24 Hasil Belajar │ I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra tertulis yang mudah dipahami 3. Struktur dan Organisasi maupun tugas-tugas yang relevan, Pembelajaran pengajar sudah dapat dirasakan Struktur dan organisasi hadir di kelas (Gray dan DiLoreto, pembelajaran mencakup seluruh 2016). pengaturan pembelajaran mulai Disamping itu, kehadiran pengajar dari kurikulum, silabus, juga dapat terwujud dalam bentuk pengembangan desain diterimanya kualitas ersonal pembelajaran, sumber materi pengajar oleh siswanya. Hal ini pembelajaran, metodologi, akan memperngaruhi hubungan strategi, alokasi waktu, dan pengajar dan siswa dalam sebuah seluruh perencanaan mulai dari proses pembelajaran. Hubungan sebelum, selama dan sesudah baik yang tercipta antara pengajar pembelajaran (evaluasi/assessmen) dan siswa, akan meningkatkan (Garrison, Anderson, & Archer, tingkat kepuasan siswa dalam 2000 dalam Gray dan DiLoreto, belajar (Siming, et,al. 2015) 2016). Struktur dan organisasi 2. Keahlian Pengajar pembelajaran ini pun terbukti Keahlian pengajar sangat erat berpengaruh secara positif dan kaitannya dengan tingkat signifikan terhadap kepuasan pendidikan pengajar dan belajar, dimana semakin baik profesionalismenya sebagai pengaturan struktur dan organisasi seorang pengajar. Di tingkat pembelajaran yang direncanakan perguruan tinggi, seorang pengajar dan diaplikasikan oleh pengajar, harus memiliki tingkat pendidikan semakin meningkat pula kepuasan yang memadai dalam suatu bidang belajar yang dirasakan oleh siswa keahlian yang khusus sesuai (Gray dan DiLoreto, 2016). Hal ini dengan topic yang diajarkan. sesuai dengan hasil penelitian Bidang keahlian ini merupakan yang dikemukakan oleh Butt dan identitas seorang pengajar di Rehman (2010) yang menyatakan perguruan tinggi yang bahwa program kelas atau melambangkan rangkaian topik yang ditawarkan profesionalismenya sebagai dalam sebuah kelas menjadi faktor seorang pengajar. Butt dan penentu kepuasan siswa. Hal ini Rehman (2010) menyatakan akan menentukan apakah materi bahwa keahlian seorang pengajar yang akan diperoleh oleh siswa merupakan faktor yang paling sesuai dengan harapan siswa berpengaruh terhadap kepuasan tersebut. Jika program yang belajar. Hal ini dapat terjadi karena ditawarkan jauh dari bayangan seorang pengajar yang benar-benar yang diharapkan siswa, besar professional, pasti mampu kemungkinan siswa tersebut akan memberikan sebuah pengalaman merasakan ketidakpuasan yang pembelajaran yang professional akan menggangu kegiatan sesuai dengan harapan siswa. belajarnya.
25 JURNAL PENJAMINAN MUTU
4. Mutu Pembelajaran karakter yang unik dan tepat untuk Mutu pembelajaran merupakan diterapkan dalam suatu kualitas sebuah proses pembelajaran, yang kemudian pembelajaran mulai dari tahap diaplikasikan oleh pengajar dalam perencanaan sampai dengan bentuk langkah pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Brown dan penentuan tujuan pembelajaran Kurzweil (2017) menyebutkan yang diharapkan mampu bahwa kualitas pembelajaran memenuhi harapan siswa serta terdiri dari 2 aspek utama yaitu orangtua siswa. Secara empiris, masukan pembelajaran Ko dan Chung (2014) telah (instructional input) dan keluaran membuktikan bahwa kualitas pembelajaran (instructional pembelajaran yang dilaksanakan output). Masukan pembelajaran oleh seorang guru mampu dapat berupa peserta didik (dalam meningkatkan kepuasan belajar hal ini fokus kepada perilaku siswa. Dalam penelitiannya, awal), materi pembelajaran, tenaga kualitas embelajaran yang pengajar, dan proses pembelajaran dimaksud mempunyai 3 komponen itu sendiri. Sementara keluaran utama yaitu; kemampuan pembelajaran dapat berupa hasil pendidikan, penguasaan topic serta pembelajaran, hasil penilaian semangat dan sikap dalam kemampuan siswa, atau penentuan pembelajaran. Pernyataan ini juga minat siswa (dapat bervariasi didukung oleh Siming, et.al. dalam berbagai seting (2015) yang menebutkan bahwa pembelajaran). Posisi kepuasan ketika pengajar lebih serius belajar siswa berada pada menyiapkan dan menyampaikan kelompok keluaran pembelajaran, materi pembelajarannya, siswa karena sesuai dengan definisi akan menunjukkan kepuasan yang kepuasan belajar diatas, kepuasan tinggi juga. Disamping itu, jika siswa pada umumnya terjadi siswa memiliki persepsi positif selama proses dan di akhir terhadap cara pengajar dalam pembelajaran. Oleh karena itu, memberikan tugas dan melakukan kepuasan belajar dapat digunakan penilaian, siswa akan sebagai tolak ukur kualitas/mutu menunjukkan tingkat kepuasan pembelajaran. yang tinggi (Suarman, Aziz, dan Beberapa penelitian telah Yasin, 2013). dilaksanakan untuk mengukur mutu pembelajaran melalui B. Faktor yang Berhubungan dengan kepuasan belajar siswa. Ko dan Pelajar (Learner-Related Factors) Chiu (2011) dalam Ko dan Chung 1. Motivasi Siswa (2014) menyebutkan bahwa, Motivasi yang dimaksud disini kualitas pembelajaran merupakan mengkhusus kepada motivasi siswa suatu kebijakan institusional yang untuk maju dan berkembang berisikan standar tentang proses (progress motivation). Motivasi pembelajaran yang memiliki untuk maju (progress motivation) Peran Kepuasan Belajar dalam Mengukur Mutu Pembelajaran dan 26 Hasil Belajar │ I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra merupakan kekuatan penggerak berkaitan dengan kepuasan belajar yang dimiliki oleh individu untuk siswa. Butt dan Rehman (2010) maju dan berkembang. Dalam menyebutkan bahwa, untuk sebuah proses pembelajaran, jika kepuasan belajar siswa sangat siswa mempunya motivasi tinggi ditentukan oleh lingkungan untuk maju dan berkembang, dia belajarnya. Siswa akan merasakan akan memperhatikan pembelajaran, suatu kenyamanan dan kepuasan berpartisipasi dalam pembelajaran, belajar ketika berada di mengerjakan tugas dengan tuntas, lingkungan belajar yang baik. dan dia akan menunjukkan Siswa tentu saja tidak akan dapat kemajuan yang pesat di akhir belajar jika keadaan disekitarnya pelajaran (Seyff 1379; Kdiv 2002 kotor, bising, tidak rapi, panas, dalam Safari dan Korjanie, 2016). pengap, dan lain sebagainya. 2. Partisipasi Siswa Keadaan lingkungan tidak hanya Partisipasi siswa dalam mempengaruhi kenyamanan dan pembelajaran merupakan salah satu kepuasan siswa, melainkan juga faktor penting yang nantinya akan keadaan psikologinya (Aina, menentukan tingkat kepuaan siswa 2015). Keadaan psikologi siswa terhadap suatu proses yang buruk akan mengakibatkan pembelajaran. Peran serta siswa turunnya partisipasi siswa, (students engagement) dapat meningkatnya ketidak hadiran diartikan sebagai kemauan, siswa, meningkatnya angka drop- kebutuhan, hasrat, dan ketertarikan out, dan masalah-masalah lainnya untuk berpartisipasi dan sukses (Ainley 1991; Reyes & Jason 1993 dalam sebuah proses pembelajaran dalam Aina, 2015) Melalui hasil (Bomia, Beluzo, Demeester, penelitiannya, Butt dan Rehman Elander, Johnson, & Sheldon, 1997 (2010) juga merekomendasikan dalam Gray dan DiLoreto, 2016). kepada pengelola pendidikan Disamping itu, partisipasi siswa untuk memberikan perhatian juga merupakan bentuk khusus pada lingkungan belajar. ketertarikan siswa atas proses 2. Fasilitas Kelas pembelajaran yang terwujud Butt dan Rehman (2010) juga melalui interaksi siswa di kelas, menegaskan bahwa fasilitas kelas motivasi untuk mempelajari topik dapat mempengaruhi kepuasan pembelajarn dan lain sebagainya siswa. Fasilitas pendukung (Briggs, 2015 dalam Gray dan pembelajaran dan pelayanan DiLoreto, 2016) isntitusi metupakan tolak ukur kepuasan belajar siswa (Siming, C. Faktor yang Berhubungan dengan et.al. 2015). Fasilitas standar kelas Lingkungan Belajar (Learning seperti bangku belajar, papan tulis Environment-Related Factors) (hitam/putih) kapur/spidol, dan 1. Lingkungan Belajar pengahapus merupakan fasilitas Lingkungan belajar yang kondusif, yang setidaknya harus ada di asri dan menyenangkan sangat sebuah kelas. Disamping itu,
27 JURNAL PENJAMINAN MUTU
fasilitas lain seperti Laptop, LCD Berbagai penelitian telah dilaksanakan proyektor, AC atau kipas angina, untuk meninvestigasi hubungan antara dan lain sebagainya, merupakan kepuasan belajar dan hasil belajar. Ko dan fasilitas tambahan yang dapat Chung (2014) membuktikan bahwa, memberikan nilai tambah untuk kepuasan siswa mampu meningkatkan mendukung kegiatan belajar. Aina pengaruh positif dari kualitas pembelajaran (2015) menemukan bahwa siswa terhadap hasil belajar. Dengan kata lain, jika yang belajar di sekolah dengan proses pembelajaran dapat dilaksanakan fasilitas lengkap dan fungsional, dengan kualitas yang baik, kepuasan siswa menunjukkan tingkat kepuasan akan meningkat dan disertai hasil belajar yang tinggi. Jadi, disamping yang meningkat pula. Hubungan positif fasilitas tersebut tersedia, terbut menandakan bahwa dalam pemeliharan dan perawatan melaksanakan pembelajaran, seorang guru fasilitas tersebut menjadi hal yang juga harus memperhatikan kepuasan siswa tidak kalah penting untuk menjaga disamping kualitas materi, metode dan agar fasilitas yang tersedia tetap system penilaian pembelajaran. Penelitian dapat dipergunakan dengan baik. lain juga dilakukan oleh Dhaqane & Afrah (2016) yang mencoba untuk menemukan 2.3 Pengaruh Kepuasan Belajar hubungan antara kepuasan belajar siswa dan terhadap Hasil Belajar hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya, 133 Hasil belajar (Learning Performance) mhasiswa tahun ke-3 dan ke-4 di Universitas merupakan sebuah kapasitas yang dapat Benadir, Somalia, berpartisipasi dalam ditunjukkan oleh siswa setelah melalui suatu menjawab survei tentang kepuasan belajar proses belajar. Perubahan ini dapat berupa dan hasil belajar. Hasil penelitiannya perubahan tingkah laku atau perubahan menunjukkan bahwa kepuasan belajar kemampuan. Definisi yang lain juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar diungkapkan oleh Shuell, (1986) dalam Ko serta daya ingat siswa. Hal tersebut dan Chung (2014) yang menyatakan bahwa menunjukkan betapa pentingnya kepuasan hasil belajar merupakan perubahan tingkah belajar dalam menentukan hasil belajar. Hal laku atau kemampuan siswa secara permanen ini juga sesuai dengan pernyataan Hassani karena pembelajaran, latihan dan dan Aghdasi (2014) dalam Dhaqane & Afrah pengalaman. Perubahan tingkah laku sangat (2016) yang menyebutkan bahwa hal utama penting untuk diperhatikan karena hal ini yang menentukan kesuksesan siswa dalam merupakan suatu bentuk tolak ukur akan pembelajaran bukan hanya tercermin dari kesuksesan proses pembelajaran yang telah nilai akademis semata, melainkan juga dari terlaksana. Pengukuran keberhasilan belajar perasaan puas akan pengalaman yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai didapatkan dari pembelajaran tersebut. dari cara klasik (test) ataupun observasi tingkah laku peserta didik yang lebih bersifat 2.4 Instrumen Pengukuran Kepuasan autentik. Tetapi, diluar berbagai pendekatan Belajar penilaian yang digunakan, pengukuran Topala dan Tomozii (2013) kepuasan siswa dapat digunakan sebagai mengembangkan sebuah kuesioner yang suatu tolak ukur hasil belajar siswa. dapat digunakan untuk mengukur kepuasan belajar siswa berdasarkan enam faktor Peran Kepuasan Belajar dalam Mengukur Mutu Pembelajaran dan 28 Hasil Belajar │ I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra utama, yaitu; (1) karakteristik individu III. KESIMPULAN (individual characteristics), (2) kondisi Kepuasan belajar mungkin sarana dan pra-sarana belajar (material merupakan salah satu faktor yang sangat conditions and learning facilities), (3) kompleks untuk didefinisikan secara pengajar dan kegiatan pembelajaran (the deskriptif. Namun, pembahasan diatas telah teacher and the instructional activity), (4) mengantarkan kita pada suatu kesimpulan hasil belajar (learning outcomes), (5) bahwa ada beberapa atribut penting yang lingkungan pembelajaran (learning perlu diperhatikan untuk menggambarkan environment), dan (6) hubungan antar peserta kepuasan belajar. Yang pertama adalah didik (peer relationships). Students’ adanya faktor-faktor penentu kepuasan Learning Satisfaction Questionnaire (SLSQ) belajar siswa yang masing-masing terkait atau quesioner kepuasan belajar siswa ini dengan pengajar, pelajar dan lingkungan terdiri dari terdiri dari 26 item yang masing- belajar. Faktor yang berkaitan dengan masing diukur menggunakan skala Likert 6 pengajar meliputi, kehadiran pengajar, level, yaitu 1 = sangat tidak puas s/d 6 = keahlian pengajar, organisasi pembelajaran sangat puas. Quesioner tersebut telah diuji dan mutu pembelajaran. Faktor yang coba kepada 80 subjek dengan hasil yg berkaitan dengan pelajar meliputi, motivasi menunjukkan bahwa instrument tersebut dan partisipasi siswa. Faktor yang dapat mengukur kepuasan belajar siswa berhubungan dengan lingkungan belajar dengan valid dan reliabel dengan tidak meliputi lingkungan belajar dan fasilitas membedakan unsur dari faktor karakter kelas. Dari penjelasan diatas, jelas sekali individu dan hasil belajar. Hal ini menjadi terlihat bahwa faktor-faktor yang celah untuk menyempurnakan instrumen ini. mempengaruhi kepuasan belajar sendiri Pengukuran kepuasan juga dapat bukanlah faktor yang berdiri sendiri, dilakukan dengan menggunakan empat aspek melainkan terintegrasi dan mempengaruhi kepuasan siswa yang digunakan oleh Ko dan kepuasan belajar siswa secara komprehensif. Chung (2014), yaitu; (1) kepuasan terhadap Dengan kata lain, faktor yang berhubungan perencanaan pembelajaran (satisfaction with dengan pengajar juga memiliki beberapa instructional planning), (2) kepuasan unsur yang berkaitan dengan faktor yang terhadap pengaturan prosedur (satisfaction berhubungan dengan lingkungan belajar. with arrangement of procedure), (3) Jadi, faktor faktor tersebut tidak bekerja kepuasan terhadap pengaturan waktu sendiri, dan seluruh pihak yang berkaitan (satisfaction with time arrangement), dan (4) langsung dalam suatu lingkungan kepuasan terhadap desain kurikulum pembelajaran harus bersinergi untuk (satisfaction with curriculum design). menciptakan suatu pengalaman belajar yang Berbagai item pertanyaan dapat dapat memuaskan siswa. dikembangkan dari faktor tersebut, sesuai Setelah kepuasan siswa terwujud, kebutuhan untuk mengukur kepuasan belajar salah satu faktor penting yang kemudian siswa. Namun, masih banyak kesempatan dipengaruhi oleh kepuasan siswa ini adalah bagi para peneliti yang tertarik untuk hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa tidak mengembangkan instrument kepuasan dapat diartikan sebagai nilai semata, namun belajar siswa. lebih kompleks daripada itu. Hasil belajar mencakup keberhasilan siswa dalam meningkatkan kemampuanya baik secara
29 JURNAL PENJAMINAN MUTU
kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh 5450. karena itu pengalaman belajar yang DOI:10.1016/j.sbspro.2010.03.888 memuaskan siswa dapat memberikan suatu Brown, J., & Kurzweil, M. 2017. Instructional Quality, Student perubahan yang berarti pada siswa yang Outcomes, and Institutional diterima sebagai peningkatan diri yang Finances. Washington, DC: bermakna (meaningful self-improvement). American Council on Education. Bukti-bukti tentang adanya hubungan positif http://www.acenet.edu/ news- antara kepuasan belajar dan hasil belajar room/Documents/Instructional- telah dibuktikan melalui penelitian oleh para Quality-Student-Outcomes-and- ahli (Ko dan Chung, 2014; Dhaqane & Institutional-Finances.pdf Cahyono, B.Y. & Widiati, U. 2011. The Afrah, 2016). Oleh karena itu, pelaku Teaching of English as a Foreign pendidikan sebaiknya mulai memperhatikan Language in Indonesia. Malang: kepuasan belajar siswa untuk menjadi acuan State University of Malang Press dalam mengevaluasi kegiatan instruksional Cardozo, R. (1965). An experimental study yang telah berlangsung. Atau, tingkat of customer effort, expectation and kepuasan belajar siswa juga dapat digunakan satisfaction. Journal of Marketing sebagai pembanding hasil supervisi kegiatan Research, 2(3), 244–249. DOI: 10.2307/3150182 pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas Dhaqane, M.K., & Afrah, N.A. 2016. atau penjamin mutu institusi pendidikan. Satisfaction of Students and Academic Performance in Benadir Daftar Pustaka University. Journal of Education and Aina, S.I. 2015. Effects of School Facilities Practice, 7(24), 59-63. on pupil’s Satisfaction with https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ111 Schooling in Ondo State, Nigeria. 2855.pdf Journal of Emerging Trends in Ekoto, C.E., Gaikwad, P. 2015. The Impact Educational Research and Policy of Andragogy on Learning Studies (JETERAPS) 6(2): 146-149. Satisfaction of Graduate Students. http://jeteraps.scholarlinkresearch.co American Journal of Educational m/articles/Effects %20of% Research, 3(11), 1378-1386. DOI: 20School%20Facilities.pdf 10.12691/education-3-11-6 Aktan, F. 2010. The Effects of Learner Gray, J.A., DiLoreto, M. 2016. The Effects Characteristics on Satisfaction in of Student Engagement, Student Distance Education. Published thesis. Satisfaction, and Perceived Learning The Ohio State University. in Online Learning Environments. https://etd.ohiolink.edu/!etd.send NCPEA International Journal of _file?accession=osu1281368302&dis Educational Leadership Preparation, position=inline 11(1), 1-20. BAN-PT.2016. Direktori Hasil Akreditasi https://files.eric.ed.gov/fulltext/ Program Studi. (Online) EJ1103654.pdf (https://banpt.or.id/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. direktori/prodi/pencarian_prodi) 2014. Paparan Wakil Menteri accessed on 19th October 2017 Pendidikan dan Kebudayaan R.I Butt, B.Z., Rehman, K.U. 2010. A study Bidang Pendidikan: Konsep dan examining the students satisfaction in Implementasi Kurikulum 2013. higher education. Article of WCES (Online), 2010. Procedia Social and (https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/ Behavioral Sciences, 2(2010) 5446– dokumen/Paparan/Paparan%20
Peran Kepuasan Belajar dalam Mengukur Mutu Pembelajaran dan 30
Hasil Belajar │ I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra Wamendik.pdf) accessed on 5th Issue, 418-433. October 2017 https://www.ijhcs.com/index.php/ijhc Kemdikbud. 2017. Ikhtisar Data Pendidikan s/article/view/ 823/764 Tahun 2016/2017. Jakarta:PDDS Siming, L., Niamatullah, Gao, J., Xu, D., Pendidikan dan Kebudayaan. Shafi, K. 2015. Factors Leading to http://publikasi.data.kemdikbud.go.id Students’ Satisfaction in the Higher /uploadDir/isi_FC1DCA36-A9D8- Learning Institutions. Journal of 4688-8E5F-0FB5ED1DE869_.pdf Education and Practice, 6(31), 114- Ko, W.H., Chung, F.M. 2014. Teaching 118. Quality, Learning Satisfaction, and https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ108 Academic Performance among 3362.pdf Hospitality Students in Taiwan. Suarman, Aziz, Z. dan Yasin, R.M. 2013. World Journal of Education, 4(5), The Quality of Teaching and 11-20. DOI:10.5430/wje.v4n5p11 Learning towards the Satisfaction Lie, A. 2007. Education Policy and EFL among the University Students. Asian Curriculum in Indonesia: Between Social Science, 9(12), 252-260. the Commitment to Competence and doi:10.5539/ass.v9n12p252 the Quest for Higher Test Scores. Triyana, I. G. N. (2017). Penjaminan Mutu TEFLIN Journal, 18 (1), pp. 1-14. Pendidikan Melalui Teknologi From Informasi Di Institut Hindu Dharma http://teflin.org/journal/index.php/jou Negeri Denpasar. Jurnal Penjaminan rnal/article/viewFile/48/53. Mutu, 3(1), 119-126. Mulyatini, S., Suharyati, & handatani, T. Topala, I., & Tomozii, S. 2013. Learning 2013. Faktor-Faktor yang satisfaction: validity and reliability Berpengaruh terhadap Keputusan testing for students' learning Memilih Program Studi. Journal & satisfaction questionnaire (SLSQ). Proceeding FEB UNSOED, SCA- EPC-TKS 2013. Procedia - Social 3,(1), 1-15. and Behavioral Sciences, 128 (2014), http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/s 380 – 386. https://goo.gl/ungvLb ca-1/article/viewFile/243/248 Wu, Y.C., Hsieh, L.F., Lu, J.J. 2015. What’s Putra, K.A. 2014. The Implication of The Relationship Between Learning Curriculum Renewal on ELT in Satisfaction and Continuing Learning Indonesia. PAROLE: Journal of Intention?. Article of WCES 2014. Linguistics and Education, 4 (1), pp. Procedia - Social and Behavioral 63-75. From http://ejournal.undip. Sciences 191(2015), 2849 – 2854. ac.id/index.php/parole/article/view/63 DOI: 10.1016/j.sbspro.2015.04.148 15 Zhu, C. 2012. Student Satisfaction, Safari, S., Korjanie, E. 2016. The progress Performance, and Knowledge motivation effect on the students Construction in Online Collaborative learning satisfaction Learning. Educational Technology & (Case study on smart high schools). Society, 15 (1), 127–136. International Journal of Humanities new.ifets.info/index.php/ifets/article/ and Cultural Studies, 2016 Special download/18/12
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional