Anda di halaman 1dari 6

DASAR-DASAR PERAWATAN ENDODONSIA Prosedur pulpektomi: Triad Endodonsia, yakni:

PERAWATAN ENDODONSIA – Akses


Definisi: Bagian dari ilmu kedokteran gigi yang – Cleaning & shaping
menyangkut diagnosis serta perawatan pada – Obturasi
penyakit/cedera pulpa + periapeks. Pulpektomi = memotong/mengambil jaringan
Tujuan: memulihkan gigi yang sakit pulpa
Perawatan Endo dilakukan bila Status sistemik pasien
Pulpa perlu dilindungi vitalitasnya, misalnya • ASA 1 normal
pada • ASA 2
• Karies yang sangat dalam Penyakit sistemik ringan tdk
– Indirect pulp capping mengganggu
• Perforasi iatrogenik pada pulpa sehat – Hipertensi tahap I/II, DM tipe
– Direct pulp capping 2, alergi, dll
Jaringan pulpa sudah terinfeksi Faktor risiko (merokok, obesitas,
• Terinfeksi sebagian (hanya pada alkoholik)
mahkota) • ASA 3
– pulpotomi Penyakit sistemik sedang/parah.
• Terinfeksi seluruhnya Hipertensi tahap III, DM tipe 1.
– Pulpektomi vital/PAA vital • ASA 4
Jaringan pulpa sudah tidak vital lagi, atau ada Penyakit sistemik parah  tak berdaya
abses di periapeks Memerlukan perawatan gigi dg fasilitas
• Pulpektomi non vital/PSA non vital khusua (gagal ginjsl, Gsgsl hsti,AIDS)
Perawatan Endo • ASA 5: Hampir menemui ajal
Endo preventif • ASA 6
Tujuan: Jaringan pulpa dipertahankan agar Secara klinik telah meninggal, akan
tetap vital dan sehat diambil organnya
• Perawatan yg dilakukan Kontraindikasi
– Pulp capping • Gigi yang tidak mungkin direstorasi
• Direk – Karies akar yang luas
• indirek – Karies di bifurkasi
– Pulpotomi – Rasio akar:mahkota yang tidak
• Cvek baik
• Seluruh kamar pulpa • Kelainan periodontium yang luas
Endo kuratif • Fraktur akar vertikal
Dilakukan pada pulpa yg telah terinfeksi atau • Gigi yang tidak strategis
nekrosis, atau infeksi periapeks • Gigi dengan kelainan periodontium
Tujuan; mempertahankan gigi agar tetap yang luas
berfungsi • Gigi dengan karies yang luas
• Perawatan • Gigi dengan resorpsi
– Pulpektomi (PSA vital) Prinsip Perawatan
– PSA non vital • Bekerja asepsis
– Bedah endo • Menghindari trauma
Pada pulpa yang terinfeksi atau non vital • Debridement
dilakukan PSA (pulpektomi), bisa pulpektomi • Menghilangkan nyeri
vital atau pulpektomi non vital – Imobilisasi
• Tahap perawatannya adalah – Drainase/trefinasi
– Diagnosis, Pulpektomi, dan • Obturasi saluran akar yang
Restorasi hermetis/fluid tight seal
Jaringan periapeks normal  Pembengkakan terlokalisir atau
• Perkusi (-), palpasi (-) difus
• Gambaran radiografik: Normal  Nyeri spontan, tiba2, rapid onset
• Lamina dura dan ligamen periodonsium:  Derajat nyeri : sedang s.d berat
Normal  Dan / atau pembengkakan
Periodontitis Apikalis simptomatik  Pembengkakan terbatas dalam
Etiologi tulang, tidak terlihat secara klinis
 Pulpa vital : trauma, trauma oklusi /  Gejala sistemik: panas, malaise,
restorasi yang hiperklusi, benda asing leukositosis
masuk ke sulkus gingiva, abses periodontal  Pemeriksaan klinis
akut  Vitalitas (-)
 Pulpa non vital:  Tes elektrik (EPT): (-)
 Penyebaran inflamasi pulpa ke  Perkusi(+)
jaringan periradikular  Palpasi (+)
 Toksin bakteri dari pulpa nekrotik  Goyang
 Bahan kimia ( larutan irigasi, bahan  Perawatan:
desinfeksi saluran akar)  Drainase, incisi
 Overinstrumentasi saluran akar  Perawatan Saluran Akar /
 Ektsrusi bahan pengisi saluran akar endodontik
Keluhan subyektif Abses Apikalis Kronis
 Nyeri  Etiologi
 Nyeri saat mengigit/mengunyah  Patogenesis = abses apikal akut
 Gigi terasa panjang  Nekrosis pulpa  periodontitis
Pemeriksaan klinis: apikalis kronis abses
Vitalitas (-), perkusi (+), palpasi (+)  Gejala
DD: Abses Apikalis akut  Asimptomatik, gradual onset
Perawatan: PSA  Saluran sinus (Sinus tract) atau
Prognosis Baik fistula
Traumatik oklusi  tumpatan hiperklusi  Drainase melalui Periodonsium 
 Pemeriksaan klinis: vitalitas (+) terlihat seperti abses periodontal
 Perawatan: occlusal adjustment, perbaikan atau poket
tumpatan  Rasa sakit kadang2 timbul namun
Benda asing masuk ke sulkus gingiva masih dapat ditahan
 Dibebaskan dari benda asing  Intermitten drainage
 Analgesik per oral  Pemeriksaan klinis
Periodontitis Apikalis asimptomatik  Karies mencapai pulpa
Etiologi : nekrosis pulpa dan biasanya proses  Pulpa nekrosis
lanjut dari periodontitis apikalis simptomatik  Tumpatan sudah bocor
Keluhan subyektif (-)  Vitalitas (-)
Pemeriksaan klinis:  Perkusi (+) / peka
vitalitas (-),  Palpasi (+) / peka
perkusi (-) s/d sedikit nyeri  Perawatan: PSA / perawatan endodontic
Palpasi (-) s/d sedikit sensitif Chronic apical abscess  abses apikalis kronis
Perawatan: PSA/perawatan endodontik Kronis: terus-menerus berlangsung; tahan
Abses Apikalis Akut dalam waktu yang lama (tentang keadaan);
 Dento alveolaris akut Kronik: catatan peristiwa menurut urutan
 Abses alveolar akut waktu kejadiannya
 Gejala Condensing Osteitis
PENYAKIT JARINGAN PULPA Klasifikasi Penyakit Pulpa
Jaringan Pulpa berdasarkan :
Jaringan ikat yg terdiri dari substansi • Tingkat keparahan & durasi :
interseluler, cairan jaringan, limfatik, pembuluh  Akut
darah, saraf, odontoblas, fibroblas, &  Kronis
komponen seluler lainnya.  Subakut
Fungsi: Formatif Nutritif Defensif Persyarafan • Perluasan :
Etiologi peny pulpa:  Parsial / Fokal
Hidup: microbial, virus  Total / General
Mati: mekanis termal kimia • Komunikasi dengan dunia luar :
Microbial  Terbuka
 Penyebab utama penyakit pulpa, berupa:  Tertutup
o Invasi bakteri secara langsung ke • Adanya atau tidak adanya gejala :
pulpa.  Simtomatik
o Toksin bakteri yang masuk ke pulpa  Asimtomatik
melalui tubuli dentin. • Kemampuan sembuh kembali :
 Species paling dominan:  Reversibel
o S. mutans  Ireversibel
o Lactobacilli Grossman
o Actinomyces • Pulpitis
Mekanis o Reversible
Iatrogenik: o Irreversible
› Preparasi kavitas yg terlalu dalam.  Akut
› Kuretase gingiva yg terlalu dalam.  Kronis
› Pergerakan orthodontik yg radikal. • Degenerasi pulpa
Non Iatrogenik: • Nekrosis pulpa
› Trauma karena benturan. Walton & Torabinejad
› Traumatik oklusi • Pulpa normal
› Atrisi (bruxism, makanan keras). • Pulpitis reversible
› Abrasi (gerakan sikat gigi abnormal). • Pulpitis irreversible
Termal • Pulpitis hiperplastik
 Iritasi bahan/makanan/minuman • Nekrosis pulpa
terlampau dingin/panas. Cohen & Burns
 Penggunaan bur/alat poles tanpa • Pulpa normal
semprotan air. • Pulpitis reversible
 Panas eksotermis dari bahan tambal o Asimptomatik
yg sedang setting. o Simtomatik
 Penghantaran panas/arus listrik dari • Pulpitis irreversible
restorasi metal tanpa basis semen. o Akut
Kimia o Kronis
Antiseptik  Asimtomatik
Bahan desensitasi dentin.  Hiperplastik
Bahan desinfektan  Resorpsi internal
Bahan restorasi & gigi tiruan • Degenerasi pulpa
Pathogenesis peny pulp o Kalsifik
Iritasi Pulpa -> inflamasi pukpa -> nekrosis pulpa o Lainnya
-> peny periapeks • Nekrosis pulpa
AAE ▪ DD: Pulpa normal, Pulpitis ireversibel.
• Pulpa normal ▪ Terapi & Prognosis:
▪ Pulpa bebas dari gejala (asimptomatik) – Pencegahan, pelapis pit dan
dan merespon normal terhadap tes fisur.
vitalitas pulpa. – Desensitisasi (bila disertai resesi
▪ Email utuh atau karies email awal, gingiva).
Palpasi dan perkusi negatif. – Pulpcapping direk, indirek.
▪ Histopatologi: normal. – Restorasi awal (Preparasi
▪ Radiografi: saluran akar terlihat jelas kavitas & pemolesan dilakukan
hingga ke apeks, lamina dura utuh, dgn hati2).
tidak ada kalsifikasi/resorpsi (Normal). – Prognosis: baik, bila iritan
▪ Terapi: observasi berkala, Pencegahan, segera dihilangkan.
Pelapis pit dan fisur. • Pulpitis irreversible
• Pulpitis reversible o Asimtomatik
▪ Radang pulpa ringan sampai sedang, o Simtomatik
pulpa kembali normal setelah ▪ Peradangan hebat pada jaringan pulpa,
rangsangan dihilangkan. yang tidak dapat kembali normal
▪ Penyebab: setelah rangsangan dihilangkan.
– Karies insipien - moderat. ▪ Penyebab:
– Abrasi servikal/Abfraksi. – Karies moderat - luas.
– Atrisi oklusal. – Abfraksi servikal dalam.
– Iritan termal: Prosedur – Atrisi oklusal dalam.
penambalan gigi. – Fraktur mahkota yang
– Kuretase yang terlalu dalam. menyebabkan terbukanya
– Fraktur email. pulpa.
▪ Histopatologi: – Restorasi yang luas.
– Dentin reparatif. ▪ Histopatologi:
– Gangguan pada lapisan – Gambaran inflamasi kronis &
odontoblas. akut.
– Dilatasi pembuluh darah. – Penyempitan venula
– Ekstravasasi cairan edema. postcapillary.
– Sel inflamasi kronik dan akut. – Mempengaruhi sirkulasi pulpa
▪ Subjektif: (bila terjadi nekrosis
– Nyeri akibat rangsang termal permukaan).
yang cepat dan tajam, mereda – PMNs: reaksi inflamasi akut.
bila rangsangan hilang. – Enzim lisosom, debris seluler
– Tidak pernah sakit spontan. PMN
– Lebih sering akibat rangsang ▪ Subjektif:
dingin daripada panas. Nyeri:
– Karies awal asimptomatik. – Berdenyut, seolah-olah gigi ada
– Tidak ada nyeri spontan. yang menekan.
▪ Objektif: – Tajam, menusuk, tiba2
– Pulpa utuh. (spontan), datang-hilang atau
– Tes vitalitas: (+). terus-menerus.
– Tes perkusi, palpasi, mobilitas: – Bertambah parah bila
(-). membungkuk atau berbaring
– Pemeriksaan radiografis: (Simptomatik).
Normal.
Tidak memiliki gejala klinis dan biasanya ▪ Subjektif:
merespon normal terhadap pengujian – Tidak ada rasa sakit.
termal (Asimptomatik). – Dahulu pernah ada nyeri
▪ Objektif: spontan, nyeri bila ditekan,
– Pulpa terbuka. tidak nyaman bila dipakai
– Bau busuk (dekomposisi). mengunyah.
– Tes sonde: ruang pulpa jeblos & – Pada nekrosis parsial: masih
pulpa berdarah. ada serabut saraf vital → tes
– Tes vitalitas: (+). vitalitas: (+).
– Tes perkusi, palpasi, mobilitas: – Nyeri akibat rangsang panas.
(-)/(+). – Terdapat gas yang menekan di
– Radiografis: menunjukkan ruang pulpa.
pulpa terbuka, adanya karies ▪ Objektif:
sekunder di bawah restorasi, pd – Tes termal: (-).
tahap lanjut terjadi penebalan – Pulpa terbuka atau utuh.
▪ DD: Pulpitis reversibel & Nekrosis pulpa. – Jika sudah terjadi penyebaran
▪ Terapi & Prognosis: reaksi inflamasi ke jaringan
– Pulpotomi: tindakan darurat periapikal → tes perkusi &
atau bila apeks belum tertutup palpasi: (+).
sempurna. – Radiografis: kavitas/ tambalan
– Pulpektomi/Perawatan saluran luas, dekat dgn pulpa,
akar. penebalan PDL.
– Ekstraksi: bila gigi sdh tdk dpt ▪ DD: Pulpa normal & Pulpitis ireversibel.
direstorasi. ▪ Terapi & Prognosis:
– Prognosis: baik, bila perawatan – Pulpektomi/Perawatan saluran
endodontik dan restorasi pasca akar (PSA).
endodontik dilakukan dgn – Ekstraksi (bila gigi sdh tdk bisa
tepat. direstorasi).
• Nekrosis pulpa – Prognosis: baik, bila PSA
▪ Kondisi klinis berhubungan dengan dilakukan dengan baik.
temuan subjektif dan obyektif yang • Previously treated
menunjukkan kematian pulpa gigi Gigi telah dirawat endodontik dan salurannya
akibat terputusnya aliran darah ke gigi telah diobturasi dengan berbagai bahan
dalam waktu yang lama. pengisi.
▪ Bisa total/parsial. • Previously initiated therapy
▪ Biasanya ditandai dengan perubahan Gigi sebelumnya telah di rawat endodontic
warna pada gigi. parsial seperti pulpotomy atau pulpek ttpi blm
▪ Penyebab: sampe obsturasi.
– Bakteri. Pulpitis Reversibel
– Trauma mekanis, termal, kimia. • Nyeri ringan, menyebar, hilang timbul.
▪ Histopatologi: • Durasi singkat & intensitas jarang.
– Jaringan pulp nekrotik. • Rasa sakit hanya bila ada rangsang.
– Debris seluler • Rasa sakit lebih sering diakibatkan
– Mikroorganisme. rangsangan dingin, meski makanan
– Normal/sedikit bukti panas, manis atau asam juga bisa
peradangan (pd daerah memicu rasa sakit.
periapikal). • Jika dibiarkan dapat berlanjut menjadi
pulpitis ireversibel.
Pulpitis Ireversibel
• Nyeri berat, tajam, berdenyut dan
menetap.
• Durasi panjang & intensitas bervariasi.
• Rasa sakit spontan.
• Rasa sakit berlanjut bahkan setelah
stimulus dikeluarkan dan bisa
memburuk dengan membungkuk atau
berbaring.
• Rasa sakit lebih sering diakibatkan
rangsangan panas dan kadang lega
oleh rangsangan dingin, meski dingin
bisa mengintensifkan rasa sakit.
• Jika dibiarkan dapat berlanjut menjadi
nekrosis.

Anda mungkin juga menyukai