Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI BUMN

Dosen Pengampu:

Jariah Abubakar. S.E, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5- EKP V B:

1. Nurhadi Al Siddiq (170430125)


2. Devi Susanti (170430133
3. Hesty Putri (160430215)
4. Rika (170430139)
5. Nurhayati (170430052)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya sehingga
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia yang berjudul
“RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI BUMN”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
menyadari bahwa banyak pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu,
membimbing, dan memberi motivasi untuk penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, terutama para teman mahasiswa dan terlebih lagi bagi penyusun sehingga apa yang
diharapkan dapat tercapai. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, Penulis sangat mengharapakan kritik dan
saran yang konstruktif dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan untuk makalah selanjutnya. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Lhokseumawe, 2 Oktober 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. ................................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Penegertian Badan Usaha Milik Negara ................................................................................ 3


2.2 Pengertian Restrukturusasi .................................................................................................... 4
2.3 Maksud dan Tujuan Restrukturisasi BUMN ......................................................................... 5
2.4 Ruang Lingkup Restrukturisasi BUMN ................................................................................ 5
2.5 Pengertian Privatisasi BUMN ............................................................................................... 5
2.6 Dasar Hukum Privatisasi BUMN .......................................................................................... 6
2.7 Tujuan Privatisasi BUMN ..................................................................................................... 6
2.8 Arah Kebijakan Privatisasi BUMN ....................................................................................... 7
2.9 Kriteria Pemilihan Kebijakan Privatisasi BUMN ................................................................. 8
2.10 Manfaat Privatisasi ................................................................................................................ 9
2.11 Metode Privatisasi BUMN .................................................................................................... 9
2.12 Tata Cara Privatisasi .............................................................................................................. 10
2.13 Prosedur Privatisasi ............................................................................................................... 11
2.14 Jenis Perseroan Yang Dapat Diprivatisasi ............................................................................. 24

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 26

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 26


3.2 Saran ...................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 27

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tak banyak diperdebatkan bahwa industri merupakan tulang punggung perindustrian, sehingga
terkadang pembangunan ekonomi identik dengan industrialisasi. Yang sering menjadi permasalahan
adalah bagaimana proses industrialisasi dilaksanakan serta jenis industri apakah yang harus dipilih
oleh suatu negara. Industri kecil dan menengah, dimana sebagian besar masyarakat terlibat di
dalamnya, mengalami marginalisasi bahkan kehancuran. Di sisi lain, industri besar dengan
konglomeratisasinya ternyata memiliki kinerja ekonomi yang buruk, sehingga perannya dalam
perekonomian dipertanyakan.

Peran pemerintah yang diimplementasikan melalui BUMN ternyata tidak optimal. Bahkan,
seringkali BUMN justru menjadi tanggungan ekonomi-politik dari pengusaha. Investasi pemerintah
dalam manajemen BUMN merupakan kasus biasa di Indonesia, terutama menyangkut pembagian
peran antara pemerintah, swasta dan koperasi.

Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh
kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan
nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di
Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat
BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya
adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan
pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.

BUMN berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan dengan
semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN bertindak selaku pelaku
bisnis sekaligus sebagai regulator. BUMN kerap menjadi sumber korupsi, yang lazim dikenal sebagai
sapi perahan bagi oknum pejabat atau partai. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan
privatisasi dan mengakhiri berbagai praktek persaingan tidak sehat. Fungsi regulasi usaha dipisahkan
dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN
lain berhasil memperkokoh posisi bisnisnya. Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah
mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan
swasta yang kuat.Karena,apabila terjadi monopoli pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat
hidup orang banyak,maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai
akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Penegertian Badan Usaha Milik Negara?


2. Pengertian Restrukturusasi?
3. Maksud dan Tujuan Restrukturisasi BUMN?
4. Ruang Lingkup Restrukturisasi BUMN?
5. Pengertian Privatisasi BUMN?
6. Dasar Hukum Privatisasi BUMN?
7. Tujuan Privatisasi BUMN?
8. Arah Kebijakan Privatisasi BUMN?
9. Bagimana Kriteria Pemilihan Kebijakan Privatisasi BUMN?
10. Apa saja Manfaat dari Privatisasi BUMN?
11. Bagaimana Metode Privatisasi BUMN?
12. Bagaimana Tata Cara Privatisasi BUMN?
13. Bagaimana Prosedur Privatisasi?
14. Jenis Perseroan Yang Dapat Diprivatisasi?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian restrukturisasi dan privatisasi bumn, dan tujuan dari resttrukturisasi dan
privatisasi bumn, dan bagaimana teknis teknis atau langkah langkah yang diambil dalam restruturisasi
dan privatisasi bumn

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau
sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang
sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Berdasarkan PP No. 45 tahun 2005,BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.

Berdasarkan Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa pengertian dari
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola cabang- cabang
produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 menyatakan “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyatakan
“Bumi , air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Kedua pasal ini merupakan jaminan bagi pemerintah untuk ikut serta berperan
dalam perekonomian negara. Penguasaan oleh negara dalam hidup orang banyak bukan berarti
memiliki, namun mengandung arti memberi kekuataan tertinggi kepada negara untuk :

a) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan , penggunaan, persediaan dan pemeliharaan


b) Menentukan dan mengatur hak-hak bumi, air, dan kekayaan alam
c) Mengatur serta menentukan hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum mengenai
bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang dimaksud dengan
badan usaha milik negara adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki oleh negara. Karena seluruh modalnya dimiliki oleh negara berarti manajernya sangat
dipengaruhi oleh pemerintah. Menurut instruksi presiden No. 7 tahun 1967, perusahaan negara diubah
bentuknya menjadi BUMN dan disederhanakan menjadi perusahaan jawatan (perjan), perusahaan
umum (perum) , dan perusahaan perseroan (persero).

3
2.2 Pengertian Restrukturusasi

Restrukturisasi menurut Pasal 1 Angka 11 UU NO. 19 Tahun 2003 tentang BUMN adalah
upaya yang dilakukan dalam rangka penyehatan BUMN yang merupakan salah satu langkah strategis
untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan guna memperbaiki kinerja dan meningkatkan nilai
perusahaan. Restrukturisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Restrukturisasi portofolio/asset.

Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya kinerja


perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan adalah setiap aset,
lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

2. Restrukturisasi modal atau keuangan.

Restrukturisasi modal atau keuangan adalah penyusunan ulang komposisi modal perusahaan
supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio
kesehatan, yang antara lain: tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat efektifitas (effectiveness ratio),
profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turn
over), leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan dapat dilihat dari profil risiko
tingkat pengembalian ( risk return profile).

3. Restrukturisasi manajemen/organisasi.

Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen,


struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
masalah managerial dan organisasi.

Pada dasarnya setiap perusahaan dapat menerapkan salah satu jenis restrukturisasi pada satu
saat, namun bisa juga melakukan restrukturisasi secara keseluruhan, karena aktifitas restrukturisasi
saling terkait. Pada umumnya sebelum melakukan restrukturisasi, manajemen perusahaan perlu
melakukan penilaian secara komprehensip atas semua permasalahan yang dihadapi perusahaan,
langkah tersebut umum disebut sebagai due diligence atau penilaian uji tuntas perusahaan. Hasil
penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah restrukturisasi yang perlu dilakukan berdasar
skala prioritasnya.

4
2.3 Maksud dan Tujuan Restrukturisasi BUMN
Sesuai dengan pasal 72 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Restrukturisasi BUMN
dilakukan dengan maksud untuk menyehatkan BUMN agar dapat beroperasi secara efisien, transparan,
dan profesional. Menurut Pasal 72 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2033 tentang BUMN, tujuan
Resrukturisasi BUMN :
1. Meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan;
2. Memberikan manfaat berupa dividen dan pajak kepada negara;
3. Menghasilkan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif kepada
konsumen; dan
4. Memudahkan pelaksanaan privatisasi.
Dalam melaksanakan restrukturisasi BUMN, maka tetap harus memperhatikan asas biaya dan
manfaat yang diperoleh.

2.4 Ruang Lingkup Restrukturisasi BUMN


Menurut Pasal 73 UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, Restrukturisasi meliputi:
1. Restrukturisasi sektoral yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebijakan sektor dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Restrukturisasi perusahaan/korporasi yang meliputi :
a) Peningkatan intensitas persaingan usaha, terutama di sektor-sektor yang terdapat monopoli,
baik yang diregulasi maupun monopoli alamiah seperti sektor transportasi seperti PT.KAI, Dan
PLN;
b) Penataan hubungan fungsional antara pemerintah selaku regulator dan BUMN selaku badan
usaha, termasuk di dalamnya penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan
menetapkan arah dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan publik.
c) Restrukturisasi internal yang mencakup keuangan seperti efisiensi produksi, penngkatan
profitabilitas, organisasi/ manajemen seperti perubahan struktur organisasi, operasional,
sistem, dan prosedur seperti evaluasi kegiatan, perbaikan prosedur dan sistem kerja dan lain-
lain

a. Pengertian Privatisasi BUMN

1. Menurut UU Nomor 19 Pasal 1 Angka 12 Tahun 2003 tentang BUMN


Privatisasi adalah penjualan saham Persero (Perusahaan Perseroan) seperti perusahaan PT.
Waskita Karya, PT. Adhi Karya, PT. Wijaya Karya, dan lain-lain, baik sebagian maupun
seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas saham oleh masyarakat.
5
2. Menurut Peacock (1930-an)
Privatisasi, pada umumnya diartikan sebagai pemindahan kepemilikan industri dari pemerintah
ke sektor swasta yang berimplikasi bahwa dominasi kepemilikan saham akan berpindah ke pemegang
swasta.

3. Menurut Ramanadham (1991)


Dalam konteks BUMN, mendefenisikan privatisasi sebagai pemasaran atau membawa
perusahaan ke dalam disiplin pasar (marketization or bringing the enterprise under the disciplines
of market).

Dari beberapa batasana pengertian di atas, kelompok mengambil kesimpulan bahwa privatisasi
BUMN pada hakekatnya adalah melepas kontrol monopolistik Pemerintah atas BUMN. salah satu
kebijakan publik yang diambil pemerintah bersama manajemen BUMN untuk menjual atau
mengalihkan kendali perusahaan kepada pihak swasta

2.6 Dasar Hukum Privatisasi


1. UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN (pasal 74-84),dalam pasal 74 privatisasi dilakukan Dengan
maksud untuk memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero dan meningkatkan efisien dan
produktifitas perusahaan
2. PP No. 33 tahun 2005 jo PP No. 59 tahun 2009 tentang tata cara privatisasi perusahaan perseroan
(Persero), dalam pasal 5 privatisasi dilakukan dengan cara penjualan saham berdasarkan ketentuan
modal
3. Keputusan Presiden No. 18 tahun 2006 tentang Pembentukan komite privatisasi perusahaan
perseroan (Persero), dalam pasal 1 peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan perusahaan
perseroan yang selanjutnya di sebut Persero adalah badan usaha milik negara yang berbentuk
perseroan terbatas yang modal nya terbagi dalam saham yang seluruh atau sedikit 51% sahamnya
di miliki oleh negara republik Indonesia untuk mengejar keuntungan
4. Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2010 tentang cara privatisasi, penyusunan program
tahunan privatisasi, dan penunjukan lembaga dan atau profesi penunjang serta profesi
lainnya,dalam pasal 1 peraturan ini di maksud anggaran pendapatan dan belanja negara
selanjutnya di sebut APBN adalah rencana tahunan pemerintah yang di setujui oleh perwakilan
rakyat atau DPR.
6
2.7 Tujuan Privatisasi
Tujuan privatisasi dalam jurnal Agus Raharyo berjudul Dilema Privatisasi BUMN, 2003 antara
lain:
1. Meningkatkan efisiensi BUMN. Berbagai proteksi masa lalu dan intervensi yang berlebihan,
ternyata mempengaruhi kebebasan berkompetisi.
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik dengan indikatornya dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan
kualitas, kuantitas, biaya atau prioritas lainnya.
3. Mengurangi serta melepaskan campur tangan langsung pemerintah.

Selain itu, Menurut Pasal 74 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Privatisasi dilakukan dengan
maksud untuk :
1. Memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero;
2. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan;
3. Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik/kuat;
4. Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif;
5. Menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
6. Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar.

Tujuan ini di lakukan unberlebihan akan mempengaruhi kebebasan kompetisi dan


meningkatkan mutu pelayanan publik dengan indikator dapat di lihat dri kemampuan perusahaan
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan kualitas,
kuantitas,biaya atau proritas tuk meningkatkan efesien BUMN, sebagai proyek masa lalu dan investasi
yang lainnya.

Privatisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan
dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham Persero Sesuai dengan Pasal 75
Privatisasi dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian,akuntabilitas,
pertanggungjawaban, dan kewajaran.

Menurut Ernst (1994), tujuan privatisasi dari perspektif kebijakan publik antara lain :
Kebijakan fiskal; melakukan Demoraktisasi kepemilikan; Mengurangi dominasi kelompok usaha; serta
Menghapuskan sosialisme dan kolektifisme. Tujuan privatisasi dari perspektif ekonomi yaitu
mewujudkan kebebasan ekonomi dan kepentingan konsumen dan meningkatkan efisiensi. Tujuan
privatisasi dari perspektif internal manajemen perusahaan antara lain : Memperoleh investor strategis
sehingga dapat memacu kinerja manajemen terkait kemampuan teknis, marketing dan manajerial;
7
Memperoleh aliran kas masuk untuk kepentingan embangunan infrastruktur telekomunikasi;
Akselerasi akses teknologi telekomunikasi dan metode pengoperasiannya; serta Mewujudkan
keterbukaan perusahaan yang dapat mempercepat proses perubahan dan meminimalkan pengaruh
birokrasi. Sedangkan menurut Key Bishop dan Mayer (1995), tujuan privatisasi meliputi tujuan
keuangan, tujuan informasi; dan tujuan pengendalian. Menurut pasal 74 UU No. 19 tahun 2003
tentang BUMN, tujuan privatisasi BUMN antara lain memperluas kepemilikan masyarakat atas
Persero; menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik/kuat; meningkatkan
efisiensi dan produktivitas BUMN; menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
serta menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif dan menumbuhkan iklim usaha, ekonomi
makro, dan kapasitas pasar.

2.8 Arah Kebijakan Privatisasi


Menurut UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, arah kebijakan privatisasi BUMN antara
lain:

1. Privatisasi diarahkan lebih utama untuk mendukung pengembangan BUMN dengan metode utama
melalui penawaran umum di pasar modal. Selain itu, untuk lebih mendorong penerapan prinsip-
prinsip good corporate governance (GCG), mengkondisikan budaya berinvestasi masyarakat, di
antaranya dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada calon investor untuk membangun
basis investor lokal dan domestik yang knowledgable.
2. Privatisasi melalui pasar modal akan terus dilakukan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
transparansi dan kontrol publik, independensi, serta kinerja BUMN, alokasi saham diprioritaskan
dengan porsi yang lebih besar kepada investor dalam negeri (lokal), tetap mempertahankan
kepemilikan mayoritas Pemerintah.
3. Privatisasi di luar penawaran lewat pasar modal akan dilakukan sangat selektif dan hati-hati.

2.9 Kriteria Pemilihan Kebijakan Privatisasi


1. Kriteria Umum Privatisasi BUMN sesuai UU 19/2003 jo PP 33/2005, Persero yang dapat
diprivatisasi harus sekurang-kurangnya memenuhi kriteria :
a) Industri/sektor usahanya kompetitif
b) Industri/sektor usaha yang unsur teknologinya cepat berubah.
2. Sebagian aset atau kegiatan dari Persero yang melaksanakan kewajiban pelayanan umum dan/atau
yang berdasarkan undang-undang kegiatan usahanya harus dilakukan oleh BUMN, dapat
dipisahkan untuk dijadikan penyertaan dalam pendirian perusahaan untuk selanjutnya apabila
diperlukan dapat diprivatisasi. Persero yang tidak dapat diprivatisasi adalah:

8
 Persero yang bidang usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan hanya boleh
dikelola oleh BUMN;
 Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara;
 Persero yang bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus untuk
melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat;
 Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas berdasarkan
peraturan perundang-undangan dilarang untuk diprivatisasi.
Kriteria Tambahan Privatisasi BUMN sesuai UU 19/2003 jo PP 33/2005 :
Penjualan Saham Langsung kepada Investor / Strategic Sale (SS) :
1. Memerlukan bantuan dan keahlian, “know-how”, expertise dari mitra strategis, seperti
operasi/teknis, inovasi/pengembangan produk, manajemen, pemasaran teknologi, dan kemampuan
pendanaan;
2. Membutuhkan dana yang besar namun menghadapi keterbatasan dana dari Pemerintah (sebagai
shareholder) dan/atau pasar modal;
3. Mengalami kesulitan/tidak memiliki keahlian dalam mengelola operasional bisnisnya (inti maupun
non inti), dimana sebagian aset/kegiatan operasionalnya dapat dipisahkan dan dikerjasamakan oleh
pihak mitra strategis;
4. Mengurangi kepemilikan Negara menjadi minoritas sepanjang tidak bertentangan dengan regulasi;
5. Merupakan sektor yang bukan sektor strategis bagi Pemerintah.

2.10 Manfaat Privatisasi


Dilihat dari skala ilmu ekonomi, manfaat privatisasi terbagi menjadi dua yaitu :
1. Manfaat privatisasi pada skala makroekonomi yaitu membantu pemerintah memperoleh dana
pembangunan dan mendorong pasar modal dalam negeri.
2. Manfaat privatisasi pada skala mikroekonomi antara lain restrukturisasi modal; keterbukaan dalam
pengelolaan perusahaan; peningkatan efisiensi dan produktifitas; serta perubahan budaya
perusahaan.
Dilihat dari aktor pelakunya, manfaat privatisasi terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Manfaat privatisasi bagi perusahaan antara lain mempercepat penerapan GCG; sumber dana baru
untuk pertumbuhan; dan privatisasi melalui strategic sale diharapkan terjadi pengembangan pasar,
alih teknologi, dan networking.
2. Manfaat privatisasi bagi negara antara lain memperkuat pasar modal; sumber penerimaan APBN
melalui divestasi BUMN; serta perbaikan iklim investasi dan pengembangan sektor riil.

9
3. Manfaat privatisasi bagi masyarakat antara lain memperluas kepemilikan (melalui IPO);
pertumbuhan BUMN akan menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki kualitas jasa & produk;
serta meningkatkan partisipasi kontrol masyarakat.

2.11 Metode Privatisasi


Beberapa metode atau model Privatisasi yang dilakukan suatu negara antara lain :
1. Penawaran saham BUMN kepada publik (public sharing of shares)
Pemerintah menjual sebagian atau seluruh saham BUMN yang nantinya menjadi perusahaan publik.
Misalnya : Jaguar, Malaysia Air Lines, Singapore Air Lines, dan Japan Air Lines
2. Penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu (private sale of shares)
Pemerintah menjual sebagian atau seluruh saham kepemilikannya di BUMN kepada pembeli atau
pembeli dalam bentuk kelompok pada tanggal yang telah diidentifikasi. Misalnya : Electric Power
Company, Bank of New Zealand, dan Hotel Ulysee.
3. Penjualan aktiva BUMN kepada swasta (Sale of government or state owned enterprise assets).
Pemerintah menjual aktiva langsung maupun aktiva utama BUMN. Misalnya : Panofor, Jamaica
Broadcasting, dan Banco de Colombia.
4. Reorganisasi BUMN menjadi beberapa unit usaha (Reorganization or break up into component
parts).
Pemerintah mereorganisasi atau memecah-mecah BUMN menjdi beberapa unit usaha atau
menjadikan BUMN holding company dengan beberapa anak cabang. Misalnya : Sonidep, Port
Kelang, Sugar Corporation, Matra, dan SSI.
5. Penambahan investasi baru dari sektor swasta ke dalam BUMN (New private investment in an
State owned enterprise).
Pemerintah menambah modal pada BUMN untuk keperluan rehabilitasi atau ekspansi. Misalnya:
Senegambia Hotel, Lufthansa, dan Zambia Breweris.
6. Pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan (management/employee buyout)
Pemerintah mengambil alih/mengakuisisi pengendalian atau kekuasaan BUMN. Misalnya :
Icelandair, NUI/IRi, dan Unipart.
7. Kontrak sewa dan kontrak manajemen (lease and management contract)
BUMN mengadakan kontrak kontrak manajemen, teknologi, dan tenaga terampil dengan pihak
swasta untuk menangani aktiva milik BUMN sampai periode tertentu. Misalnya : Air Pasific,
Cataract Hotel, National Park Facilities, National Milk Board.

Dewi Hanggraeni dalam artikel dalam Manajemen Usahawan Indonesia No. 6 Tahun 2009
berjudul Apakah privatisasi BUMN solusi yang tepat dalam meningkatkan kinerja, menyatakan bahwa

10
pilihan model privatisasi mana yang sesuai dengan iklim perekonomian, politik dan sosial budaya
Indonesia haruslah mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran nilai privatisasi; kondisi kesehatan
keuangan minimal tiga tahun terakhir; waktu yang tersedia bagi BUMN untuk melakukan privatisasi;
kondisi pasar; status BUMN (go public atau belum); dan rencana jangka panjang masing-masing
BUMN.

2.12 Tata cara Privatisasi


Privatisasi dilakukan dengan cara seperti yang sudah dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2010 tentang Cara Privatisasi, Penyusunan Program
Tahunan Privatisasi, dan Penunjukan Lembaga dan/atau Profesi Penunjang Serta profesi lainnya antara
lain dengan cara :
a) Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal yang berlaku
Penjualan saham berdasarkan ketentuan Pasar Modal dilakukan apabila memenuhi persyaratan
peraturan perundang-undangan, termasuk ketentuan di bidang pasar modal. Penjualan saham
berdasarkan ketentuan pasar modal antara lain adalah penjualan saham melalui penawaran umum
(Initial Public Offering/ Go Public), penerbitan obligasi konversi, dan efek lain yang bersifat
ekuitas, serta penjualan saham pada mitra strategis (Direct Placement) bagi BUMN yang telah
terdaftar di bursa.
b) Penjualan saham secara langsung kepada para investor
Penjualan saham langsung kepada investor adalah penjualan saham kepada mitra strategis (Direct
Placement) atau kepada investor lainnya termasuk Financial Investor yang dapat dilakukan oleh
Persero kepada mitra strategis (direct placement), investor lainnya, dan investor finansial (khusus
berlaku bagi saham BUMN yang belum terdaftar di bursa).
c) Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan Persero yang bersangkutan
Privatisasi dengan cara penjualan saham kepada manajemen (Management Buy Out/ MBO)
dan/atau karyawan (Employee Buy Out/EBO) Persero dapat dilakukan dengan penjualan sebagian
besar atau seluruh saham langsung kepada manajemen dan/atau karyawan Persero yang
bersangkutan. Dalam hal mereka tidak dapat membeli sebagian besar atau seluruh saham Persero,
maka penawaran dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan yang bersangkutan.

2.13 Prosedur Privatisasi


Prosedur yang harus ditempuh ketika privatisasi dilakukan menurut Keputusan Menteri Negara
BUMN No. Kep-35/M.BUMN/2001 tentang Prosedur Privatisasi Badan Usaha Milik Negara :
Tabel 2.1 Prosedur Privatisasi BUMN
Prosedur privatisasi melalui Prosedur privatisasi melalui Prosedur privatisasi melalui

11
penawaran umum mitra strategis penjualan kepada karyawan dan
atau manajemen

A. Prosedur persiapan A. Prosedur persiapan A. Prosedur persiapan privatisasi


privatisasi melalui privatisasi melalui mitra melalui penjualan kepada
penawaran umum : strategis : karyawan dan atau manajemen
:
1. Deputi Bidang 1. Deputi Bidang 1. Deputi Bidang
Restrukturisasi dan Restrukturisasi dan Restrukturisasi dan
Privatisasi melakukan kajian Privatisasi melakukan Privatisasi melakukan kajian
mengenai BUMN yang kajian mengenai BUMN terhadap BUMN yang layak
layak untuk dimasukkan yang layak untuk untuk dimasukkan dalam
dalam program privatisasi dimasukkan dalam program privatisasi
berdasarkan kajian internal, program privatisasi berdasarkan kajian internal,
usulan dari BUMN dan atau berdasarkan kajian internal, usulan dari BUMN dan atau
pihak lain, kemudian usulan dari BUMN dan pihak lain, kemudian
diajukan kepada Menteri atau pihak lain, kemudian diajukan kepada Menteri
untuk mendapatkan diajukan kepada Menteri untuk mendapatkan
persetujuan. untuk mendapatkan persetujuannya.
2. Menteri menetapkan BUMN persetujuan. 2. Menteri menetapkan BUMN
yang akan dimasukkan 2. Menteri menetapkan yang akan dimasukkan dalam
dalam program privatisasi BUMN yang akan program privatisasi sekaligus
sekaligus metode dimasukkan dalam metode pelaksanaan
pelaksanaan privatisasinya. program privatisasi privatisasinya.
3. Deputi Bidang sekaligus metode 3. Deputi Bidang
Restrukturisasi dan pelaksanaan privatisasinya. Restrukturisasi dan
Privatisasi mengajukan 3. Deputi Bidang Privatisasi mengajukan
konsep surat pemberitahuan Restrukturisasi dan konsep surat pemberitahuan
mengenai persiapan Privatisasi mengajukan mengenai persiapan
privatisasi kepada Menteri konsep surat privatisasi kepada Menteri
untuk mendapat persetujuan. pemberitahuan mengenai untuk mendapat persetujuan.
4. Menteri menerbitkan surat persiapan privatisasi 4. Menteri menerbitkan surat
pemberitahuan mengenai kepada Menteri untuk pemberitahuan mengenai
persiapan privatisasi untuk mendapat persetujuan. persiapan privatisasi untuk
disampaikan kepada BUMN 4. Menteri menerbitkan surat disampaikan kepada BUMN
yang bersangkutan. pemberitahuan mengenai yang bersangkutan.

12
5. Rencana privatisasi BUMN persiapan privatisasi untuk 5. Rencana privatisasi BUMN
ditetapkan dalam Keputusan disampaikan kepada ditetapkan dalam Keputusan
Rapat Umum Pemegang BUMN yang bersangkutan. Rapat Umum Pemegang
Saham, baik sebelum 5. Program privatisasi BUMN Saham, baik sebelum
maupun sesudah ditetapkan ditetapkan dalam maupun sesudah ditetapkan
oleh Menteri Keputusan Rapat Umum oleh Menteri
6. Menteri membentuk Tim Pemegang Saham, baik 6. Menteri membentuk Tim
Kerja Privatisasi (Tim sebelum maupun sesudah Kerja Privatisasi (Tim Kerja)
Kerja) terhadap BUMN ditetapkan oleh Menteri. terhadap BUMN yang akan
yang akan diprivatisasi 6. Menteri membentuk Tim diprivatisasi
7. Jika terdapat permasalahan Kerja Privatisasi (Tim 7. Jika terdapat permasalahan
yang timbul dalam proses Kerja) terhadap BUMN yang timbul dalam proses
privatisasi BUMN, Menteri yang akan diprivatisasi. privatisasi BUMN, Menteri
akan melaporkan kepada 7. Jika terdapat permasalahan akan melaporkan kepada Tim
Tim Kebijakan Privatisasi yang timbul dalam proses Kebijakan Privatisasi untuk
untuk mendapatkan privatisasi BUMN, Menteri mendapatkan keputusan.
keputusan. akan melaporkan kepada 8. Tim Kerja mempersiapkan
8. Tim Kerja mempersiapkan Tim Kebijakan Privatisasi Kerangka Acuan Kerja
kerangka acuan kerja untuk mendapatkan sebagai pedoman BUMN
sebagai pedoman BUMN keputusan. dalam melaksanakan
dalam melaksanakan 8. Tim Kerja mempersiapkan pemilihan profesi penunjang
pemilihan profesi penunjang kerangka acuan kerja dan profesi lainnya.
dan profesi lainnya. sebagai pedoman BUMN 9. Tim Kerja melakukan
9. Tim Kerja melakukan dalam melaksanakan persiapan pemilihan
persiapan pemilihan pemilihan profesi lembaga/profesi penunjang
lembaga/profesi penunjang penunjang dan profesi dan proses lainnya
dan profesi lainnya lainnya. berdasarkan Kerangka Acuan
berdasarkan kerangka acuan 9. Tim Kerja melakukan Kerja yang disiapkan oleh
kerja yang disiapkan oleh persiapan pemilihan Tim Kerja
Tim Kerja. lembaga/profesi penunjang 10. Tim Kerja melakukan seleksi
10. Tim Kerja dan Direksi dan profesi lainnya terhadap lembaga/profesi
BUMN, melakukan seleksi berdasarkan kerangka penunjang dan profesi
terhadap Lembaga/profesi acuan kerja yang disiapkan lainnya dengan merujuk pada
penunjang dan Profesi oleh Tim Kerja. Kerangka Acuan yang
Lainnya dengan merujuk 10. Tim Kerja dan Direksi dikeluarkan oleh Tim Kerja

13
pada kerangka acuan yang BUMN, melakukan seleksi serta ketentuan- ketentuan
dikeluarkan oleh Tim Kerja terhadap Lembaga/profesi lain yang berlaku. Hasil
serta ketentuan-ketentuan penunjang dan Profesi seleksi tersebut disampaikan
lain yang berlaku. Jika Lainnya dengan merujuk Direksi BUMN yang
profesi lainnya seperti pada kerangka acuan yang bersangkutan kepada Menteri
Spesialis Industri dan atau dikeluarkan oleh Tim Kerja untuk mendapatkan
konsultan Hukum serta ketentuan-ketentuan persetujuan.
diperlukan pada langkah- lain yang berlaku. Jika 11. Menteri memberikan
langkah sebelumnya, maka profesi lainnya seperti persetujuan penunjukkan
proses seleksi dan Spesialis Industri dan atau Lembaga/Profesi Penunjang
penunjukkannya harus konsultan Hukum dan Profesi lainnya.
dilakukan terlebih dahulu. diperlukan pada langkah- 12. Menteri memberikan
Hasil seleksi tersebut langkah sebelumnya, maka persetujuan mengenai metode
disampaikan Direksi BUMN proses seleksi dan Penjualan Kepada Karyawan,
yang bersangkutan kepada penunjukkannya harus struktur kepemilikan saham
Menteri untuk mendapatkan dilakukan terlebih dahulu. serta penunjukan Lembaga
persetujuan. Hasil seleksi tersebut Profesi penunjang dan
11. Menteri memberikan disampaikan Direksi profesi lainnya yang
persetujuan penunjukkan BUMN yang bersangkutan diperlukan.
Lembaga/profesi penunjang kepada Menteri untuk 13. Tim Kerja dapat menerima
dan profesi lainnya. mendapatkan persetujuan. pernyataan berminat secara
12. Pemegang Saham 11. Menteri memberikan “unconsolidated” dari Tim
menyampaikan kepada persetujuan penunjukkan yang dibentuk manajemen
masyarakat dan Lembaga/profesi dan karyawan BUMN yang
mengumumkan rencana penunjang dan profesi bersangkutan untuk
privatisasi BUMN yang lainnya. melaksanakan proses
bersangkutan melalui privatisasi dimaksud (Tim
konferensi pers EBO).
14. Pemegang Saham
menyampaikan kepada
masyarakat dan
mengumumkan rencana
privatisasi BUMN yang
bersangkutan melalui
konferensi pers.

14
B. Kegiatan persiapan B. Prosedur prakualifikasi B. Prosedur persiapan penjualan
penawaran umum : atas calon mitra strategis : kepada karyawan dan atau
manajemen :
1. Akuntan, Penjamin 1. Tim Kerja dengan dibantu 1. BUMN membentuk Tim
Pelaksana Emisi, Spesialis oleh Penasehat Keuangan EBO dan dibantu Tim Kerja
Industri (apabila menerima dokumen pra- jika diperlukan.
diperlukan) dengan kualifikasi dan 2. Tim Kerja dengan bantuan
dibantu BUMN yang meregistrasikannya dalam Konsultan Hukum (jika ada)
bersangkutan melakukan daftar calon mitra strategis. menyiapkan Pernyataan
pengkajian menyeluruh 2. Tim Kerja bersama-sama Kerahasiaan dan
atas laporan keuangan dengan Penasehat Kesepakatan Penjualan
termasuk masalah- Keuangan, Akuntan dan antara Tim EBO dan
masalah keuangan penting Konsultan Hukum Pemerintah. Pernyataan
dan pengkajian atas aset melakukan finalisasi atas Kerahasiaan ini mengikat tim
perusahaan. Hasil kajian pembuatan Information EBO dan setiap anggota
didiskusikan dengan Tim Memorandum dan EBO secara bersama-sama
Kerja. pembuatan Confidentiality dan sendiri-sendiri untuk
2. Penjamin Pelaksana Letter (Agreement). menjaga kerahasiaan semua
Emisi, Akuntan dan 3. Peserta tender yang lolos hasil diskusi mengenai
Konsultan Hukum babak pra-kualifikasi harus potensi penjualan.
bersama Tim Kerja menandatangani Kesepakatan Penjualan
Privatisasi dan BUMN, Confidentiality Agreement mengatur mengenai syarat-
melakukan pengkajian sebelum dapat menerima syarat penjualan.
atas isu Corporate Information Memorandum. 3. Tim Kerja bersama Tim EBO
Governance yang relevan 4. Peserta tender diminta dengan dibantu Konsultan
dengan persiapan untuk memasukkan Hukum (jika ada) melakukan
prospektus dan operasi PreliminaryBid yang berisi: penandatanganan Pernyataan
BUMN setelah privatisasi. a Identitas peserta tender Kerahasiaan dan
3. Tim Kerja bersama-sama yang lolos pra-kualifikasi; Kesepakatan Penjualan.
Penjamin Pelaksana Emisi b. Indikasi nilai penawaran; 4. Tim EBO membuat prediksi
serta apabila diperlukan c. Cara pendanaan, penawaran dan posisi
bersama-sama dengan termasuk pernyataan dari keuangan awal.
Konsultan Hukum, masing-masing anggota 5. Tim Kerja dengan dibantu
Akuntan dan profesi konsorsium jika peserta oleh Penasehat Keuangan
lainnya serta BUMN, tender adalah suatu (jika ada) dan Akuntan

15
menetapkan kondisi- konsorsium; melakukan kajian atas
kondisi untuk kelanjutan d. Kesiapan untuk prediksi penjualan dan
regulasi atau peran melakukan due diligence keuangan.
pengawasan Pemerintah. 5. Tim Kerja dengan dibantu 6. Tim Kerja dengan dibantu
4. Penjamin Pelaksana oleh Penasehat Keuangan oleh Penasehat Keuangan
Emisi, Akuntan, dan Konsultan Hukum (jika ada), Akuntan dan
Konsultan Hukum dan melakukan evaluasi Spesialis Industri (jika ada)
Penilai menyiapkan dokumen Preliminary Bid melakukan penilaian
laporan pengkajian yang diajukan peserta terhadap BUMN, dengan
menyeluruh (due tender. mempertimbangkan proyeksi
diligence) dan penaksiran 6. BUMN, Penasehat keuangan dan kajian secara
nilai perusahaan. Apabila keuangan dan Konsultan menyeluruh atas BUMN.
diperlukan Hukum menyelesaikan Penilaian BUMN ini
mendiskusikannya dengan persiapan data room dan merupakan rahasia
Tim Kerja dan BUMN rencana kunjungan ke Pemerintah.
yang bersangkutan. perusahaan/lapangan untuk 7. Tim Kerja dengan dibantu
5. Penjamin Pelaksana Emisi peserta terpilih (short listed oleh Penasehat Keuangan
BUMN dan Penasehat bidders). (jika ada), mengkaji bantuan
Keuangan (jika ada), 7. Tim Kerja dibantu oleh Pemerintah (jika ada) yang
melakukan persiapan Penasehat Keuangan dan dapat dibenarkan untuk
struktur kepemilikan Konsultan Hukum mendukung BUMN setelah
saham dan struktur mempersiapkan pernyataan diprivatisasi.
keuangan yang baru, serta kerahasiaan 8. Tim Kerja dibantu oleh
merevisi penaksiran nilai (Confidentiality Konsultan Hukum (jika ada),
perusahaan, kemudian Agreement) yang akan mempersiapkan konsep
menyerahkannya kepada ditandatangani oleh calon kontrak penjualan. Termasuk
Tim Kerja. mitra strategis terpilih. dalam konsep kontrak adalah
6. Tim Kerja dan BUMN, Pernyataan kerahasiaan permintaan Pemerintah
melakukan pengkajian mensyaratkan bahwa setiap kepada Tim EBO untuk
secara menyeluruh atas calon mitra strategis akan mempersiapkan dan
skema kepemilikan saham menjaga kerahasiaan atas menyerahkan proposal yang
untuk karyawan. undangan tender, informasi mencakup rencana
7. BUMN dengan bantuan di data room, rencana dan pembelian.
Notaris dan Konsultan hasil kunjungan ke 9. Tim Kerja dibantu Konsultan
Hukum menyiapkan perusahaan serta hasil-hasil Hukum (jika ada),

16
segala perjanjian yang diskusi/rapat. mempersiapkan konsep
berkaitan dengan 8. Tim Kerja dibantu oleh persyaratanpersyaratan
penawaran umum saham. Penasehat Keuangan tentang kontrol Pemerintah
8. BUMN bersama Penjamin menyetujui dan terhadap BUMN setelah
Pelaksana Emisi menetapkan calon mitra diprivatisasi untuk
menyiapkan pernyataan strategis terpilih dan disampaikan kepada Menteri
pendaftaran kepada meregistrasikannya dalam melalui Deputi
BAPEPAM. daftar peserta terpilih serta Restrukturisasi dan
9. BUMN menginformasikan melaporkannya kepada Privatisasi. Jika dipandang
kepada Bursa Efek yang Menteri. perlu Deputi Privatisasi
dituju, mengenai rencana 9. Tim Kerja dibantu oleh Restrukturisasi dan
pencatatan (listing) dan Penasehat Keuangan melakukan konsultasi dengan
perkiraan waktunya. mengundang para calon instansi Pemerintah terkait.
10. BUMN bersama Penjamin mitra strategis terpilih 10. Tim Kerja meminta proposal
Pelaksana Emisi dan untuk menandatangani lengkap dari Tim EBO pada
Lembaga/profesi pernyataan kerahasiaan. tanggal yang ditetapkan.
penunjang Pasar Modal
lainnya mempersiapkan
prospektus.
11. PR Agency (jika ada)
menyampaikan program
sosialisasi dan mulai
memberikan pelatihan
terhadap manajemen
BUMN untuk
melaksanakan
Roadshows, sosialisasi,
presentasi dan lain-lain.
12. BUMN bersama Penjamin
Pelaksana Emisi
menyusun jadwal
penawaran umum secara
keseluruhan dan
menyampaikannya kepada
Tim Kerja.

17
C. Prosedur penyampaian I. Kegiatan persiapan dan CI. Prosedur rencana kejadian
perrnyataan pendaftaran penyerahan dokumen dan penutupan transaksi
dan persiapan pencatatan tender : penjualan :
saham di Bursa Efek :
1. Penjamin Pelaksana Emisi 1. Calon mitra strategis 1. Tim EBO mempersiapkan
bersama BUMN dan diwajibkan membayar rencana bisnis terinci dan
Lembaga/profesi penunjang entry fee (fee) yang menyerahkannya kepada Tim
lainnya melakukan kajian dikumpulkan oleh BUMN Kerja pada tanggal yang
akhir terhadap kesiapan untuk biaya antara lain, ditetapkan.
pernyataan pendaftaran administrasi, pengadaan 2. Tim Kerja dengan dibantu
yang akan disampaikan ke data room, foto copy dan Penasehat Keuangan (jika
BAPEPAM dan atau pengorganisasian due ada) melakukan kajian
Otoritas Pasar Modal Luar diligence. terhadap Rencana Bisnis.
Negeri lainnya. 2. Calon mitra strategis Rencana Bisnis menjadi
2. BUMN menandatangani melakukan pengkajian sarana dasar untuk menilai
kontrak pendahuluan menyeluruh (due diligence) kemampuan Tim EBO dalam
pencatatan saham dengan atas data dan informasi di menjalankan perusahaan
Bursa Efek. data room dan kunjungan secara independen setelah
3. BUMN menyampaikan ke perusahaan/lapangan di diprivatisasi tanpa bantuan
pernyataan pendaftaran ke mana BUMN beroperasi. lebih lanjut dari Pemerintah.
BAPEPAM dan atau Tim Kerja, BUMN dan 3. Tim Kerja dan Tim EBO
Otoritas Pasar Modal Luar Penasehat Keuangan melakukan pengkajian atas
Negeri lainnya. apabila diperlukan dapat pembayaran saham yang
4. Pemegang Saham mendampingi calon mitra diusulkan dalam proposal
didampingi oleh BUMN strategis. Rencana Penjualan saham.
dan Penjamin Pelaksana 3. Tim Kerja dengan dibantu 4. Menteri berdasarkan
Emisi menyampaikan oleh Penasehat Keuangan masukan dari Deputi Bidang
kepada masyarakat dan dan Konsultan Hukum Restrukturisasi dan
mengumumkan rencana menyelesaikan dokumen- Privatisasi menetapkan
privatisasi BUMN yang dokumen tender yang akan kontrol Pemerintah terhadap
bersangkutan melalui diserahkan kepada calon BUMN yang telah
konferensi pers mitra strategis. diprivatisasi jika dianggap
Dokumendokumen ini perlu.
harus meliputi konsep 5. Tim Kerja menyiapkan
kontrak penjualan dan rancangan Peraturan

18
persyaratan untuk membuat Pemerintah mengenai
rencana bisnis terinci oleh penjualan saham milik
calon mitra strategis. Negara RI di BUMN yang
Semua informasi dalam bersangkutan, kemudian
dokumen tender termasuk melalui Deputi Bidang
rencana bisnis akan Restrukturisasi dan
mengikat dan menjadi Privatisasi mengajukannya
bagian dari kontrak. kepada Menteri untuk
4. Tim Kerja dengan dibantu disampaikan kepada Menteri
oleh Penasehat Keuangan Keuangan. Selanjutnya
menyelesaikan kriteria Menteri Keuangan
evaluasi tender. Jika menyampaikan kepada
diperlukan Spesialis Presiden RI guna
Industri dapat terlibat mendapatkan persetujuan.
dalam proses yang 6. Menteri bersama Tim EBO
menyangkut aspek teknis. melakukan penandatanganan
5. Tim Kerja dibantu kontrak penjualan saham.
Penasehat Keuangan dan 7. Menteri dan Pemegang
Konsultan Hukum Saham Baru dengan
menetapkan tatacara didampingi penasehat
pembukaan dokumen keuangan (jika ada) dan
tender. penasehat lainnya yang
6. Tim Kerja dibantu dan diperlukan melakukan
didampingi Penasehat penjelasan kepada
Keuangan dan Konsultan masyarakat melalui
Hukum menyampaikan konferensi pers
dokumen tender kepada
calon mitra strategis.
7. Tim Kerja dibantu
Penasehat Keuangan
melakukan pengkajian
secara rinci atas dokumen
tender bersama calon mitra
strategis, yang umumnya
meliputi kegiatan-kegiatan

19
diskusi dan pembahasan
atas pertanyaan dan
jawaban bagi semua calon
mitra strategis, juga
kemungkinan untuk
menerima masukan dari
calon mitra strategis ke
dalam konsep kontrak
penjualan.

D. Prosedur pemasaran dan D. Kegiatan evaluasi


penetapan harga : penawaran dan penetapan
pemenang tender :
1. Penjamin Pelaksana Emisi 1. Calon mitra strategis yang
dan BUMN menyusun akan memasukkan
jadwal roadshows dan dokumen tender harus pula
menentukan Investor memasukkan sejumlah
potensial yang akan dana ke suatu Escrow
dikunjunginya. Account yang dibuat
2. Penjamin Pelaksana Emisi bersama antara BUMN dan
bersama BUMN calon mitra strategis.
menyiapkan materi 2. Tim Kerja didampingi
presentasi yang akan Penasehat Keuangan
disampaikan kepada para menerima dokumen tender
investor potensial. secara lengkap, termasuk
3. Penjamin Pelaksana Emisi harga penawaran dan
bersama Tim Kerja dan rencana bisnis.
BUMN menetapkan 3. Tim Kerja dibantu oleh
kisaran harga penawaran Penasihat Keuangan,
saham sesuai dengan Konsultan Hukum dan
parameter harga saham apabila diperlukan bersama
yang disetujui bersama Spesialis Industri,
dan Tim Kerja melalui melakukan evaluasi
Deputi Bidang dokumen tender dan
Restrukturisasi dan menetapkan calon mitra
Privatisasi mengajukannya strategis terbaik

20
kepada Menteri untuk berdasarkan pada
mendapatkan persetujuan. pertimbangan harga dan
4. BUMN bersama Penjamin rencana bisnis.
Pelaksana Emisi 4. Tim Kerja dibantu
melakukan presentasi Penasehat Keuangan dan
kepada para investor Konsultan Hukum
potensial. mengundang calon mitra
5. Penjamin Pelaksana Emisi strategis terbaik untuk
melakukan proses melakukan negosiasi dan
pencatatan pemesanan mencapai kesepakatan
saham yang dilakukan mengenai kontrak jual beli
para investor potensial saham dan kontrak-kontrak
(bookbuilding process) lainnya yang diperlukan.
dan melaporkan hasilnya 5. Apabila kesepakatan tidak
kepada Tim Kerja dan tercapai, maka Tim Kerja
BUMN. dapat menolak calon mitra
6. Tim Kerja bersama strategis terbaik dan
dengan Penjamin memilih calon mitra
Pelaksana Emisi dan strategis terbaik kedua
BUMN menetapkan dan untuk mencapai
mengusulkan penawaran kesepakatan sesuai dengan
harga saham final dan poin nomer 4 diatas
selanjutnya Tim Kerja 6. Tim Kerja dengan dibantu
melalui Deputi Bidang oleh Penasehat Keuangan
Restrukturisasi dan apabila tercapai
Privatisasi kesepakatan sebagaimana
menyampaikannya kepada ditetapkan, menetapkan
Menteri untuk pemenang tender dan
memperoleh persetujuan. kemudian mengajukannya
7. Tim Kerja menyiapkan kepada Menteri melalui
rancangan Peraturan Deputi Bidang
Pemerintah tentang Restrukturisasi dan
perubahan penyertaan Privatisasi untuk
modal Negara RI pada mendapatkan persetujuan.
BUMN, kemudian melalui 7. Menteri memberikan

21
Deputi Bidang persetujuan akhir atas
Restrukturisasi dan konsep kontrak penjualan.
Privatisasi mengajukannya 8. Tim Kerja dibantu
kepada Menteri untuk Konsultan Hukum dan
disampaikan kepada Penasehat Keuangan
Menteri Keuangan. mengundang mitra strategis
Selanjutnya Menteri terpilih untuk melakukan
Keuangan menyampaikan penandatanganan kontrak
kepada Presiden RI guna dengan Menteri.
mendapatkan persetujuan. 9. Tim Kerja mempersiapkan
8. Penjamin Pelaksana Emisi Peraturan Pemerintah
menyusun sindikasi tentang perubahan
penjaminan emisi dan penyertaan modal Negara
melaporka hasilnya RI di BUMN, kemudian
kepada Tim Kerja dan melalui Deputi Bidang
BUMN. Restrukturisasi dan
9. Perjanjian Penjaminan Privatisasi mengajukannya
Emisi saham kepada Menteri untuk
ditandatangani oleh pihak- disampaikan kepada
pihak yang Menteri Keuangan.
berkepentingan dalam Selanjutnya Menteri
penawaran umum saham. Keuangan menyampaikan
10. BUMN bersama penjamin kepada Presiden RI guna
pelaksana Emisi dan mendapatkan persetujuan.
Lembaga/profesi 10. Menteri dan mitra strategis
penunjang lainnya sebagai pemegang saham
menyiapkan prospektus baru melaksanakan
final dari informasi konperensi pers. Penasihat
lainnya yang diperlukan Keuangan dapat membantu
oleh BAPEPAM dan atau proses ini apabila
Otoritas Pasar Modal Luar diperlukan.
Negeri agar pernyataan
pendaftaran memperoleh
pernyataan efektif dari
BAPEPAM dan atau

22
Otoritas Pasar Modal Luar
Negeri.
11. BUMN dengan bantuan
Penjamin Pelaksana Emisi
menerbitkan prospektus
ringkas I surat kabar
sesuai dengan peraturan
Pasar Modal yang berlaku.
12. Penjamin Pelaksana Emisi
dan sindikasi penjaminan
emisi melaksanakan
penawaran umum saham
sesuai dengan ketentuan
Pasar Modal yang berlaku.
13. Penjamin Pelaksana Emisi
melakukan penjatahan
saham sesuai dengan
ketentuan Pasar Modal
yang berlaku.
14. Penjamin Pelaksana Emisi
melaksanakan
pembayaran saham yang
ditawarkan kepada pihak
yang menjual saham, yaitu
Pemerintah dan atau
BUMN sesuai dengan
perjanjian penjaminan
emisi.
15. Penjamin Pelaksana Emisi
dan BUMN melaporkan
hasil penjatahan kepada
BAPEPAM dan atau
Otoritas Pasar Modal Luar
Negeri dan pihak lain
sesuai dengan ketentuan

23
Pasar Modal yang berlaku.
16. BUMN mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek
yang ditentukan.
17. Jika diperlukan
Pemegang Saham bersama
BUMN dan Penjamin
Pelaksanaan Emisi
menyampaikan kepada
masyarakat dan
mengumumkan hasil
penawaran umum saham
BUMN yang
bersangkutan melalui
konferensi pers.
Sumber : Kep-35/M.BUMN/2001

2.14 Jenis Perseroan Yang Dapat Diprivatisasi

Sesuai dengan Pasal 76 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Persero yang dapat
diprivatisasi harus sekurang-kurangnya memenuhi kriteria:
1. Industri/sektor usahanya kompetitif; atau contohnya: maskapai Airasia dan lion Air yang sanggup
menawarkan harga rendah.
2. Industri/sektor usaha yang unsur teknologinya cepat berubah. contohnya: teknologi digital yang
berbasis sinyak elektrik komputer.

Sebagian aset atau kegiatan dari Persero yang melaksanakan kewajiban pelayanan umum dan/atau
yang berdasarkan Undang-undang kegiatan usahanya harus dilakukan oleh BUMN, dapat dipisahkan
untuk dijadikan penyertaan dalam pendirian perusahaan untuk selanjutnya apabila diperlukan dapat
diprivatisasi.
Persero yang tidak dapat diprivatisasi (Pasal 77 UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN) adalah:

1. Persero yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan hanya boleh
dikelola oleh BUMN; contohnya: hajat hidup orang banyak seperti air, BBM, pertambangan/hasil
bumi.

24
2. Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara;
contohnya: pertahanan seperti Departemen pertahanan dan markas besar tentara nasional indonesia
keamanan seperti kepolisian Republik Indonesia.
3. Persero yang bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus untuk
melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat; Seperti PLN
4. Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dilarang untuk diprivatisasi. contohnya: sumber daya alam biotik
seperti manusia, hewan, tumbuhan., sumber daya alam abiotik seperti air, tanah, logam, minyak
bumi.

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Restrukturisasi dan Privatisasi BUMN pada intinya merupakan upaya penyehatan atau
penyegaran di tubuh BUMN. Terutama untuk mengatasi kelemahan struktural, seperti maraknya
praktek KKN di dalam tubuh BUMN, kondisi monopoli yang cenderung merugikan rakyat dan
permasalahan lain yang cenderung banyak merugikan rakyat. Restrukturisasi dan Privatisasi BUMN
bertujuan untuk mengganti manajemen menjadi lebih profesional dengan cara swastanisasi.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 (12) Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
yang menyebutkan : “Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya,
kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat
bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat”. Pada kenyataanya
saat ini BUMN cenderung sangat tergantung pada pemerintah. Jika pengelolaan diserahkan pada pihak
luar (swasta, baik asing maupun lokal) akan sangat mengurangi dampak ketergantungan tersebut.
Tentunya dengan pengelolaan yang jauh lebih profesional maka akan banyak mendatangkan
keuntungan , baik bagi pemerintah maupun rakyat.

3.2 Saran
Pelaksanaaan Restrukturisasi dan Privatisasi BUMN akan berjalan dengan baik jika terdapat
komitmen yang tinggi, baik dari pemerintah, swasta, dan masyarakat dalammelaksanakan, melakukan
pengawasan dan untuk meningkatkan kinerja BUMN. Sehingga terdapat timbal balik berupa
keuntungan-keuntungan yang dapat menguntungkan semua pihak dan dapat mensejahterakan rakyat.

26
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/18085896/Privatisasi_BUMN_di_Indonesia
 http://republikmonyet.blogspot.com/2017/05/makalah-restrukturisasi-dan-privatisasi.html

27

Anda mungkin juga menyukai