Dosen pengampu :
Herlina Helmy,SE.,M.Ak
Kelompok 3 :
Arif
Fatimah Sya’diah
Gian
Reska Novia
Akuntansi
Fakultas Ekonomi
2020
A. Konsep Fasilitas Perpajakan
Dalam meningkatkan penerimaan Negara saat ini tidak cukup
hanya mengharapkan dari sumber-sumber yang ada, paling tidak
diperlukan suatu terobosan baru yang dapat mencapai hal tersebut.
Salah satu terobosan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan
kegiatan investasi langsung.
Kegiatan investasi langsung baik itu melalui penanaman modal
asing maupun penanaman modal dalam negeri merupakan salah satu
faktor penting yang nantinya dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi, pemerataan pembangunan, sampai pada percepatan
pembangunan untuk bidang usaha tertentu dan/atau daerah-daerah
tertentu. Terlebih dengan dikeluarkan Peraturan Presiden RI Nomor
77 Tahun 2007 sebagai pelaksanaan dari Pasal 12 ayat 4 dan Pasal
13 ayat (1) UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha
yang tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan persyaratan di
bidang penanaman modal. Dengan dikeluarkannya Peraturan ini
semakin membuka kesempatan bagi investor terlebih dalam
melaksanakan investasi khusus di bidang- bidang usaha yang
terbuka.
Dalam mendorong kegiatan investasi langsung ini Direktorat
Jenderal Pajak memberikan kemudahan-kemudahan (fasilitas) di
bidang perpajakan baik melalui penanaman modal asing maupun
penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha tertentu dan
daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam skala
nasional, khususnya dalam menunjang peningkatan ekspor.
Kemudahan ini diberikan untuk mendorong pembangunan daerah
terpencil, seperti yang banyak terdapat di kawasan timur Indonesia
dalam rangka pemerataan pembangunan dan menunjang peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
Pemberian kemudahan ini merupakan bentuk peningkatan
pelayanan kepada para wajib pajak, dengan tetap mengacu pada
kaidah yang berlaku sehingga penerapannya tidak menyimpang dari
maksud dan tujuan diberikannya kemudahan tersebut.
Secara garis besar Kemudahan (Fasilitas) Perpajakan diberikan
dengan tujuan:
1. Mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Kawasan
Berikat dan Entreport untuk Tujuan Ekspor (EPTE), atau untuk
pengembangan wilayah lain dalam Daerah Pabean yang dibentuk
khusus untuk maksud ekspor.
2. Menampung kemungkinan atau aplikasi dari pelaksanaan perjanjian
dengan negara-negara lain (Treaty Partner) dalam bidang
perdagangan dan investasi.
3. Mempercepat pemulihan kondisi perekonomian dan sosial masyarakat
pasca bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.
4. Menjamin tersedianya perumahan yang terjangkau oleh masyarakat lapisan
bawah yaitu rumah sederhana, rumah sangat sederhana, dan rumah susun
sederhana.
5. Mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang-
barang yang bersifat strategis.
6. Meningkatkan pendidikan guna kecerdasan bangsa dan pembangunan
tempat ibadah.
7. Mendorong peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
8. Menjamin tersedianya peralatan TNI/Polri.
9. Mendorong pembangunan armada nasional di bidang angkutan darat, air
dan udara.
Tarif Penyusutan
Masa
Kelompok Harta Berwujud
Manfaat Garis Saldo
Lurus Menurun
I. Bukan bangunan
II. Bangunan
1. Tax holiday
Tax holiday adalah salah satu bentuk insentif pajak yang paling
sering diberikan dalam upaya menarik investasi asing. Tax
holiday sendiri berbentuk pembebasan beban PPh badan atau dapat
pula berupa pengurangan tarif PPh badan bagi perusahaan yang
menanamkan modal baru ke dalam negeri selama jangka waktu
tertentu. Insentif ini ditujukan guna merangsang investasi asing.
2. Tax Allowance
Adapun detail mengenai kriteria dan jenis industri apa saja yang
mendapatkan keringan pajak atau tax allowance dapat dilihat
dalam PP No. 18/2015 sebagaimana telah diubah dengan PP No.
9/2016.
Perbedaan :
1. industri logam dasar; Jenis usaha yang bisa mendapatkan fasilitas tax
Jenis allowance pada dasarnya adalah semua bidang
Usaha 2. industri pengilangan minyak bumi usaha dengan ketentuan dan syarat yang
dan/atau kimia dasar organik yang berlaku.
bersumber dari minyak bumi;
3. indutrsi permesinan;
keterangan Tax Holiday Tax Allowance
4. industri di bidang sumber daya
terbarukan; dan/atau
2. Fasilitas PPN
Faktur pajak untuk transaksi yang mendapat fasilitas PPNB dibebaskan ini
adalah menggunakan kode faktur kode 08 dan tetap mencantumkan besaran
nilai PPN yang dibebaskan. Pajak masukan yang dibayar untuk perolehan
BKP/JKP yang mendapatkan fasilitas PPN dibebaskan, tidak dapat
dikreditkan.
Fasilitas PPN dalam bentuk tidak dipungut PPN diberikan kepada transaksi-
transaksi seperti yang disebutkan di atas, yang dilakukan di/ke kawasan bebas
dan kawasan berikat. Selain itu, transaksi tidak dipungut PPN apabila yang
melakukan kegiatan merupakan PKP yang menjalankan pengolahan pada
kawasan berikat