Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan
posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60% pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit baik dirumah sakit maupun di tatatanan pelayanan kesehatan
lain yang dilakukan oleh perawat. Oleh karena itu pengelolaan pelayanan
keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh
karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra
rumah sakit tersebut (Aditama, 2013).
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang professional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keberadaan
keperawatan dalam situasi yang komplek secara berkesinambungan
melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau tenaga kesehatan yang
lain (Aditama,2013).
Rumah sakit adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan
khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan rujukan antara lain adalah peningkatan mutu,cakupan, dan
efesiensi rumah sakit melalui penerapan dan penyempurnaan standar
pelayanan tenaga, standar peralatan,profesi dan manajemen rumah sakit
(Aditama, 2013).
Demikian halnya dengan pelayanan di rumah sakit, hal ini juga
menjadi satu satu pemikiran yang serius, karena masalah kesehatan telah
menjadi perhatian dunia terutama masalah kesehatan jiwa merupakan
penyebab terbesarnya hilangnya sejumlah tahun kualitas kehidupan
manusia. Ratusan wanita,pria dan anak-anak menderita gangguan
jiwa,sementara sejumlah besar lainnya mengalami stress karena korban
tindak kekerasan,kemiskinan dan eksploitasi,penyalahgunaan zat dan
masalah prilaku lain mempengaruhi kehidupan remaja,dewasa muda dan
lansia (Aditama,2013)
Pada pasien dengan gangguan jiwa,perawat memegang peranan yang
sangat penting, proses keperawatan pada pasien dengan masalah
kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah
kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti masalah
kesehatan fisik dan memperlihatkan gejala yang berbeda serta muncul
oleh berbagai penyebab. Banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa
tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal
yang berbeda dan kontradiksi (Asep,2007).
Pelayanan keperawatan dirumah sakit jiwa seharusnya diberikan
secara profesional dalam bentuk pelayanan, asuhan keperawatan
khususnya pada tingkat individu dan keluarga (Rasmun,2011). Untuk
dapat memberikan keperawatan kesehatan jiwa yang holistik atau
komperehensif dan berkesinambungan tentunya sangat diperlukan
perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus tentang
keperawatan khususnya kesehatan jiwa sehingga memungkinkan perawat
untuk dapat bekerja pada tiap tatanan pelayanan kesehatan.
RSJD Atma husada Mahakam Samarinda adalah Rumah Sakit kelas A
sebagai tempat pendidikan yang merupakan rumah sakit rujukan di
Provinsi Kalimantan Timur. Oleh karena itu, RSJD Atma husada
Mahakam Samarinda harus dapat meningkatkan predikatnya dengan
meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan jiwa. Pelayanan Kesehatan
Jiwa ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan semua perawat
disemua ruangan yang ada di RSJD Atma husada Mahakam Samarinda,
salah satunya di ruang rawat inap punai.
Ruang Punai merupakan perawatan kelas III untuk pasien jiwa khusus
perempuan, memiliki 29 tempat tidur yang terdiri dari 1 ruang tindakan, 2
ruang stabilisasi, 3 ruang intermediet, 1 ruang perawatan mandiri (GMO),
serta ruangan penunjang yaitu 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang dokter, 1
nurse station, 1 ruang bilas, 1 ruang pantry, 1 gudang, 1 ruang makan, 1
toilet petugas dan 1 toilet umum dengan jumlah perawat 15 orang, 1
psikiater dan 1 dokter ruangan. Namun seiring dengan tuntutan pelayanan
dari masyarakat dan pemerintah sehingga RSJD Atma husada Mahakam
Samarinda menerima semua pasien rujukan dari berbagai daerah,
khususnya pasien yang menggunakan jaminan kesehatan seperti BPJS,
dengan berbagai macam kasus penyakit jiwa. Karena alasan itu ruang
punai perlu mengantisipasi keadaan tersebut dengan cara perbaikan dan
peningkatan pada kualitas pelayanan diberbagai sub sistem yang ada
antara lain pelayanan keperawatan dalam rangka menurunkan angka
pasien gangguan jiwa khususnya di Kalimantan Timur.
Manajemen Keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dimasa
depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2011).
Peran dan fungsi manajemen keperawatan masa sekarang masih
berorientasi pada sentralisasi kewenangan dan tanggung jawab yang
menjadi desentralisasi dengan pendegelasian wewenang dan tanggung
jawab yang berfokus pada kegiatan koordinasi yang memungkinkan
manajemen keperawatan dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
secara nyata. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
perawat adalah kemampuan untuk mengelola (manajemen), baik dalam
bidang keperawatan maupun dalam bekerja sama dalam melaksanakan
fungsi koordinasi dengan bidang lain sebagai bagian dari pelayanan
terintegrasi.
Semua bentuk organisasi keperawatan kesehatan termasuk rumah
sakit jiwa, pusat rawat inap, dan rumah sakit pendidikan memerlukan
manajemen keperawatan. Oleh karena itu semakin berkembangnya
profesi keperawatan maka perawat harus mengetahui tentang teknik
manajemen serta meningkatkan pengetahuan dan menerapkan teori
berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang manajamen kedalam
praktik pemberian pelayanan keperawatan yang bermutu dan menyuluruh
(Soeroso, 2013).
Dengan demikian kami mahasiswa program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur merasa perlu untuk mengkaji situasi
dan kondisi ruang punai yang diharapkan dapat menemukan masalah
untuk dapat mencari solusinya sehingga pelayanan dan asuhan
keperawatan diruang punai meningkat sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek keperawatan manajemen selama 28 hari
terhitung mulai tanggal 24 februari sampai dengan 22 Maret 2020,
mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan dan
pengelolaan manajemen unit pelayanan di ruang rawat inap punai
sesuai dengan konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Manjaemen asuhan keperawatan
Penerapan manajemen asuhan keperawatan yang berupa
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
b. Manajemen unit perawatan ruang punai
1) Teridentifikasi masalah diruang punai
2) Tersusun rencana rencana yang strategis dan operasional unit
berdasarkan hasil kajian situasi di ruang punai
3) Terlaksana implementasi model pengorganisasian pelayanan
keperawatan.
a) Job description terbagi dengan jelas antara kepala ruangan,
ketua tim serta perawat pelaksana.
b) Fungsi pengorganisasian terlaksana baik antara kepal
ruangan, ketua tim, serta perawat pelaksana
c) Kerja tim terorganisir dengan baik
4) Problem solving tercapai terhadap masalah diruang punai

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan, sarana pendukung, dan
pengembangan fungsi manajemen bangsal guna memepertahankan
dan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan diruangan pada
khususnya dan kualitas peleyanan keperawatan diruangan khususnya
kualitas dan kuantitas pelayanan rumah sakit pada umumnya.
2. Bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau alternatif dalam
menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna meningkatkan
mutu pelayanan dan mutu asuhan keperawatan.
3. Bagi Mahasiswa
Mampu mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen
keperawatan dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan
wawasan pengetahuan atau teori manajemen melalui penerapan
fungsi manajemen.

D. Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan ini berdasarkan sistematika penulisan sebagai
berikut : yaitu dimulai dengan Bab I berisi latar belakang, tujuan, manfaat
penulisan, sistematika penulisan kemudian dilanjutkan dengan BAB II
yang berisi tinjauan pustaka yang terdiri dari pengertian manajemen
keperawatan, peran, fungsi, dan tugas tenaga keperawatan, ruang lingkup
manajemen keperawatan, model metode asuhan keperawatan, ruang
lingkup manajemen keperawatan, model metode asuhan keperawatan
professional kemudian di lanjutkan ke BAB III berisi tentang pengkajian
(kajian situasi) terdiri dari analisa situasi ruangan, analisa SWOT,
prumusan masalah, POA, penyelesaian masalah, kemudian dilanjutkan
dengan BAB IV yang berisi tentang analisa data yaitu kesenjangan teori
dari penyelesaian dan diakhiri dengan BAB V penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai