61 76 2 PB PDF
61 76 2 PB PDF
Lexy Mamahit1
1
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi, Manado
Diterima 04-04-2009; Diterima setelah direvisi 21-04-2009; Disetujui 27-04-2009
ABSTRACT
Mamahit, L, 2009. One steroid compound of Gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) from North Sulawesi.
This research was aimed to isolate and identify the structure of secondary metabolites from gedi leaf. In
order to achieve this research aim, an extraction of the gedi leaf tissue with methanol solvent had been
carried out. These extract then was partitioned in several organic solvents such as n-hexane, chloroform,
and ethyl acetate. Further, the resulted partition was fractionation and purifying undergoes an appropriate
method like liquid and vacuum pressure chromatography and also determining the melting points. To
determine the chemical structure of the isolate, a compilation of several spectroscopic methods, such as
1 13
infrared (IR), H and C nuclear magnetic resonance (NMR), and an advanced NMR techniques
(HMQC, HMBC, and COSY). Results of this research shown that one major constituent was isolated from
the leaf of gedi : β−sitosterol.
PENDAHULUAN
dari senyawa yang terkandung dalam tumbuhan
Indonesia sebagai negara beriklim tropis,
atau bentuk sintesisnya.
memiliki kekayaan sekitar 30.000 jenis tumbuhan,
Penarikan senyawa kimia bahan alam yang
kedua terbesar di dunia setelah Brasil (Rubatzky
akan diisolasi dapat dilakukan dengan proses
dan Yamaguchi, 1995).
ekstraksi. Ekstraksi adalah proses pelarutan
Tumbuhan genus Abelmoschus hanya dapat
senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam
ditemui di daerah beriklim tropika, terutama di
suatu sampel dengan mengggunakan pelarut yang
Afrika dan Asia. Abelmoschus terdiri dari 15
sesuai dengan komponen yang diinginkan.
spesies, di Indonesia hanya dikenal 3 spesies
Metode maserasi merupakan cara ekstraksi
yaitu: Abelmoschus moschatus, A. esculentus dan
sederhana yang dilakukan dengan cara meredam
A. manihot. Abelmoschus adalah kelompok
serbuk sampel dalam pelarut organik selama satu
tanaman herba dengan pertumbuhan cepat, tinggi
hari pada temperatur kamar dan terlindungi dari
tanaman sampai 2 meter, panjang daun 20-40 cm,
cahaya. Maserasi dapat menggunakan metanol
bentuk daun menjari sebanyak 3-7 helai daun.
secara langsung, kemudian partisi dilakukan
Abelmoschus menunjukkan kandungan lendir
dengan pelarut yang ditingkatkan kepolarannya
pada daun segar jika dipotong-potong kecil
(Harborne, 1987).
(Bourdy and Walter, 1992; Proeston, 1998;
Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan
Morris, 2006).
senyawa kimia yang satu dengan senyawa kimia
Gedi (Abelmoschus manihot L. Medik)
yang lain dari suatu ekstrak bahan alam. Metode
merupakan tumbuhan tropis famili Malvaceae,
fraksinasi yang umum digunakan adalah metode
secara tradisional telah lama dikenal di Sulawesi
kromatografi.
Utara sebagai tanaman sayuran. Berbagai jenis
Penelusuran pustaka memperlihatkan
sayuran berkhasiat obat karena mengandung
bahwa kajian fitokimia tumbuhan gedi
senyawa kimia tertentu. Senyawa kimia ini
(Abelmoschus manihot L. Medik) sebagai obat
mempunyai efek farmakologis untuk membantu
tradisional di Sulawesi Utara belum pernah
penyembuhan berbagai jenis penyakit (Kamiya et
dilaporkan sebelumnya. Dalam makalah ini akan
al., 2001; Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2005).
dilaporkan isolasi dan penentuan struktur senyawa
Menurut Salisbury dan Roos (1995) berbagai
β−sitosterol yang diisolasi dari tumbuhan
senyawa yang digunakan dalam obat-obatan di
tersebut.
negara maju sekarang ini pun diturunkan langsung
34
Lexy Mamahit : Satu senyawa steroid …
Maserasi serbuk kering daun gedi dengan (H-16) dengan sinyal proton pada δH 1,07 (H-17),
metanol menghasilkan ekstrak metanol berupa sinyal proton pada δH 1,07 (H-17) dengan sinyal
padatan gum berwarna hijau gelap. Ekstrak proton pada δH 1,34 (H-20). Analisis spektrum
metanol tersebut dipartisi menggunakan pelarut COSY juga menunjukkan korelasi 1H –1H
n-heksana menghasilkan ekstak n-heksana. tetangga antara sinyal proton pada δH 1,34 (H-20)
Fraksinasi ekstrak n-heksana menggunakan teknik dengan sinyal proton pada δH 1,98 (H-22),
KVC-silika gel menghasilkan 13 fraksi utama A- sinyal proton pada δH 1,98 (H-22) dengan sinyal
M. Fraksinasi lebih lanjut fraksi L dengan teknik proton pada δH 1,14 (H-23), sinyal proton pada
KKV-silika gel menghasilkan 10 fraksi utama. δH 1,14 (H-23) dengan sinyal proton pada δH 0,89
Pemurnian fraksi L6 dengan teknik KKT-silika (H-24), sinyal proton pada δH 0,89 (H-24) dengan
gel menghasilkan senyawa murni, lihat Gambar 1. sinyal proton pada δH 1,23 (H-28), sinyal proton
Senyawa murni diperoleh sebagai kristal pada δH 1,23 (H-28) dengan sinyal proton pada δH
jarum berwarna putih bening, titik leleh 126 oC. 0,83 (H-29), sinyal proton pada δH 0,89 (H-24)
Spektrum IR senyawa menunjukkan adanya dengan sinyal proton pada δH 1,65 (H-25), sinyal
gugus C-H alifatik 2920 dan 2850 cm-1, C-O proton pada δH 1,65 (H-25) dengan sinyal proton
streching 1712 cm-1, C-H bending (metilen) 1462 pada δH 0,80 (H-27), serta sinyal proton pada δH
cm-1, C-H bending (metil) 1375 cm: lihat Gambar 1,65 (H-25) dengan sinyal proton pada δH 0,82
2. (H-26). Berdasarkan data-data spektroskopi di
13
Spektrum C NMR senyawa atas memberikan petunjuk bahwa senyawa ini
memperlihatkan 29 sinyal yang mewakili 29 merupakan senyawa β-sitosterol.
jumlah total karbon. Teknik DEPT 135 dapat Untuk membuktikan struktur senyawa ini
menunjukkan karbon dengan sinyal-sinyal positif dapat dilihat pada spektrum HMBC yang
antaranya: 6 karbon metil ( δC 12,0; 12,1; 18,9; menunjukkan jarak jauh 1H - 13C antara sinyal
19,1 19,5; 19,9 ppm), dan karbon metin ( δC proton pada δH 1,15 (H-1) dengan sinyal-sinyal
140,8, 71,9; 56,8; 56,1; 50,2; 45,9; 36,6 32,0; karbon pada δC 19,1 (C-19), 36,2 (C-10), 71,9 (C-
29,2 ppm). Spektrum DEPT 135 memperlihatkan 5), sinyal proton pada δH 1,84 (H-2) dengan
karbon dengan sinyal-sinyal negatif yaitu: 11 sinyal-sinyal karbon pada δC 37,3 (C-1), 42,4 (C-
karbon metilen ( δC, 21,2; 23,1; 24,4; 26,1; 4) 140,8 (C-3), sinyal proton pada δH 2,28 (H-4)
28,4; 31,7; 32,0; 34,0; 37,3; 39,8; 42,4 ppm), dengan sinyal-sinyal karbon pada δC 71,9 (C-5),
tetapi tidak memperlihatkan 2 sinyal karbon 140,8 (C-3), sinyal proton pada δH 2,28 (H-4)
quartener pada ( δC 36,2 ; 42,4 ppm). dengan sinyal-sinyal karbon pada δC 71,9 (C-5),
1
Spektrum H NMR senyawa 140,8 (C-3), sinyal proton pada δH 5,34 (H-6)
memperlihatkan adanya 2 gugus metil dengan dengan sinyal-sinyal karbon pada δC 32,0 (C-7),
multiplisitas sinyal singlet pada δH 0,67 (3H,s) sinyal proton pada δH 1,98 (H-7) dengan sinyal-
dan 1,00 (3H,s), adanya 4 gugus metil dengan sinyal karbon pada δC 32,0 (C-8), 56,8 (C-14),
sinyal pada δH 0,80 (3H, d, J = 6,7), 0,82 (3H, d, sinyal proton pada δH 1,49 (H-8) dengan sinyal-
J = 6,7), 0,83 (3H, t, J = 6,7), 0,91 (3H, , t, J = sinyal karbon pada δC 50,2 (C-9), 71,9 (C-5),
6,1). sinyal proton pada δH 0,91 (H-9) dengan sinyal
Analisis spektrum COSY senyawa karbon pada δC 36,2 (C-10), sinyal proton pada
menunjukkan korelasi 1H – 1H tetangga antara δH 2,28 (H-11) dengan sinyal-sinyal karbon pada
sinyal proton pada δH 1,15 (H-1) dengan sinyal δC 32,0 (C-8), 39,8 (C-12), 50,2 (C-9), sinyal
proton pada δH 1,84 (H-2), sinyal proton pada δH proton pada δH 0,98 (H-14) dengan sinyal-sinyal
1,84 (H-2) dengan sinyal proton pada δH 3,51 (H- karbon pada δC 32,0 (C-8), 42,4 (C-13), sinyal
3), sinyal proton pada δH 3,51 (H-3) dengan proton pada δH 1,58 (H-15) dengan sinyal-sinyal
sinyal proton pada δH 14,2 (H-4), serta sinyal karbon pada δC 32,0 (C-8), 56,8 (C-14), sinyal
proton pada δH 5,34 (H-6) dengan sinyal proton proton pada δH 1,07 (H-17) dengan sinyal karbon
pada δH 1,98 (H-7), sinyal proton pada δH 1,98 pada δC 42,4 (C-13), sinyal proton pada δH 2,28
(H-7) dengan sinyal proton pada δH 1,49 (H-8), (-18) dengan sinyal-sinyal karbon pada δC 39,8
sinyal proton pada δH 1,49 (H-8) dengan sinyal (C-12), 42,4 (C-13), 56,8 (C-14), 56,1 (C-17),
proton pada δH 0,91 (H-9), sinyal proton pada δH sinyal proton pada δH 2,28 (H-4) dengan sinyal-
1,48 (H-11) dengan sinyal proton pada δH 2,00 sinyal karbon pada δC 71,9 (C-5), 140,8 (C-3),
(H-12), juga sinyal proton pada δH 1,49 (H-8) sinyal proton pada δH 1,00 (H-19) dengan sinyal-
dengan sinyal proton pada δH 0,98 (H-14), sinyal sinyal karbon pada δC 36,2 (C-10), 50,2 (C-9),
proton pada δH 1,58 (H-15) dengan sinyal proton 71,9 (C-5). Analisis spektrum HMBC senyawa
pada δH 1,82 (H-16), sinyal proton pada δH 1,82 juga menunjukkan korelasi jarak jauh 1H - 13C
35
Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009
H3C CH3
CH3
CH3
CH3 H3C
HO
Penelusuran pustaka menunjukkan bahwa Medik). Senyawa β-sitosterol baru diisolasi untuk
senyawa ini baru diisolasi untuk pertamakalinya pertamakalinya dari daun tumbuhan gedi
dari tumbuhan gedi ( Abelmoschus manihot L. (Abelmoschus manihot L. Medik).
Medik). Penemuan senyawa ini juga adalah yang
pertama dalam genus Abelmoschus.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Bourdy, G. and Walter er A. 1992. Maternity and
Satu senyawa steroid yaitu senyawa β- Medicinal Plants in Vanuatu. The Cycle of
sitosterol dapat diisolasi dari fraksi n-heksana
heksana dari Reproduction. Journal of Ethnopharmacology
37 : 179-196.
daun tumbuhan gedi (Abelmoschus
Abelmoschus manihot L.
36
Lexy Mamahit : Satu senyawa steroid …
Harbone, J.B 1987. Metode Fitokimia; Penuntun Cara Proeston, S.R. 1998. Aibika / Bele – Abelmoschus
Modern Menganalisis Tumbuhan. ITB Manihot (L.) Medik. Cab Abstracts
Bandung. International p. 97.
Rubatzky, V.E. dan Yamaguci M. 1995. Word
Kamiya, K., Saiki Y., Hama T., Fujimoto Y., Endang
Vegatables : Principles, Production, and
H., Umar M., and Satake, T. 2001. Flavonoid
Nutritive Value. Van Nostrand Reinhold. New
Glucuronides from Helicteres isora.
York..
Phytochemistry. 57:297-301.
Mamahit, L.P. 2009. Metabolit Sekunder dan Salisbury, F.B. and Roos, C.W. 1995. Plant
Bioaktivitasnya terhadap Sel Murin Leukemia Physiology, 4th edition. Wadsworth Publ.Co. A
P-388 dari Daun Gedi (Abelmoschus manihot L. division of Wadsworth, Inc. New York.
Medik) Asal Sulawesi Utara.
Wiryowidagdo, S. dan Sitanggang M. 2005.
Morris, R. 2006. Plant for A Future. Edible, Medicinal
Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung,
and Useful Plants for A Heathier Word
Darah Tinggi, & Kolesterol. Agro Media
(Online), (www.ptaf.org/database/plants,
Pustaka. Jakarta.
diakses 14 Oktober 2006).
37
Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009
KKV
EtOAc-n heksana
(0 - 100 %)
KKV
EtOAc-n heksana
(2 - 70 %)
KKV
EtOAc-n heksana
(2 - 30 %)
β−sitosterol
β−
49,6 mg
t.l. 126 oC
38