Masih banyak lagi definisi atau pengertian yang diberikan oleh para ahli
mengenai manajemen, namun demikian dari sekian banyak definisi
tersebut dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan
dengan usaha untuk memelihara kerjasama sekelompok orang dalam
satu kesatuan serta usaha memanfaatkan sumber daya yang lain untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian sebenarnya kegiatan manajemen itu hampir selalu ada
pada setiap kegiatan manusia, sebab sebagai makhluk sosial manusia
akan selalu berusaha berkumpul dan bekerja sama.
Jika dilihat dari pengertian paling mendasar dari organisasi, maka dapat
dikatakan bahwa untuk menjalankan suatu organisasi, apapun bentuk
organisasi tersebut, dibutuhkan manajemen.
II-1
2.2. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat bahwa
semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang
mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat
mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa
memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
II-2
satu sama lain. Ada tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau
pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri adalah operator-
operator mesin, ada tingkatan yang bersifat strategis misalkan direksi.
(1)
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi ini, dapat dibedakan
tingkatan manajemen. Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen,
yaitu :
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management) yaitu tingkatan
manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan
ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja operasional.
Jika dilihat dari segi perencanaan yang dibuat pada tingkatan ini maka
jangkauan perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka
waktu harian. Mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.
2. Manajemen tingkat menengah (middle management) adalah tingkatan
manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen
terbawah. jangkauan waktu Perencanaan yang dibuat bersifat
menengah.
3. Manajemen tingkat atas (top management) adalah tingkatan paling
tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja.
Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan
meliputi kurun waktu rencana jangka panjang.
II-3
Perubahan cara berproduksi menjadi produksi masal menimbulkan
pemikiran untuk mengelola usaha produksi tidak dengan cara 'coba-coba'
lagi. Dan masa-masa selanjutnya muncul banyak hal yang mendorong
perkembangan ilmu manajemen hingga mencapai kondisi seperti saat ini.
(4)
2.4.1. Manajemen Ilmiah (Scientific Management)
(1)
Kelemahan dari manajemen ilmiah adalah memandang pekerja semata-
mata hanya sebagai obyek kerja saja. Pendapat yang menyatakan bahwa
bonus dapat mendorong produktivitas kerja ternyata tidak selamanya
II-4
benar sehingga mendorong timbulnya pemikiran-pemikiran baru di
kalangan ilmuwan manajemen.
(4)
2.4.2. Teori administrasi
II-5
j. Order, asas ketertiban, yaitu satu tempat untuk setiap orang dan
setiap orang pada tempatnya. Dalam organisasi harus disediakan satu
tempat (jabatan) untuk setiap pegawainya dan setiap orang (pegawai)
harus berada di tempat yang telah ditentukan kepadanya. Jadi di sini
berlaku asas “The right man in the right place”.
k. Equity, asas kewajaran dan keadilan, didasarkan kepada perjanjian
dan kesepakatan organisasi.
l. Stability of tenure of personnel, asas yang menyatakan bahwa
diperlukan waktu bagi pegawai baru untuk menyesuaikan diri pada
jabatannya sehingga bisa menunaikan tugasnya dengan cukup baik.
Jadi jika seorang pegawai sebelum mencapai tingkat penyesuaian diri
yang cukup dalam suatu jabatan, lalu dipindahkan, maka ia tidak
mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan karyanya dengan baik
dan dia tidak mendapatkan kepuasan dari kariernya/ kerjanya.
m. Initiative, asas inisiatif, yaitu kesempatan untuk berinisiatif pada
semua tingkat jabatan, kesempatan untuk memikirkan dan
merencanakan sendiri suatu karya, mengusulkannya pada atasannya
dan melaksanakannya sendiri. Dari sini dapat diharapkan kegembiraan
kerja, kepuasan kerja dan kebanggaan bagi si karyawan, yang akan
menguntungkan organisasi. Manajer yang baik adalah manajer yang
pandai memberikan inisiatif kepada bawahan.
n. Esprit de corps, asas semangat kebersamaan, yaitu perlunya
kekompakan dalam bekerja di antara seluruh personil dan perlunya
dibina kerukunan secara terus menerus di antara personil, karena hal
ini merupakan kekuatan yang besar bagi suatu organisasi atau badan
usaha.
(1)
2.4.3. Pendekatan Hubungan Manusia (Human Relation Behavioral
Approach)
II-6
ilmiah menjadi pendorong bagi perkembangan ilmu manajemen
berikutnya. Bersamaan dengan itu berkembang pula ilmu psikologi
industri, yang dipelopori oleh Hugo Munsterberg, dan ilmu sosiologi yang
ikut memberi pengaruh pada ilmu manajemen.
Pelopor dari aliran manajemen ini adalah Elton Mayo. Mayo merumuskan
pendapatnya melalui serangkaian penelitian yang sangat dikenal, yaitu
The Hawthorne Experiments. Berdasarkan penelitian tersebut, Mayo yang
dibantu juga oleh beberapa temannya mengemukakan beberapa hasil
temuannya, antara lain :
a. Perangsang finansial atau bonus yang tidak selamanya akan
meningkatkan produktivitas pekerja.
b. Perilaku manajemen, dalam hal ini manajer atau pengawas, juga
mempengaruhi produktivitas pekerja. Perhatian pengawas pada
bawahannya bisa memberi pengaruh baik pada produktivitas kerja.
c. Kelompok informal dalam lingkungan pekerja yang berfungsi sebagai
lingkungan sosial pekerja juga mempengaruhi produktivitas pekerja.
II-7
pandangan tersebut, aliran manajemen ini tidak lagi melihat manusia
sebagai manusia rasional dan ekonomis (rational-economic-man) tetapi
melihat manusia sebagai makhluk sosial (social-man). Kebutuhan
manusia tidak hanya kebutuhan fisiologis saja (makan, rumah, pakaian)
tetapi mencakup juga kebutuhan-kebutuhan lain seperti keinginan untuk
diterima dan dihargai oleh orang lain yang harus dipenuhi juga dalam
bekerja.
(1)
2.4.4. Penyelidikan Operasional (Management Science)
II-8
Penyelidikan operasional dikenal juga sebagai aliran kuantitatif dalam
manajemen. Berbeda dengan aliran-aliran sebelumnya, aliran ini
memanfaatkan matematika sebagai alat untuk memecahkan persoalan-
persoalan manajemen. Aliran ini memandang manajemen sebagai suatu
kesatuan logis dari tindakan-tindakan yang dapat dinyatakan secara
matematis dan dapat diukur. Menurut aliran ini persoalan dalam
manajemen adalah :
a. Optimasi masukan-keluaran.
b. Permodelan persoalan secara matematis.
II-9
(1)
2.4.5. Manajemen Dengan Pendekatan Sistem
II-10
Dalam prakteknya pendekatan-pendekatan kuantitatif dalam penyelidikan
operasional banyak dipakai dalam pendekatan sistem ini. Dapat
dibayangkan betapa rumitnya penyelesaian yang harus dilakukan
mengingat persoalan dilihat dalam perspektif kesatuan, sehingga
komputer banyak dipakai dalam penerapan manajemen dengan
pendekatan sistem ini.
(1)
2.4.6. Manajemen Dengan Pendekatan Situasional (Contingency
Approach)
II-11
Dalam pendekatan ini kecenderungan dalam memandang setiap situasi
yang rumit sangat diperlukan, dan manajerlah yang harus berperan aktif
dalam menentukan apa yang baik bagi situasi yang dihadapinya itu.
Pendekatan manajemen situasional ini dikembangkan oleh beberapa ahli
antara lain Fremont Kast, James Rosenzweig, Robert Kahn, dan lain-lain.
II-12