1. Teori Jorgensen teori ini didasari kemungkinan - NH3 - membentuk rantai yang
analog dengan rantai – CH2 – . Jorgensen membuat beberapa ketentuan yang
berkaitan dengan kereaktifan atom – atom dan gugus – gugus yang terdapat dalam
senyawa kompleks. Untuk senyawa kompleks mengandung halogen, atom halogen
dibagi menjadi dua tipe yaitu atom halogen dekat dan atom halogen jauh. Atom
halogen dekat merupakan atom halogen yang berikatan secara langsung dengan
atom pusat (logam), sedangkan atom halogen jauh tidak beroikatan langsung dengan
atom pusat. Atom halogen jauh dapat diendapkan dengan penambahan AgNO 3 dan
atom halogen dekat tidak dapat diendapkan.
Penjelasan teori Jorgensen dapat dipelajari dengan menerapkan pada senyawa
kompleks yang disintesis dari CoCl3 dengan ligan NH3. Senyawa kompleks yang
berhasil disintesis yaitu :
a. CoCl3.6NH3 (Kompleks luteo)
b. CoCl3.5NH3 (Kompleks purpureo)
c. CoCl3.4NH3 (Kompleks praseo)
Untuk mengetahui struktur dari senyawa kompleks tersebut, Jorgensen mereaksikan
tiga senyawa kompleks tersebut dengan AgNO3 berlebih sehingga diperoleh:
Pada struktur tersebut, terdapat tiga atom Cl jauh yang memungkinkan untuk
membentuk AgCl ketika ditambahkan AgNO3 berlebih pada senyawa
kompleks. Hal ini sesuai dengan hasil reaksi dimana endapan AgCl yang
terbentuk sebesar 3 mol.
CoCl3.5NH3
Pada struktur tersebut terdapat tiga atom Cl yag terdiri atas dua atom Cl jauh
dan satu atom Cl dekat. Maka ketika ditambah dengan AgNO3 berlebih hanya
dua atom Cl jauh yang dapat membentuk endapan AgCl.
CoCl3.4NH3
Pada struktur tersebut terdapat 3 atom Cl yang terdiri atas 2 atom Cl dekat dan
1 atom Cl jauh. Maka ketika ditambah dengan AgNO 3 berlebih maka hanya 1
atom Cl jauh yang dapat membentuk endapan AgCl.
Jorgensen juga berhasil mensistesis senyawa kompleks CoCl3.3NH3. Menurut
Jorgensen struktur yang mungkin terbentuk yaitu :