Oleh :
Mohammad Ridwan
NIM 141903103040
UNIVERSITAS JEMBER
2016
LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini berisi tentang ulasan tentang definisi beton bertulang
serta beton bertulang tahan gempa. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk
memberikan informasi kepada pembaca akan kriteria bangunan tahan gempa dan
apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan struktur bangunan yang tahan
gempa.
BAB 1
Beton Bertulang
Kayu, besi dan beton bertulang merupakan tiga bahan utama suatu
struktur dibentuk. Beton bertulang adalah kombinasi dua unsur bahan, yaitu
tulangan baja dan beton yang digunakan secara bersama, sehingga desain struktur
elemen beton bertulang dilakukan berdasarkan prinsip yang berbeda dengan
perencanaan desain satu bahan.
Sistem struktur yang dibangun dengan beton bertulang, seperti bangunan gedung,
jembatan, dinding penahan tanah, terowongan , tanki, saluran air dan lainnya,
dirancang dari prinsip dasar desain dan penelitian elemen beton bertulang yang
menerima gaya aksial, momen lentur, gaya geser, momen puntir, atau kombinasi
dari jenis gaya-gaya dalam tersebut. Prinsip dasar desain ini berlaku umum bagi
setiap tipe sistem struktur selama diketahui variasi gaya aksial, momen lentur,
gaya geser dan unsur gaya dalam lainnya, serta bentang dan dimensi setiap
elemen.
Secara umum pembahasan analisis dan desain dilakukan secara terpisah, tetapi
untuk struktur beton bertulang, kedua bahasan ini dalam prosedur perencanaannya
merupakan satu siklus; sebab umumnya sistem struktur beton bertulang
merupakan sistem struktur statik tak tentu; di mana dimensi penampang elemen
harus ditetapkan terlebih dahulu bagi analisis sebelum dilakukan desain akhir.
Pada beton bertulang, unsur beton mempunyai kekuatan tekan yang besar,
tetapi tidak mampu menerima tegangan tarik., sehingga tulangan baja yang
ditanam dalam beton menjadi unsur kekuatan yang memikul tegangan tarik.
Tulangan baja juga digunakan untuk menerima tegangan tekan , karena
baja sanggup menahan kekuatan tekan seperti kekuatan tarik, sehingga
pemasangan tulangan pada daerah tekan dinamakan tulangan tekan .
Kombinasi kerja antara beton dan baja berdasarkan beberapa hal :
a. Lekatan antara tulangan baja dengan beton yang mencegah slip tulangan
terhadap beton (sifat monolit) bahan.
b. Sifat kedap beton yang mencegah proses korosi tulangan.
c. Derajat pemuaian akibat panas yang sama antara baja dan beton yang
meniadakan beda tegangan antara dua permukaan bahan.
Beton adalah Batuan buatan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu
campuran tertentu dari semen, air dan agregat (batu pecah, kerikil, dan pasir)
Pengertian sifat bahan beton perlu dipahami untuk menjadi parameter bagi
perencanaan elemen struktur beton.
Agregat adalah material granular, seperti pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai
secara bersama-sama dengan suatu media pengikat semen hidraulik membentuk
beton. Selain agregat, terdapat agregat ringan yang dalam keadaan kering dan
gembur mempunyai berat sekitar 1100 kg/m3.
Klasifikasi agregat yang umum adalah sbb :
Agregat halus seperti pasir sebagai hasil desintegrasi batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dengan ukuran butir
terbesar 5.0 mm.
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5-40 mm.
Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan tertentu untuk mendapatkan suatu penampang yang berdasarkan asumsi
bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.
Apabila beton mempunyai berat isi 2200 - 2500 kg/m3 maka disebut beton berat
normal.
Tegangan adalah intensitas gaya per satuan luas.Kuat tekan beton yang
disyaratkan adalah kuat tekan yang ditetapkan dari hasil perencanaan campuran
beton dengan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang dinyatakan dalam mega pascal (MPa).
Untuk definisi parameter kekuatan beton bertulang, kuat tarik leleh merupakan
tarik leleh minimum yang disyaratkan atau titik leleh dari tulangan. Satuan dari
kuat tarik leleh ini dalam megapascal (MPa).Kuat nominal didefinisikan sebagai
kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang dihitung berdasarkan
ketentuan dan asumsi metoda perencanaan sebelum dikalikan dengan suatu faktor
reduksi yang sesuai. Sedangkan kuat perlu adalah kekuatan komponen struktur
atau penampang yang diperlukan menahan beban terfaktor atau momen dan gaya-
dalam akibat suatu kombinasi muatan/beban.Kuat rencana didefinisikan sebagai
kuat nominal yang dikalikan dengan suatu faktor reduksi kekuatan. Dalam
perencanaan diperlukan parameter modulus elastisitas yang dinyatakan dari rasio
antara tegangan normal tarik atau tekan dengan regangan dari unsur elemen
dibawah batas proporsional dari material.
Klasifikasi beton
Berdasarkan volume beton dibedakan atas:
Kekuatan Beton
Beton sangat tahan terhadap tekanan dibanding terhadap gaya-gaya lainnya. kuat
tekan merupakan ciri yang terpenting dari kuat tidaknya beton
Kuat tekan beton tergantung
a) Aktivitas semen
b) Perbandingan air dan semen
c) Kwalitas agregat
d) Kondisi pengerasan
A.TULANGAN BETON
C. KOLOM BETON
•Struktur dengan KDS A cukup memenuhi persyaratan dalam SNI 2847:2013 Bab
1 hingga 19 dan diistilahkan sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen
Biasa/SRPMB (Ordinary Moment Frame, OMF).
•Untuk struktur dengan KDS B, persyaratan desain sama seperti struktur dengan
KDS A, hanya saja ada sedikit persyaratan detailing yang dicantumkan pada pasal
21.2.
•Struktur yang terletak pada daerah/wilayah dengan tingkat resiko gempa yang
tinggi akan dikategorikan sebagai KDS D, E atau F.
•Persyaratan tambahan untuk desain dinding geser, balok kopel, diafragma dan
pondasi diberikan dalam pasal 21.9 hingga 21.12.
Penggunaan mutu material beton yang digunakan dalam struktur pemikul
beban gempa yang termasuk KDS D, E serta F ditentukan dengan jelas dalam
pasal 21.1.4 sebagai berikut :
–Kuat tekan beton f /c tidak boleh kurang dari 21 MPa
–Untuk beton ringan, maka kuat tekannya f /c tidak boleh melampaui 35 MPa,
kecuali dapat dibuktikan dengan pengujian bahwa komponen struktur yang
dihasilkan dari beton ringan tersebut memiliki kekuatan dan ketegaran yang sama
atau lebih dari komponen struktur setara yang dibuat dari beton normal dengan
kekuatan yang sama
Persyaratan mutu tulangan untuk struktur dengan KDS D, E, F yang
dijelaskan dalam pasal 21.1.5 menyatakan bahwa tulangan pemikul lentur dan
aksial atau kombinasi keduanya yang timbul akibat beban gempa bumi, harus
berupa tulangan ulir yang memenuhi ASTM A706M mutu 420 MPa. Sedangkan
tulangan yang memenuhi ASTM A615M mutu 280 MPa dan 420 MPa boleh
dipergunakan asalkan :
•Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh
yang ditentukan sebesar lebih dari 125 MPa
•Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25
•Kuat geser yang disumbangkan oleh beton, Vc, dapat diambil sama dengan nol
apabila gaya geser akibat gempa lebih besar atau sama dengan 50% dari kuat
geser perlu maksimum di sepanjang daerah tersebut, serta apabila gaya aksial
tekan terfaktor, termasuk akibat gempa, lebih kecil dari Agf /c/20.
GAMBAR TULANGAN UNTUK KOLOM TAHAN GEMPA
DAFTAR PUSTAKA
http://docplayer.info/291832-Desain-struktur-beton-bertulang-tahan-gempa.html
http://www.tekniksipil.org/beton-bertulang/perencanaan-beton-bertulang/