Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

ETIKA DAN PROFESI HUMAS

KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA MENURUT UU NO. 5 TAHUN


2014 PASAL 5 AYAT (2) HURUF K DAN CONTOH
PELANGGARANNYA

OLEH

SULHIA HIFNI

210310180059

PRODI HUMAS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2019
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat dengan ASN adalah profesi bagi
pegawai negri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
dibawah instansi pemerintah. Pegawai ASN sendiri adalah pegawai negri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintah atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam menjalankan tugas dan wewenang tentu ASN mempunyai aturan dan
landasan seperti yang terdapat dalam UU No. 5 tahun 2014 ayat (1) dan (2) huruf
a-l yang membahas tentang kode etik Aparatur Sipil Negara itu sendiri. Pada ayat
(1) dijelaskan bahwa kode etik di buat bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN, pada ayat (2) huruf a-l berisi aturan-aturan perilaku
sebagaimana salah satunya dijelaskan di huruf k yang berbunyi ”memegang teguh
nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN” dengan UU
tersebut ASN memiliki landasan dan aturan untuk berbuat dan melakukan sesuatu,
dan apabila melanggar maka ASN akan mendapatkan sanksi sesuai UU dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seperti yang telah dijelaskan didalam pasal (1) UU No. 5 tahun 2014, UU
kode etik ini dibuat untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN, dan yang lebih
spesifikasinya yaitu pada ayat (2) huruf k dijelaskan bahwa ASN harus dapat
memegang teguh nilai dasar dan menjaga reputasi serta integrasi, artinya sebagai
seorang ASN kita harus dapat menjaga reputasi diri sendiri sebagai ASN, nama
baik keluarga dan juga instansi pemerintah.
Setelah disusun dan ditetapkannya UU yang berlaku, perjalanannya tentu tidak
semulus yang kita bayangkan, pasti ada saja salah satu atau banyak oknum yang
agak melenceng bahkan melanggar UU dan peraturan yang telah ditetapkan,
disinalah manfaat atau benefit dibuatnya sebuah sanksi yang diharapkan
menumbulkan efek jera agar tidak terjadi lagi pelanggaran, khususnya
pelanggaran dalam kode etik.

PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Kata etik berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti karate, watak,
kesusilaan atau adat. Menurut Martin (1993) etika adalah refleksi apa yang
disebut dengan “self control.” Menurut Magnis Suseno (1987) etika adalah sebuah
ilmu dan bukan sebuah ajaran. Sedangkan menurut KBBI Etika adalah:

 Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban
moral.
 Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai mengenai yang benar dan yang salah yang dianut masyarakat.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa etika adalah kumpulan
asas/nilai tentang suatu ilmu yang mengajarkan baik atau buruknya sesuatu hal
yang dianut oleh masyarakat dan akhirnya membentuk sebuah self control atau
pengendalian diri.

Dalam hidup terdapat berbagai bentuk aturan salah satunya etika dalam
berprofesi, salah satu profesi yang cukup banyak berada di Indonesia yaitu
Aparatur Sipil Negara. Menururut pasal UU No. 5 tahun 2014 Pasal 1 ayat (2)
ASN adalah pegawai negri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintah atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Sebagai salah satu profesi, ASN memiliki kode
etik tersendiri, sabagaimana yang diatur berdasarkan Undang-Undang ASN, kode
etik dan perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenaidisiplin
Pegawai ASN.

Analisis

Sebagai seorang ASN kita memiliki aturan atau landasan untuk dijadikan
acuan dalam bertindak atau melakukan sesuatu sebagaimana yang diatur dalam
UU No. 5 Pasal 5 ayat (1) dan (2) huruf a-l. Aturan tersebut harus dipatuhi dan
tidak boleh dilanggar oleh ASN itu sendiri, karena sebagaimana telah diatur
dalam UU kode etik dan perilaku tersebut diantaranya seperti menjaga nama baik
instansi pemerintah, menaati aturan yang berlaku, menjaga agar tidak terjadi
konflik. Dari beberapa contoh kode etik tersebut intinya sebagai ASN kita harus
dapat bertindak sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku agar tercipta
sebuah lingkungan pekerjaan yang harmonis dan berjalan sebagaimana mestinya.

2.3 Hasil dan Pembahasan

Korelasi UU ASN dengan PR

Etika sendiri memiliki titik tolak menciptakan sebuah rasa tangggung jawab
yang hendak dicapai oleh suatu profesi, termasuk ASN dan juga praktisi
kehumasan yang memiliki refleksi agar tercipta sebuah perilaku yang
bertanggungjawab, moral yang baik serta aspek-asoek yang mengatur peran dan
fungsi humas lainnya, yaitu dengan aspek- aspek kode perilaku sebagai berikut:

a. Code of Conduct
Adalah kode perilaku sehari-hari terhadap integritas pribadi, klien dan
majikan, media dan umum, serta perilaku terhadapa rekan kerja
profesinya.
b. Code of Profession
Adalah suatu standar moral, bertindak etism dan memiliki kualifikasi serta
kemampuan tertentu secara professional.
c. Code of Publication
Adalah standar moral dan yudiris etis melakukan kegiatan komunikasi,
proses dan teknis publikasi untuk menciptakan publisitas yang positif demi
kepentingan public.
d. Code of Eerprise
Menyangkut aspek hukum perizinan dan usaha, UU, PT, UU Hak Cipta,
Merek dan Paten, serta peraturan lainnya.
2.4

huruf k ”memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN” dari pasal tersebut ASN dituntut agar selalu dapat memegang
teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan intergritas ASN Itu sendiri
termasuk didalamnya intansi pemerintah dan hal-hal lainnya yang terkait dengan
ASN itu sendiri.

Kasus yang menjadi contoh pada makalah ini yaitu tiga orang ASN yang
berasal dari Organisasi Perangkat Daerah yang berbeda (OPD) di Pemerintah
Provinsi Papua Barat Papua yang melakukan sidang kode etik atas dugaan kasus
perselingkuhan. Kepala Inspektorat Papua Barat Sugiyono mengatakan, Majelis
Kode Etik ASN memiliki kewenangan untuk memanggi ASN yang diduga
melanggar kode etik. Sugiyono juga menambahkan bahwa apabila ASN tersebut
terbukti bersalah akan diberikan sanksi tegas sesuai Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 43 tahun 1990 tentang Perkawinan dan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kasus ini bisa dikaitkan dengan UU No. 5
Tahun 2014 pasal 5 Ayat (2) huruf k ” Memegang teguh nilai dasar ASN dan
selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.” Upaya dilakukannya persidangan ini
agar menjadi efek jera bagi para pelaku dan juga dapat dijadikan pelajaran bagi
ASN lain baik laki-laki meupun perempuan. Kasus ini membuktikan bahwa ASN
tersebut telah melanggar kode etik karena telah mencoreng dan merusak reputasi
nama baik, keluarga dan juga merusak nama instansi sekaligus merusak reputasi
dan integritas dari ASN itu sendiri.

PENUTUP

3.1. Simpulan

Etika adalah kumpulan asas/nilai tentang suatu ilmu yang mengajarkan baik
atau buruknya sesuatu hal yang dianut oleh masyarakat dan akhirnya membentuk
sebuah self control atau pengendalian diri. Berbicara mengenai etika erat
kaitannya dengan profesi, dalam berprofesi tentu seseorang dituntut untuk menaati
kode etik dan aturan yang berlaku. Begitupun dengan salah satu profesi yang satu
ini, yaitu Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat dengan ASN. Kode etik ASN
diatur dalam UU No. 5 tahun 2014 yang bertujuan untuk untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN. Meski telah dibuat sedemikian rupa namun tetap saja ada
yang melanggarnya, sepeti kasus dugaan perselingkuhan yang melibatkan ASN di
pemprov Papua Barat, akibat dari pelanggaran kode etik tersebut maka pastinya
pelaku akan mendapatkan sanksi yang sesuai dengan aturan yang telah berlaku.
Tidak hanya dalam berprofesi, etika juga sangat diperlukan dalam kehiduoan
sehari-hari agar tercipta suatu kehidupan yang harmonis dan saling menghargai
satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai