Anda di halaman 1dari 69

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Sosialisasi
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi dan
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Prof.Dr. Johannes Gunawan, SH.,LL.M..


Prof.Dr. Bernadette M.Waluyo, SH.,Mh.,CN.
Oktober 2016
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Struktur Standar Pendidikan Tinggi


Pasal 54 UU Dikti
(1) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas:
a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) yang ditetapkan
oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan
mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap
Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
(2) SN Dikti merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional
pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar
pengabdian kepada masyarakat.
(4) Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan
Tinggi terdiri atas sejumlah standar dalam bidang akademik dan
nonakademik yang melampaui SN Dikti.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Bagan Struktur Standar Pendidikan Tinggi


Standar Nasional
Pendidikan
+ Standar Nasional
Penelitian + Standar Nasional
PKM
Standar Kompetensi Standar Hasil Standar Hasil PKM
Lulusan Penelitian
Standar Isi PKM
Standar Isi Pbelajaran Standar Isi Penelitian
SN Dikti Standar Proses PKM
Permenristek Standar Proses Standar Proses
dikti Pembelajaran Penelitian Standar Penilaian
No.44 Tahun PKM
Standar Penilaian Standar Penilaian
2015 Pembelajaran Penelitian Standar Pelaksana
PKM
Standar Dosen dan Standar Peneliti
Tenaga Kependidikan Standar Sarpras PKM
Standar Sarpras
Standar Standar Sarana dan Penelitian Standar Pengelolaan
Prasarana Pbelajaran PKM
Dikti Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan Penelitian Standar Pendanaan &
Pembelajaran Pembiayaan PKM
Standar Pendanaan &
Standar Pembiayaan Pembiayaan
Standar Pembelajaran Penelitian
Dikti Standar
Standar Bidang
Pengabdian Standar
danStandar Bidang
Pengabdian Ditetapkan
Ditetapkan Kepada Masyarakat
Akademik Kepada Masyarakat
Non-Akademik Standar Dikti Perguruan
perguruan (Melampaui SN Dikti) Tinggi
Standar…. Standar….
tinggi Permenristek-
Standar …. Standar ….
SN Dikti dikti No. 44
Dst Dst (Standar Minimal) Tahun 2015
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (1)


1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
(UU Dikti)
Diterbitkan tanggal 10 Agustus 2012;

2. BAB III UU Dikti : PENJAMINAN MUTU


Bagian Kesatu : Sistem Penjaminan Mutu
Bagian Kedua : Standar Pendidikan Tinggi
Bagian Ketiga : Akreditasi
Bagian Keempat : Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
Bagian Kelima : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (2)


3. Pasal 51 ayat (2) UU Dikti
Pemerintah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu
Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) untuk mendapatkan Pendidikan
bermutu.
4. Pasal 53 UU Dikti
Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (2) terdiri atas:
a. sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh
Perguruan Tinggi; dan
b. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui
akreditasi.
5. Pasal 52 ayat (4) UU Dikti
Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi didasarkan pada
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (3)

SPM Dikti

Sistem SPMI
Penjaminan
Mutu Internal
dilaksanakan oleh
(SPMI)Tinggi
Perguruan
Sistem
Mutu
Penjaminan
SPME/Akreditasi
Eksternal
dilakukan oleh
(SPME/Akreditasi)
BAN-PT atau LAM
MMUTU
PENDIDIKAN
TINGGI

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi


(PD Dikti)
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (4)


6. Pasal 52 ayat (2) UU Dikti
Penjaminan mutu dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan,
evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar Pendidikan
Tinggi (Standar Dikti).

Penetapan Standar Dikti


P
Pelaksanaan Standar Dikti;
P P Evaluasi (Pelaksanaan) Standar Dikti;
Pengendalian (Pelaksanaan) Standar Dikti;
P E Peningkatan Standar Dikti.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (5)


Pasal 42 ayat (2) Permendikbud No. 87 Tahun 2014
Tahapan Akreditasi sebagai berikut:
a. Tahap Evaluasi Data dan Informasi;
b. Tahap Penetapan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi;
c. Tahap Pemantauan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi.

E Evaluasi Data dan Informasi

Penetapan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi

P P Pemantauan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi


Kementerian Pendidikan
Kementerian dan Kebudayaan
Riset, Teknologi, RepublikTinggi
dan Pendidikan Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Evaluasi Pelaksanaan Standar Dikti

Pasal 54 ayat (6) SPME/Akredi Pasal 54 ayat (7)


SPMI UU Dikti
UU Dikti tasi
Menteri Menteri
P mengumumkan
melakukan E hasil evaluasi dan
evaluasi P P
pelaksanaan penilaian Standar
Standar P P Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi kepada
P E
secara berkala. Masyarakat.

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi


Penetapan Standar Dikti; Evaluasi Data dan Informasi
Pelaksanaan Standar Dikti; Penetapan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi
Evaluasi (pelaksanaan) Standar Dikti; Pemantauan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi
Pengendalian (pelaksanaan) Standar Dikti; dan
Peningkatan Standar Dikti.
Kementerian Pendidikan
Kementerian dan Kebudayaan
Riset, Teknologi, RepublikTinggi
dan Pendidikan Indonesia
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Interaksi Antar Standar Pendidikan Tinggi


Pasal 3 ayat (1) Permendikbud No. 87 tentang Akreditasi Prodi dan PT
(1) Akreditasi dilakukan terhadap Program Studi dan Perguruan Tinggi berdasarkan interaksi
antarstandar di dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Pengukuran Mutu Pendidikan Tinggi Berbasis Standar Pendidkan Tinggi
Mutu Pendidikan Tinggi diukur dari
pemenuhan setiap Standar Pendidikan
Standar Standar Tinggi sebagai agregat, untuk mencapai
Proses Dosen tujuan Pendidikan Tinggi

Pengukuran Mutu Pendidikan Tinggi Berbasis Interaksi Antar Standar Pendidikan Tinggi

Mutu Pendidikan Tinggi selain diukur dari


pemenuhan setiap Standar Pendidikan
Standar
Proses Tinggi, tetapi harus pula diukur dari
Standar pemenuhan interaksi antar standar
Dosen Pendidikan Tinggi, untuk mencapai tujuan
Standar Pendidikan Tinggi
Isi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (6)


7. Pasal 33 UU Dikti
(3) Program Studi diselenggarakan atas izin Menteri setelah memenuhi
persyaratan minimum akreditasi.
(5) Program Studi mendapatkan akreditasi pada saat memperoleh izin
penyelenggaraan.
8. Pasal 60 UU Dikti
(4) Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi standar minimum
akreditasi.
9. Pasal 55 UU Dikti
(1) Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi atas dasar
kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (7)


Pasal 33 UU Dikti
(3) Program Studi PEMBUKAAN PROGRAM STUDI
diselenggarakan atas izin
Menteri setelah Ditjen
Izin
memenuhi persyaratan Kelembagaan
minimum akreditasi. Iptek dan Dikti Pembukaan

(5) Program Studi


mendapatkan akreditasi Terakreditasi
BAN-PT/ Minimum atas
pada saat memperoleh LAM dasar SN Dikti
izin penyelenggaraan.
Pasal 60 UU Dikti PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
(4) Perguruan Tinggi yang
didirikan harus memenuhi Ditjen
Izin
Kelembagaan
standar minimum
Iptek dan Dikti Pendirian
akreditasi.
Pasal 55 ayat (1) Terakreditasi
Akreditasi merupakan kegiatan BAN-PT/ Minimum atas
penilaian sesuai dengan LAM dasar SN Dikti
kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan SN Dikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Posisi Standar Pendidikan Tinggi (8)


10. Pasal 88 UU Dikti
(1) Pemerintah menetapkan standar satuan biaya operasional
Pendidikan Tinggi secara periodik dengan mempertimbangkan:
a. capaian Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. jenis Program Studi; dan
c. indeks kemahalan wilayah.
(2) Standar satuan biaya operasional Pendidikan Tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar untuk
mengalokasikan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara untuk PTN.
(3) Standar satuan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan sebagai dasar oleh PTN untuk menetapkan
biaya yang ditanggung oleh Mahasiswa.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Materi SN Dikti


Dari Permendikbud No. 49 Tahun 2014
Ke Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Biro Hukum dan Organisasi
Februari 2016
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Surat Edaran Menristekdikti No. 01/M/SE/V/2015

Alasan Perubahan
1. Kemristekdikti telah menerima berbagai masukan dari pemangku
kepentingan, pengguna, dan masyarakat terhadap implementasi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan:
a. Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi;
2. Menindaklanjuti hal tersebut di atas, Kemristekdikti akan
mengevaluasi kembali Peraturan Menteri sebagaimana yang
dimaksud pada angka 1.
3. Dengan ini dimohon perhatian Saudara terhadap hal-hal sbb:
a. agar perguruan tinggi menunda implementasi Peraturan Menteri
sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a dan huruf d
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Hal Utama Yang Diubah

a. Beban Belajar pada Program Magister dari 72 sks ke 36 sks,


Program Doktor dari 72 sks ke 46 sks
b. Masa studi pada Program Sarjana dari paling lama 5 tahun
menjadi paling lama 7 tahun;
c. Kewajiban calon lulusan:
1. program doktor untuk memublikasikan 2 tulisan pada jurnal
ilmiah nasional dan internasional terindeks
2. program magister menerbitkan tulisan dalam jurnal ilmiah
terakreditasi tingkat nasional dan mendapatkan pengakuan
internasional berbentuk presentasi ilmiah atau yang setara;
d. pembimbing utama program doktor, harus sudah pernah
memublikasikan paling sedikit 2 karya ilmiah pada jurnal
internasional terindeks
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 15 Pasal 15
(1) Beban belajar mahasiswa (1) Beban belajar mahasiswa
sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (2) huruf d, Pasal 10 ayat (2) huruf d,
dinyatakan dalam besaran satuan dinyatakan dalam besaran sks.
kredit semester (sks). (2) Semester merupakan satuan
(2) Satu sks setara dengan 160 waktu proses pembelajaran efektif
(seratus enam puluh) menit selama paling sedikit 16 (enam
kegiatan belajar per minggu per belas) minggu, termasuk ujian
semester. tengah semester dan ujian akhir
(3) Setiap mata kuliah paling sedikit semester.
memiliki bobot 1 (satu) sks. (3) Satu tahun akademik terdiri atas
(4) Semester merupakan satuan 2 (dua) semester dan perguruan
waktu kegiatan pembelajaran tinggi dapat menyelenggarakan
efektif selama 16 (enam belas) semester antara.
minggu.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 15
(4) Semester antara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
diselenggarakan:
a. selama paling sedikit 8
(delapan) minggu;
b. beban belajar mahasiswa
paling banyak 9 (sembilan) sks;
c. sesuai beban belajar
mahasiswa untuk memenuhi
capaian pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 15
(5) Apabila semester antara
diselenggarakan dalam bentuk
perkuliahan, tatap muka paling
sedikit 16 (enam belas) kali
termasuk ujian tengah semester
antara dan ujian akhir semester
antara.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 16 Pasal 16
(1) 1 (satu) sks pada bentuk (1) Masa dan beban belajar
pembelajaran kuliah, responsi dan penyelenggaraan program
tutorial, mencakup: pendidikan:
a. kegiatan belajar dengan tatap a. paling lama 2 (dua) tahun
muka 50 (lima puluh) menit per akademik untuk program
minggu per semester; diploma satu, dengan beban
b. kegiatan belajar dengan belajar mahasiswa paling sedikit
penugasan terstruktur 50 (lima 36 (tiga puluh enam) sks;
puluh) menit per minggu per b. paling lama 3 (tiga) tahun
semester; dan akademik untuk program
c. kegiatan belajar mandiri 60 diploma dua, dengan beban
(enam puluh) menit per minggu belajar mahasiswa paling sedikit
per semester. 72 (tujuh puluh dua) sks;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 16 Pasal 16
(2) 1 (satu) sks pada bentuk c. paling lama 5 (lima) tahun
pembelajaran seminar atau akademik untuk program
bentuk pembelajaran lain yang diploma tiga, dengan beban
sejenis, mencakup: belajar mahasiswa paling sedikit
a. kegiatan belajar tatap muka 100 108 (seratus delapan) sks;
(seratus) menit per minggu per d. paling lama 7 (tujuh) tahun
semester; dan akademik untuk program
b. kegiatan belajar mandiri 60 sarjana, program diploma
(enam puluh) menit per minggu empat/sarjana terapan, dengan
per semester. beban belajar mahasiswa paling
sedikit 144 (seratus empat
puluh empat) sks;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 16 Pasal 16
(3) 1 (satu) sks pada bentuk e. paling lama 3 (tiga) tahun
pembelajaran praktikum, praktik akademik untuk program profesi
studio, praktik bengkel, praktik setelah menyelesaikan program
lapangan, penelitian, pengabdian sarjana, atau program diploma
kepada masyarakat, dan/atau empat/sarjana terapan, dengan
bentuk pembelajaran lain yang beban belajar mahasiswa paling
setara, adalah 160 (seratus enam sedikit 24 (dua puluh empat) sks;
puluh) menit per minggu per f. paling lama 4 (empat) tahun
semester. akademik untuk program
magister, program magister
terapan, atau program spesialis,
setelah menyelesaikan program
sarjana, atau diploma
empat/sarjana terapan, dengan
beban belajar mahasiswa paling
sedikit 36 (tiga puluh enam) sks;
atau
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
g. paling lama 7 (tujuh) tahun
akademik untuk program
doktor, program doktor
terapan, atau program
subspesialis, setelah
menyelesaikan program
magister, program magister
terapan, atau program spesialis,
dengan beban belajar
mahasiswa paling sedikit 42
(empat puluh dua) sks.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
(2) Program profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e
diselenggarakan sebagai program
lanjutan yang terpisah atau tidak
terpisah dari program sarjana,
atau program diploma
empat/sarjana terapan.
(3) Perguruan tinggi dapat
menetapkan masa
penyelenggaraan program
pendidikan kurang dari batas
maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 17 Pasal 17
(1) Beban normal belajar mahasiswa (1) 1 (satu) sks pada proses
adalah 8 (delapan) jam per hari pembelajaran berupa kuliah,
atau 48 (empat puluh delapan) responsi, atau tutorial, terdiri atas:
jam per minggu setara dengan 18 a. kegiatan tatap muka 50 (lima
(delapan belas) sks per semester, puluh) menit per minggu per
sampai dengan 9 (sembilan) jam semester;
per hari atau 54 (lima puluh
b. kegiatan penugasan terstruktur
empat) jam per minggu setara
60 (enam puluh) menit per
dengan 20 (dua puluh) sks per
minggu per semester; dan
semester.
c. kegiatan mandiri 60 (enam
puluh) menit per minggu per
semester.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 17 Pasal 17
(2) Untuk memenuhi capaian (2) 1 (satu) sks pada proses
pembelajaran lulusan program pembelajaran berupa seminar
sebagaimana dimaksud dalam atau bentuk lain yang sejenis,
Pasal 5, mahasiswa wajib terdiri atas:
menempuh beban belajar paling a. kegiatan tatap muka 100
sedikit: (seratus) menit per minggu
a. 36 sks untuk program diploma per semester; dan
satu; b. kegiatan mandiri 70 (tujuh
b. 72 sks untuk program diploma puluh) menit per minggu per
dua; semester.
c. 108 sks untuk program diploma
tiga;
d. 144 sks untuk program diploma
empat dan program sarjana;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 17 Pasal 17
e. 36 sks untuk program profesi; (3) Perhitungan beban belajar dalam
f. 72 sks untuk program magister, sistem blok, modul, atau bentuk
magister terapan, dan spesialis lain ditetapkan sesuai dengan
satu; dan kebutuhan dalam memenuhi
capaian pembelajaran.
g. 72 sks untuk program doktor,
doktor terapan, dan spesialis (4) 1 (satu) sks pada proses
dua. pembelajaran berupa praktikum,
praktik studio, praktik bengkel,
(3) Masa studi terpakai bagi
praktik lapangan, penelitian,
mahasiswa dengan beban belajar
pengabdian kepada masyarakat,
sebagaimana dimaksud pada ayat
dan/atau proses pembelajaran lain
(2) sebagai berikut:
yang sejenis, 170 (seratus tujuh
a. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun puluh) menit per minggu per
untuk program diploma satu; semester.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 17 Pasal 17
b. 2 (dua) sampai 3 (tiga) tahun
untuk program diploma dua;
c. 3 (tiga) sampai 4 (empat) tahun
untuk program diploma tiga;
d.4 (empat) sampai 5 (lima) tahun
untuk program diploma empat
dan program sarjana;
e.1 (satu) sampai 2 (dua) tahun
untuk program profesi setelah
menyelesaikan program sarjana
atau diploma empat;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 17 Pasal 17
f. 1,5 (satu koma lima) sampai 4
(empat) tahun untuk program
magister, program magister
terapan, dan program spesialis
satu setelah menyelesaikan
program sarjana atau diploma
empat; dan
g. paling sedikit 3 (tiga) tahun
untuk program doktor, program
doktor terapan, dan program
spesialis dua.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 17 Pasal 17
(4) Beban belajar mahasiswa berprestasi
akademik tinggi setelah dua semester
tahun pertama dapat ditambah hingga
64 (enam puluh empat) jam per
minggu setara dengan 24 (dua puluh
empat) sks per semester.
(5) Mahasiswa yang memiliki prestasi
akademik tinggi dan berpotensi
menghasilkan penelitian yang sangat
inovatif sebagaimana ditetapkan senat
perguruan tinggi dapat mengikuti
program doktor bersamaan dengan
penyelesaian program magister paling
sedikit setelah menempuh program
magister 1 (satu) tahun.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 18
(1) Beban belajar mahasiswa program
diploma dua, program diploma
tiga, program diploma
empat/sarjana terapan, dan
program sarjana yang berprestasi
akademik tinggi, setelah 2 (dua)
semester pada tahun akademik
yang pertama dapat mengambil
maksimum 24 (dua puluh empat)
sks per semester pada semester
berikut.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Contoh Waktu Penyelesaian Studi


Permendikbud No. 44 Tahun 2015 Contoh
Pasal 18
(1) Beban belajar mahasiswa program Program Sarjana
diploma dua, program diploma tiga,
program diploma empat/sarjana Sm Gasal Sm Genap
terapan, dan program sarjana yang Tahun I : 18 sks 18 sks
berprestasi akademik tinggi, setelah 2
Tahun II : 24 sks 24 sks
(dua) semester pada tahun akademik
yang pertama dapat mengambil Tahun III : 24 sks 24 sks
maksimum 24 (dua puluh empat) sks Tahun IV : 12 sks
per semester pada semester berikut.
(4) Mahasiswa berprestasi akademik tinggi
------------------------------------------------
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 78 sks 66 sks
merupakan mahasiswa yang --------------------------------
mempunyai indeks prestasi semester
(IPS) lebih besar dari 3,00 (tiga koma 144 sks
nol nol) dan memenuhi etika
akademik.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 18
(2) Mahasiswa program magister,
program magister terapan, atau
program yang setara yang
berprestasi akademik tinggi dapat
melanjutkan ke program doktor
atau program doktor terapan,
setelah paling sedikit 2 (dua)
semester mengikuti program
magister atau program magister
terapan, tanpa harus lulus terlebih
dahulu dari program magister atau
program magister terapan
tersebut.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 18
(3) Mahasiswa program magister atau
program magister terapan yang
melanjutkan ke program doktor
atau program doktor terapan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus menyelesaikan program
magister atau program magister
terapan sebelum menyelesaikan
program doktor.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 18
(4) Mahasiswa berprestasi akademik
tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan
mahasiswa yang mempunyai
indeks prestasi semester (IPS)
lebih besar dari 3,00 (tiga koma
nol nol) dan memenuhi etika
akademik.
(5) Mahasiswa berprestasi akademik
tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan
mahasiswa yang mempunyai
indeks prestasi semester (IPS)
lebih besar dari 3,50 (tiga koma
lima nol) dan memenuhi etika
akademik.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 24 Pasal 25
(5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus (5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus
berhak memperoleh ijazah, gelar berhak memperoleh:
atau sebutan, dan surat a. ijazah, bagi lulusan program
keterangan pendamping ijazah diploma, program sarjana,
sesuai dengan peraturan program magister, program
perundangan. magister terapan, program
doktor, dan program doktor
terapan;
b. sertifikat profesi, bagi lulusan
program profesi;
c. sertifikat kompetensi, bagi
lulusan program pendidikan
sesuai dengan keahlian dalam
cabang ilmunya dan/atau
memiliki prestasi di luar program
studinya;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 25
d. gelar; dan
e. surat keterangan pendamping
ijazah, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang- undangan.
(6) Sertifikat profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf b
diterbitkan oleh perguruan tinggi
bersama dengan Kementerian,
Kementerian lain, Lembaga Pemerintah
Non Kementerian, dan/atau organisasi
profesi.
(7) Sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf c
diterbitkan oleh perguruan tinggi
bekerja sama dengan organisasi
profesi, lembaga pelatihan, atau
lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Kewajiban Pembimbing


Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
PROGRAM DOKTOR PROGRAM DOKTOR
Pasal 26 ayat (10) huruf b Pasal 27 ayat (15) huruf b
b. yang menjadi pembimbing utama, b. dalam hal sebagai pembimbing
harus sudah pernah utama, dalam waktu 5 (lima) tahun
memublikasikan paling sedikit 2 terakhir telah menghasilkan paling
karya ilmiah pada jurnal sedikit:
internasional terindeks yang diakui 1. 1 (satu) karya ilmiah pada jurnal
oleh Direktorat Jenderal. nasional terakreditasi atau
jurnal internasional yang
bereputasi; atau
2. 1 (satu) bentuk lain yang diakui
oleh kelompok pakar yang
ditetapkan senat perguruan
tinggi.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Karya Ilmiah Calon Lulusan


Lampiran Lampiran
Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
MAGISTER MAGISTER
mampu mengembangkan pemikiran mampu mengembangkan pemikiran
logis, kritis, sistematis, dan kreatif logis, kritis, sistematis, dan kreatif
melalui penelitian ilmiah, penciptaan melalui penelitian ilmiah, penciptaan
desain atau karya seni dalam bidang ilmu desain atau karya seni dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan bidang humaniora sesuai dengan bidang
keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah
dan hasil kajiannya berdasarkan kaidah, dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata
tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis
tesis, dan memublikasikan tulisan atau bentuk lain yang setara, dan
dalam jurnal ilmiah terakreditasi tingkat diunggah dalam laman perguruan
nasional dan mendapatkan pengakuan tinggi, serta makalah yang telah
internasional berbentuk presentasi diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi
ilmiah atau yang setara
atau diterima di jurnal internasional;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Perubahan Yang Dilakukan: Karya Ilmiah Calon Lulusan


Lampiran Lampiran
Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
DOKTOR DOKTOR
mampu menyusun penelitian mampu menyusun penelitian
interdisiplin, multidisiplin atau interdisiplin, multidisiplin atau
transdisiplin, termasuk kajian teoritis transdisiplin, termasuk kajian teoritis
dan/atau eksperimen pada bidang dan/atau eksperimen pada bidang
keilmuan, teknologi, seni dan inovasi keilmuan, teknologi, seni dan inovasi
yang dihasilkannya dalam bentuk yang dituangkan dalam bentuk
disertasi, serta memublikasikan 2 disertasi, dan makalah yang telah
tulisan pada jurnal ilmiah nasional diterbitkan di jurnal internasional
dan internasional terindeks; bereputasi;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Ketentuan Peralihan
Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 64 Pasal 66
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Dengan berlakunya Peraturan Menteri
ini: ini:
a. rumusan pengetahuan dan a. rumusan pengetahuan dan
keterampilan khusus sebagaimana keterampilan khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
yang belum dikaji dan ditetapkan yang belum dikaji dan ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal oleh Menteri, perguruan tinggi
Pendidikan Tinggi, perguruan dapat menggunakan rumusan
tinggi dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan
rumusan pengetahuan dan khusus yang disusun secara
keterampilan khusus yang disusun mandiri untuk proses penjaminan
secara mandiri untuk proses mutu internal di perguruan tinggi
penjaminan mutu internal di dan proses penjaminan mutu
perguruan tinggi dan proses eksternal melalui akreditasi;
penjaminan mutu eksternal
melalui akreditasi;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Standar Kompetensi Lulusan


Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar
Kompetensi
Ditetapkan dalam Lampiran Pemenristekdikti No. 44
Lulusan Sikap Tahun 2015 Tentang SN Dikti

dinyatakan
Disusun oleh
a. forum program studi sejenis atau nama lain yang
setara; atau
Capaian b. pengelola program studi dalam hal tidak memiliki
Pengetahuan
Pembelajaran forum program studi sejenis;
untuk diusulkan kepada dan ditetapkan oleh Menteri

Keterampilan
Khusus
Keterampilan Ditetapkan dalam Lampiran
Keterampilan
Umum Pemenristekdikti No. 44 Tahun
2015 Tentang SN Dikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Ketentuan Peralihan
Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 64 Pasal 66
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Dengan berlakunya Peraturan Menteri
ini: ini:
b. lahan dan bangunan perguruan b. persyaratan pembimbing utama,
tinggi yang digunakan melalui wajib disesuaikan dengan
perjanjian sewa menyewa wajib ketentuan Pasal 27 ayat (15) huruf
menyesuaikan dengan ketentuan b paling lama 3 (tiga) tahun;
Pasal 32 ayat (2) paling lama 10 c. lahan dan bangunan perguruan
(sepuluh) tahun; tinggi yang digunakan melalui
c. pengelolaan dan penyelenggaraan perjanjian sewa menyewa wajib
perguruan tinggi wajib disesuaikan dengan ketentuan
menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 34 dan Pasal 36 paling lama
peraturan menteri ini paling 20 (dua puluh tahun);
lambat 2 (dua) tahun;
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Ketentuan Peralihan
Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
Pasal 64 Pasal 66
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Dengan berlakunya Peraturan Menteri
ini: ini:
d. Peraturan Menteri yang terbit d. pengelolaan dan penyelenggaraan
sebelum peraturan ini dinyatakan perguruan tinggi wajib
masih berlaku selama tidak menyesuaikan dengan ketentuan
bertentangan dan belum diganti Peraturan Menteri ini paling lama
sesuai dengan Peraturan Menteri 2 (dua) tahun; dan
ini. e. semua ketentuan tentang kriteria
minimum yang berfungsi sebagai
standar pendidikan tinggi
dinyatakan masih tetap berlaku,
sepanjang ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 belum
ditetapkan.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Di Dalam


Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Biro Hukum dan Organisasi
Februari 2016
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
SISTEMATIKA
Sistematika Permenristekdikti No. 44/2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB IV
BAB II BAB III
BAB I STANDAR NASIONAL BAB V BAB VI
STANDAR STANDAR
KETENTUAN PENGABDIAN KETENTUAN KETENTUAN
NASIONAL NASIONAL
UMUM KEPADA PERALIHAN PENUTUP
PENDIDIKAN PENELITIAN
MASYARAKAT

RUANG LINGKUP Pendirian PT dan


RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP
DEFINISI Pembukaan
Program Studi
KOMPONEN SN STANDAR
KOMPETENSI STANDAR HASIL STANDAR HASIL
DIKTI Rumusan
LULUSAN Pengetahuan &
Keterampilan
TUJUAN SN DIKTI STANDAR ISI STANDAR ISI STANDAR ISI Khusus yg belum
dikaji
KEWAJIBAN ATAS STANDAR
SN DIKTI STANDAR PROSES STANDAR PROSES Pengelolaan &
PROSES
Penyelenggaraan
STANDAR PT
STANDAR STANDAR
PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN Permen yang
STANDAR DOSEN terbit sebelum
& TENAGA STANDAR STANDAR permen ini
KEPENDI PENELITI PELAKSANA
STANDAR STANDAR STANDAR
SARANA & SARANA & SARANA &
PRASARANA PRASARANA PRASARANA
STANDAR STANDAR STANDAR
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN
STANDAR STANDAR STANDAR
PENDANAAN & PENDANAAN & PENDANAAN &
PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Tinggi


Tujuan :
1. Menjamin Tercapainya Tujuan
Pendidikan Tinggi
2. Menjamin Mutu Pembelajaran,
STANDAR Penelitian, Dan Pengabdian Kepada
NASIONAL Masyarakat
PENDIDIKAN
3. Mendorong PT Melampaui SN Dikti

Peran:
STANDAR 1. Sebagai Dasar Pemberian Izin
NASIONAL STANDAR Pendirian PT Dan Izin Pembukaan
PENGABDIAN NASIONAL
Prodi
KEPADA PENELITIAN
MASYARAKAT 2. Sebagai Dasar Penyelenggaraan
Pembelajaran, Penelitian, Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat
3. Sebagai Dasar Penyelenggaraan Dan
Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pengembangan Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

SN Dikti sebagai acuan menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum


6. Standar 8 Standar Penelitian &
SarPras 8 Standar PPM
1.
8. 7. 3. 5. 2. 4. Standar
Standar Standar Standar Standar Standar Standar Kompetensi
pembiayaan pengelolaan Proses Dosen Isi Penilaian Lulusan
KURIKULUM

Rencana Maha Lulusan


KONSEP

Dosen
Pembelajaran siswa memiliki capaian
Semester pembelajaran
Sumber
belajar

Evaluasi Program Pembelajaran


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Bagan Tahap Penyusunan Kurikulum Program Studi


Visi PT Masukan
Analisis SWOT Tracer Study
Visi Keilmuan Stakeholders

KKNI & AQRF Standar Kompetensi Lulusan Standar Dikti

Ranah
Capaian Pembelajaran Lulusan Pendidikan
Peta
Keilmuan
Program Studi Pemilihan Besaran Metode
Bahan Kajian sks Pembelajaran

Mata
Mata Kuliah
Kuliah
Mata
MataKuliah
Kuliah

Kurikulum Program Studi


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

1. Standar Kompetensi Lulusan

9 STANDAR STANDAR
DITENDIK SARPRAS
8 ACUAN
ACUAN
7 STANDAR STANDAR STANDAR
ISI PROSES PENILAIAN
6
MENCAPAI
5 MENCAPAI STANDAR STANDAR
PENGELO- PEMBIAYA
LAAN AN
4
3
2 Dirumuskan oleh forum
Dirumuskan sesuai jenis dan jenjang program studi,
dicantumkan pada Lampiran SN DIKTI, dan dapat
1 prodi sejenis atau
ditambahkan oleh Perguruan Tinggi
pengelola prodi (dlm hal
tidak memiliki forum Prodi)
dan ditetapkan dalam
Kepmenristekdikti
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain


Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015

Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian


pembelajaran lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan:

 standar isi pembelajaran;


 standar proses pembelajaran;
 standar penilaian pembelajaran;
 standar dosen dan tenaga kependidikan;
 standar sarana dan prasarana pembelajaran;
 standar pengelolaan pembelajaran; dan
 standar pembiayaan pembelajaran.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

KKN Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Dikti


Pasal 29 UU Dikti
(1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian pembelajaran
yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal,
atau pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor.
(2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik,
pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi.
(3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri.

Struktur Pekerjaan 9
(formal, nonformal, informal)

9 level KKN dan 8 level AQRF


Formal
Dunia Pendidikan

Struktur Pekerjaan 8
Capaian

Dunia Kerja
Pembelajaran Struktur Pekerjaan 7
Struktur Pekerjaan 6
Nonformal Kompetensi Kompetensi
Capaian Struktur Pekerjaan 5
Pembelajaran Lulusan Kerja
Struktur Pekerjaan 4
Informal Struktur Pekerjaan 3
Capaian
Struktur Pekerjaan 2
Pembelajaran
Link and match Struktur Pekerjaan 1
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

2. Standar Isi Pembelajaran


Program Tingkat Kedalaman Dan Keluasan Materi Pembelajaran
D-1 Menguasai konsep umum, pengetahuan, & keterampilan
Memanfaatkan hasil penelitian & hasil operasional lengkap.
D-2 pengabdian kepada masyarakat Menguasai prinsip dasar pengetahuan & keterampilan pada
bidang keahlian tertentu
Mengacu pada CP Lulusan

D-3 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan


tertentu secara umum
D-4 / S-1 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan
tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam
bidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam
S-2 / Sp-1 menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu
PROFESI Menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan
tertentu
S-3/Sp-2 menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan
keterampilan tertentu

Dituangkan dalam Bahan Kajian yang distrukturkan dalam bentuk Matakuliah


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

3. Standar Proses Pembelajaran


Interaksi Dosen-mahasiswa-sumber & Lingkungan Belajar
Bentuk Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran : RPS

Beban Belajar Mahasiswa


Pelaksanaan Pembelajaran

RESPONSI
KULIAH DAN
TUTORIAL Metode
Diskusi Kelompok,
Simulasi, Studi Kasus,
PRAKTIKUM/ Kolaboratif, Kooperatif,
SEMINAR Proyek Based, Problem
PRAKTIK
Based, Dan Lainnya

PENGABDIAN
KEPADA PENELITIAN
MASYARAKAT

Karakteristik: Interaktif, Holistik, Integratif, Saintifik, Kontekstual, Tematik, Efektif,


Kolaboratif, Dan Berpusat Pada Mahasiswa
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

3. Standar Proses Pembelajaran


No Program Pendidikan Beban Belajar Masa Studi
Minimum (sks) Maksimum (tahun)
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program pendidikan, mahasiswa
wajib menempuh Beban Belajar minimum dalam Masa Studi maksimum sbb:
1 Diploma Satu 36 2
2 Diploma Dua 72 3
3 Diploma Tiga 108 5
4 Diploma Empat 144 7
5 Profesi 24 3 (setelah menyelesaikan
Diploma Empat/Sarjana)
6 Magister, Magister 36 4 (setelah menyelesaikan
Terapan, dan Spesialis Diploma empat/Sarjana)
7 Doktor, Doktor Terapan, 42 7 (setelah menyelesaikan
dan Sub Spesialis Magister, Magister Terapan,
atau Spesialis)
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

3. Standar Proses Pembelajaran

Pasal 16 ayat (2) dan ayat (3) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
(2) Program profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diselenggarakan
sebagai program lanjutan yang terpisah atau tidak terpisah dari program
sarjana, atau program diploma empat/sarjana terapan.
(3) Perguruan tinggi dapat menetapkan masa penyelenggaraan program
pendidikan kurang dari batas maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Implementasi sks

• Merupakan beban belajar mahasiswa


• Satuan waktu belajar yang dirancang agar mahasiswa memiliki
kemampuan tertentu (pengetahuan, keterampilan, sikap)
• Beban belajar mahasiswa D2, D3, D4, S1 >24 sks setelah menempuh 2
semester dengan IPS>3,00 + memenuhi etika akdemik.
• Mahasiswa S2/S2 terapan dapat langsung menjadi mahasiswa S3/S3
terapan sebelum selesai program S2 nya jika IPS>3,50 + memenuhi etika
akademik
• Mahasiswa program S2 yang melanjutkan langsung ke program S3 harus
menyelesaikan program S2 sebelum menyelesaikan program S3 nya.
Pengertian
Satuan Kredit
Semester
(dalam SN DIKTI) Kegiatan tatap Kegiatan Kegiatan mandiri
muka terstruktur 60 menit
50 menit 60 menit

KULIAH

kegiatan mandiri
kegiatan tatap muka 100 menit 70 menit

RESPONSI/ TUTORIAL/ SEMINAR

170 menit kegiatan di laboratorium/studio/bengkel

PRAKTIKUM/ STUDIO/ BENGKEL


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

4. Standar Penilaian Pembelajaran


a. Prinsip : Edukatif, Otentik, Obyektif, Akuntabel, transparan, dan terintegrasi
a. Perencanaan Penilaian d.Pelaksana Penilaian:
Dosen atau Tim Dosen
Pengampu tanpa atau
menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, dengan menyertakan
instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian

b. Pemberian tugas atau soal


pihak lain.
antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana
d. Pemberian nilai akhir

pembelajaran b. Teknik Penilaian:


Observasi, partisipasi,
melaksanakan proses penilaian unjuk kerja, tes
tertulis, tes lisan, dan
angket
memberikan umpan balik dan konfirmasi hasil
penilaian Kategori Nilai:
A-E atau 4-0
mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar
mahasiswa Kelulusan:
1. Diploma &
Sarjana: ≥ 2.00
c. Observasi kinerja dan pengembalian hasil observasi
10/13/2016 1:01 PM 2. Selain itu: ≥ 3.00
59
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

IPK kelulusan
PREDIKAT DIPLOMA, PROFESI MAGISTER DOKTOR
SARJANA

Lulus ≥ 2,00
≥ 3,00
Memuaskan 2,76 ≥ 3,00
3,00 ≥ 3,50
Sangat 3,01 ≥ 3,50
Memuaskan
3,51 ≥ 3,75
Pujian ≥ 3,51
≥ 3,76

10/13/2016 1:01 PM 60
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

5. Standar Dosen Dan Tenaga Kependidikan


Program Kualifikasi Akademik Dosen
Diploma Paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
Satu/Diplo dengan prodi, dan dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi
ma Dua Mampu menyelenggarakan pendidikan akademik paling rendah lulusan diploma tiga berpengalaman
relevan dengan prodi dan paling rendah setara dengan jenjang 6
(enam) KKNI)
Sehat Jasmani dan Rohani

Paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan


Diploma
Kompetensi Pendidik

dengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi


Tiga/
yang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setara
Diploma
dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
Empat
Sarjana Paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan
dengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi
yang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setara
dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
Profesi Paling rendah lulusan magister atau magister yang relevan dengan
prodi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, serta
dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan
prodi, yang berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, dan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

5. Standar Dosen Dan Tenaga Kependidikan


Program Kualifikasi Akademik Dosen
Magister lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program
Mampu menyelenggarakan pendidikan studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang
relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara dengan
Sehat Jasmani dan Rohani

jenjang 9 (delapan) KKNI)


Kompetensi Pendidik

Spesialis lulusan spesialis dua, lulusan doktor atau lulusan doktor terapan
yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling
sedikit 2 (dua) tahun

harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan


Doktor yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen
bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan
berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI;

10/13/2016 1:01 PM 62
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

5. Standar Dosen Dan Tenaga Kependidikan

Dosen Tetap: dosen yang bekerjasebagai pendidik tetap di satu PT dan tidak
menjadi pegawai tetap di unit kerja lain atau PT lain

KEGIATAN POKOK : Jumlah dosen tetap


1. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian ≥ 60%
Proses Pembelajaran Pejabat Strukutural:
2. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran Menyesuaikan beban
3. Pembimbingan dan Pelatihan tugas tambahan
4. Penelitian
5. Pengabdian Kepada Masyarakat Pembimbing Utama :
Paling banyak 10
KEGIATAN TUGAS TAMBAHAN Mahasiswa
KEGIATAN PENUNJANG
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

5. Standar Dosen Dan Tenaga Kependidikan


Jumlah Dosen Tetap Minimal 6 Orang Per Prodi
Untuk Program Doktor Minimal Harus Ada 2 Guru Besar
Dalam hal sebagai pembimbing utama PROGRAM DOKTOR, DOKTOR
TERAPAN, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir telah menghasilkan paling
sedikit:
1. 1 (satu) karya ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi atau jurnal
internasional yang bereputasi; atau
2. 1 (satu) bentuk lain yang diakui oleh kelompok pakar yang ditetapkan
senat perguruan tinggi.
(Penyesuaian 3 Tahun)
TENAGA KEPENDIDIKAN,
1. Paling rendah lulusan program Diploma Tiga, kecuali untuk tenaga administrasi, paling
rendah SMA atau sederajat
2. Yang memerlukan keahlian khusus, harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
bidangnya
10/13/2016 1:01 PM 64
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

6. Standar Sarana Dan Prasarana Pembelajaran

Alat peraga,
Sumber daya fisik yang digunakan langsung pustaka, alat
SARANA
untuk menjalankan suatu kegiatan laboratorium, dll.

Sumber daya fisik yang digunakan untuk Lahan, Bangunan,


PRASARANA menunjang penyelenggaraan suatu jalan, jaringan, dll
kegiatan

Harus Sesuai Dengan Dengan Kebutuhan Isi Dan Proses Pembelajaran Dalam Rangka
Pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan

Pedoman Kriteria Prasarana Pembelajaran Ditetapkan Dirjen Belmawa


10/13/2016 1:01 PM 65
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

7. Standar Pengelolaan Pembelajaran


Program Studi
1. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran
dalam setiap mata kuliah;
2. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi,
standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam
rangka mencapai capaian pembelajaran lulusan;
3. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik
dan budaya mutu yang baik;
4. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik
dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses
pembelajaran; dan
5. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai
sumber data dan informasi dalam pengambilan keputusan
perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

7. Standar Pengelolaan Pembelajaran


Perguruan Tinggi
1. menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional terkait dengan
pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademika dan pemangku
kepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagi program studi dalam
melaksanakan program pembelajaran;
2. menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jenis dan program
pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran lulusan;
3. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi dalam
melaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan dengan sasaran
yang sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi;
4. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan,
penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatan pembelajaran dan dosen;
6. menyampaikan laporan kinerja program studi dalam menyelenggarakan
program pembelajaran paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan
tinggi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

8. Standar Pembiayaan Pembelajaran


Biaya Pendidikan Tinggi
BIAYA Pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan
INVESTASI tenaga kependidikan pendidikan tinggi
1. untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya
BIAYA
OPERASIONAL
dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional
pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung
2. Ditetapkan per mahasiswa per tahun (Standar Satuan Biaya
Operasional Dikti
3. Standar Satuan Biaya Operasional Dikti ditetapkan oleh
Menteri secara periodik dengan mempertimbangkan: jenis
Prodi, tingkat akreditasi, dan indeks kemahalan wilayah

PEMBIAYAAN
Badan Penyelenggara atau perguruan tinggi wajib mengupayakan pendanaan pendidikan
tinggi dari berbagai sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa
PENDANAAN
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai