Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarnegaraan
Disusun oleh :
Fawwaz Hamizan Dhiaurrohman
Muhammad Daffa Wibowo
Rafi Afnan Syafieq
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang
berjudul MEMBINA KESADARAN DAN BERKONSTITUSI. Makalah ini
berisikan tentang informasi pengertian, tujuan dan fungsi. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pendidikan
Kewarnegaraan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
i
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
A. Kesimpulan ............................................................................................... 6
B. Saran ......................................................................................................... 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konstitusi?
2. Bagaimanakah bentuk kesadaran berkonstitusi?
3. Bagaimanakah nilai positif dan nilai negatif terhadap konstitusi?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui bentuk kesadaran berkonstitusi.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai positif dan negatif terhadap konstitusi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie (Bhs.
Belanda) – constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun,
menyatakan. Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau
disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi menurut makna katanya berarti
dasar susunan suatu badan politik yang disebut negara. Konstitusi
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu
berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan
badan yang berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi.[1]
B. Bentuk Kesadaran Berkonstitusi
Sebagai bagian dari kesadaran moral, dan kesadaran konstitusi mempunyai
tiga unsur pokok yaitu:
1. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan bermoral yang
sesuai dengan konstitusi Negara itu ada dan terjadi didalam setiap sanubari
warga Negara, siapapun, dimanapun dan kapanpun.
2. Rasional, kesadaran moral dapat dikatakan rasional karena berlaku
umum, lagi pula terbuka bagi pembenaran atau penyangkalan. Dengan
demikian kesadaran berkonstitusi merupakan hal yang bersifat rasional dan
dapat dinyatakan pula sebagai hal objektif yang dapat diuniversalkan, artinya
dapat disetujui, berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap warga
Negara.
3. Kebebasan atas kesadaran moralnya, warga Negara bebas untuk mentaati
berbagai peraturan perudang-undangan yang berlaku di negaranya termasuk
ketentuan konstitusi Negara. Kesadaran berkonstitusi warga Negara memiliki
beberapa tingkatan yang menunjukkan derajat setiap warga Negara dalam
3
melaksanakan ketentuan konstitusi Negara. Tingkatan-tingkatan tersebut jika
dikaitkan dengan tingkatan kesadaran menurut N.Y Bull (Djahiri, 1985:24),
yaitu:
a. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan
ketentuan konstitusi Negara yang tidak jelas dasar dan alasan atau
orientasinya.
b. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan
ketentuan konstitusi Negara yang berlandaskan dasar/orientasi motivasi yang
beraneka ragam atau berganti-ganti.
c. Kesadaran yang bersifat sosionomous. Yaitu kesadaran atau kepatuhan
terhadap ketentuan konstitusi Negara yang berorientasikan pada kiprah umum
atau ramai.[2]
C. Nilai – Nilai Positif dan Negatif Terhadap Konstitusi
Sebagai Warga Negara yang baik adalah Warga Negara yang memiliki
kesetiaan terhadap bangsa dan Negara, yang meliputi kesetiaan terhadap
ideologi Negara, kesetiaan terhadap konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan kesetiaan terhadap kebijakan pemerintah. Oleh
sebab itu, maka setiap warga Negara harus dan wajib untuk memiliki prilaku
positif terhadap konstitusi, yang mempunyai makna berprilaku peduli atau
memperhatikan konstitusi (UUD), mempelajari isinya, mengkaji maknanya,
melaksanakan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, mengamalkan dalam
kehidupan, dan berani menegakkan jika konstitusi di langgar.[3]
Adapun beberapa nilai positif terhadap Konstitusi antara lain:
a. Berusaha mempelajari isi konstitusi agar memahami makna konstitusi
tersebut.
b. Melaksanakan isi konstitusi sesuai dengan profesi masing-masing.
c. Menanamkan nilai-nilai konstitusi khususnya perjuangan bangsa kepada
generasi muda.
d. Menangkal masuknya ideologi asing yang bertentangan dengan konstitusi
Indonesia.
Adapun nilai negatif terhadap Konstitusi antara lain:
4
a. Melanggar apa yang menjadi isi Konstitusi, yaitu melanggar aturan atau
norma yang telah ditetapkan di dalam Konstitusi.
b. Menyalahgunakan Konstitusi untuk kepentingan diri sendiri atau
kelompok, yaitu menggunakan peraturan untuk memenuhi kebutuhan sendiri
atau kelompok (menyelewengkan kekuasaan) ataupun untuk memperkaya diri
maupun kelompok (korupsi).
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lintasjari.com/2014/11/menumbuhkan-kesadaran-berkonstitusi.html