OLEH :
(J1B116040)
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Penerapan data GIS Bidang Pertanian
Pilihan untuk melakukan revitalisasi sektor adalah pilihan yang sangat tepat
untuk saat ini. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan yang telah diberikan
oleh sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Revitalisasi juga mengandung
pengertian bahwa sektor pertanian pernah sangat vital, namun kini kurang
mendapatkan perhatian dan prioritas sebagaimana mestinya sehingga sumbangan
yang diberikan kurang optimal. Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang
baik akan terwujud jika didukung oleh sistem perencanaan yang akurat dan terukur.
Oleh karena itu semua faktor yang mempengaruhi pembangunan pertanian yang
berkelanjutan,baik itu faktor pendukung maupun faktor pembatas harus dipikirkan
sejak awal dan dituangkan dalam produk database dan peta pembangunan pertanian.
Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang
berpikiran maju merupakan salah satu faktor pendukung utama. Namun demikian
dengan kondisi lahan yang terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka
pengembangan pertanian yang berkelanjutan harus mempertimbangkan daya dukung
lingkungan. Sedangkan faktor pembatas yang sering ditemui adalah kurangnya
informasi dan data yang akurat tentang kondisi sumber daya alam, dimana data dan
informasi merupakan instrumen yang sangat penting dalam perencanaan
pembangunan.
Perkembangan penggunaan sumberdaya alam lahan sampai saat ini belum
memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi tanaman. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi lahan yang bervariasi berdasarkan letak georafis dan
topografinya, yang masing-masing mempengaruhi produktifitas tanaman. Diperlukan
perencanaan yang matang dalam mengambil keputusan jenis tanaman yang akan
ditanam. Perencanaan dan pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data dan
informasi yang akurat tentang kondisi lahan.
Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan
tersebut mutlak digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan
informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) yang
mempunyai kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan
dan perkiraan dari suatu kondisi faktual. Untuk mendapatkan model, gambaran dan
informasi tentang komoditas yang cocok untuk ditanam, maka dilakukan pembuatan
peta dan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan metode SIG.
Pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi yang
akurat, obyektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan kebijaksanaan. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong peningkatan
produktifitas sektor pertanian sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.
Informasi dari analisis kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan
manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman dan arahan bagi petani untuk memilih komoditas yang
sesuai sehingga kegagalan panen dapat dihindari.
2. Tersedianya informasi yang cukup bagi para penyuluh di lapangan.
3. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat perencanaan di wilayah kerja
masing-masing.
4. Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang dalam menentukan kebijakan.
Penggunaan GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu. Yang paling umum
dipakai adalah ArcView.
Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum
dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat bencana
alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian akan makin
sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer,
namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan
pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database,
perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan
ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.
Dalam jangka panjang, bisa direduksi kemungkinan permasalahan lahan baik
fisik maupun sosial. Bahkan dapat menjamin keberlangsungan perkebunan sebagai
contohnya, dengan syarat pihak managemen senantiasa mempelajari berjalannya
sistem ini dan mengambil keputusan managerial yang tepat.
a) Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan,
survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium
atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk
menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional,
maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang
diinginkan user.
b) Komponen SIG
Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang
menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi.
Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format
digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image
(raster) yang memiliki nilai tertentu.
b) Data non-spasial
Disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau
informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data
spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah
perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software
SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak
Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co.
Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam
memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara
geografis.
Dari paparan di atas, rasanya sub-judul ini tidak mengada-ada bahwa sistem
informasi geografis pun bisa dimanfaatkan oleh dan untuk petani. Untuk membangun
SIG pertanian sangat dimungkinkan karena syarat-syarat geografis jelas bisa
terpenuhi. Lokasi lahan pertanian bisa diubah menjadi data alamat atau data koordinat
yang berguna dalam penentuan titik lokasi pada peta. Tentu dibutuhkan pula data-
data lainnya seperti misalnya jenis komoditas pertanian, luas lahan, kuantitas dan
kualitas hasil panen, pasar terdekat atau pasar yang paling potensial dan tingkat harga
pada waktu tertentu.
Sumber : https://cahyanihaniyyah.blogspot.com/2017/05/aplikasi-sig-dalam-bidang-
pertanian.html
Jenis Sensor Gis
RINGKASAN MATERI
A. Penginderaan jauh
1. Pengertian
a. Linden
Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk dan
menganilisis tentang bumi
a. Tenaga
Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh dibedakan menjadi 2 yaitu
tenaga alamiah (sinar matahari dan sinar bulan) dan sinar buatan. Namun yang
biasanya dipakai adalah sinar matahari. Penginderaan jauh yang menggunakan sinar
matahari disebut system pasif, sedangkan yang menggunakan tenaga buatan disebut
system aktif. Fungsi dari sumber energi ini adalah untuk menyinari objek permukaan
bumi dan memantulkan pada alat pengamat (sensor)
b. Atmosfer
Merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer akan
mempengaruhi penginderaan jauh dalam hal penyerapan. Pemantulan, penghamburan
dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Bagian jendela atmosferlah yang nantinya
akan melanjutkan energi yang ditangkap oleh mata. Jendela atmosfer adalah bagian
spectrum tampak mata yang sering digunakan. Proses penghambatan di atmosfer
dapat berbentuk serapan, pantulan dan hamburan. Hamburan adalah pantulan kea rah
serba benda yang disebabkan oleh benda yang permukaannya kasar dan bentuknya
tak menentu. Hamburan terdiri atas :
1) Hamburan Rayleigh yaitu hamburan yang terjadi pada atmosfer Rayleigh. Ciri-ciri
dar hamburan ini adalah butir atmosfer diameternya > 0,1 panjang gelombang
terjadi pada ketinggian 4.500-9.000 m, dan terjadi gelombang pendek serta cuaca
cerah.
2) Hamburan Mie
Ciri-cirinya adalah terjadi pada ketinggian kurang dari 45.000 m, terjadi
gelombang panjang, dan cuaca berwarna.
3) Hamburan nonselektif
Penyebab hamburan ini adalah butir-butir alam atmosfer yang diameternya jauh
lebih besar dari panjang gelombang spectrum tampak. Ciri-cirinya adalah tidak
tergantung besar dari panjang gelombang, tidak terjadi pada spectrum tampak dan
spectrum infra-merah.
c. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh
antara lain atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer.
d. Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam objek-objek di permukaan
bumi. Berdasarkan proses perekamannya sensor dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Sensor fotografik, yaitu, sensor berupa kamera yang bekerja pada spectrum tampak
mata dan menghasilkan foto atau citra. Keuntungan sensor fotografi adalah
caranya sederhana, biaya murah, resolusi spasial baik, integritas geometric baik.
2. Sensor Elektormagnetik, yaitu sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal
elektrik yang beroperasi pada spectrum yang uas, yaitu sinar X sampai gelombang
radio dan gelombang elektromagnetik lebih besar, perbedaan karakteristik objek
yang diamati jelas, dan analisis serta interpretasi lebih cepat.
e. Wahana
Dalam penginderaan jauh wahana yang sering digunakan adalah pesawat
terbang atau balon udara. Pada masa sekarang karena teknologi yang sudah canggih,
maka wahana yang digunakan adalah satelit.
f. Citra/keluaran
Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera
atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang bergambar pada citra dapat
dikenali dari cirri yang terekam pada sensor yaitu cirri spasial, temporal, dan spectral.
Citra dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) citra foto, (b) citra nonfoto
3. Citra Foto
Citra foto yaitu citra yang dibuat dari foto udara, dibuat denan pesawat udara
dengan kamera sebagai alat dan menggunakan spectrum tampak mata dan
perluasannya.
Citra foto dibedakan berdasarkan :
a. Sistem wahanam ;
1) Foto satelit, dibuat dari satelit
2) Foto udara dibuat dari pesawat udara atau balon udara
b. Sumbu kamera
1) Foto vertical (ortho photograph), yaitu foto yang dibuat tegak lurus terhadap
permukaan bumi.
2) Foto condong (oblique photograph), adalah foto yang dibuat dengan kamera
menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan bumi
3) Foto sangat condong adalah foto yang dibuat dengan kamera menyudut sangat
besar, sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan cakrawala
e. Berdasarkan warna :
1) Foto warna semu (false color)
2) Foto warna asli (true color)
4. Citra Nonfoto
Citra nonfoto yaitu citra yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal
dengan berdasarkan atas penyinaran denan scanner untuk menghasilkan gambarnya.
Macam citra nonfoto.
a. Berdasarkan wahana :
1. Citra dirgantara (dari udara), missal ; citra infra merah thermal, citra radar, citra
MSS.
2. Citra satelit (dari angkasa luar), missal citra untuk penginderaan planet, cuaca,
sumber daya alam maupun laut.
c. Berdasarkan sensor
1) Citra tunggal
2) Citra jamak
B. Interpretasi Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan dan Citra
2. Ukuran
Hal yang dapat diukur adalah jarak, luas, tinggi, dan volume
3. Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi suatu objek
Contoh, gedung sekolah dapat dikenali dari bentuk huruf I,L,U dan persegi panjang,
gunung berapi berbentuk kerucut, dan sebagainya.
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra, biasanya dinyatakan
denan kasar, sedang, atau halus.
5. Pola
Pola adalah hubungan susunan keruangan suatu objek.
Contoh ; pola aliran sungai menandai struktur geologi, litogi, dan jenis tanah
6. Bayangan
Bayangan citra bersifat menyembunyikan objek yang berada di daerah gelap.
Objek yang berada di daerah bayangan bisa tidak tampak sama sekali atau hanya
samar-samar.
7. Situs
Situs adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang dipotret dalam
hubungannya denan tempat lain
8. Asosiasi
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dan yang lain.
Contoh ;
stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu.
9. Konvergensi Bukit
Konvergensi bukit adalah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra
sehingga lingkupnya menjadi semakin sempit kea rah satu kesimpulan.
Contoh : tumbuhan dengan tajuk berbentuk bintang, jelas berupa palma. Namun
untuk memberikan satu kesimpulan yang jelas, perlu dilengkapi unsure lain.
Sumber : https://yandiyulio.wordpress.com/2009/04/07/penginderaan-jauh-dan-
sistem-informasi-geografi/