Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

”PENERAPAN DATA GIS DAN SENSOR PADA GIS”

OLEH :

LUQMAN HAKIM FAJRI

(J1B116040)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
Penerapan data GIS Bidang Pertanian
Pilihan untuk melakukan revitalisasi sektor adalah pilihan yang sangat tepat
untuk saat ini. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan yang telah diberikan
oleh sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Revitalisasi juga mengandung
pengertian bahwa sektor pertanian pernah sangat vital, namun kini kurang
mendapatkan perhatian dan prioritas sebagaimana mestinya sehingga sumbangan
yang diberikan kurang optimal. Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang
baik akan terwujud jika didukung oleh sistem perencanaan yang akurat dan terukur.
Oleh karena itu semua faktor yang mempengaruhi pembangunan pertanian yang
berkelanjutan,baik itu faktor pendukung maupun faktor pembatas harus dipikirkan
sejak awal dan dituangkan dalam produk database dan peta pembangunan pertanian.
Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang
berpikiran maju merupakan salah satu faktor pendukung utama. Namun demikian
dengan kondisi lahan yang terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka
pengembangan pertanian yang berkelanjutan harus mempertimbangkan daya dukung
lingkungan. Sedangkan faktor pembatas yang sering ditemui adalah kurangnya
informasi dan data yang akurat tentang kondisi sumber daya alam, dimana data dan
informasi merupakan instrumen yang sangat penting dalam perencanaan
pembangunan.
Perkembangan penggunaan sumberdaya alam lahan sampai saat ini belum
memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi tanaman. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi lahan yang bervariasi berdasarkan letak georafis dan
topografinya, yang masing-masing mempengaruhi produktifitas tanaman. Diperlukan
perencanaan yang matang dalam mengambil keputusan jenis tanaman yang akan
ditanam. Perencanaan dan pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data dan
informasi yang akurat tentang kondisi lahan.
Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan
tersebut mutlak digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan
informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) yang
mempunyai kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan
dan perkiraan dari suatu kondisi faktual. Untuk mendapatkan model, gambaran dan
informasi tentang komoditas yang cocok untuk ditanam, maka dilakukan pembuatan
peta dan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan metode SIG.
Pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi yang
akurat, obyektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan kebijaksanaan. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong peningkatan
produktifitas sektor pertanian sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.
Informasi dari analisis kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan
manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan pedoman dan arahan bagi petani untuk memilih komoditas yang
sesuai sehingga kegagalan panen dapat dihindari.
2. Tersedianya informasi yang cukup bagi para penyuluh di lapangan.
3. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat perencanaan di wilayah kerja
masing-masing.
4. Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang dalam menentukan kebijakan.

Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan untuk membantu mengelola


sumberdaya pertanian, seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan saluran air.
Selain itu SIG juga dapat digunakan untuk menetapkan masa panen, mengembangkan
sistem rotasi tanam dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan
tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman atau teknik yang
digunakan dalam masa panen.
Analisa tanah untuk kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan
alternative berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis
tanah yang terdapat dalam areal kerja tersebut. Analisi ini dilakukan dengan cara
mencocokan antara kebutuhan tanaman untuk hidup dengan data kondisi tempat yang
akan ditanami. Hasil analisis tanah dan faktor iklim disesuaikan dengan persyaratan
tumbuh suatu jenis tanaman.
Data-data hasil analisis tanah di atas dimasukkan ke dalam data base peta
sebagai atribut peta yaitu sifat tanah, sifat kimia tanah dan jenis komoditas yang
paling cocok. Masing-masing peta tematik dengan atributnya ditumpang tindihkan
sehingga diperoleh peta kesesuaian lahan (sangat tidak cocok, kurang cocok, cocok,
sangat cocok).
Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang
terus berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus
dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama di
Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam
dunia pertanian.
Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical Information
System, dan jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa
menyebutnya SIG atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi
yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial)
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
GIS ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara
cepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkan
tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan jarak jauh lewat satelit dapat
memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara pulau Sumatera itu sebelum dan
sesudah terjadinya tsunami Aceh.
Pembahasan disini adalah kemampuan GIS untuk bisa membantu dalam
bidang pertanian. Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam bidang
pertanian adalah mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk
pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan
sebagainya.
Singkatnya, yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:

1) Mengelola Produksi Tanaman

GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan


perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda
dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem
rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah
yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan
dalam masa panen.Misalny GIS membantu menginventarisasi data-data lahan
perkebunan tebu menjadi lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses
pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan
dapat dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.

2) Mengelola Sistem Irigasi

Penggunaan GIS dapat untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi


dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-
katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.

3) Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan

Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya dengan


sistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis data relasional sistem-
sistem.

4) ArcView, aplikasi untuk GIS

Penggunaan GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu. Yang paling umum
dipakai adalah ArcView.
Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum
dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat bencana
alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian akan makin
sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer,
namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan
pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database,
perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan
ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.
Dalam jangka panjang, bisa direduksi kemungkinan permasalahan lahan baik
fisik maupun sosial. Bahkan dapat menjamin keberlangsungan perkebunan sebagai
contohnya, dengan syarat pihak managemen senantiasa mempelajari berjalannya
sistem ini dan mengambil keputusan managerial yang tepat.

a) Konsep SIG

Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan,
survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium
atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk
menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional,
maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang
diinginkan user.

b) Komponen SIG

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima


komponen utama, yaitu:

1. Perangkat keras (Hardware)


2. Perangkat lunak (Software)
3. Pemakai (User)
4. Data
5. Metode

Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya


terdapat dua jenis data, yaitu:
a) Data spasial

Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang
menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi.
Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format
digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image
(raster) yang memiliki nilai tertentu.

b) Data non-spasial

Disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau
informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data
spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah
perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software
SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak
Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co.
Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam
memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara
geografis.

Aplikasi SIG di bidang Pertanian

Penyusunan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Sistem Informasi


Geografis (SIG) Pertanian di setiap Kabupaten dilakukan untuk memberikan
gambaran seputar data-data pertanian di setiap Kabupaten, hal ini dilakukan dengan
perangkat komputer secara online dan update (terkini), sehingga memudahkan user
dalam memonitor perkembangan informasi pertanian di setiap Kabupaten.
Manajemen pengelolaan sistem perlu dilakukan secara sistematis, cepat, dan
akurat untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan data pertanian di
Kabupaten tersebut, Melalui pengaturan data yang baik, dengan melibatkan
parameter-parameter perencanaan, dapat dilakukan pengelolaan dan pemeliharaan
data pertanian daerah secara efektif dan efisien. Guna mendukung sistem pengelolaan
tersebut, perlu adanya sistem informasi data pertanian yang berbasis spasial dan
tabular.
Pada awalnya area pemanfaatan SIG hanyalah dalam bidang teknika dan
militer, namun kini sistem informasi ini juga dikembangkan untuk mendukung
analisis sosial-budaya dan ekonomi. Saat ini SIG telah lazim dipergunakan dalam
bidang transportasi dan navigasi, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, pariwisata,
perbankan dan pemasaran. Tidak mengherankan apabila sekarang ini sejumlah
perusahaan rokok dan kosmetik pun tak ketinggalan mengembangkan SIG sebagai
media analisis pemasaran produk mereka. Meskipun multi-manfaat, secara sepintas
lalu wujud SIG tidak jauh berbeda dengan peta digital biasa (jenis peta yang
ditampilkan lewat layar komputer). Bedanya, setiap bagian dari peta SIG
mengandung data-data informatif yang dimungkinkan untuk diolah, disunting,
disimpan dan dipanggil kembali serta dianalisa secara terpadu sehingga pembaruan
data bisa dilakukan dengan mudah. Istilahnya, tinggal klik, klik dan semua beres.
Dengan sistem ini pula proses penjelasan suatu peristiwa, peramalan kejadian dan
perencanaan akan semakin ringkas, sederhana dan menyeluruh sehingga tindakan
pengambilan keputusan yang mendasarkan diri pada aspek-aspek informasi seperti ini
akan sangat terbantu.
Salah satu komponen utama SIG adalah peta, akan tetapi untuk menjadi
bagian dari sebuah sistem infomasi maka peta tersebut harus “dikawinkan” terlebih
dahulu dengan suatu sumber data atau database dengan bantuan program komputer
tertentu. Aplikasi komputer untuk SIG yang cukup populer contohnya Map Info, Arc
View atau Grass. Data yang bisa dipergunakan pun bersyarat khusus, yakni data-data
yang memiliki dimensi keruangan atau memiliki kaitan dengan lokasi dan bagian
tertentu pada peta. Karena alasan tertentu, misalnya harga peta dasar yang mahal,
biasanya cakupan ruangnya berkisar dari luasan administrasi skala kecamatan,
propinsi hingga negara atau kawasan.
Wujud utama dari perkawinan antara peta dan data tersebut masih berupa
peta. Hanya saja, berkat proses penggabungan data dan grafis peta SIG menjelma
menjadi sebuah “peta pintar”. Kenapa disebut pintar? Karena peta ini dapat disajikan
dalam bentuk lapisan-lapisan (layer) gambar yang masing-masing mewakili informasi
yang berasal dari database. Data-data tersebut dipilah sesuai dengan kebutuhan atau
tujuan yang hendak dicukupi melalui sistem informasi ini, misalnya saja untuk
memenuhi kebutuhan inventarisasi, dokumentasi atau navigasi. Layanan lain yang
jauh lebih pintar adalah kemampuan aplikasi-aplikasi SIG untuk melakukan analisa.
Dengan penggabungan beberapa jenis data yang relevan, dapat diperoleh analisa
mengenai suatu permasalahan atau potensi. Hasil analisa tersebut bisa dimanfaatkan
sebagai rekomendasi atau dasar pengambilan keputusan yang mencakup perencanaan,
pengelolaan atau penentuan kebijakan, baik oleh instansi pemerintah, swasta maupun
masyarakat umum.

SIG untuk petani

Dari paparan di atas, rasanya sub-judul ini tidak mengada-ada bahwa sistem
informasi geografis pun bisa dimanfaatkan oleh dan untuk petani. Untuk membangun
SIG pertanian sangat dimungkinkan karena syarat-syarat geografis jelas bisa
terpenuhi. Lokasi lahan pertanian bisa diubah menjadi data alamat atau data koordinat
yang berguna dalam penentuan titik lokasi pada peta. Tentu dibutuhkan pula data-
data lainnya seperti misalnya jenis komoditas pertanian, luas lahan, kuantitas dan
kualitas hasil panen, pasar terdekat atau pasar yang paling potensial dan tingkat harga
pada waktu tertentu.

Sumber : https://cahyanihaniyyah.blogspot.com/2017/05/aplikasi-sig-dalam-bidang-
pertanian.html
Jenis Sensor Gis

RINGKASAN MATERI

A. Penginderaan jauh

1. Pengertian

Penginderaan adalah upaya untuk mengetahui suatu objek dengan menggunakan


sensor, baik alamiah maupun buatan. Sensor adalah berupa mata, telinga, hidung,
lidah dan kulit. Sensor buatan antara lain kamera, sonar, magnetometer, radiometer,
dan scanner.
Penginderan jauh (remote sensing) adalah ilmu untuk memperoleh informasi
terhadap objek, daerah atau fenomena melalui analisis dan interpretasi tanpa
menyentuh langsung objek.
Definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut :

a. Linden
Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk dan
menganilisis tentang bumi

b. Welson dan Bufon


Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu ilmu, seni, dan teknik untuk
memperoleh objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak
langsung dengan objek area dan gejala tersebut.

c. Lillesand dan Keifer.


Penginderaan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan
informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data-data
yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah
atau gejala yang sedang dikaji.
2. Komponen-komponen penginderaan jauh

a. Tenaga
Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh dibedakan menjadi 2 yaitu
tenaga alamiah (sinar matahari dan sinar bulan) dan sinar buatan. Namun yang
biasanya dipakai adalah sinar matahari. Penginderaan jauh yang menggunakan sinar
matahari disebut system pasif, sedangkan yang menggunakan tenaga buatan disebut
system aktif. Fungsi dari sumber energi ini adalah untuk menyinari objek permukaan
bumi dan memantulkan pada alat pengamat (sensor)

b. Atmosfer
Merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer akan
mempengaruhi penginderaan jauh dalam hal penyerapan. Pemantulan, penghamburan
dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Bagian jendela atmosferlah yang nantinya
akan melanjutkan energi yang ditangkap oleh mata. Jendela atmosfer adalah bagian
spectrum tampak mata yang sering digunakan. Proses penghambatan di atmosfer
dapat berbentuk serapan, pantulan dan hamburan. Hamburan adalah pantulan kea rah
serba benda yang disebabkan oleh benda yang permukaannya kasar dan bentuknya
tak menentu. Hamburan terdiri atas :
1) Hamburan Rayleigh yaitu hamburan yang terjadi pada atmosfer Rayleigh. Ciri-ciri
dar hamburan ini adalah butir atmosfer diameternya > 0,1 panjang gelombang
terjadi pada ketinggian 4.500-9.000 m, dan terjadi gelombang pendek serta cuaca
cerah.
2) Hamburan Mie
Ciri-cirinya adalah terjadi pada ketinggian kurang dari 45.000 m, terjadi
gelombang panjang, dan cuaca berwarna.
3) Hamburan nonselektif
Penyebab hamburan ini adalah butir-butir alam atmosfer yang diameternya jauh
lebih besar dari panjang gelombang spectrum tampak. Ciri-cirinya adalah tidak
tergantung besar dari panjang gelombang, tidak terjadi pada spectrum tampak dan
spectrum infra-merah.
c. Objek
Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh
antara lain atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer.

d. Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam objek-objek di permukaan
bumi. Berdasarkan proses perekamannya sensor dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Sensor fotografik, yaitu, sensor berupa kamera yang bekerja pada spectrum tampak
mata dan menghasilkan foto atau citra. Keuntungan sensor fotografi adalah
caranya sederhana, biaya murah, resolusi spasial baik, integritas geometric baik.
2. Sensor Elektormagnetik, yaitu sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal
elektrik yang beroperasi pada spectrum yang uas, yaitu sinar X sampai gelombang
radio dan gelombang elektromagnetik lebih besar, perbedaan karakteristik objek
yang diamati jelas, dan analisis serta interpretasi lebih cepat.

e. Wahana
Dalam penginderaan jauh wahana yang sering digunakan adalah pesawat
terbang atau balon udara. Pada masa sekarang karena teknologi yang sudah canggih,
maka wahana yang digunakan adalah satelit.

f. Citra/keluaran
Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera
atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang bergambar pada citra dapat
dikenali dari cirri yang terekam pada sensor yaitu cirri spasial, temporal, dan spectral.

1) Ciri spasial; berkaitan dengan ruang, meliputi bentuk, ukuran,bayangan, pola,


tekstur, situs, dan asosiasi.
2) Ciri tempral: cirri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman
3) Ciri spectral : cirri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda
yang dinyatakan dengan rona dan warna.

Citra dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) citra foto, (b) citra nonfoto
3. Citra Foto
Citra foto yaitu citra yang dibuat dari foto udara, dibuat denan pesawat udara
dengan kamera sebagai alat dan menggunakan spectrum tampak mata dan
perluasannya.
Citra foto dibedakan berdasarkan :

a. Sistem wahanam ;
1) Foto satelit, dibuat dari satelit
2) Foto udara dibuat dari pesawat udara atau balon udara
b. Sumbu kamera
1) Foto vertical (ortho photograph), yaitu foto yang dibuat tegak lurus terhadap
permukaan bumi.
2) Foto condong (oblique photograph), adalah foto yang dibuat dengan kamera
menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan bumi
3) Foto sangat condong adalah foto yang dibuat dengan kamera menyudut sangat
besar, sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan cakrawala

c. Berdasarkan sudut pandang kamera;


1) Sudut normal, jika besar sudut pandangnya 600, dengan panjang focus 17-21
cm.
2) Sudut besar, jika besar sudutnya 950 dengan focus 10-15 cm
3) Sudut sangat besar, sudut pandang sebesar 1200 , dan focus 17-88 cm.

d. Berdasarkan jenis kamera


1) Foto tunggal, dibuat dengan kamera tunggal
2) Foto jamak, dibuat dengan beberapa kamera pada saat yang sama

e. Berdasarkan warna :
1) Foto warna semu (false color)
2) Foto warna asli (true color)

4. Citra Nonfoto
Citra nonfoto yaitu citra yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal
dengan berdasarkan atas penyinaran denan scanner untuk menghasilkan gambarnya.
Macam citra nonfoto.

a. Berdasarkan wahana :
1. Citra dirgantara (dari udara), missal ; citra infra merah thermal, citra radar, citra
MSS.
2. Citra satelit (dari angkasa luar), missal citra untuk penginderaan planet, cuaca,
sumber daya alam maupun laut.

b. Berdasarkan spectrum elektromagnetik :

1) Citra radar; dibuat dengan spectrum gelombang mikro


2) Citra inframerah: dibuat dengan spectrum infra merah thermal
3) Citra gelombang.

c. Berdasarkan sensor
1) Citra tunggal
2) Citra jamak

Pemanfaatan penginderaan Jauh ;


b. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori
c. alat bantu menemukan fakta
d. alat penelitian
e. sebagai dasar penjelasan
f. alat dalam prediksi dan pengendalian

B. Interpretasi Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan dan Citra

1. Keunggulan citra penginderaan jauh antara lain


g. Menggambarkan objek secara lengkap seperti wujud sebenarnya di muka bumi
h. Tiap lembar citra dapat meliputi daerah yang luas
i. Dari citra jenis tertentu dapat dimunculkan gambaran tiga dimensi
j. Merupakan satu, cara untuk menetapkan daerah bencana
k. Citra dapat dibuat pada periode ulang yang pendek
l. Karakteristik yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga
dimungkinkan pengenalannya

2. Keterbatasan citra antara lain sebagai berikut :


m. Tidak semua data daapt disadap, misalnya migrasi, susunan penduduk, produksi
padi dan sebagainya.
n. Ketelitian hasil interpretasi sangat tergantung pada kejelasan objek atau gejala
pada citra dan karakteristik yang digunakan dalam menyidiknya.

3. Tahap-tahap interpretasi citra :


o. Deteksi
p. Identifikasi
q. Interpretasi citra

Untuk melakukan interpretasi citra perlu memperhatikan unsure-unsur berikut ini


1. Rona/warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Rona dapat
diukur secara relative, menggunakan mata biasa dan cara kuantitatif, menggunakan
alat ukur. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spectrum sempit. Cara mengukur warna yaitu dengan cara integral (penggabungan)
dan cara analitik (pengukuran tiap lapis)

2. Ukuran
Hal yang dapat diukur adalah jarak, luas, tinggi, dan volume

3. Bentuk
Bentuk merupakan konfigurasi suatu objek
Contoh, gedung sekolah dapat dikenali dari bentuk huruf I,L,U dan persegi panjang,
gunung berapi berbentuk kerucut, dan sebagainya.

4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra, biasanya dinyatakan
denan kasar, sedang, atau halus.

5. Pola
Pola adalah hubungan susunan keruangan suatu objek.
Contoh ; pola aliran sungai menandai struktur geologi, litogi, dan jenis tanah

6. Bayangan
Bayangan citra bersifat menyembunyikan objek yang berada di daerah gelap.
Objek yang berada di daerah bayangan bisa tidak tampak sama sekali atau hanya
samar-samar.

7. Situs
Situs adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang dipotret dalam
hubungannya denan tempat lain

8. Asosiasi
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dan yang lain.
Contoh ;
stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu.

9. Konvergensi Bukit
Konvergensi bukit adalah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra
sehingga lingkupnya menjadi semakin sempit kea rah satu kesimpulan.
Contoh : tumbuhan dengan tajuk berbentuk bintang, jelas berupa palma. Namun
untuk memberikan satu kesimpulan yang jelas, perlu dilengkapi unsure lain.

Sumber : https://yandiyulio.wordpress.com/2009/04/07/penginderaan-jauh-dan-
sistem-informasi-geografi/

Anda mungkin juga menyukai