Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Fitriah ( J1B116039 )
2. Teguh Ramadi ( J1B116037 )
3. Luqman Hakim Fajri ( J1B116040 )
4. Muhammad Chothibul ( J1B116046 )
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat
dan KaruniaNya kami bisa menyusun makalah berjudul “RUANG LINGKUP
PERBENGKELAN” ini dengan tepat waktu, guna memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Perbengkelan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca begitu juga bagi kami yang menyusun makalah ini dan dapat
memberikan manfaat untuk pembaca dan kita sekalian. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Jika ada kurang dan lebih kami mohon maaf. Akhir kata sekian dari kami
dan terima kasih.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik perbengkelan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang
peralatan dan metode untuk membuat , membentuk, merubah bentuk, merakit
ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk baru atau kondisi yang
lebih baik, baik manfaat ataupun estetika.
Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan memperbaiki
mesin-mesin, maupun peralatan.Sedangkan perbengkelan adalah sebuah ilmu
yang telah berkembang bahkan sebelum revolusi industri karena bengkel
industri manufaktur besar dengan mesin uapnya.
Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkan lah
tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat
seutuhnya. Oleh sebab itu maka pengenalan tentang perbengkelan dalam
bidang pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang
seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian.
Setiapa alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat
mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan
mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko
kecelakaan. Di dunia industri modern biasanya dibuat sistem keselamatan
kerja dengan membuat aturan-aturan atau tata cara pengoperasian alat serta
mesin perbengkelan.
Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap
manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja bengkel
tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja
menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam
penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan
tanggung jawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan
juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya
(Daryanto, 2003).
1.3 Tujuan
Memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup
perbengkelan
Memahami makna dan pentingnya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
di bengkel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Manajemen Bengkel
Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri
merupakan realisasi dari kebutuhan sehingga secara tidak langsung
manajemen adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manajemen
bengkel adalah alat untuk mengatur efektivitas dan efisiensi bengkel.
Pengelolaan manajemen bengkel baik diharapkan dapat mengatur dan
menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan bengkel tersebut
(Daryanto, 1987)
Manajemen bengkel yang baik harus didukung oleh administrasi yang
tertib. Administrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi aset
bengkel. Untuk itu, diperlukan kartu-kartu administrasi sebagai berikut:
Kartu pemakaian bengkel
Kartu laporan kerusakan
Bon pinjam/ pengembalian alat
Daftar alokasi tugas
Daftar kondisi peralatan menurut keadaan
Buku inventaris alat/ mesin
Buku penerimaan barang
Buku pengeluaran/ pemakaian bahan
Kartu perbaikan peralatan
Catatan pengembangan staff
2. Bengkel
Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan memperbaiki
mesin-mesin, maupun peralatan. Jadi fungsi bengkel adalah sebagai tempat
perawatan, perbaikan, dan penggantian komponen sistem sebuah mesin
maupun peralatan lainnya.
a. Jenis layanan bengkel
Engine tune up, ganti oli, modifikasi mesin, body repair, poring,
banalcing, kaki-kaki mobil, power steering, kopling, perbaikan AC dsb. Jenis
bengkel yang memberikan layanan lengkap one stop service.
2
barang). Namun untuk waktu mendatang ketentuan ini akan diberlakukan
kepada kendaraan pribadi yang kelaikannya akan diuji pada bengkel swasta.
Bengkel-bengkel yang menjadi tempat uji kelayakan kendaraan pribadi
adalah bengkel yang telah lulus program sertifikasi.
2. Tujuan sertifikasi bengkel:
Bagi bengkel, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, optimalisasi
fungsi bengkel, dan mengembangkan bisnis perbengkelan.
Bagi masyarakat, untuk memberikan transfaransi kualitas pelayanan
bengkel, penghematan biaya pemeliharaan kendaraan bermotor, serta
menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Bagi pemerintah, untuk pembinaan bengkel secara berkesinambungan,
menunjang program keselamatan dan kelestarian lingkungan, serta
sosialisasi perawatan kendaraan bermotor secara teratur.
Ada beberapa jenis dan status bengkel yang dapat diterangkan
sebagaiberikut :
1. Bengkel Bebas (Independent Work Shop)
Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek
tertentu sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak
merugikan bengkel itu sendiri.
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop)
Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri
sendiri tapi ada merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari
pemegang merek. Kebijakan-kebijakan yang diambil disesuaikan dengan
perusahaan yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari
layanan purna jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini
memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan
yang menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan
teknis.
3. Bengkel Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer
atau ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna
jual untuk mendukung sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat
sepenuhnya tergantung dan tunduk pada perusahaan/dealer yang
bersangkutan (Daryanto, 1987)
3
tersebut mencakup seluruh kegiatan operasional bengkel, mulai dari tahap
penerimaan hingga penyerahan kembali kendaraan kepada pelanggan.
Penilaian unsur Fasilitas & Peralatan antara lain apakah bengkel sudah
memiliki fasilitas umum, tempat penyimpanan, fasilitas keselamatan, tempat
pembuangan limbah, stall tempat perbaikan, serta peralatan sesuai dengan
tipe bengkel.
Penilaian unsur Mekanik, yang dilihat adakah keberadaan mekanik, kelas
serta perbandingan jumlahnya.
Penilai unsur manajemen informasi, antara lain mengenai prosedur kerja di
bengkel misalnya SOP (Standar Operasional Prosedur), dokumen-dokumen
lain serta penunjang.
Alat bengkel diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu:
1. Layout tools (L) merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur
atau menandai kayu, logam, atau bahan lainnya.
2. Cutting tools (C) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memotong,
memisahkan atau memindahkan material/bahan
3. Boring tools (Br) merupakan alat-alat yang digunakan untuk melubangi
atau mengubah ukuran dan bentuk lubang
4. Driving tools (Dr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk
memindahkan alat dan material lain
5. Holding tools (H) merupakan alat-alata yang digunakan untuk menejepit
kayu, logam, plastik dan bahan lain.
6. Turning tools (Tr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memutar
sekrup, palang, baut atau mur.
7. Digging tools (D) merupakan peralatan yang digunakan untuk
mengeraskan, mengendurkan dan membuat rata.
8. Other tools (O) merupakan kelompok peralatan dalam bengkel yang tidak
termasuk ke dalam penggolongan di atas.
4
Tujuan Keselamatan Kerja adalah:
1. Agar tenaga kerja terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh lingkungan kerja
2. Agar tenaga kerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
3. Agar tenaga kerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
4. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja dapat digunakan sebaik-
baiknya
5. Agar semua hasil produksi terpelihara keamanannya
6. Agar dapat meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja
(Suma’mur, 1996).
Terdapat dua penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku
yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, penyebab
kecelakaan diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. Sembrono dan tidak hati – hati
2. Tidak mematuhi peraturan
3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. Tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Manajemen bengkel yang baik harus didukung oleh administrasi yang
tertib. Administrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi aset
bengkel.
2. Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan memperbaiki
mesin-mesin, maupun peralatan. Jadi fungsi bengkel adalah sebagai tempat
perawatan, perbaikan, dan penggantian komponen sistem sebuah mesin
maupun peralatan lainnya.
3. Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
pengguna bengkel atau pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik jasmani, rohani maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguann kesehatan yang disebabkan
oleh pekerjaan.
4. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan
peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja
5. Terdapat dua penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku
yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman,
6
DAFTAR PUSTAKA