Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman cengkeh di Indonesia lebih kurang 95 % diusahakan oleh rakyat dalam bentuk
perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh propinsi. Sisanya sebesar 5% diusahakan oleh
perkebunan swasta dan perkebunan negara. Cengkeh merupakan tanaman rempah yang
termasuk dalam komoditas sektor perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting
antara lain sebagai penyumbang pendapatan petani dan sebagai sarana untuk pemerataan
wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan. Pada mulanya bagian dari tanaman cengkeh yaitu bunga cengkeh hanya
digunakan sebagai obat terutama untuk kesehatan gizi. Sejak tahun 22 sebelum Masehi,
cengkeh digunakan sebagai rempah – rempah, diantaranya di Tiongkok digunakan dalam
upacara keagamaan yaitu dimasukan ke dalam peti mayat. Begitu juga bagi perwira yang
ingin menghadap kaisar diharuskan mengunyah cengkeh, sedang di Persia cengkeh
digunakan sebagai lambang cinta. Kemudian berkembang lagi dan sejak tahun 1980
cengkeh digunakan sebagai periang yaitu sebagai pencampur tembakau ditambah rempah
– rempah.
Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam minyak
cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan kandungan dapat mencapai 7096%. Dalam
senyawa eugenol terkandung beberapa gugus fungsional, yaitu alil (-CH2-CH=CH2), fenol
(OH) dan metoksi (-OCH3). Gugus tersebut memungkinkan eugenol menjadi bahan dasar
sintesis berbagai senyawa lain yang bernilai lebih tinggi seperti isoeugenol, eugenol asetat,
isoeugenol asetat, benzil eugenol, benzil isoeugenol, metil eugenol, eugenol metil eter,
eugenol etil eter, isoeugenol metil eter, vanilin dan sebagainya. Senyawa eugenol serta
senyawa turunannya tersebut mempunyai berbagai manfaat dalam berbagai industri, seperti
industri farmasi, kosmetika, makanan, minuman, rokok, pestisida nabati, perikanan,
pertambangan, kemasan aktif dan industri kimia lainnya(Towaha 2012). Rokok hasil
campuran antara cengkeh dan rempah lainnya disebut rokok kretek, sedang rokok
campuran tembakau dan rempah atau lainnya tanpa cengkeh disebut rokok sigaret atau
lebih 1itrosa disebut rokok putih. Sepuluh tahun kemudian dengan berkembangnya
pemakaian cengkeh sebagai bahan campuran rokok, Indonesia menjadi konsumen cengkeh
terbesar di dunia. Sekarang Indonesia merupakan negara produsen dan konsumen cengkeh
terbesar di dunia, terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku rokok kretek. Bagian
utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah bunganya yang sebagian besar
digunakan dalam 1itrosam rokok (Nurdjannah 2004).
Rokok merupakan salah satu olahan tembakau dengan menggunakan bahan ataupun
tanpa bahan tambahan. Rokok dengan bahan tambahan berupa cengkeh disebut rokok
kretek, sedangkan rokok tanpa bahan tambahan cengkeh disebut sebagai rokok putih.
Selain salah satu olahan tembakau, rokok juga merupakan salah satu zat adiktif yang bila
digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Proses
dari merokok terbagi menjadi dua reaksi, yaitu reaksi pembakaran dan reaksi pirolisa.
Reaksi pembakaran dengan oksigen akan membentuk senyawa CO2, H2O2, NO, SO, dan
CO. Reaksi pirolisa menyebabkan pemecahan struktur kimia rokok menjadi banyak
senyawa kimia yang strukturnya sangat kompleks. Setiap satu batang rokok yang dibakar,
maka akan menghasilkan sekitar 4000 macam bahan kimia, diantaranya ada 400 macam
bahan kimia tersebut bersifat toksik seperti bahan karsinogen, tar, nikotin, 2itrosamine,
karbonmonoksida, senyawa PAH (Polynuclear Aromatic Hydrogen), fenol, karbonil, klorin
dioksin dan furan (Tandean et al 2013). Oleh karena itu dibuat produk inovasi spray
cengkeh guna menghidari reaksi pembakaran yang dapat menghasilkan gas beracun dan
mengganggu kesehatan penggunanya.

1.2 Tujuan
Inovasi ini bertujuan menurunkan tingkat resiko penyakit paru-paru yang dapat
menyerang perokok aktif, serta meningkatkan nilai tambah dari produk cengkeh.
1.3 Output dan Sasaran
Output atau keluaran yang diharapkan dengan pembuatan produk inovasi ini yaitu
berkurangnya penderita penyakit paru-paru akibat merokok, serta bertambahnya
diversifikasi produk turunan cengkeh.
Sasaran produk inovasi ini adalah konsumen rokok, petani cengkeh serta pelaku usaha
di bidang yang terlibat.

II. PENGEMBANGAN PRODUK INOVASI


Spray rokok berbahan dasar minyak cengkeh diyakini dapat memberikan sensasi yang
hampir sama dengan merokok menggunakan langsung dari rokok kretek. Hal ini disebabkan
karena spray rokok mengandung nikotin yang akan merangsang produksi hormon dopamin
yang dapat memberikan sensasi nyaman, rileks dan tenang. Dengan adanya spray rokok maka
konsumen terbebas dari asap yang mengandung CO2, H202, NO, SO, dan CO. Spray rokok ini
dapat dikembangkan dengan penambahan rasa yang berbeda seperti halnya vape. Penambahan
rasa yang berbeda ini diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi produk spray rokok.
Rasa dapat divariasi dengan penambahan bahan seperti peppermint, kopi, coklat yang
ekstraknya dicampur dengan ekstrak cengkeh sehingga menghasilkan spray rokok yang
memiliki variasi rasa.

III. ANALISIS USAHA DAN PROSPEK BISNIS PRODUK INOVASI


Produksi rokok kretek telah berkembang dari sebuah industri tradisional ke sektor
manufaktur bernilai tambah, menyerap tenaga kerja dan sumber pendapatan pemerintah. Saat
ini industri rokok kretek Indonesia merupakan industri terbesar dan telah lama berkembang,
maka penyediaan bahan baku cengkeh secara kontinu menjadi sangat penting. Saat ini industri
rokok kretek indonesia dikuasai oleh empat perusahaan besar seperti Gudang Garam, Djarum,
Sampoerna, dan Betoel dengan pangsa pasar total sekitar 80% dibanding dengan lebih dari 100
perusahaan lainnya. Konsumen rokok di Indonesia saat ini sebesar 29,3% roporsi perokok
terbanyak terdapat di Kepulauan Riau dengan jumlah perokok setiap hari (27,2%) dan orang
yang kadang-kadang merokok sebesar (3,5%). Proporsi merokok penduduk umur 15 tahun ke
atas cenderung meningkat, dari tahun 2007 sebesar (34,2%) meningkat menjadi (36,3%) di
tahun 2013. Sedangkan untuk Jawa Tengah proporsi perokok usia di atas 10 tahun yang
merokok setiap hari sebesar (22,9%) dan perokok kadang-kadang sebesar (5,3%), dengan
jumlah batang yang dihisap dalam sehari pada saat ini sebesar (10,7%) (Riskesdas 2013).
Menurut World Helath Organization (WHO), rokok membunuh lebih dari 5 Juta orang per
tahun.
Mengetahui bahaya tersebut, Spray rokok dapat menjadi produk subtitusi dari rokok
kretek. Spray rokok ini dapat mengurangi angka kematian akibat kanker paru-paru,
meningkatkan nilai tambah cengkeh sebagai spray pengganti rokok guna meningkatkan devisa
negara.
Selain keuntungan diatas, spray rokok juga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan
seperti remaja dan dewasa karena tidak berbahaya, dilengkapi dengan variasi rasa yang
menarik. Harga spray cengkeh adalah Rp. 15.000 , harga ini sangat terjangkau bagi semua
kalangan sehingga dapat menggantikan peran rokok di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Nurdjannah N. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Jurnal Perspektif. 3(2) : 61-70
Towaha J. 2012. Manfaat eugenol cengkeh dalam berbagai industri di Indonesia. Jurnal
Perspektif. 11(2) : 79 - 90
Wantouw B, Tendean L, Batubara I.V.D,. Pengaruh paparan asap rokok kretek terhadap
kualitas spermatozoa mencit jantan (mus musculus). Jurnal e-Biomedik. 1(1): 330-337

Anda mungkin juga menyukai