Anda di halaman 1dari 21

MODUL II

PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI


(STOPWATCH TIME STUDY)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri, waktu kerja merupakan salah satu faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem produksi. Waktu kerja
berperan penting dalam penentuan produktivitas kerja serta dapat menjadi
tolak ukur untuk menentukan metode kerja yang lebih baik dalam
penyelesaian suatu pekerjaan. Penelitian pengukuran waktu kerja ini
dilakukan untuk mengetahui atau menganalisa gerakan-gerakan pada saat
proses perakitan, sehingga didapatkan waktu tertentu dalam proses
perakitan dari awal hingga akhir. Dari waktu yang telah didapatkan aka kita
bisa menganalisa seberapa berpengaruhnya gerakan-gerakan pada proses
perakitan terhadap waktu yang telah didapatkan. Sehingga gerakan-gerakan
yang kurang efisien bisa diminimalisir dan kita bisa dapatkan waktu optimal
untuk merakit benda tersebut. Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang
dibutuhkkan oleh seorang operator (yang sudah terlatih) untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja
yang normal.
Dalam praktikum modul II ini kita belajar tentang menentukan waktu
baku, waktu normal dan output standart per elemen kerja, seluruh elemen
kerja dan untuk melakukan perbaikan sistem kerja pada pembuatan produk
tempat sampah mini. Waktu yang digunakan untuk menghitung perhitungan
ini menggunakan faktor penyesuaian dan kelonggaran sehingga kita dapat
menentukan berapa waktu yang harus digunakan untuk sebuah produk.
Dengan demikian suatu pengukuran bisa ditetapkan aktu pastinya dan dari
semua itu kita dapat menentukan berapa waktu yang harus digunakan untuk
sebuah produk.

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan jam
henti ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan waktu baku / standard dari suatu elemen kerja.
2. Menentukan waktu baku / standard dari suatu rangkaian kerja proses
operasi.
3. Memperkirakan penyesuaian dan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
4. Menggunakan waktu baku / standard yang tersedia untuk melakukan
perbaikan system kerja.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Perancangan Sistem Kerja
Sistem kerja merupakan suatu kesatuan yang unsur-unsurnya terdiri
dari manusia, peralatan dan lingkungan, dimana unsur-unsur tersebut
terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan dari sistem kerja tersebut. Sistem
kerja yang ditata dengan baik sangatlah diperlukan dalam berbagai aktivitas
seperti perancangan tata letak fasilitas, penjadwalan produksi, pengukuran
kinerja pekerja untuk penetapan timbal jasa dan tata hitung ongkos.
Penataan suatu sistem kerja biasanya berdasarkan babarapa alternatif yang
ada, sehingga diperlukan suatu pemilihan untuk dapat menentukan sistem
kerja terbaik. Pemilihan ini ditentukan berdasarkan hasil pengukuran yang
dilakukan terhadap alternatif-alternatif tersebut. Penataan dan pengukuran
sistem kerja akan dapat menghasilkan suatu rancangan dan hasil yang baik,
dimana selanjutnya penataan dan pengukuran sistem kerja ini biasa disebut
dengan perancangan sistem kerja.
Dalam penerapannya, perancangan sistem kerja akan berinteraksi
dengan berbagai ilmu lain didalam disiplin teknik industri untuk secara
bersamaan mencapai keadaan optimal dari suatu system produksi dalam arti
kata yang luas, yaitu sistem yang terdiri dari komponen-komponen manusia,
bahan, mesin, peralatan, dan uang.
Perancangan Sistem Kerja ini dikembangkan oleh F.W. Taylor dan
F.B. Gilbreth. Berdasarkan penelitian dari F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth,

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
walaupun penelitian tersebut tidak dilakukan secara bersama-sama, yang
dikemudian hari dikenal sebagai suatu kesatuan dan dikenal sebagai
Perancangan Kerja atau Methods Engineering. Perancangan ini dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek teknologi, psikologis, dan sosiologis
kerja sehingga diperoleh sistem kerja yang lebih sesuai dengan kemampuan
serta keterbatasan manusia.
2.2 Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan lamanya
sebuah pekerjaan bisa diselesaikan. Pengukuran kerja berkaitan dengan
penentuan waktu standar. Waktu standar adalah waktu yang diperlukan oleh
seorang pekerja terlatih untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu, bekerja
pada tingkat kecepatan yang berlanjut, serta menggunakan metode, mesin
dan peralatan, material, dan pengaturan tempat kerja tertentu. Penentuan
waktu standar merupakan masukan penting bagi perencanaan proses
produksi. Salah satu cara yang sering digunakan untuk menentukan waktu
standar adalah dengan cara studi waktu. Waktu merupakan elemen yang
sangat menentukan da1am merancang atau memperbaiki suatu sistem kerja.
Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja mutlak 3 berhubungan dengan
waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi. Pengukuran waktu (time
study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya
waktu kerja yang dibutuhkkan oleh seorang operator (yang sudah terlatih)
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan
kerja yang normal,serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat
dikelompokkan atas dua kelompok besar :
a. Secara Langsung
• Pengukuran waktu dengan jam henti (Stop Watch Time Study )
• Sampling pekerjaan ( Work Sampling )
b. Secara Tidak Langsung
• Data Waktu Baku
• Data Waktu Gerakan, terdiri dari :
- Work Faktor (WF) System

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
- Maynard Operation Sequece Time (MOST System )
- Motion Time Measurement ( MTM System )
Kelebihan dan kekurangan pengukuran waktu kerja metode langsung dan
tak langsung.
a.) Metode Lansung
Kelebihan dari penggunaan metode ini sangatlah praktis, karena tidak
perlu menguraikan pekerjaan ke dalam elemen-elemen pekerjaan.
Kekurangan dari metode ini adalah dibutuhkan waktu lebih lama
untuk memperoleh data waktu yang banyak. Tujuannya adalah hasil
pengukuran yang teliti dan akurat. Biaya lebih mahal dengan menggunakan
metode ini.
b.) Metode Tak Langsung
Kelebihan dari metode ini adalah tidak harus ke tempat dimana
pekerjaan berlangsung, dengan syarat mengetahui elemen-elemen pekerjaan
yang diperlukan pekerjaan tersebut.Waktu relatif lebih singkat dan biaya
lebih murah.
Kekurangannya adalah tabel yang digunakan adalah tabel untuk data
orang eropa dan belum tentu cocok atau sesuai untuk orang Indonesia.
Dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk seorang pengamat pekerjaan karena
akan berpengaruh terhadap hasil perhitungan.
Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
a. Penetapan tujuan pengukuran.
b. Melakukan penelitian pendahuluan.
c. Memilih operator.
d. Melatih operator.
e. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan.
f. Menyiapkan alat-alat pengukuran.
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-
waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan
alat-alat yang telah disiapkan.
Tingkat ketelitian, tingkat keyakinan dan pengujian keseragaman data
tingkat ketelitian adalah penyimpangan maksimum hasil dari waktu

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
penyelesaian sebenarnya. Tingkat keyakinan adalah besarnya keyakinan
pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian.
Contoh, tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% memiliki arti
bahwa pengukur membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyipang
sejauh 10% dari rata-rata sebenarnya, dan kemungkinan berhasil
mendapatkan hal ini adalah 95%.
2.3 Penyesuaian (Perfomance Rating) dan Kelonggaran (Allowance)
a. Penyesuaian
Penyesuain dilakukan untuk menormalkan ketidakwajaran yang
terjadi selama pekerjaan berlangsung. Ketidakwajaran yang dapat terjadi
misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah mengejar
waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan dalam bekerja.
Biasanya penyesuaian dilambangkan dengan huruf (p). Jika operator
bekerja dengan cepat dari yang biasa maka nilai (p>1). Jika lambat dari
biasanya maka (p<1). Dan jika operator bekerja dengan normal maka (p=1).
Konsep tentang bekerja wajardalam melakukan pengamatan kita biasanya
kita dapat cara kerja seorang operator. Lambat ataupun cepat kita pasti akan
dapat menyatakan bahwa operator itu bekerja dengan cepat atau lambat.
Artinya pada saat itu kita telah membandingkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang lebih wajar.nah untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat
dalam pengukuran, pengalaman operator menjadi peran yang penting disini.
Karena semakin berpengalaman operator semakin peka inderanya dalam
bekerja. Maka untuk memudahkan dalam memilih konsep wajar, seorang
pengukur dapat mempelajari cara kerja seorang operator yang dianggap
normal yaitu :
1. Jika operator dianggap berpengalaman.
2. Bekerja tanpa usaha yang berlebihan sepanjang hari.
3. Menguasai cara kerja yang ditetapkan.
4. Menunjukan kesungguhan dalam melakukan pekerjaanya.
Terdapat beberapa cara untuk menentukan penyesuaian. Pertama yaitu
cara persentasi, dimana faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh
pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Jadi

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
sesuai dengan pengukuran pengamat mementukan harga p yang menurutnya
akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu
siklus. Maka dikembangkan cara lain yang lebih objektif seperti cara
humard dimana memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas
performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri.
Kelas-kelas tersebut seperti menurut kelas super fast+, fast, fast-, exelent
dan seterusnya.
Cara terakhir yaitu cara objektif yaitu dengan memperhatikan dua
faktor kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan yang dipandang
secara bersama dapat menentukan berapa harga p untuk mendapatkan waktu
normal (Sutalaksana, 1979).
b) Kelonggaran
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan
oleh pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati. Karenanya sesuai
pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu
ditambahkan (Sutalaksana, 1979).

c. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Identifikasi Variabel
Adapun identifikasi Variabel dari praktikum pengukuran waktu kerja
dengan jam henti ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh
variabel lain, dalam hal ini variabel terikatnya adalah WS, WB, WN,
dan OS.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Adapun variabel yang dipengaruhi dalam hal ini adalah data waktu
pengamatan dan allowance.

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
3.2 Langkah-Langkah Pengukuran Waktu Baku
Adapun langkah-langkah dari pengukuran waktu baku (flowchart)
adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Langkah langkah pengukuran waktu baku ( flowchart).

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Gambar Produk
Adapun gambar produk jadi yang telah dibuat pada praktikum
sebelumnya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Produk Jadi Tempat Sampah Mini

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
4.1.2 Peta Proses Operasi
Tabel 4.1 Peta Proses Operasi Pembuatan Tempat Sampah Mini
PETA PROSES OPERASI
Pekerjaan : Merakit Tempat Sampah Mini Tanggal Pemetaan : 11 Februari 2020
No Peta : 01 Dipetakan Oleh : Selasa / 13
Sekarang Usulan

Duplek atap ukr 12 x 9 cm Duplek badan ukr 30 x 40cm

160’’ O-5 Mengukur & Menandai


O-1 Mengukur & Menandai
77’'

132’’ O-6
Memotong O-2
78’’ Memotong

69’’ O-7
Melipat
O-3 Melipat
35’’
37’’ O-8
Membuat Pengunci

O-4 Merakit
77’’
154’’ O-9 Merakit

152’’
0-10 Merakit Atap & Merakit
Badan

152’’
0-11 Menghias tempat
sampah

RINGKASAN
Kegiatan Jumlah Waktu Inspeksi
I-I
Operasi 11 1123’’
Pemeriksaan 1 Penyimpanan
Penyimpanan 1

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
4.1.3 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
Tabel 4.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan Perakitan Tempat Sampah mini
PETA TANGAN KIRI DAN
TANGAN KANAN
Pekerjaan : Merakit Tempat Sampah Mini
Departemen :-
Nomor Peta : 02
Sekarang Usulan
Dipetakkan oleh: Selasa / kelompok 13
Tanggal dipetakan : 11 Februari 2020

No Tangan Kiri Jarak Waktu Lambang Waktu Jarak Tangan


(cm) (detik) (detik) (cm) Kanan

1 Mengukur G R Mengkur
dan H G dan
menandai P M menandai
U P
U
RL
2 R
G
G
Memotong U
H
M Memotong
RL
P
RL
3 Melipat R Melipat
G
G
P
P
RL
U
4. Membuat P Membuat
Pengunci G Pengunci
H U
G R
M
RL
5 Merakit Pengunci R Merakit
G G Pengunci
H P
RL A
M
6 Merakit Badan G R Merakit Badan
M G
A M
P RL
P
A

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
7 Merakit atap dan G G Merakit atap
badan M M dan badan
H A
A P
RL
H
U
8 Menghias G RE Menghias
P G
M P
A M
A
RL
TOTAL 26 48
Ringkasan
Waktu tiap siklus
Jumlah produk tiap siklus
Waktu untuk membuat satu produk

4.1.4 Data Pengamatan


Tabel 4.3 Data Pengamatan
Lintasan I (Badan )
Pengamatan
No Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6
1 Mengukur dan menandai 142 92 128 207 214 181
2 Memotong 108 150 116 193 129 97
3 Melipat 53 74 55 67 92 74
4 Merakit badan 102 182 107 270 82 186
Memasang tusuk + merakit
5
atap dan badan 73 367 79 198 116 79
6 Menghias 202 102 192 168 127 125
Lintasan II (Atap)
1 Mengukur dan menandai 94 67 65 58 95 81
2 Memotong 53 152 44 53 64 102
3 Melipat 40 50 26 28 29 39
4 Membuat pengunci 37 32 37 29 45 43
5 Merakit atap 114 142 44 82 35 45

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
4.2 Data Pengolahan
Adapun data yang diolah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
4.2.1 Merakit Badan
A. Data Waktu Pengamatan
Data yang didapat dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan jam
henti sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data Waktu Pengamatan Merakit Badan
Data Pengamatan (dalam detik)
Session ∑𝑋 ∑ 𝑋2
1 2 3 4 5 6
1 142 92 128 207 214 181 964 166418
2 108 150 116 193 129 97 793 110919
3 53 74 55 67 92 74 415 29739
4 102 182 107 270 82 186 929 169197
5 73 367 79 198 116 79 912 205160
6 202 102 192 168 127 125 916 148050
Jumlah 4929 829483

B. Uji Keseragaman Data


1. Rata-Rata
∑𝑥 4929
𝑋̅ = 𝑁 = 36 = 136,916 detik

2. Standar deviasi
∑(𝑥− 𝑋̅ )2 (142−136,91)2 + …+(132−136,91)2
𝜎= √ =√ = 260,3881
𝑁−1 36−1

3. Mencari Nilai K
a. Tingkat Keyakinan
CL= 100% - S% = 100% - 47,8304 % = 52,169 %
Untuk tingkat kepercayaan 95% < CL ≤ 99% harga K=3
Untuk tingkat kepercayaan 68% < CL ≤ 95% harga K=2
Untuk tingkat kepercayaan CL ≤ 68% harga K=1
Analisa: kemungkinan berhasil mendapatkan tingkat keyakinan
sebesar 68% maka nilai 1
b. Tingkat Ketelitian
𝜎𝑥 85,4
S= x100% = x 100% = 47,8304 % = 0,485
𝑥̅ 159,6

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
Analisa: Pengukuran membolehkan rata-rata hasil
pengukurannya menyimpang sejauh 47,83 % atau 0,4783 dari rata-rata
sebenarnya.
4. Mencari Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
BKA = 𝑋̅ + 1 𝜕𝑥
= 136,9 + (1 x 60,38) = 197,28 detik
BKB = ̅𝑋 - 3 𝜕𝑥
= 136,9 - (1 x 60,38) = 76,52 detik
BK =𝑋̅
= 136,9

5. Peta Kontrol

Gambar 4.5 Peta Kontrol Merakit Badan


Analisa:
Berdasarkan peta kontrol diatas maka dapat dilihat terdapat data yang
keluar dari Batas Kontrol Atas (BKA). Maka dapat disimpulkan
bahwa data belum dapat dikatakan seragam sehingga perlu dilakukan
pembuangan data dan percobaan ulang.

C. Uji Kecukupan Data


Setelah dilakukan uji keseragaman data waktu kerja maka kita dapat
melakukan uji kecukupan data dengan rumus sebagai berikut:
𝑘⁄ √𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 2
𝑠
N’ =[ ∑𝑥
]

1⁄ 2
2
0,05 √36 (829483) −(4929)
= [ 4929
]

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
= 9,573
Karena data N’ ≤ N yaitu 9,573 ≤ 36 maka data yang digunakan sudah
cukup.
D. Perhitungan Waktu Kerja
1. Waktu Siklus (WS)
∑𝑥 4929
Ws = 𝑋̅ = = = 136,916 detik
𝑁 36

2. Waktu Normal (WN)


Berikut ini adalah faktor penyesuaian merakit badan:
Tabel 4.5 Tabel Faktor Penyesuaian Merakit Badan
Faktor Penyesuaian
Faktor Kelas Lambang Nilai
Keterampilan Good C1 +0,03
Usaha Good C1 +0,03
Keadaan Kerja Good C +0,02
Konsistensi Good C +0,01
Total +0,09
P = 1 (pekerja normal) -> P = 1 ± performance rating =
1+0,12=1,09
Maka didapat Waktu Normal (WN) sebagai berikut:
WN = WS x P = 136.916 x 1,9 = 149,238detik

Analisa:
Waktu normal yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk
melakukan proses pada stasiun membuat lubang sebesar 149,238
detik/pcs

3. Waktu Baku (WB)


Untuk stasiun kerja membuat lubang faktor kelonggaran yang
diberikan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tabel Faktor Kelonggaran Merakit Badan

Faktor Kelonggaran
Jenis Kelonggaran Kelonggaran %
1. Untuk kebutuhan pribadi 1,0
2. Untuk menghilangkan rasa
Lelah
a. Tenaga yang dikeluarkan 6,0
b. Sikap kerja 1,0
c. Gerakan kerja 5,0

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
d. Kelelahan mata 12,0
e. Keadaan suhu tempat kerja 5,0
f. Keadaan atmosfer 0
g. Keadaan lingkungan 0
M
3. Untuk hambatan yang tak 0
Terhindarkan
a
Besar Kelonggaran 30,0
k
a diperoleh waktu baku (Wb)
100%
Wb = Wn x (100% − 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒)
100%
= 153,346 x (100% − 30% ) = 219,065 detik/rakit

Analisa:
Waktu baku yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki tingkat
kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan melakukan
proses merakit badan sebesar 219,065 detik/pcs.
4. Output Standard
1 1
= 𝑊𝑏 = 219,065 = 0,00456 rakit/detik

Analisa :
Output standart yang dihasilkan seorang pekerja yang memiliki
tingkat kemampuan rata-rata dari pekerjaan pada proses merakit
badan sebesar 0,00456 pcs tiap detik.
4.2.2 Merakit Atap
A. Data Waktu Pengamatan
Data yang didapat dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan jam
henti sebagai berikut :
Tabel 4.7 Data Waktu Pengamatan Merakit atap
Data Pengamatan (dalam detik)
Session 6 ∑𝑋 ∑ 𝑋2
1 2 3 4 5
1 94 67 65 58 95 81 460 36500
2 53 152 44 53 64 102 468 45158
3 40 50 26 28 29 39 212 7922
4 37 32 37 29 45 43 223 8477
5 114 142 44 82 35 45 22 45070
Jumlah 1385 143127

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
B. Uji Keseragaman Data
1. Rata-Rata
∑𝑥 1385
𝑋̅ = 𝑁 = 30 = 46,16667 detik

2. Standar deviasi
∑(𝑥− 𝑋̅ )2 (89−73,37)2 + (100−73,37)2 +⋯……(41−73,37)2
𝜎= √ =√ = 104,95
𝑁−1 30−1

3. Mencari Nilai K
a. Tingkat Keyakinan
CL= 100% - S% = 100% - 47,68 % = 52,32 %
Untuk tingkat kepercayaan 95% < CL ≤ 99% harga K=3
Untuk tingkat kepercayaan 68% < CL ≤ 95% harga K=2
Untuk tingkat kepercayaan CL ≤ 68% harga K=1
Analisa: kemungkinan berhasil mendapatkan tingkat keyakinan
sebesar 68% maka nilai 1
b. Tingkat Ketelitian
𝜎𝑥 34,99
S= x100% = x 100% = 47,69 % = 0,4769
𝑥̅ 73,36667

Analisa: Pengukuran membolehkan rata-rata hasil pengukurannya


menyimpang sejauh 47,68 % atau 0,4768 dari rata-rata sebenarnya.
4. Mencari Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
BKA = 𝑋̅ + 1 𝜕𝑥
= 46,16667 + (1 x 34,99) = 81,35 detik
BKB = ̅𝑋 - 1 𝜕𝑥
= 73,36667 - (1 x 34,99) = 11,37 detik

BK =𝑋̅
=46,16667

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
5. Peta Kontrol

Gambar 4.5 Peta Kontrol Merakit Badan


Analisa:
Berdasarkan peta kontrol diatas maka dapat dilihat terdapat data yang
keluar dari Batas Kontrol Atas (BKA). Maka dapat disimpulkan
bahwa data belum dapat dikatakan seragam sehingga perlu dilakukan
pembuangan data dan percobaan ulang.

C. Uji Kecukupan Data


Setelah dilakukan uji keseragaman data waktu kerja maka kita dapat
melakukan uji kecukupan data dengan rumus sebagai berikut:
𝑘⁄ √𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 2
𝑠
N’ = [ ∑𝑥
]

1⁄ 2
2
0,05 √30 (196993) −(1385)
= [ ]
1385

= 9,667
Karena data N’ ≤ N yaitu 9,667 ≤ 30 maka data yang digunakan sudah
cukup.
D. Perhitungan Waktu Kerja
1. Waktu Siklus (WS)
∑𝑥 1385
Ws = 𝑋̅ = = = 46,16 detik
𝑁 30

2. Waktu Normal (WN)


Berikut ini adalah faktor penyesuaian merakit badan:
Tabel 4.5 Tabel Faktor Penyesuaian Merakit Badan
Faktor Penyesuaian
Faktor Kelas Lambang Nilai

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
Keterampilan Good C1 +0,03
Usaha Good C1 +0,03
Keadaan Kerja Good C +0,02
Konsistensi Good C +0,01
Total +0,09
P = 1 (pekerja normal) -> P = 1 ± performance rating =
1+0,12=1,09
Maka didapat Waktu Normal (WN) sebagai berikut:
WN = WS x P = 46,16 x 1,09 = 50,314 detik
Analisa:
Waktu normal yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk
melakukan proses pada stasiun membuat lubang sebesar 50,314
detik/pcs
4. Waktu Baku (WB)
Untuk stasiun kerja membuat lubang faktor kelonggaran yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tabel Faktor Kelonggaran Merakit Atap
Faktor
Kelonggaran
Jenis Kelonggaran Kelonggaran %
1. Untuk kebutuhan pribadi 1,0
2. Untuk menghilangkan rasa
Lelah
a. Tenaga yang dikeluarkan 6,0
b. Sikap kerja 1,0
c. Gerakan kerja 5,0
d. Kelelahan mata 12,0
e. Keadaan suhu tempat 5,0
kerja
f. Keadaan atmosfer 0
g. Keadaan lingkungan 0
3. Untuk hambatan yang tak 0
Terhindarkan
Besar Kelonggaran 30,0

Maka diperoleh waktu baku (Wb)


100%
Wb = Wn x (100% − 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒)
100%
= 50,314 x (100% − 30 % ) = 71,87 detik/rakit

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
Analisa:
Waktu baku yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki tingkat
kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan melakukan
proses merakit badan sebesar 71,87detik/pcs.
5. Output Standard
1 1
= 𝑊𝑏 = 71,87 = 0,013 rakit/detik

Analisa :
Output standart yang dihasilkan seorang pekerja yang memiliki
tingkat kemampuan rata-rata dari pekerjaan pada proses merakit atap
sebesar 0,013 pcs tiap detik.
4.3 Hasil dan Analisa
Adapun hasil dan analisa dari praktikum pengukuran waktu kerja
dengan jam henti ini adalah :
1. Hasil perhitungan waktu baku masing-masing elemen kerja pada
perakitan badan didapatkan waktu baku sebesar 219,065 detik/rakit.
Pada elemen kerja perakitan atap didapatkan waktu baku sebesar
71,87detik/rakit.
2. Hasil perhitungan output standard masing-masing elemen kerja pada
perakitan badan didapatkan output standard sebesar 0,00456,
rakit/detik. Pada elemen kerja perakitan atap didapatkan output
standard sebesar 0,013 rakit/detik.
3. Perbaikan sistem kerja pada data perakitan produk tempat sampah
mini perlu dilakukan hanya pada bagian badan dan atap. Karena total
perakitan badan dan atap belum cukup efektif dan efisien. Dengan N’
melebihi 30. Sehingga data pengamatan perakitan badan dan atap
dikatakan belum cukup.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan
jam henti ini adalah :
1. Hasil Waktu Badan dan Atap

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
Hasil perhitungan waktu baku masing-masing elemen kerja pada
perakitan badan didapatkan waktu baku sebesar 219,065 detik/rakit.
Pada elemen kerja perakitan atap didapatkan waktu baku sebesar
71,87 detik/rakit.
2. Elemen Kerja Keseluruhan
Hasil perhitungan output standard masing-masing elemen kerja pada
perakitan badan didapatkan output standard sebesar 0,00465
rakit/detik. Pada elemen kerja perakitan atap didapatkan output
standard sebesar 0,013 rakit/detik.
3. Perbaikan sistem kerja pada data perakitan produk tempat sampah
mini perlu dilakukan hanya pada bagian badan dan atap. Karena total
perakitan badan dan atap belum cukup efektif dan efisien. Dengan N’
melebihi 30. Sehingga data pengamatan perakitan badan dan atap
dikatakan belum cukup.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum pengukuran waktu kerja dengan jam
henti ini adalah :
1. Sebaiknya praktikan dibekali dengan materi elemen gerakan therblig
yang digunakan dalam pengerjaan laporan.
2. Seharusnya pada praktikum modul ini, diberi materi praktikum agar
para praktikan faham dengan apa yang harus dikerjakan.
3. Sebaiknya praktikum masih tetap dilakukan seperti biasa, agar
didalam lab tidak terasa kosong.

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II
VI. DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R.M. 2013. Motion and Time Study (Design and Measurement of
Work). John Wiley & Sonsm. Second Edition: New York
Fiansyah, Adera. 2016. ”Pengukuran Waktu Kerja”. (http://aderafiansyah.
blogspot.com/2016/08/pengukuran-waktu-kerja.html) Diakses pada
25 Februari 2020 pukul 19.55 WIB.
Safwadime. 2016. “Pengukuran Kerja Dan Waktu Kerja Normal”. (http://
safwadime.blogspot.com/2016/05/pengukuran-kerja-dan-waktu-
kerja-normal.html). Diakses pada 24 Februari pukul 20.50 WIB.
Tajiri, Yasmin. 2017 Waktu Baku (http://pengukuran kerja.blogspot.Com/
2017 /01/teknik-teknik - pengukuran-kerja.html). Diakses pada 25
Februari pukul 20.50 WIB.
Wingnosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna
Widya Edisi-Pertama Cetakan Ketiga: Surabaya.

Nama : Ridho Awang Sudrajat


NPM/ Session : 18032010125 / Selasa II
Modul : II

Anda mungkin juga menyukai