Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH GEOLOGI TEKNIK

“MACAM-MACAM STRUKTUR GEOLOGI DAN SESAR”

DOSEN PEMBIMBING:

I Made Putra Dwityagana, ST., MT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Ni Putu Arnita Damayanti 1804010375


2. I Gede Agus Arianta 1804010376
3. I Gusti Ngurah Agung Krisna Smara Yudha 1804010377
4. I Putu Weda Pradnyana Putra 1804010378

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Macam-Macam Struktur Geologi dan Sesar”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Geologi Teknik di Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik di Universitas Hindu Indonesia. Selanjutnya, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak I Made Putra Dwityagana,ST., MT selaku
dosen pembimbing mata kuliah Geologi Teknik dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu kami harapkan demi
lebih sempurnanya makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
dan semoga Tuhan selalu menyertai setiap usaha kita.

Denpasar, 3 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Struktur Geologi .................................................................................. 3


2.2 Macam-Macam Struktur Geologi ........................................................................... 3
2.3 Pengertian Sesar ...................................................................................................... 11
2.4 Ciri-Ciri Sesar ......................................................................................................... 12
2.5 Klasifikasi Sesar...................................................................................................... 12
2.6 Jenis-Jenis Sesar ..................................................................................................... 13

BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 21

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 21


3.2 Saran ....................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kekar Kolom ..................................................................................................... 4

Gambar 2. Contoh Struktur Sedimen Perlapisan Sejajar .................................................... 4

Gambar 3. Gneiss, salah satu contoh foliasi pada batuan metamorf .................................. 5

Gambar 4. Unsur Geometri Lipatan.................................................................................... 6

Gambar 5. Klasifikasi Lipatan ............................................................................................ 7

Gambar 6. Klasifikasi Lipatan Berdasarkan Bentuk........................................................... 8

Gambar 7. Geometri Kekar ................................................................................................. 9

Gambar 8. Kekar Tarik ....................................................................................................... 9

Gambar 9. Hanging Wall dan Foot Wall ............................................................................ 12

Gambar 10. Klasifikasi Sesar ................................................................................................... 13

Gambar 11. Normal Fault (Extention Fault) ....................................................................... 14

Gambar 12. Reserve Fault ( Contraction Fault) .................................................................. 15


Gambar 13. Strike Slip Fault/Transcurent Fault/Wrench Fault .......................................... 16

Gambar 14. Perbedaan Normal Fault, Reserve Fault, dan Strike Slip Fault ...................... 16

Gambar 15. Skema Lapisan Susunan Batuan Sedimen ...................................................... 17

Gambar 16. Nonconformity ................................................................................................ 18

Gambar 17. Angular Conformity ........................................................................................ 18

Gambar 18. Disconformity ................................................................................................. 19

Gambar 19. Paraconformity ................................................................................................ 19

Gambar 20. Perbedaan Nonconformity, Disconformity, Angular Conformity,Paraconformity


............................................................................................................................................. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai
unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan
sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit).
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang
terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu
wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai
akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan
maupun patahan/sesar.
Dalam ilmu geologi struktur dikenal berbagai bentuk perlipatan batuan, seperti sinklin dan
antiklin. Jenis perlipatan dapat berupa lipatan simetri, asimetri, serta lipatan rebah
(recumbent/overtune), sedangkan jenis-jenis patahan adalah patahan normal (normal fault),
patahan mendatar (strike slip fault), dan patahan naik (trustfault). Adapun bermacam-macam
jenis struktur geologi di muka bumi ini yang dibagi berdasarkan penyebab terjadinya yaitu
struktur primer dan struktur sekunder, yang kemudian akan dibagi lagi ke dalam beberapa
bentuk.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu struktur geologi?
2. Apa saja macam-macam struktur geologi?
3. Apa pengertian sesar?
4. Apa ciri-ciri sesar?
5. Apa saja klasifikasi sesar?
6. Apa saja jenis-jenis sesar?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Geologi Teknik.
2. Untuk mengetahui macam-macam struktur geologi.
3. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam sesar atau patahan.
4. Untuk mengedukasi pembaca pentingnya mempelajari, memahami, dan meningkatkan
pengetahuan tentang geologi teknik.

1.4 Manfaat
1.Menambah pengetahuan tentang macam-macam struktur geologi.
2.Menambah pengetahuan tentang apa itu sesar dan macam-macam sesar.
3.Dapat digunakan sebagai bahan pengajaran di bidang pendidikan maupun untuk
penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur Geologi
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan
tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi juga
merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik .Cabang geologi yang menjelaskan
struktur geologi secara detail disebut geologi struktur,dimana geologi struktur merupakan
cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai bentuk arsitektur kulit bumi.Kekutan
Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa stress (tegangan).

2.2 Macam-Macam Struktur Geologi


Berdasarkan saat terjadinya, struktur geologi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Struktur Primer

- Struktur Sekunder
1. Struktur Primer
Struktur primer adalah struktur yang berbentuk bersamaan dengan saat pembentukan
batuannya. Contoh struktur primer :
A. Kekar kolom
Kekar kolom adalah hasil bentukan pendinginan aliran lava atau intrusi dangkal
magma. Bentuknya beragam dan menarik, ada segi empat, segi lima, segi enam, atau biasa
disebut struktur sarang lebah. Pertanyaannya mengapa bisa begitu?
Menurut Spry (1962), kolom-kolom ini terbentuk akibat tekanan saat lava mendingin.
Pada saat pendinginan ini, lava berkontraksi, membentuk rekahan. Sekali rekahan ini terbentuk,
rekahan ini berkembang. Dan pertumbuhan rekahan ini tegak lurus dengan arah aliran.
Bentuk yang berkembang adalah segi enam dan ditengarai sebagai bentuk yang paling
sempurna, misalnya bentuk sarang lebah. Apabila cairan lava atau intrusi ini mendingin dengan
sempurna tanpa gangguan, kekar kolom dapat terbentuk dengan sempurna. Namun, apabila ada
gangguan, karena topografi atau aliran terlalu cepat, pembentukan kekar kolom menjadi
terganggu. Analoginya bisa dimisalkan pada pembuatan jaring laba-laba. Apabila laba-laba
membentuk jaringnya pada malam yang tidak berangin, jaring-jaring yang terbentuk akan
sempurna, simetris, dan bagus. Namun apabila ia membentuk jaringnya pada malam yang
berangin, hujan, atau banyak gangguan, jaring-jaringnya akan sedikit kurang beraturan

3
Gambar 1. Kekar Kolom

B. Struktur sedimen
Struktur sedimen merupakan penampakan dari perlapisan normal termasuk
penampakan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang disebabkan
proses baik selama pengendapan berlangsung maupun setelah pengendapan berhenti. Oleh
sebab itu perlu kiranya dijelaskan dulu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan perlapisan
(bedding) itu, sehingga selanjutnya akan memperjelas batasan struktur sedimen.
Struktur sedimen menurut Otto (1938), adalah suatu perlapisan tunggal dimana satuan
sedimentasi yang diendapkan pada kondisi fisik yang tetap konstan. Sejalan dengan itu
mengartikan perlapisan sendiri sebagai bidang-bidang permukaan pengendapan yang
disebabkan oleh suatu perubahan rezim sedimentasi dari waktu ke waktu. Perubahan ini
meliputi aspek fisis, proses biologi, & kimia.

Gambar 2. Contoh struktur sedimen perlapisan sejajar


4
C. Foliasi
Foliasi disebabkan oleh gaya geser (tekanan yang mendorong bagian - bagian berbeda
dari batuan dari berbagai arah ), atau tekanan diferensial . Lapisan - lapisan tersebut berbentuk
sejajar dengan arah gaya geser, atau tegak lurus arah tekanan terbesar. Batuan metamorf non-
foliasi biasanya terbentuk akibat terkena tekanan diferensial atau gaya geser yang tidak begitu
signifikan pada batuan. Foliasi biasa ditemukan di batuan yang dibentuk akibat metamorfisme
regional yang umum di formasi sabuk pegunungan (sabuk orogenik).
Secara teknis, foliasi adalah setiap bidang planar tertekan pada batuan. Batuan
mengalami foliasi . seperti metamorfisme prograde pada batulumpur, batusabak, filit, sekis,
dan gneis. Belahan slatey yang umum pada batusabak terjadi akibat orientasi mikroskopik dari
kristal - kristal filosilikat. Pada gneiss, foliasi biasanya digambarkan sebagai pita - pita yang
tersusun akibat segregasi fase - fase mineral.

Gambar 3. Gneiss, salah satu contoh foliasi pada batuan metamorf

2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder ialah struktur yang terjadi setelah saat pembentukan batuan.
Struktur sekunder terdiri dari tiga jenis, yaitu :
a. Lipatan

b. Kekar (Rekahan)

c. Sesar (Patahan)

5
Berikut penjelasan untuk masing-masing struktur sekunder :
A. Struktur Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang didalam
bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat didalam lipatan adalah struktur bidang,
misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan merupakan gejala yang penting, yang
mencerminkan sifat dari deformasi; terutama, gambaran geometrinya berhubungan dengan
aspek perubahan bentuk (deformasi) dan perputaran (rotasi). Lipatan terbentuk bila mana
bidang yang telah ada sebelumnya terubah menjadi bentuk bidang lengkung atau garis
lengkung.
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala
buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya
yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan.

Gambar 4. Unsur Geometri Lipatan

Klasifikasi Lipatan
Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain:
1. Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup).
2. Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)
3. Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung).
4. Recumbent Fold (lipatan rebah).

6
Gambar 5. Klasifikasi lipatan

Antiklin dan Sinklin


Antiklin adalah lipatan dengan batuan tertua pada “core” suatu lipatan Sedangkan
Syncline adalah suatu lipatan dengan batuan termuda pada core suatu lipatan. Pada kondisi
normal, suatu daerah yang terlipat, anticlines biasanya berbentuk antiformal, dan synclines
berbentuk synformal.
Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya
1.Concentric Fold : (lipatan konsentris / lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan
dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.
2. Similar Fold. : adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipat
dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin, ukurannya tidak
banyak berubah ke dalam maupun ke atas.
3. Chevron Fold. : adalah lipatan menyudut atau sendinya tajam dan menyudut. Dalam hal ini,
sayap lipatannya merupakan bidang planar.
4. Isoclinal Fold. : adalah lipatan dimana kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif
sejajar dan kedua sayapnya sejajar atau hampir sejajar.
5. Box Fold : adalah lipatan dimana bagian puncaknya relatif rata atau datar
6. Kink Fold : adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar

7
Gambar 6. Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuk

B. Kekar (joint)
Kekar adalah bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan, dan sepanjang
bidang tersebut belum terjadi pergeseran. Di samping merupakan bidang datar, kekar dapat
pula merupakan bidang lengkung (billings, 1954 : 108). Kekar adalah suatu fracture (retakan
pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan
oleh gejala tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:
- Pemotongan bidang perlapisan batuan.

-Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa, dan sebagainya.

-Penampakan breksiasi.
Berdasarkan geometri, kekar dapat dibagi menjadi :
1. Kekar jurus (strike joints), bila arah jurus kekar sejajar atau hampir sejajar dengan jurus
bidang lapisan batuan sedimen, struktur schistosity sekis dan struktur gneissic gneiss.
2. Kekar turun (Dip joints), bila arah jurus bidang kekar sejajar atau hampir sejajar dengan arah
dip lapisan batuan, schistosity atau dip struktur gneissic.
3. Oblique atau diagonal joints, bila arah jurus bidang kekar terletak antara jurus dan arah dip
batuan yang bersangkutan.
4. Bedding joints, bila bidang kekar sejajar dengan bidang lapisan batuan sedimen.

8
Gambar 7. Geometri Kekar

Berdasarkan genesisnya kekar dapat dibedakan menjadi:


1. Kekar Kolom umumnya terdapat pada batuan basalt, tetapi kadang juga terdapat pada batuan
beku jenis lainnya. Kolom-kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan,
sehingga pada sill atau aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih
akan horizontal, dengan mengukur sumbu kekar kolom kita dapat merekonstruksi bentuk dari
bidang pendinginan dan struktur batuan beku.

2. Kekar Tarik (tension joints), bila bidang kekar tegak lurus terhadap arah gaya tarik yang
bekerja pada batuan.

Gambar 8. Kekar Tarik

9
Ciri-ciri dilapangan :
-Bidang kekar tidak rata.

-Selalu terbuka.

-Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.

-Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein.
3. Kekar gerus (shear joints), disebabkan oleh gaya kompresi yang cenderung menggeser
batuan atau menyesarkan batuan.
Ciri-ciri di lapangan :
-Biasanya bidangnya licin.

-Memotong seluruh batuan.

-Memotong komponen batuan.

-Biasanya ada gores garis.

-Adanya joint berpola belah ketupat.


Kekar tarik yang disebabkan oleh pengurangan volume adalah contoh tipe kekar tarik yang
mudah dikenal, seperti kekar tiang (columnar joints) pada basalt.

C.Sesar (Fault)

10
2.3 Pengertian Sesar (Fault)
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yg
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakannya bisa
relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lain
(Billings,1954:124). Pergerakan yang secara tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa
mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault) merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada
batuan yang sudah mengalami pergeseran (Williams, 2004). Sesar terjadi sepanjang retakan
pada kerak bumi yang mengalami slip diantara dua sisi yang terdapat pada sesar tersebut
(Williams, 2004). Beberapa istilah yang dipakai dalam analisis sesar antara lain:
a. Jurus sesar (strike of fault) adalah arah garis perpotongan bidang sesar dengan bidang
horisontal dan biasanya diukur dari arah utara.
b. Kemiringan sesar (dip of fault) adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan
bidang horisontal, diukur tegak lurus strike.
c. Net slip adalah pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang sesar akibat
adanya sesar.
d. Rake adalah sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran horisontal
searah jurus) pada bidang sesar.
Dalam penjelasan sesar, digunakan istilah hanging wall dan foot wall sebagai penunjuk
bagian blok badan sesar. Hanging wall merupakan bagian tubuh batuan yang relatif berada di
atas bidang sesar. Foot wall merupakan bagian batuan yang relatif berada di bawah bidang
sesar.

Gambar 9. Hanging Wall dan Foot Wall

11
2.4 Ciri-Ciri Sesar
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind
fault). Sesar tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah
sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan sedimen.
Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat
digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
1. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)
2. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
3. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
4. Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses, atau
lices, milonit.
5. Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.
6. Perbedaan fasies sedimen.
7. Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangularfacet,
dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural.
8. Adanya boundins : lapisan batuan yang terpotong-potong akibat sesar.

2.5 Klasifikasi Sesar


Klasifikasi sesar dapat dibedakan berdasarkan geometri dan genesanya.
a. Klasifikasi geometris
1) Berdasarkan rake dari net slip.

2) Berdasarkan kedudukan relatif bidang sesar terhadap bidang perlapisan atau struktur
regional

3) Berdasarkan besar sudut bidang sesar

4) Berdasarkan pergerakan semu

5) Berdasarkan pola sesar

12
Gambar 10. Klasifikasi Sesar

2.6 Jenis-Jenis Sesar


A. Sesar Normal / Sesar Turun (Extention Faulth)
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi sebagai gaya
utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi (Extention Faulth) sebab
ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi. Sesar normal juga dikaitkan dengan
sesar tumbuh (growth fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Pada
permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar sintetik, sementara
sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik. Kedua cabang sesar ini bertemu
dengan sesar utama di bagian dalam bumi.
Sesar normal sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi
akan bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan. Hanging wall relatif turun terhadap foot
wall, bidang sesarnya mempunyai kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar
turun.

13
Gambar 11. Normal Fault (Extention Fault)
Patahan atau sesar turun adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok lainnya. Fault scar pada
bidang miring imaginer tadi atau dalam kenyataannya adalah permukaan dari bidang sesar.

B. Sesar naik (reverse fault / contraction faulth)


Sesar naik (reverse fault) untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya relatif bergerak
naik terhadap bagian foot wall. Salah satu ciri sesar naik adalah sudut kemiringan dari sesar itu
termasuk kecil, berbeda dengn sesar turun yang punya sudut kemiringan bisa mendekati
vertical. Nampak lapisan batuan yg berwarna lebih merah pada hanging wall berada pada posisi
yg lebih atas dari lapisan batuan yg sama pada foot wall. Ini menandakan lapisan yg ada di
hanging wall udah bergerak relatif naik terhadap foot wall-nya.

14
Gambar 12. Reserve Fault ( Contraction Fault)

C. Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault)


Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar yang
pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar
ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan
menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang
vertikal, sehingga istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem
sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan
dekstral (menganan).

15
Gambar 13. Strike Slip Fault/Transcurent Fault/Wrench Fault

Gambar 14. Perbedaan Normal Fault, Reserve Fault, dan Strike Slip Fault

16
D. Bidang perlapisan
Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu bidang yang
memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan kemudian,
misalnya batas antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang
satu dengan batupasir lainnya yang dapat dibedakan .Biasanya batuan sedimen terdiri dari
banyak sekali lapisan-lapisan yang berurutan dari tua ke muda, sehingga banyak pula bidang
perlapisannya. Bidang perlapisan tersebut merupakan bagian yang lemah dibandingkan dengan
kekuatan batuan sedimennya, karena itu dalam analisis kemantapan posisinya menjadi sangat
penting.

Gambar 15. Skema Susunan Lapisan Batu Sedimen

Ketidakselarasan
Ketidakselarasn (Unconformity) adalah suatu permukaan erosi atau nondeposisi yang
memisahkan lapisan-lapisan yang lebih muda dari batuan-batuan yang lebih tua .
Perkembangan ketidakselarasan meliputi beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pembentukan
batuan yang lebih tua. Umumnya diikuti oleh pengangkatan dan erosi. Akhirnya lapisan-
lapisan muda di endapkan (Billings,1954:242). Ketidakselarasan didefinisikan oleh
Gilluly,dkk(1959:140) sebagai suatu bidang erosi yang tertimbun yang merupakan bukti tidak
adanya pengendapan yang menerus.
Ketidakselarasan dapat dibagi menjadi sebagai berikut (Gilluly dkk,1959:142):
1.Non-conformity
Adalah fenomena adanya lapisan batuan beku/metamorf yang dibawah lapisan sedimen.

17
Gambar 16. Nonconformity

2.Angular unconformity
Adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen memiliki perbedaan sudut yang tajam
dengan lapisan di atasnya (ketidakselarasan menyudut).

Gambar 17. Angular Uncomformity

 Disconformity
Adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh bidang erosi. Fenomena
ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu dan mengakibatkan lapisan paling atas
tererosi sehingga menimbulkan lapisan kasar.

18
Gambar 18. Discomformity

4. Paraconformity
Adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang ketidakselarasannya sejajar dengan
perlapisan sedimen. Pada kasus ini sangat sulit sekali melihat batas ketidakselarasannya karena
tidak ada batas bidang erosi.Cara yang digunakan untuk melihat keganjilan antara lapisan
tersebut adalah dengan melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap sedimen memiliki umur yang
berbeda dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.

Gambar 19. Paraconformity

19
Gambar 20. Perbedaan Nonconformity, Disconformity, Angular Conformity,Paraconformity

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan saat pembentukannya struktur geologi dapat dibagi menjadi dua struktur:
1. Struktur Primer : Struktur primer adalah struktur yang berbentuk bersamaan dengan saat
pembentukan batuannya. Contoh : Kekar kolom, Struktur sedimen, Foliasi

2. Struktur Sekunder : Struktur sekunder ialah struktur yang terjadi setelah saat pembentukan
batuan, contoh : Kekar, lipatan dan Sesar
-Kekar adalah bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan, dan sepanjang bidang
tersebut belum terjadi pergeseran. Di samping merupakan bidang datar, kekar dapat pula
merupakan bidang lengkung.
-Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yg
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan bisa relatif
turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lain.
-Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu bidang yang
memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan kemudian,
misalnya batas antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang
satu dengan batu pasir lainnya yang dapat dibedakan
-Ketidakselarasan (Unconformity) adalah suatu permukaan erosi atau nondeposisi yang
memisahkan lapisan-lapisan yang lebih muda dari batuan-batuan yang lebih tua

3.2 Saran
1. Sebaiknya masyarakat lebih banyak mempelajari geologi teknik karena akan banyak ilmu
yang didapatkan khususnya tentang bumi dan batu.
2. Agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya
makalah yang kami buat menjadi lebih baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar, 1997. Diktat Geologi Struktur Indonesia. Jurusan Teknik Geologi, Institut
Teknologi Bandung : Bandung.

Koesoemadinata, R. P., 1985. Prinsip-prinsip Sedimentasi. Catatan Kuliah, Jurusan Teknik


Geologi ITB : Bandung.

Kudwadi, Budi., Mardiani. 2018. Jenis-Jenis Geologi Struktur. Bandung : Kemenristekdikti.

Ragan, D. M., 1973. Structural Geology; An Introduction to Geometrical Techniques, 2nd


edition. London: John Willey and Sons.

22

Anda mungkin juga menyukai