id
bahan baku sampai pada pengiriman produk jadi, dengan tujuan untuk
A. PENCENDALIAN PERSEDIAAN
untuk memperoleh hasil dari dana yang ditanamkan dalam bentuk investasi
kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus
tersedianya sumberdaya yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan pada
Gambar 1.
yang harus dibeli, dan (2) kapan kegiatan pembelian tersebut dilakukan.
Sistem Pengendalian
Sistem Permintaan
lndependen
umum yang menunjukan segala sesuatu, dapat berupa sejumlah barang atau
proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-
http://www.mb.ipb.ac.id
yang di pesan (rejeck) akibat cacat ataupun kualitas yang tidak baik,
tepat waktu,
pasaran.
persediaan yang terlalu besar dengan biaya yang harus ditanggung karena
persediaan dikenal empat kebijakan persediaan, yaitu (1) Fixed Lot Size-
Reorder Point Policy, (2) Fixed Time Interval Order Schedulling Policy, (3)
Kombinasi Fixed Lot & Fixed Time, serta (4) Optional Replenishment
Policy.
pada saat persediaan yang dipunyai mencapai R atau pada saat periode
persediaan yang dimiliki (X) sama atau lebih rendah daripada (s).
C. BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN
costs), (3) Biaya Penyiapan (Setup or production change costs), (4) Biaya
I. Biaya Penyimpanan
2. Biaya Pemesanan
pernesanan suatu bahan atau barang. Secara normal, biaya per pesanan
adalah :
cost),
3. Biaya Penyiapan
antara lain :
Biaya penjadwalan,
4. Biaya Kehabisan
Kehilangan pelanggan,
D. MODEL-MODEL PERSEDIAAN
Waters, 1992).
( Model-Model Persediaan 1
*
[T)
*Deterministik
Quantity Discount
( Model-Model Biaya ~ i n i m u m )
I
Probabilistik
Safety Stock
Simulasi
Marginal Analisis 1
1. MODEL DETERMlNlSTlK
secara pasti.
anggapan sebagai-berikut:
Keterangan :
Q* -jumlah pesanan yang optimal (EOQ),
D -permintaan setahun dalam unit,
S = biaya pemesanan setiap kali pesan,
H = biaya penyimpanan per unit per tahun.
discount tertentu).
biaya pesanan total dan harga beli akan rendah, sedang biaya
disirnpan banyak.
Keterangan :
Q* - jumlah pesanan optimal (EOQ),
D = bermintaan setahun dalam unit,
S = biaya pernesanan setiap kali pesan,
1 = biaya penyirnpanan setahun (prosentase dari harga),
P - harga.
teratur dan tetap pula. Oleh karena itu jumlah atau besarnya
produksi,
Keterangan:
Q* = jumlah pesanan optimal (EOQ),
D = bermintaan setahun dalam unit,
S = biaya pemesanan setiap kali pesan,
(DRP).
sebuah produk.
http://www.mb.ipb.ac.id
Ketersediaan inventory.
2. MODEL PROBABlLlSTlK
1985).
kehabisan persediaan.
Formulasi :
I Safety sfock = Zo
ROP = dxL + safety stock I
Keterangan :
d - tingkat permintaan harian,
L = Lead time (jumlah hari pengiriman pesanan),
Z = nilai yang distandarisasi dibawah kurva normal,
o - standar deviasi.
2.2. Simulasi
loss
Formulasi :
m p > ML 1 MP + ML
Keterangan
P = probability,
MP = marginal profit,
ML = marginal loss.
Waktu atau periode datangnya pesanan (Lead time) selama ini tidak
out) akan lebih besar biayanya bila dibandingkan dengan biaya yang
dengan sistern persediaan yang baik, rnerupakan ha1 rnutlak yang harus
suatu perusahaan.
kontinuitas tersedianya bahan baku (khususnya kayu), secara garis besar dapat
International Indonesia.
oleh pernasok yang ada, baik dari segi kuantitas, kualitas, rnaupun
4. Apabila dari hasil analisa, ternyata pemasok yang ada dinilai belum
menerapkan salah satu model persediaan yang paling aman dan sesuai
perilaku yang ada. Baik ditinjau dari cara pengadaannya, jenis bahan
Safety Stock.
bahan baku yang baik akan terwujud, dan kontinuitas serta kelancaran
pengamatan langsung di lapangan, maka dalam kasus yang terjadi pada KD.
Plant Division, metode yang paling tepat untuk digunakan adalah model
http://www.mb.ipb.ac.id
Probabilistik dengan pendekatan EOQ dan safety stock. Pendekatan EOQ dan
keterlambatan dalam penerimaan bahan dari pemasok (lead time tidak tetap)
terjadi penolakan barang (reject) karena mutu atau ukuran yang diterima dari
Resiko atau dampak karena kehabisan bahan baku cukup besar, karena
pelanggan, serta reputasi perusahaan yang tidak dapat diukur dengan uang.
Order Tetap
r
Model Deterministik Model Probabilistik
( Pengendalian Persediaan )
IV. METODOLOCI
A. METODE PENELlTlAN
Bogor. Celadi Karya dilakukan selama 2 (dua) bulan, yaitu pada bulan
baku, sistern persediaan, sampai pada proses produksi. Data juga diperoleh
perusahaan, baik data yang bersifat kuantitatif rnaupun data yang bersifat
kualitatif.
tersebut,
gudang.
gudang.
D. ANALISIS DATA
rnenghitung berapa unit rnobil yang akan di ekspor setiap bulannya dan
Forrnulasi : rn
EOQ = VZDS
IH
http://www.mb.ipb.ac.id
Keterangan :
D = Jumlah kebutuhan bahan per tahun,
S = Biaya pemesanan setiap kali melakukan pesanan,
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.
Formulasi :
Frekuensi Pembelian :
Interval Waktu
Keterangan:
D -
Jumlah kebutuhan bahan per tahun (dalam lot),
EOQ = Jumlah pembelian yang paling optimal,
N = Hasil frekuensi yang diperoleh (berapa kali),
T = Hasil interval waktu (dalam bulanlhari).
Keterangan:
H
--
TC Total biaya persediaan,
Biaya penyi'mpanan per unit per tahun,
Q
S
--
Jumlah pembelian per periode yang optimal,
Biaya pemesanan setiap kali pesan,
D -
Jumlah kebutuhan bahan per tahun
http://www.mb.ipb.ac.id
Keterangan :
d = tingkat kebutuhan per hari,
L = waktu tunggu (lead time),
Z = tingkat faktor keamanan,
o = standar deviasi.
http://www.mb.ipb.ac.id
A. SEJARAH PERUSAHAAN
Tahun 1988 merupakan titik awal dari kegiatan ekspor mobil di PT.
Astra International Indonesia (PT. Astra Mobil Group). Bermula dari hanya
Malaysia kini ekspor PT. Astra Mobil mulai merambah ke manca negara
tepat untuk membuat Astra Mobil tetap bertahan, setelah kondisi pasar
Selama lebih kurang tujuh tahun terakhir ini aktivitas ekspor mobil
menggembirakan. Jika semula baru satu negara tujuan yakni Malaysia, kini
tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 dan rencana ekspor tahun 1997,
dibentuk divisi baru yang diberi narna KD (Knock Down) Plant Division.
pihak rnanajernen PT. Astra untuk rnernbentuk suatu divisi tersendiri yang
Pada awal tahun 1996 dibentuk suatu divisi tersendiri dengan narna
keperluan ekspor rnobil dalam bentuk terurai atau CKD (Completely Knock
Juni 1996, Packing Center diubah narnanya rnenjadi KD. Plant, dengan
salah satu mata rantai yang ikut andil dalam keberhasilan kegiatan ekspor.
KD. Plant Division dapat dikatakan sebagai benteng atau terminal terakhir
dari sistern pengirirnan barang-barang yang akan diekspor, yang juga harus
(rnenjadi satu lokasi dengan Caya Motor), namun sejak bulan Februari 1996
pindah ke ternpat yang baru di JL. Pahlawan Krn. 1,5 Citeureup - Bogor.
Bangunan seluas 4.032 meter persegi yang berdiri diatas tanah seluas
PT. Amalgam (sebuah perusahaan Karoseri rnilik PT. Astra), yang sudah
lain terdiri dari trial area, transit area, production line, anti rust spray room,
berasal dari ADM. Stamping Plant dan ADM. Engine Plant. Untuk produk
Isuzu, selain berasal dari PT. Gaya Motor (assembling plant), juga dipenuhi
dari Inti Pantja Press lndustri (IPPI) Pondok Ungu, Bekasi. Produk-produk
lainnya dengan ukuran yang kecil-kecil (mur, klep karet, dan lain-lain) akan
dipasok oleh store ADM dan para vendor yang jumlahnya cukup banyak.
memerlukan waktu yang cukup lama dan dana yang tidak sedikit. Dilain
cukup baik. Dana yang ditanamkan dalam investasi tidak terlalu besar, dan
kalau dibandingkan dengan biaya atau ongkos angkut (transpor) dari tempat
penghasil produk yang akan diekspor (sebagian besar dari Sunter - Jakarta)
pabrik baru.
dalam bentuk CBU (Completely Built Up), SKD (Semi Knock Down),
ekspor mobil.
perusahaan yang berdiri sendiri (anak perusahaan PT. Astra), rnaka KD.
Indonesia.
fasilitas yang ada secara efektif, keberadaan KD. Plant di rnasa yang akan
6. ORCANISASI PERUSAHAAN
untuk rnencapai tujuan atau rnisi yang telah digariskan oleh suatu
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing unit
perubahan.
1. General Manager
kepada direktur PT. Astra. Saat ini jabatan General Manager dipegang
2. Manager
sebagainya).
Dengan skala usaha saat ini, maka struktur organisasi yang ada telah
Secara garis besar tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-
1. General Manager
yang akan dikemas pada lini-lini produksi sesuai dengan jenis dan
yang diterirna dari para pabrik Astra Mobil dan para vendor.
lain-lain.
dan para vendor, bila sampai batas waktu yang telah disepakati,
production plan.
4. Departemen Administrasi
Affair (PGA).
C. PROSES PRODUKSl
diperlukan.
Saat ini rnobil yang dikernas untuk tujuan ekspor harnpir seluruhnya
dalam bentuk CKD. Setiap negara tujuan ekspor berbeda-beda dalarn tipe
dan jurnlah item yang harus dikirirn. Dengan dernikian untuk kegiatan
diekspor harus persis sama dengan yang diminta, tidak boleh terjadi
yang akan diekspor, baik dari kelornpok usaha maupun dari para vendor.
dengan adanya rapat koordinasi setiap bulannya pada tanggal 20, antara
KD. Plant Division dengan pihak Astra Mobil group untuk rnernbahas,
rnengevaluasi dan menentukan unit rnobil (jenis dan jurnlahnya) yang pasti
akan diekspor pada bulan depan, serta merencanakan unit rnobil yang akan
22 tersebut, rnaka pihak KD. Plant Division (unit production plan) rnulai
mobil yang baru pertama kali akan diekspor, terlebih dahulu harus
dilakukan uji coba (trial and error) pada trial area yang dilakukan oleh unit
model atau bentuk dan ukuran pengkemasan yang paling efisien untuk
setiap Lot (Lot adalah istilah yang digunakan dalam ekspor CKD, misalnya
ideal untuk dapat masuk kontainer, sehingga tidak terjadi ruang kosong
Setelah proses uji coba selesai, yang berarti telah ditemukan model,
bentuk, ukuran, dan kualitas dari pengkemasan yang paling efisien dan
dengan yang telah ditetapkan dalarn PO. Bahan baku yang digunakan
ekspor tersebut antara lain adalah kayu, plastik, dan bahan lainnya.
1.1.Kayu
sebagai alternatif bila tidak ada kayu pinus atau sopsi. Bahan baku
benturan.
http://www.mb.ipb.ac.id
1.2. Plastik
Jenis plastik yang digunakan ada dua rnacarn, yaitu plastik putih
biasa dan plastik anti karat yang digunakan sebagai pernbungkus dari
Plastik anti karat tersebut (yang harus diirnpor dari Jepang) tetap
Dos atau kotak yang terbuat dari karton berfungsi sebagai ternpat
penyernprotan anti karat (anti rust spray room). Kecuali tipe-tipe untuk
karena akan dibungkus dengan plastik anti karat. Setelah itu seluruh
kornponen rnobil yang akan diekspor sesuai dengan jadwal dan lot
dalarn kardos atau kotak yang terbuat dari karton dan diberi daftar nama
lini produksi sesuai dengan jenis, tipe, jumlah, jadwal, dan urutan lot
dengan mernbuat rangka kernasan. Peti kernas dibuat dari kayu dengan
model, ukuran dan jurnlah sesuai dengan lot yang akan dikemas.
http://www.mb.ipb.ac.id
jumlah peti, serta letak komponen dalam peti telah dilakukan uji coba
small part (komponen yang kecil-kecil seperti spion, mur, baut, ring
dalam kemasan dos oleh unit KD. Supply, sedang Komponen yang besar-
besar langsung disiapkan pada lini-lini produksi (lini produksi lsuzu tipe
rnemasukan pintu pada lini lsuzu tipe A, dan seterusnya. Urutan, jurnlah,
dan jenis komponen yang akan dimasukan dalam peti kemas telah
secara hati-hati, agar tidak menirnbulkan lubang atau sobek. Hal tersebut
silang atau sejajar disesuaikan dengan kekuatan dan daya tahan yang
dikehendaki.
Selanjutnya peti kemas yang telah siap dikirim tersebut ditempatkan pada
rnenetapkan jurnlah dan jadwal dari unit mobil (CKD) yang akan diekspor
untuk satu bulan). Selanjutnya bagian PPC rnenerbitkan surat pesanan yang
Purchases Order (PO) yang telah disiapkan oleh bagian PPC tersebut
dan kesiapan pernasok dalarn rnenyiapkan bahan baku kayu yang dipesan
rnenerapkan sistem just in time (/IT), dirnana pernasok dituntut untuk dapat
rnernasok bahan baku kayu yang diperlukan oleh perusahaan tepat dalarn
jurnlah, kualitas, bentuk, ukuran, dan waktu yang telah ditetapkan dalarn
kedatangan barang.
telah ditetapkan dalarn PO. Bahan baku kayu terlebih dahulu diturunkan
baku. Bila ternyata ada kayu yang tidak sesuai dengan perrnintaaan,
http://www.mb.ipb.ac.id
mengganti kayu tersebut dengan kualitas yang sesuai. Demikian pula bila
terjadi kekurangan dalarn jurnlah yang dikirirn, rnaka pernasok harus segera
rnernenuhi kekurangannya.
bahan baku kayu dengan permintaan (PO), maka bahan baku kayu tersebut
barang, serta kesesuaian jurnlah antara catatan dengan fisik barang yang ada
di gudang.
pesanan rnelalui fax. untuk kebutuhan satu bulan, yang selanjutnya diikuti
telepon untuk setiap jadwal pengirirnan yang telah ditetapkan dalarn surat
pesanan (PO).
http://www.mb.ipb.ac.id
(KD. Plant Division) selama kurang lebih dua bulan, maka dapat diketahui
biaya penyimpanan.
1. Biaya Pemesanan
bahan baku kayu, adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan
Biaya surat menyurat, biaya pulsa untuk telefon dan fax, serta biaya
pengangkutan ke gudang.
http://www.mb.ipb.ac.id
pemasok.
hasilnya.
PPC) sebesar Rp. 3000,- per jam, maka biaya yang harus ditanggung
pesan adalah sebesar Rp. 5.500,- (lima ribu lima ratus rupiah).
(Senin s/d. Jum'at) dan rata-rata dilakukan pada jam sibuk, yaitu
pulsa sebesar Rp. 1.I 87,50 per rnenit. Kegiatan pernbicaraan per
adalah sebesar Rp. 29.687,50 (dua puluh sernbilan ribu enarn ratus
tersebut adalah sama dengan sewa forklift per jam, yaitu sebesar Rp.
bahan baku kayu adalah Rp. 63.687,50 (enarn puluh tiga ribu enarn ratus
delapan puluh tujuh ribu lirna puluh sen). Secara terperinci total biaya
2. Biaya Penyimpanan
komponen biaya, yaitu biaya modal, biaya kerusakan, dan biaya gudang.
setahun.
Harga bahan baku kayu saat ini yang digunakan oleh perusahan,
rata-rata adalah sebesar Rp. 360.000,OO (tiga ratus enam puluh ribu
sebesar 14% (Bank BNI), maka biaya modal yang harus ditanggung
oleh perusahaan per meter kubik adalah sebesar Rp. 50.400,OO (lima
ratus enam puluh ribu rupiah) per meter kubik, maka biaya
per tahun.
http://www.mb.ipb.ac.id
luas gudang 600 meter persegi dikalikan harga sewa sebesar Rp.
http://www.mb.ipb.ac.id
2,500,- (dua ribu lima ratus rupiah) per meter persegi per bulannya
kubiknya adalah sebesar Rp. 67.200,OO (enam puluh tujuh ribu dua ratus
dilihat padaTabel 3.
time yang diterapkan dalarn pengadaan bahan baku kayu, maka perusahaan
Dalarn pengadaan bahan baku kayu ternyata sistern just in time UIT)
diterapkan oleh perusahaan secara baik antara lain adalah kernarnpuan atau
Kesulitan dalam memperoleh kayu dengan kualitas (kadar air) yang baik
sebagainya.
resiko dan kerugian yang harus ditanggung. Kerugian yang selama ini
dari penerapan sistem just in time yang tidak berjalan dengan baik, antara
walaupun tidak produktip sebagai akibat dari tidak tersediaanya bahan baku
kayu.
atau klaim dari pelanggan di luar negeri. Tercatat tuntutan ganti rugilklaim
untuk tahun 1996 mencapai nilai sekitar Rp. 1 milyar, walaupun tidak
menanggung resiko lain yang tidak dapat diukur dengan uang namun
tersebut antra lain adalah yang menyangkut reputasi dan nama baik
sebagai akibat dari tidak tersedianya bahan baku kayu, maka pihak
yang dinamakan Lot. Jumlah unit atau kornponen mobil untuk masing-
masing lot berbeda-beda. Ada yang berisi 20 unit mobil dalam satu lotnya,
ada yang berisi 25 unit, 30 unit, dan seterusnya sesuai dengan jenisltipe
untuk tahun 1997 (Lampiran 2), serta realisasi penggunaan bahan baku
besarnya jumlah bahan baku kayu yang dibutuhkan dalam tahun 1997,
http://www.mb.ipb.ac.id
akan di ekspor.
Dari rencana ekspor tahun 1997 sebesar 47.240 unit mobil dalam
bentuk CKD. yang pengirimannya akan terbagi menjadi 1.261 Lot, maka
total kebutuhan bahan baku kayu untuk tahun 1997 adalah sebesar 20812
(dua puluh ribu delapan ratus dua belas) meter kubik. Secara terperinci
dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan kebutuhan bahan baku kayu setiap
pada Tabel 5.
1200 meter kubik untuk tahun 1997, setelah dilakukan perhitungan dengan
antara 12 hari sampai 13 hari kerja (1 tahun diasumsikan - 320 hari kerja).
Untuk serie X-450 tipe S89L-LPR, dengan kebutuhan kayu sebesar
540 meter kubik untuk tahun 1977, dihasilkan jumlah pembelian yang
Dernikian selanjutnya untuk seri dan tipe-tipe lainnya, secara terperinci dan
yang cukup tinggi, berbeda dengan sistern pernesanan yang selarna ini
adalah sebesar Rp. 42.290.408,29 (Empat puluh dua juta dua ratus
sernbilan puluh ribu ernpat ratus delapan rupiah dua puluh sernbilan sen).
Secara lebih terperinci total biaya persediaan selarna tahun 1997 untuk
seri X-450 tipe S89R-LPR kebutuhan kayu per tahun (D) adalah sebesar
adalah sebesar 48 meter kubik. Biaya setiap kali melakukan pesanan (S)
adalah sebesar Rp. 63.687,50 dan biaya penyirnpanan kayu per tahun (H)
sebesar Rp. 67.200,OO per meter kubik. Dihasilkan total biaya persediaan
(tiga juta dua ratus ernpat ribu sernbilan ratus delapan puluh tujuh ribu lirna
tersebut rnerniliki arti yang sangat penting bila dikaitkan dengan besarnya
baku kayu, sulitnya rnernperoleh kayu yang berkualitas pada bulan atau
diinginkan. Dihitung berapa besar kebutuhan bahan baku kayu yang akan
time).
(Z) adalah sebesar 3.61 (Tabel Faktor Keamanan pada Larnpiran 4).
http://www.mb.ipb.ac.id
Waktu tunggu atau lead time datangnya pesanan bahan baku kayu,
yang dirnulai sejak dari perrnintaan pesanan sarnpai barang diterirna oleh
perusahaan, rata-rata adalah selarna 3,5 hari. Angka 3,5 hari tersebut
bersumber dari tanggal yang tertera pada nota atau salinan forrnulir
pesanan (rnelalui fax atau telepon) sarnpai tanggal penerirnaan bahan baku
Kebutuhan bahan baku kayu per hari, dihitung dari rata-rata waktu
rnasing jenisltipe rnobil yang akan diekspor. Waktu yang diperlukan untuk
pengkemasan seri X-450 tipe S89R-LPR adalah 1 (satu) Lot per hari, yang
untuk seri X-450 tipe S89L-LPR adalah 1 (satu) lot per 2 (dua) hari, atau
yang secara terperinci untuk masing-masing tipe dapat dilihat pada Tabel 8.
dihitung dari kebutuhan kayu per hari dikalikan dengan nilai faktor
seri X-450 tipe S89R-LPR adalah sebesar 29 (dua puluh sernbilan) meter
adalah sebesar 32 (tiga puluh dua) meter kubik, lzusu tipe A sebesar 43
sebesar 456 meter kubik (total safety stock). Jika diperhitungkan dengan
biaya penyimpanan sebesar Rp. 67.200,OO per merter kubik per tahun,
30.643.200,OO (tiga puluh juta enam ratus empat puluh tiga ribu dua ratus
73.133.608,29 (tujuh puluh tiga juta seratus tiga puluh tiga ribu enam ratus
dengan Re Order Point (ROP), merupakan suatu batas atau suatu titik
tingkat persediaan bahan baku kayu yang ada di gudang mencapai batas
dengan kebutuhan kayu selama waktu tunggu (kebutuhan per hari dikalikan
lead time).
baku kayu selama waktu tunggu sebesar 28 meter kubik ditambah dengan
kernbali harus dilakukan pada saat persediaan bahan baku kayu di gudang
Tabel 9. Perhitungan Cadangan Persediaan Dan Titik Pemesanan Kembali (Dalam M3)
http://www.mb.ipb.ac.id
disirnpan.
jumlah yang harus dipesan, rnaka pencatatan yang akurat akan rnenjadi
(bahan baku kayu), merupakan salah satu alat pengendalian yang cukup
efektif. Oleh karena itu perusahaan harus rnencari sistern yang paling
narna barang, jurnlah barang masuk, jumlah barang keluar, sisa barang di
yang teratur dan benar, rnaka kartu pengawasan persediaan tersebut akan
disahkan oleh bagian PPC dan bagian gudang. Dernikian pula sebaliknya
catatan jurnlah barang yang ada pada kartu persediaan dengan fisik
persediaan, dan berapa jurnlah yang harus dipesan akan dapat terkontrol
dengan mudah.
rnasalah global yang harus selalu diperhatikan oleh dunia usaha, khususnya
http://www.mb.ipb.ac.id
rnaka akan dicapai dua tujuan sekaligus yaitu biaya produksi akan turun,
baku kayu. Pemasok harus mampu memasok kayu sesuai jenis, ukuran,
kualitas, serta model yang diinginkan oleh perusahaan. Sehingga kayu yang
dari pemasok dalam bentuk jadi, perusahaan tidak perlu lagi melakukan
kayu dari pemasok langsung dapat dirakit menjadi bentuk kemasan tanpa
menghasilkan limbah.
kepada para pemasok, maka efisiensi dibidang pengadaan bahan baku kayu
A. KESIMPULAN
pemasok yang kurang profesional, belum adanya standar bahan baku untuk
dapat diukur secara materiil maupun tidak, sebagai akibat dari penerapan
untuk bahan baku kayu yang relatif mudah dan efisien untuk diterapkan
oleh perusahaan.
(Safety Stock) untuk bahan baku kayu, maka didapatkan hasil untuk jumlah
atau pembelian optimal untuk seri X-477 adalah sebesar 63 meter kubik
74 meter kubik (tipe A), 64 meter kubik (tipe B), dan 47 meter kubik (tipe
477 tipe S91 LV-ZMRSM (STD) sebanyak 36 meter kubik. Sedang persediaan
pengaman untuk seri lsuzu adalah 43 meter kubik (tipe A), 25 meter kubik
(tipe B), dan 22 meter kubik (tipe C). Seri Nissan sebanyak 32 meter kubik
dengan kebutuhan bahan baku kayu selama waktu tunggu. Dari hasil
kubik (Isuzu tipe A), 50 meter kubik (Isuzu tipe B), 43 meter kubik (Isuzu
Dari hasil analisa menunjukan bahwa total biaya persediaan yang paling
(empat puluh dua juta empat ratus sembilan puluh ribu empat ratus delapan
(safety stock) adalah sebesar Rp. 30.643.200,OO (tiga puluh juta enam ratus
empat puluh tiga ribu dua ratus rupia) setahun. Dengan demikian total
1997 adalah sebesar Rp. 73.133.608,29 (tujuh puluh tiga juta seratus tiga
puluh tiga ribu enam ratus delapan rupiah dua puluh sembilan sen).
resiko kerugian yang selalu terjadi sebagai akibat dari kekurangan atau
B. SARAN-SARAN
'Safety Stock, mengingat sistem tersebut relatif cukup mudah dan sesuai
3. Sistem lust in time dalarn pengadaan bahan baku kayu tetap dapat
just in time pada waktunya nanti. Alternatif lain yang dapat disarankan
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, 1985. Persediaan, Model dan Analisis, Edisi Pertama. Andi Offset,
Yogyakarta dan Pusat Pengembangan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Atmajaya Yokyakarta.
Waters, C. 1992. inventory Control and Management. john Wiley & Sons,
Chichester, New York.
Lampiran 1. Realisasi Ekspor Mobil Tahun 1994-1996 & Rencana Tahun 1997 (UNIT)
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 5
ORGANEATION STRUCTURE
0 GENERALMANAGER
PRODUCTION
DEPARTMENT
I"""1
DEPARTMENT DEPARTMENT
m
PRODUCTION
http://www.mb.ipb.ac.id
;\
ADM PLANT 1
,:
FINISH CASE
TRANSIT AREA TRANSIT .. . .
.:
-
.
QUALITY I STUFFING
CONTROL
DELIVERY
GAYA MOTOR
INCOMING
PACKING
PROCESS
ADM ENGINE
PLANT
/
VENDORS
II IPPI OTHERS
http://www.mb.ipb.ac.id
n\ KD P L A N T D I V I S I O N
C ONTAINEI
&
ZONTAINE? 'LATFORI
'LATFOR.
........ ..........
1 FINISHED CASE
------
GENERAL
PART
FINISHED CASE
ARE& . I AREA
!
I
-
ISUZU PRODUCTION LINE
s 8
' ; : I I :
'.;I ! ;
::
-SMALL
. I : /
i. : :. ; .!
. .; .
.. . . . .. .. .. ...
PART . . .
..
AREA .: i : I . , .,
; : ! ; ;;
. . ,
,
"..
, : I
> L.
"
I:
:;
7 '
---_I -ROAD
http://www.mb.ipb.ac.id
,.. ,
http://www.mb.ipb.ac.id
Komponen-komponc.. dengan
ditempatkan d i ruang KD. Sup11
.,.
http://www.mb.ipb.ac.id
I
1
seaan9 : mempra.Kt eLan ,penggunaan Forlf3;lft
Fenu I I s...
(Gambar atas'), . dan pebyelesq!a~'akbi:r-pet.i
sj,ap d4 ekspor C ~ ~ - . .~. . . ..' . . . . . .
G ~ bsiwahJ
:kerns un.~Glc
.
....
.
.