Anda di halaman 1dari 16

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259

Juli 2015, Vol. 8 No. 1, hal. 105 - 120

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN


DI TABANAN BALI

I Wayan Parwata
FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstrak

Kebutuhan akan rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar (home needs) bagi manusia
setelah pangan dan sandang, dimana setiap manusia akan memprioritaskan kebutuhan dasar
tersebut dan berusaha untuk memenuhinya dengan memperhatikan selera dan kemampuan yang
ada. Provinsi Bali yang mayoritas penduduknya adalah pendatang, menjadikan peluang bisnis
properti khususnya pembangunan perumahan. Dengan demikian pembangunan perumahan
memerlukan rancangan dan rencana yang matang untuk mencapai tujuan guna meminimalkan
risiko dan mengoptimalkan pendanaan. Karena investasi pada pembangunan proyek ini
memerlukan biaya yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelayakan
investasi pembangunan perumahan di Tabanan Bali yang ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis,
dan aspek finansial. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Jenis data dalam penelitian
ini adalah kuantitatif. Sumber data yang digunakan pada studi kelayakan dalam penelitian ini
berupa data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber untuk
mencari data mengenai beberapa aspek financial yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Returns (IRR), Profitability Indeks (PI), dan Payback Period (PP). Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah: 1) Proyek perumahan yang berlokasi di Kabupaten Tabanan menunjukkan
bahwa telah layak jika ditinjau dari aspek pemasaran. 2). Proyek pembangunan perumahan yang
berlokasi di Kabupaten Tabanan layak ditinjau dari aspek teknis. 3) Ditinjau dari aspek financial
menunjukkan bahwa proyek perumahan yang berlokasi di Kabupaten Tabanan dikatakan layak
dengan indikator sebagai berikut : a) Net Present Value dengan nilai positif yaitu sebesar Rp.
6.167.703.024,-. b) Internal Rate of Return lebih tinggi dari tingkat suku bunga 12% yaitu 24,72%.
c) Profitability Index menghasilkan nilai positif yaitu 124,93%. d) Payback Period terjadi pada
tahun ke 2 bulan ke 4.

Kata Kunci : Aspek Pasar, Aspek Teknis, dan Aspek Finansial

I. PENDAHULUAN menimbulkan peluang pada bisnis properti


khususnya pembangunan perumahan. Hal
1.1. Latar Belakang ini juga diiringi dengan jumlah penduduk
Kebutuhan akan rumah merupakan jumlah penduduk Indonesia yang semakin
salah satu kebutuhan dasar (home needs) bertambah seperti pada Provinsi Bali,
bagi manusia setelah pangan dan sandang, dimana berdasarkan data sensus penduduk
dimana setiap manusia akan memprioritas- Provinsi Bali Tahun 2010 jumlah penduduk
kan kebutuhan dasar tersebut dan berusaha Provinsi Bali sebanyak 3.890.757 jiwa
untuk memenuhinya dengan memperhati- dengan kepadatan penduduk 690 jiwa/km2
kan selera dan kemampuan yang ada. Hal dengan tingkat pertumbuhan 1,46%
ini menimbulkan permintaan akan peru- pertahun. Penduduk yang bertempat tinggal
mahan oleh masyarakat semakin mening- di daerah perkotaan sebanyak 2.342.579
kat. Melihat hal tersebut, maka akan jiwa (60,21%) sedangkan di daerah per-

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 105


desaan hanya sebanyak 1.548.178 jiwa yang matang untuk mencapai tujuan guna
(39,79%). meminimalkan risiko dan mengoptimalkan
Provinsi Bali yang mayoritas pen- pendanaan. Karena investasi pada pem-
duduknya adalah pendatang, menjadikan bangunan proyek ini memerlukan biaya
peluang bisnis properti ini tentunya menjadi yang besar. Disamping itu, sebelum proyek
incaran bagi para pelaku bisnis properti. dilaksanakan perlu dilakukan studi kela-
Sehingga tak heran jika banyak terlihat yakan terlebih dahulu dengan meninjau
disetiap daerah di Provinsi Bali menjamur beberapa aspek, mengingat durasi pelak-
proyek-proyek perumahan. Tipe rumah sanaan yang lama memungkinkan timbul
yang ditawarkan beraneka ragam, mulai masalah yang tidak dapat diduga dan
dari type rumah yang sederhana hingga bersifat tidak pasti, dimana hal tersebut
rumah yang memiliki konsep town house akan mempengaruhi kajian investasi pem-
atau residence. Investasi pada bidang usaha bangunan perumahan.
perumahan sangat menjanjikan namun juga
mempunyai risiko yang tinggi. Resiko 1.2. Rumusan Masalah
tersebut muncul dikarenakan modal yang 1. Apakah investasi pembangunan peru-
digunakan untuk investasi pembangunan mahan di Tabanan Bali yang ditinjau
perumahan cukup besar, disamping itu dari aspek pasar layak untuk dijalankan?
harus memperhatikan pergerakan harga- 2. Apakah investasi pembangunan peru-
harga dari bahan bangunan dan kondisi mahan di Tabanan Bali yang ditinjau
lingkungan/politik saat itu maupun yang dari aspek teknis layak untuk dijalankan?
akan datang (Limanto, 2009). 3. Apakah investasi pembangunan peru-
Menurut Fillmore dalam Limanto mahan di Tabanan Bali yang ditinjau
(2009) karakteristik investasi pembangunan dari aspek finansial layak untuk dijalan-
perumahan memiliki dua kategori yaitu kan?
kategori ekonomi dan kategori fisik.
Karakteristik ekonomi adalah faktor yang 1.3. Tujuan Penelitian
mempengaruhi nilai investasi dan berkaitan 1. Untuk mengidentifikasi kelayakan in-
juga dengan konsep nilai waktu dari uang vestasi pembangunan perumahan di
(time value of money). Dalam jangka Tabanan Bali yang ditinjau dari aspek
panjang harga tanah pada lahan tersebut pasar.
akan semakin meningkat nilainya. Dimana 2. Untuk mengidentifikasi kelayakan in-
pengolahan tanah pada suatu lahan adalah vestasi pembangunan perumahan di
usaha pengembangan/pematangan di atas Tabanan Bali yang ditinjau dari aspek
tanah tersebut terkait dengan kesiapan dari teknis.
sumber daya yaitu pendanaan (modal 3. Untuk mengidentifikasi kelayakan in-
pemilik dan kredit dari bank) dan tenaga vestasi pembangunan perumahan di
kerja. Sedangkan karakteristik fisik berupa Tabanan Bali yang ditinjau dari aspek
tanah bersifat unique artinya bersifat tetap finansial.
dimana posisi tanah satu dengan lainnya
tidak bisa dipindahkan. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa usaha pembangunan peru- II. TINJAUAN PUSTAKA
mahan (real estate) memerlukan biaya awal
yang cukup besar dengan memakan waktu 2.1. Penelitian Terdahulu
yang lama, sedangkan penghasilan akan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Warsika
diperoleh saat pada tahap penjualan pada (2009) dengan judul “Studi Kelayakan
masa yang akan datang. Investasi Bisnis Properti (Studi Kasus:
Dengan demikian pembangunan peru- Ciater Riung Rangga)”. Penelitian ini
mahan memerlukan rancangan dan rencana bertujuan untuk menganalisis kelayakan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 106


investasi bisnis property. Dalam meng- investasi pada proyek ini menguntung-
analisis data-data dan hasil penelitian, kan dan baik untuk dilaksanakan.
peneliti menggunakan analisa cash 3. Penelitian yang dilakukan oleh
inflow, cash out flow, projected cash Labombang (2007) dengan judul
flow, analisa NPV, analisa IRR, analisa “Analisa Investasi Proyek Perumahan
profitability index, analisa modified IRR, Taman Sidorejo Kabupaten Sidoarjo”.
dan analisa COC. Berdasarkan hasil Penelitian ini bertujuan untuk meng-
penelitian proyek, maka didapatkan total analisis apakah investasi proyek peru-
cash inflow adalah Rp.190.772.079.000,- mahan Taman Sidorejo Kabupaten
dan cash out flow pada proyek Sidoarjo layak untuk dijalankan. Analisis
Ciater Riung Rangga adalah investasi dilakukan dengan mengguna-
Rp.121.493.750.000,-. Projected Net kan analisa kompetitor, analisa keu-
profit menunjukkan Rp. angan, analisa Break-Even Point dan
35.202.956.100,-. NPV yang diperoleh analisa Sensitivitas. Hasil dalam peneliti-
adalah Rp. 14.848.189.000,-. Berdasar- an ini menunjukkan bahwa analisa
kan hasil studi kelayakan tersebut maka keuangan memperlihatkan dengan jang-
dapat disimpulkan bahwa proyek Ciater ka waktu penjualan rumah 8 tahun, suku
Riung Rangga layak untuk dijalankan. bunga MARR 20% pertahun maka
2. Penelitian yang dilakukan oleh Manopo diperoleh nilai NPV positif sebesar Rp.
(2013) dengan judul “Analisis Biaya 1,564,822,401, IRR sebesar 25,53%
Investasi Pada Perumahan Griya Paniki pertahun lebih besar dari suku bunga
Indah”. Penelitian ini bertujuan untuk pinjaman bank yaitu 16% dan Break-
mengetahui apakah investasi yang di- even Point selama 3,71 tahun.
lakukan perumahan Griya Paniki Indah
dapat memberikan keuntungan (layak 2.2. Landasan Teori
untuk dijalankan) atau tidak dengan 2.2.1. Investasi Proyek
menganalisis biaya investasi. Penerapan Secara umum, investasi merupakan
analisis kriteria investasi dalam penulis- penanaman modal baik modal tetap maupun
an ini ditinjau dari aspek finansial tidak tetap yang digunakan untuk proses
(ekonomi) mengenai investasi yang ter- produksi untuk memperoleh keuntungan
dapat dalam proyek Perumahan Griya suatu perusahaan. Investasi merupakan
Paniki Indah, yang bertujuan untuk suatu kegiatan menanamkan modal untuk
mengetahui kelayakan investasi proyek satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
dalam hal ini keuntungan yang akan biasanya berjangka waktu lama dengan
dicapai. Hasil dalam penelitian ini harapan mendapatkan keuntungan di masa
menunjukkan bahwa Net Present Value yang akan datang. Menurut Halim, investasi
sebesar Rp. 3.226.683.070 yang mem- pada hakikatnya merupakan penempatan
berikan nilai positif. Internal Rate of sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
Return memberikan nilai lebih besar dari untuk memperoleh keuntungan di masa
i yang direncanakan yaitu sebesar depan (Afandi, 2009). Sedangkan Kasmir
10.609%. Index Profibility memberikan dan Jakfar mendefinisikan investasi sebagai
nilai yang lebih besar dari 1 (IP > 1) penanaman modal dalam suatu kegiatan
yaitu 1,183. Payback Period (PP) akan yang memiliki jangka waktu relatif panjang
kembali pada tahun ke-7 bulan ke-10 dalam berbagai usaha.
hari ke-13. Break Even Point sebesar Rp. Suratman (2001:6) menyatakan bah-
1.065.498.573. Dengan demikian peru- wa investasi atau penanaman modal di
mahan Griya Paniki Indah memenuhi dalam perusahaan tidak lain adalah me-
syarat dalam kriteria investasi sehingga nyangkut penggunaan sumber-sumber yang
diharapkan akan memberikan imbalan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 107


(pengembalian) yang menguntungkan 4. Investasi Dalam Perluasan Usaha
dimasa mendatang. Kemudian Sutojo
(2001:1) mendefinisikan investasi sebagai 2.2.2. Studi Kelayakan Investasi
upaya menanamkan faktor produksi yang Studi kelayakan dapat dilakukan
langka pada proyek tertentu (baru atau untuk menilai kelayakan investasi, baik
perluasan), pada lokasi tertentu, dalam pada sebuah proyek maupun bisnis yang
jangka waktu menengah atau panjang. sedang berjalan. Studi Kelayakan merupa-
Penanaman modal yang ditanamkan dalam kan suatu penelitian yang dilakukan secara
arti sempit berupa proyek tertentu baik mendalam untuk menentukan layak tidak-
bersifat fisik ataupun non fisik, seperti nya usaha yang akan dijalankan, dilihat dari
proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, segi manfaat dan biaya yang dikeluarkan
pembangunan gedung dan proyek pene- (Kasmir dan Jakfar, 2012:7). Studi kela-
litian, dan pengembangan. yakan yang dilakukan untuk menilai
Menurut Supriyono (2001:424) pena- kelayakan sebuah proyek yang akan
naman modal atau investasi dapat di- dijalankan disebut studi kelayakan proyek,
definisikan sebagai pemilikan sumber- sedangkan studi kelayakan yang dilakukan
sumber dalam jangka panjang yang akan untuk menilai kelayakan dalam pengem-
bermanfaat pada beberapa periode akuntan- bangan sebuah usaha disebut studi kela-
si yang akan datang, sehingga pemilikan yakan bisnis (Subagyo, 2007:6). Studi
atau komitmen tersebut harus didasarkan kelayakan proyek merupakan penelitian
pada tujuan perusahaan serta akibat-akibat tentang layak atau tidaknya suatu proyek
ekonomisnya terhadap laba perusahaan dibangun untuk jangka waktu tertentu
dalam jangka panjang. Lebih lanjut (Herlianto, 2009:2).
Mulyadi (2001:284) mendefinisikan inves- Menurut Sutojo (2002:7) terdapat
tasi sebagai pengkaitan sumber-sumber beberapa hal yang perlu diketahui dalam
dalam jangka panjang untuk menghasilkan studi kelayakan, beberapa hal tersebut
laba di masa yang akan datang. adalah:
Secara umum, investasi dapat dibagi 1. Ruang lingkup kegiatan proyek.
menjadi dua bagian besar, seperti Halim 2. Cara kegiatan proyek dilakukan.
(2005:4) yang mengklasifikasikan investasi 3. Evalusi terhadap aspek-aspek yang akan
menjadi: menentukan berhasilnya seluruh proyek.
1. Investasi pada aktiva riil (real asset) 4. Sarana yang diperlukan oleh proyek.
2. Investasi pada aktiva keuangan (finan- 5. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta
cial asset) biaya-biaya yang harus ditanggung
Riyanto (2001), mengklasifikasikan untuk memperoleh hasil tersebut.
jenis investasi menjadi empat macam yang 6. Langkah-langkah untuk mendirikan
terdiri dari: proyek atau memperluas proyek, beserta
1. Investasi penggantian (replacement) jadwal masing-masing proyek
2. Investasi penambahan kapasitas (expa- Menurut Husnan (2005:4) studi kela-
sion) yakan proyek merupakan penelitian tentang
3. Investasi penambahan jenis produk baru dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan,
(diversivication) dimana proyek ini biasanya merupakan
4. Investasi lain-lain (miscellaneous) proyek investasi. Studi kelayakan investasi
Sedangkan Mulyadi (2001:284) mem- bertujuan untuk menentukan apakah suatu
bagi investasi menjadi empat macam yang proyek dapat memberikan manfaat yang
terdiri dari: lebih besar dibandingkan investasi yang
1. Non-Profit Investment telah dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan
2. Non-measurable Provite Investment yang dikemukakan oleh Husnan dan
3. Replacement Investment Suwarsono dalam Putri (2013) yang

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 108


menyatakan bahwa tujuan dari analisis bahwa investasi yang akan dilakukan
investasi adalah: (1) untuk menghindari memang menguntungkan. Apabila studi
keterlanjuran penanaman modal yang kelayakan merekomendasikan bahwa
terlalu besar untuk suatu kegiatan yang proyek yang akan dikerjakan tidak layak,
ternyata tidak menguntungkan; (2) untuk maka sebaiknya proyek dihentikan. Namun
menghindari resiko kegagalan suatu proyek apabila tetap ingin melanjutkan maka harus
yang menyangkut investasi dalam jumlah memperbaiki aspek-aspek yang dinilai tidak
besar. layak.
Sedangkan menurut Kasmir dan Dalam melaksanakan studi kelayakan
Jakfar (2012), terdapat lima tujuan mengapa terdapat beberapa tahap yang digunakan,
sebelum melakukan suatu usaha atau seperti Umar (2007:21) yang menyatakan
proyek perlu dilakukan studi kelayakan, bahwa dalam melakukan studi kelayakan
yang meliputi: perlu melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menghindari Risiko Kerugian. 1. Penemuan Ide; 2. Penelitian; 3. Tahap
2. Memudahkan Perencanaan Perencanaan. Evaluasi; 4. Tahap Pengurutan Usulan yang
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan. Layak; 5. Tahap Rencana Pelaksanaan; 6.
4. Memudahkan Pengawasan. Tahap Pelaksanaan.
5. Memudahkan Pengendalian.
Selanjutnya Wicaksono (2007:154) 2.2.3. Aspek-aspek Studi Kelayakan
mengemukakan bahwa manfaat yang diper- Dalam studi kelayakan terdapat
oleh dari melakukan sebuah studi kelayakan beberapa aspek yang dapat digunakan untuk
investasi adalah untuk menghindari penge- mendukung tingkat kelayakan suatu proyek.
luaran investasi yang ternyata tidak meng- Kasmir dan Jakfar (2012:14) memprioritas-
untungkan. Siregar (1991) menambahkan kan aspek–aspek yang perlu dilakukan
bahwa besarnya manfaat yang diperoleh dalam studi kelayakan kedalam lima
dari investasi antara lain adalah: prioritas yang meliputi, aspek pasar dan
1. Bagi pemerintah, dilaksanakannya inves- pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis
tasi baru akan menggairahkan kegiatan dan operasional, aspek manajemen dan
ekonomi, menyediakan lapangan kerja, organisasi, serta aspek social dan ekonomi,
dan devisa. namun dalam penelitian ini hanya menggu-
2. Bagi masyarakat, terutama di sekitar nakan tiga aspek dalam studi kelayakan
lokasi dimana proyek dilaksanakan di- yaitu, aspek pasar dan pemasaran, aspek
harapkan akan secara langsung ikut teknis, dan aspek keuangan.
mengikuti hasilnya. Misalnya mendapat-
kan kesempatan kerja baik langsung 2.2.3.1. Aspek Pemasaran
maupun terlibat dalam proses pem- Menurut Ibrahim (2009:93) aspek
bangunan dan pengoperasian. pasar dan pemasaran adalah inti dari
3. Bagi investor sendiri, investasi bertujuan penyusunan studi kelayakan. Walaupun
untuk memperoleh manfaat finansial secara teknis telah menunjukkan hasil yang
yaitu untuk memperoleh keuntungan feasible untuk dilaksanakan, tapi tidak ada
ekonomis demi kelangsungan hidup dan artinya apabila tidak dibarengi dengan
perkembangan perusahaan di masa adanya pemasaran dari produk yang dihasil-
depan. kan. Dalam uraian aspek pasar dan pema-
Subagyo (2007:15) menyatakan bah- saran, harus melingkupi peluang pasar,
wa tujuan dari studi kelayakan adalah untuk perkembangan pasar, penetapan pangsa
mengetahui apakah suatu proyek akan pasar, dan langkah-langkah yang perlu
mendatangkan keuntungan atau kerugian. dilakukan di samping kebijaksanaan yang
Dengan kata lain, untuk memperkecil diperlukan.
tingkat resiko kerugian dan memastikan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 109


Menurut Suratman (2001:6) bahwa b. Menganalisis besarnya skala produksi
aspek pasar dan pemasaran merupakan untuk mencapai tingkatan skala ekono-
yang paling utama dan pertama dilakukan mis.
pengkajian dalam usulan proyek investasi, c. Menganalisis kriteria pemilihan mesin
alasannya adalah tidak akan mungkin suatu prealatan dan teknologi untuk menjalan-
proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak kan proses produksi.
ada pasar yang siap menerima produk d. Menganalisis layout pabrik, layout
perusahaan. Agar kajian aspek pasar dan bangunan, dan fasilitas lainnya.
pemasaran sesuai dengan rencana dan Menurut Soeharto (2002:42) tujuan
tujuan bagi pelaku bisnis, maka perlu dikaji dari pengkajian aspek teknis dalam studi
beberapa faktor yang berkaitan dengan kelayakan adalah:
aspek pasar antara lain potensi pasar, a. Pada tahap awal bertujuan merumuskan
peluang pasar atas produk yang diluncurkan gagasan yang timbul ke dalam batasan
untuk dimasa datang serta market share yang konkret dari segi teknis
yang dapat diserap oleh bisnis tersebut dari b. Selanjutnya, hasil pengkajian aspek
keseluruhan pasar potensial. Sedangkan teknis (yang makin mendalam) dipakai
kajian aspek pemasaran berkaitan dengan sebagai masukan dalam pengkajian
bagaimana penerapan strategi pemasaran aspek-aspek lainnya, seperti aspek
dalam rangka meraih sebagian pasar poten- finansial ekonomi, AMDAL, perkiraan
sial atau peluang pasar yang ada. biaya, dan jadwal.
Suatu bisnis dapat berjalan dengan c. Akhirnya Iingkup aspek teknis sampai
baik apabila memiliki pasar yang tepat dan pada kegiatan desain engineering terinci,
cara pemasaran yang baik. Agar investasi yaitu menghasilkan cetak biru (blue
atau bisnis yang akan dijalankan dapat print) proyek yang akan dibangun.
berhasil dengan baik, maka sebelumnya Menurut Husnan dan Muhammad
perlu melakukan strategi bersaing yang (2000) aspek teknis merupakan aspek yang
tepat (Kasmir dan Jakfar, 2012:48). berkaitan dengan proses pembangunan
Beberapa strategi bersaing yang diperlukan proyek secara teknis dan pengorganisasian
seperti STP dan Marketing Mix. setelah proyek tersebut selesai dibangun.
Banyak proyek industri mempergunakan
2.2.3.2. Aspek Teknis bahan baku dan pembantu dengan standar
Aspek teknis merupakan suatu aspek teknis tertentu, ada kalanya harus didatang-
yang berkenaan dengan proses pemba- kan dari luar negeri. Untuk menghindari
ngunan proyek secara teknik dan peng- kesulitan operasi karena kekurangan bahan,
operasiannya setelah proyek tersebut selesai maka pada studi kelayakan proyek harus
dibangun. Aspek teknis adalah hal-hal yang diperoleh informasi tentang jenis dan
berkaitan dengan lokasi usaha/proyek, jumlah bahan baku dan pembantu yang
sumber bahan baku, penyediaan tenaga dibutuhkan untuk tiap tingkat kegiatan
kerja, transportasi, keadaan pasar yang ada produksi yang direncanakan.
(Ibrahim ,2009:94). Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting untuk 2.2.3.3. Aspek Finansial
dilakukan sebelum ide bisnis dijalankan Analisis finansial proyek dilakukan
(Kasmir dan Jakfar, 2012:150). Menurut untuk mengetahui apakah selama pelak-
Suliyanto (2010:134), Analisis aspek teknis sanaannya atau selama umur yang direnca-
dilakukan bertujuan untuk: nakan layak dari segi keuangan (Rangkuti,
a. Menganalisis kelayakan lokasi untuk 2006:133). Hal ini perlu dilakukan agar
menjalankan bisnis. sumber daya yang terserap dalam proyek,
dapat memberi manfaat optimal bagi
investor. Suatu proyek dapat disebut layak

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 110


untuk dilaksanakan bila jumlah benefit dapat diartikan sebagai tempat untuk
(nilai manfaat) yang diperoleh dari suatu melepas lelah, beristirahat setelah penat
proyek lebih besar daripada jumlah cost melaksanakan kewajiban sehari-hari,
(biaya). Dalam studi kelayakan, dimana sebagai tempat bergaul dengan keluarga,
belum operasional, semua perhitungan sebagai tempat untuk melindungi diri dari
biaya dan manfaat, serta angka-angka lain bahaya, sebagai lambang status sosial,
merupakan perhitungan perkiraan yang tempat menyimpan kekayaan (Azwar,
diproyeksikan selama umur proyek. Angka- 1996). Sedangkan definisi perumahan
angka proyeksi diperoleh melalui penu- seperti yang tertulis dalam UU Nomor 4
runan (derivasi) dari berbagai data, model Tahun 1992 tentang Perumahan dan
dan asumsi yang dilihat dari berbagai aspek Permukiman, dituliskan bahwa perumahan
proyek. adalah kelompok rumah yang berfungsi
Hasil perhitungan kriteria investasi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
merupakan indikator dari modal yang lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
diinvestasikan, yaitu perbandingan antara prasarana dan sarana lingkungan.
total benefit yang diterima dengan total Terdapat beberapa jenis perumahan,
biaya yang dikeluarkan dalam present value seperti Suparno (2006) yang menyatakan
selama umur ekonomis proyek. Apabila bahwa jenis rumah diklasifikasikan ber-
hasil perhitungan telah menunjukkan dasarkan tipe rumah yang terdiri dari:
feasible (layak), pelaksanaannya akan 1. Rumah Sederhana
jarang mengalami kegagalan. Kegagalan 2. Rumah Menengah
hanya terjadi karena faktor-faktor uncon- 3. Rumah Mewah
trollable seperti banjir, gempa bumi,
perubahan peraturan pemerintah, disamping
data yang digunakan tidak relevan (Ibrahim, III. METODE PENELITIAN
2009).
Menurut Suliyanto (2010:195) ter- 3.1. Kerangka Konseptual
dapat beberapa metode yang dapat diguna-
kan untuk menilai kelayakan investasi, Pembangunan Perumahan di Tabanan Bali

yaitu 1) Payback Period (PP), 2) Net


Investasi
Present Value (NPV), 3) Profitability Index
(PI), dan 4) Internal Rate of Return (IRR). Aspek Pasar Aspek Finansial Aspek Teknis

2.2.4. Perumahan Pengumpulan Data


Wicaksono (2009) mendefinisikan
rumah sebagai sebuah tempat tujuan akhir
dari manusia. Rumah menjadi tempat Net Internal Rate Profitabilit Payback
Present of Returns y Indeks Period
berlindung dari cuaca dan kondisi ling- Value (IRR) (PI) (PP)
kungan sekitar, menyatukan sebuah ke- (NPV)

luarga, meningkatkan tumbuh kembang


kehidupan setiap manusia, dan menjadi Hasil Analisis
bagian dari gaya hidup manusia.
Definisi rumah menurut WHO dalam Kesimpulan
Keman (2005) adalah struktur fisik atau Tidak
bangunan sebagai tempat berlindung, Rekomendasi Layak
dimana lingkungan dari struktur tersebut Dibatalkan
Layak
berguna untuk kesehatan jasmani dan
rohani serta keadaan sosialnya baik untuk Dijalankan

kesehatan keluarga dan individu. Rumah


Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 111


Berdasarkan kerangka konseptual 3.2. Jenis Penelitian
pada gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa Penelitian ini juga termasuk kedalam
dasar penelitian ini adalah adanya jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu usaha
pembangunan perumahan di Tabanan Bali. untuk memecahkan masalah yang ada
Dimana pembangunan perumahan ini pasti berdasarkan dari data dengan menyajikan,
akan memerlukan suatu investasi. Investasi menganalisis dan menginterpretasi data
merupakan suatu penempatan sejumlah tersebut (Umar, 2007:92). Studi kelayakan
dana pada saat ini dengan harapan untuk ini menggunakan penelitian deskriptif
memperoleh keuntungan di masa depan. karena penelitian ini ditujukan untuk
Semakin besar investasi dilakukan maka mendapatkan deskripsi yang akurat dan
akan semakin besar resiko yang akan lengkap dari suatu kondisi dan diharapkan
diperoleh kemudian hari. Hal ini di- sebagai dasar untuk mengambil keputusan
karenakan dana yang dibutuhkan dalam dan pengenalan perilaku dan distribusi data
suatu investasi cukup besar sehingga yang dimiliki. Dalam penelitian ini,
memerlukan adanya studi kelayakan. pendekatan deskriptif dilakukan guna
Tujuan dari adanya studi kelayakan menguraikan masalah yang terjadi adalah
ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menguraikannya secara menyeluruh
investasi dari suatu proyek akan men- dan teliti sesuai dengan persoalan yang
datangkan keuntungan atau kerugian. diteliti. Penelitian ini menggunakan pene-
Dalam studi kelayakan investasi ini litian deskriptif sehingga penelitian di-
akan dilakukan penilaian pada aspek harapkan dapat memberikan gambaran
finansial. Dalam rangka mengumpulkan mengenai layak tidaknya investasi pada
data pada aspek finansial, peneliti mengum- proyek pembangunan perumahan di
pulkan data aspek finansial yang meliputi Tabanan Bali.
Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Returns (IRR), Profitability Indeks (PI), dan 3.3. Jenis dan Sumber Data
Payback Period (PP). Setelah seluruh data Data diperoleh dengan nilai satu atau
dianalisis dengan menggunakan rumus lebih variabel dalam sampel atau populasi
masing-masing aspek, maka didapatkan (Kuncoro, 2003). Data dapat diklasifikasi-
hasil analisis yang kemudian dari hasil kan menjadi data kuantitatif dan data
analisis tersebut dapat dinilai sesuai dengan kualitatif.
kriteria masing-masing aspek. Jenis data dalam penelitian ini adalah
Setelah mendapatkan seluruh hasil kuantitatif. Karena dalam pengumpulan
analisis kemudian peneliti mengambil datanya berupa angka-angka atau numerik.
kesimpulan dari hasil studi kelayakan yang Sedangkan menurut Indrianto dan
dilakukan untuk kemudian memberikan Supomo (2002) berdasarkan sumbernya,
rekomendasi apakah pembangunan peru- sumber data umumnya berasal dari:
mahan di Tabanan Bali layak atau tidak. 1. Data Primer
Apabila hasil dari keseluruhan aspek 2. Data Sekunder
finansial menyatakan baik maka pemba- Data sekunder dalam penelitian ini
ngunan perumahan di Tabanan Bali layak diperoleh dari berbagai sumber untuk
untuk dijalankan, tetapi sebaliknya, jika mencari data mengenai beberapa aspek
hasil analisis keseluruhan aspek finansial financial yang meliputi Net Present Value
menyatakan buruk maka pembangunan (NPV), Internal Rate of Returns (IRR),
perumahan di Tabanan Bali tidak layak Profitability Indeks (PI), dan Payback
dijalankan sehingga lebih baik dibatalkan. Period (PP).

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 112


3.4. Metode Analisis Data tingkat pengembalian dari sebuah inves-
3.4.1 Aspek Pasar tasi, yang dihitung dengan menemukan
Aspek pasar dalam penelitian ini tingkat diskonto yang menyamakan nilai
dilihat dari potensi dan segmentasi pasar, sekarang dari arus kas masuk masa
analisis penawaran dan permintaan, serta depan ke biaya proyek (Brigham dan
tren perkembangan permintaan perumahan. Houston, 2009:524). Rumus yang di-
gunakan untuk menghitung IRR adalah
3.4.2 Aspek Teknis sebagai berikut (Suliyanto, 2010:208).
Dalam evaluasi aspek teknis akan
diteliti bagaimana lokasi, aksesibilitas dan IRR = …….3.1
transportasi serta kondisi perkembangan
lingkungan sekitar. Keterangan:
r = Tingkat bunga yang akan menjadikan PV
dari proceeds sama dengan P.V. dari
3.4.3 Aspek Finansial capital outlays
Pengumpulan data dari aspek finan- At = Cash flow pada periode t
sial sebelumnya diolah dengan cara n = Periode yang terakhir dimana cash flow
observasi, wawancara dan kuesioner diharapkan
Kriteria yang digunakan adalah:
sehingga dapat dilakukan asumsi–asumsi a. Diterima apabila nilai IRR lebih besar dari
dengan menghitung laporan keuangan, tingkat diskonto (discount rate)
kebutuhan investasi dan penilaian investasi b. Sebaliknya, akan ditolak jika IRR lebih kecil
serta dapat mengambil keputusan apakah dari tingkat diskonto (discount rate)
ide bisnis ini akan memberikan keuntungan 3. Metode Profitability Indeks (PI)
atau tidak dan layak dijalankan atau tidak. Profitability Index (PI) atau benefit
Langkah-langkah pengolahan data aspek and cost ratio (B/C Ratio) merupakan
keuangan antara lain: rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
1. Net Present Value (NPV) penerimaan bersih dengan nilai sekarang
Net Present Value yaitu selisih pengeluaran investasi selama umur
antara Present Value dari investasi investasi (Kasmir dan Jakfar, 2012).
dengan nilai sekarang dari penerimaan- Rumus yang digunakan untuk meng-
penerimaan kas bersih aliran kas hitung Profitabilitas Indeks (PI) adalah
operasional maupun aliran kas terminal) sebagai berikut.
di masa yang akan datang (Umar,
2007:200). Rumus yang dapat digunakan P.I = X 100%
untuk menghitung NPV adalah sebagai
berikut: 4. Metode Payback Period (PP)
Payback period merupakan
NPV = ………… 3.1. rentang waktu yang dibutuhkan oleh
pendapatan bersih suatu investasi untuk
Keterangan: menutupi suatu biaya (Brigham dan
k = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t Houston, 2009:518). Rumus yang di-
n = Periode yang terakhir dimana cash flow gunakan untuk menghitung Payback
diharapkan Period (PP) adalah sebagai berikut
Kriteria: (Kasmir dan Jakfar, 2012:101).
a. NPV < 0 = tidak layak untuk dilaksanakan
b. NPV=0 = proyek investasi impas
PP = x 1 Tahun
c. NPV > 0 = layak untuk dilaksanakan
2. Internal Rate of Returns (IRR)
Internal Rate of Returns (IRR)
merupakan metode penyusutan peringkat
usulan investasi dengan menggunakan
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 113
IV. PEMBAHASAN tahun 2011 yaitu sebanyak 437.679 jiwa
hingga di tahun 2012 menjadi sebanyak
4.1. Aspek Pasar 462.684 jiwa. Pertumbuhan penduduk ini
Sebelum menganalisa data dari aspek juga tentunya membutuhkan adanya rumah
finansial, dilakukan survey pasar terhadap untuk tempat tinggal, serta diiringi oleh
properti sejenis yaitu perumahan disekitar masyarakat di daerah Tabanan Bali yang
di Tabanan Bali. Selain itu juga dilihat sebagian besar merupakan masyarakat
potensi dan segmentasi pasar, dimana menengah keatas seperti yang telah dibahas
kebutuhan akan rumah yang representatif sebelumnya, maka proyek perumahan di
menjadi hal yang sangat urgent bagi setiap Tabanan Bali ini layak untuk dijalankan.
masyarakat. Kawasan real estate di sekitar
lokasi Tabanan Bali banyak dihuni oleh 4.2. Aspek Teknis
masyarakat dengan mayoritas adalah kelas 4.2.1. Lokasi
menengah ke atas dengan pendapatan Aspek teknis dari sisi Lokasi Peru-
perkapita yang terus meningkat setiap mahan di Tabanan Bali yang akan
tahun. Hal ini dapat diketahui dari data dibangun adalah berada di sisi utara kota
yang diperoleh melalui Badan Pusat Tabanan–yang merupakan jalan Raya
Statistik yang menunjukkan bahwa di tahun penebel. Akses utama ke lokasi adalah
2013 distribusi pendapatan masyarakat di menuju Singaraja lewat Penebel, dari
Tabanan Bali mayoritas adalah 20% tinggi lokasi hanya sekitar 5 km dari Pusat Kota
yaitu sebesar 45,95%, sedangkan yang 40% Tabanan. Sekitar lokasi site merupakan
sedang sebesar 36,16%, dan 40% bawah kawasan komersial yang cukup padat,
hanya sebesar 17,94% (BPS, 2013). Hal ini dimana sudah banyak berdiri bangunan
juga didukung dengan data pengeluaran ruko dan pertokoan yang menunjang
rata-rata per Kapita sebulan pada jenis perekonomian kecamatan kota Tabanan.
pengeluaran bukan makanan yang mening- Lokasi perumahan juga terletak di ling-
kat, dimana pada tahun 2012 sebanyak kungan pemukiman yang cukup padat,
830.666 dan tahun 2013 sebanyak 913.638. berjarak ± 300 m di sebelah Selatan yang
Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa merupakan Landmark Kota Tabanan.
pemilihan segmen pasar menengah ke atas Lebar jalan Raya Penebel adalah 12
cukup memadai untuk diperhitungkan. meter digunakan sebagai jalan dua arah
Berdasarkan hasil pengalaman di dilengkapi dengan penerangan jalan. Jalan
lapangan, penjualan di tahun 2011 sebesar Raya Penebel merupakan jalan utama di
50 unit sampai 60 unit pertahun, sedangkan daerah tersebut dan dilewati oleh angkutan
di tahun 2012 dan 2013 sampai dengan umum.
2014 rata-rata penjualan sebanyak 50 unit Dari perspektif posisi lahan terhadap
per tahun, sehingga dengan kondisi saat ini lingkungan sekitarnya, lokasi Perumahan
perkiraan di tahun 2015 diperkirakan Yeh Empas merupakan daerah yang sangat
minimal terjual 30 unit. strategis sebagai kawasan komersial. Hal
Selanjutnya bila ditinjau dari per- ini disebabkan di sekitar lokasi tersebut
tumbuhan permintaan akan perumahan di sudah banyak dibangun komplek ruko dan
Tabanan Bali, proyek ini dapat dinilai pertokoan ditambah ketersediaan sarana
layak. Hal ini didukung oleh pertumbuhan transportasi dan fasilitas yang cukup baik.
jumlah penduduk di Tabanan Bali yang
semakin meningkat setiap tahunnya, seperti 4.2.2. Aksesibilitas dan Transportasi
data yang diperoleh dari Badan Pusat Aksesibilitas menuju dan dari Kota
Statistik diketahui bahwa jumlah penduduk Tabanan sangat mudah, karena perumahan
di Tabanan Bali tahun 2010 sebanyak ini berada di tengah Antara KotaTabanan
431.162 jiwa dan kemudian meningkat di dan desa Penebel yang merupakan Akses

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 114


Penuju Kota Singaraja. Aksesibilitas pada Jumlah type 36/72 yang dibangun
saat ini hanya dapat dilalui dari transportasi adalah 52 unit dengan rincian per unit yaitu
darat. Akses utama untuk menuju lokasi luas tanah seluas 6m x 12m dengan luas
perumahan Yeh Empas, dari lokasi hanya bangunan 36 m2. Jumlah type 45/72 yang
sekitar 5 KM melalui Jalan Raya Penebel. dibangun sebanyak 30 unit dengan rincian
Lebar jalan menuju perumahan Yeh Empas per unit yaitu luas tanahnya 6m x 12m
adalah 7 meter dan digunakan sebagai jalan dengan luas bangunan 45 m2.
dua arah dilengkapi dengan penerangan Pihak Pengembang juga membangun
jalan. Jalan Raya Penebel Singaraja meru- fasilitas umum seperti saluran air, jaringan
pakan jalan utama di daerah tersebut dan PLN, jaringan PDAM, taman, jalan, pagar
dilewati oleh angkutan umum, dekat perumahan dan lainnya. Selain itu Pihak
terminal Angkutan Kota Pengembang juga mengurus legalisasi
seperti ijin mendirikan bangunan (IMB),
4.2.3. Kondisi Perkembangan Sertifikat Hak Milik dan lainnya.
Lingkungan Sekitar Total investasi yang dibutuhkan
Saat ini kondisi eksisting lingkungan adalah Rp. 24,735,700,000,-
di sekitar tapak rencana proyek sudah Biaya investasi per unit type bangunan adalah:
berkembang. Pada sisi Depan telah ber- 1. Type 36/72
kembang sebagai kawasan bisnis dimana Pekerjaan Pendahuluan Rp. 155.487.805,-
Bahan Bangunan + Ongkos Rp. 88.000.000,-
sepanjang jalan tersebut di dominasi oleh Fasilitas Penunjang Rp. 10.000.000,-
ruko–ruko yang digunakan sebagai tempat Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) Rp. 2.460.000,-
Ijin Legalisasi Rp. 6.150.000,-
dagang, kantor dan lain sebagainya. Jumlah Harga sebelum PPN Rp. 262.097.805,-
Pada bagian sisi dalam jalan-jalan PPN 10% Rp. 26.209.780,-
Jumlah Harga sesudah PPN Rp. 288.307.585,-
sekitar tapak telah berkembang menjadi 2. Type 45/72
pusat pemukiman. Dari perspektif posisi Pekerjaan Pendahuluan Rp. 155.487.805,-
Bahan Bangunan + Ongkos Rp. 110.000.000,-
lahan, diperkirakan kawasan di sekitar Fasilitas Penunjang Rp. 10.000.000,-
tapak akan berkembang menjadi daerah Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) Rp. 2.460.000,-
Ijin Legalisasi Rp. 6.150.000,-
pemukiman penduduk. Jumlah Harga sebelum PPN Rp. 284.097.805,-
Oleh sebab itu lahan rencana proyek PPN 10% Rp. 28.409.780,-
Jumlah Harga sesudah PPN Rp. 312.507.585,-
saat ini akan sangat tepat difungsikan
sebagai pusat perdagangan karena sesuai Masa investasi pembangunan peru-
rencana perkembangan kawasan serta mahan ini adalah 5 tahun. Laju inflasi di
lokasinya yang strategis. Diperkuat dengan Bali menurut data BPS per September 2014
dukungan fasilitas publik dan infrastruktur sebesar 4,14%. Dengan tingkat suku bunga
yang baik menjadikan daerah ini sangat sebesar 12%. Biaya operasional yang
potensial untuk dikembangkan. dikeluarkan oleh Pihak Pengembang selama
masa investasi adalah sebesar Rp.
4.3. Aspek Finansial 500.000.000,- per tahunnya.
4.3.1. Biaya Investasi
Pembangunan perumahan ini memer- 4.3.2. Proyeksi Pendapatan
lukan lahan seluas 8.575 m2 yang terbagi Pihak Pengembang menetapkan harga
atas 6.768 m2 untuk lahan bangunan dan jual untuk type 36/72 adalah sebesar Rp.
sisanya seluas 1.807m2 untuk fasilitas 450.000.000,-/unit sedangkan untuk type
umum seperti jalan, taman, saluran air dan 45/72 adalah sebesar Rp. 500.000.000,-
sebagainya. Luas lahan bangunan terbagi /unit. Harga jual ini tidak mengikat karena
atas 82 kavling (unit) dengan type yang setiap tahunnya mengalami kenaikan
dibangun adalah type 36/72 sebanyak 52 sebesar laju inflasi di Bali. Pembangunan
unit dan type 45/72 sebanyak 30 unit. perumahan ini dibagi menjadi 3 tahapan
(tahun), dimana pada tahun 2015 terdapat

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 115


20 unit untuk type 36/72 dan 10 unit untuk pembangunan perumahan menghasilkan
type 45/72, dan diproyeksikan pada tahun laba atau tidak, terdiri dari:
2016 terdapat 20 unit untuk type 36/72 dan 1. Pendapatan
10 unit untuk type 45/72, sedangkan di Merupakan hasil penjualan rumah yang
tahun 2017 sebanyak 12 unit untuk type selesai dan diterima hasilnya dalam satu
36/72 dan 10 unit untuk type 45/72. periode. Besaran nilai dari pendapatan
1. Harga berdasarkan proyeksi pendapatan pada
Harga tahun 2015 diperoleh dari harga tabel 4.2.
per unit untuk Type 36/72, kemudian 2. Depresiasi
proyeksi di tahun 2016 dan 2017 harga Merupakan pengembalian dari modal
diperoleh dari harga di tahun sebelumnya investasi selama masa investasi. Masa
dikalikan dengan inflasi. pengembalian ini dibagi sesuai dengan
2. Jumlah masa investasinya tanpa nilai sisa.
Jumlah diperoleh dari banyak unit Besaran nilai dari depresiasi sama setiap
pada tahun bersangkutan dikalikan dengan periodenya karena menggunakan metode
harga perunit pada tahun bersangkutan. garis lurus atau straight line metodh.
3. Total Nilai depresiasi diperoleh dari Jumlah
Total ini merupakan perhitungan Harga Termasuk PPN 10% dibagi 5.
jumlah pendapatan untuk Type 36/72 3. Biaya Operasional
ditambah perhitungan jumlah pendapatan Merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk Type 45/72 dalam satu periode selama masa
Rekapitulasi proyeksi pendapatan investasi. Biaya operasional ini meliputi
adalah sebagai berikut: biaya administrasi, promosi dan lainnya
Tabel 4.2 Proyeksi Pendapatan diluar biaya pembuatan rumah dan
Tahun
Type 36/72 Type 45/72
Total
fasilitas penunjang. Biaya operasional ini
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
setiap tahunnya mengalami kenaikan
2015 20 450.000.000 9.000.000.000 10 500.000.000 5.000.000.000 14.000.000.000 sesuai dengan laju inflasi. Dimana
2016 20 468.630.000 9.372.600.000 10 520.700.000 5.207.000.000 14.579.600.000
proyeksi biaya operasional ini dihitung
2017 12 488.031.282 5.856.375.384 10 542.256.980 5.422.569.800 11.278.945.184
dengan biaya operasional tahun
Total 52 24.228.975.384 30 15.629.569.800 39.858.545.184
Sumber: Olahan Penulis sebelumnya dikalikan dengan laju inflasi
tahun bersangkutan.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menun-
4. Laba Bersih
jukkan bahwa pendapatan dapat di proyek-
Merupakan hasil bersih atas kegiatan
sikan meningkat pada setiap tahunnya,
pembangunan perumahan dimana pen-
dimana pada tahun 2015 sampai dengan
jualan dikurangi dengan depresiasi dan
tahun 2017 memiliki total pendapatan Rp.
biaya operasional. Selengkapnya dapat
24.228.975.384,- untuk type 36/72, sedang-
dilihat tabel dibawah ini.
kan type 45/72 diproyeksikan dari tahun
Tabel 4.3 Proyeksi Laporan Rugi Laba
2015 sampai dengan tahun 2017 mendapat Biaya
Tahun Penjualan Depresiasi Laba Bersih
total pendapatan Rp. 15.629.569.800,-. 2015 14.000.000.000
Operasional
8.245.233.333 500.000.000 5.254.766.667
Sehingga secara keseluruhan dari kedua 2016 14.579.600.000 8.245.233.333 520.700.000 5.813.666.667
2017 11.278.945.184 8.245.233.333 542.256.980 2.491.454.871
unit penjualan diproyeksikan mendapat Total 39.858.545.184 24.735.700.000 1.562.956.980 13.559.888.204

total Rp. 39.858.545.184. Sumber: Olahan Penulis

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai


4.3.3. Proyeksi Laporan Rugi-laba proyeksi laporan laba rugi menunjukkan
Merupakan proyeksi tentang laporan bahwa laba bersih cenderung mengalami
kegiatan pembangunan perumahan selama peningkatan dari tahun ke tahun, dimana
satu periode atau satu tahun sehingga bisa pada tahun 2015 proyeksi laba sebesar Rp.
diketahui apakah periode tersebut kegiatan 5.254.766.667,- dan pada tahun 2017
diproyeksikan laba menurun menjadi Rp.
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 116
2.491.454.871,- dengan nilai penyusutan net cashflow juga diperkirakan menunjuk-
atau depresiasi yang tetap dari tahun 2015 kan adanya penurunan.
hingga 2017 sebesar Rp. 8.245.233.333.
Hal ini menunjukkan bahwa laporan 4.3.5. Analisa Kelayakan
kegiatan pembangunan perumahan selama 1. Net Present Value
satu periode atau satu tahun menghasilkan Merupakan selisih antara Present
laba dengan total Rp. 13.559.888.204,-. Value dari investasi dengan nilai sekarang
dari penerimaan-penerimaan kas bersih
4.3.4. Proyeksi Cashflow aliran kas operasional maupun aliran kas di
Merupakan penerimaan kas bersih dari masa yang akan datang. Dengan menggu-
hasil pembangunan perumahan dalam satu nakan proyeksi Cashflow, dan tingkat suku
periode. Cashflow ini akan dijadikan bunga yang telah ditentukan diatas maka
elemen penting dalam perhitungan analisa perhitungan Net Present Value dapat
kelayakan tentang pembangunan peru- dilakukan dan hasilnya bisa dilihat pada
mahan yang akan dilaksanakan. tabel dibawah ini.
1. Laba Bersih Hasil dari perhitungan Net Present
Merupakan hasil bersih atas kegiatan Value ini adalah Rp. 6.167.703.024,- , ini
pembangunan perumahan dimana pen- berarti bahwa pembangunan perumahan ini
jualan dikurangi dengan depresiasi dan bernilai positif dan layak untuk diteruskan.
biaya operasional. Tabel 4.5 Net Present Value
2. Depresiasi Tahun Cash Flow (Rp.) P/F;12%;n PV Rp. NPV
2014 (24.735.700.000) (24.735.700.000) (24.735.700.000)
Merupakan pengembalian dari modal 2015 13.500.000.000 0.8929 12.053.571.429 (12.682.128.571)

investasi selama masa investasi. Masa 2016


2017
14.058.900.000
10.736.688.204
0.7972 11.207.669.005 (1.474.459.566)
0.7118 7.642.162.591 6.167.703.024
pengembalian ini dibagi sesuai dengan NPV 6.167.703.024

masa investasinya tanpa nilai sisa. Sumber: Olahan Penulis

Besaran nilai dari depresiasi sama setiap Berdasarkan tabel diatas dapat di-
periodenya karena menggunakan metode ketahui bahwa nilai Cash Flow prediksi
garis lurus atau straight line metodh. terus menurun hingga tahun 2017, dan
Nilai depresiasi diperoleh dari Jumlah perhitungan masing-masing akan dijelaskan
Harga Termasuk PPN 10% dibagi 5. sebagai berikut:
3. Net Cash 1. Cash flow
Net cash ini diperoleh dari laba bersih Cash flow diperoleh melalui: (prediksi
ditambahkan dengan nilai depresiasi. laba bersih + nilai depresiasi).
Cashflow dalam setiap periode dapat 2. P/F;12%;n
dilihat pada tabel dibawah ini. P/F;12%;n maksudnya dengan tingkat
Tabel 4.4 Proyeksi Cashflow bunga sebesar 12% diperoleh melalui:
Tahun Laba Bersih Depresiasi Net Cash (1+12%)^-(tahunbersangkutan-tahun
2015 5.254.766.667 8.245.233.333 13.500.000.000
2016 5.813.666.667 8.245.233.333 14.058.900.000
2014).
2017 2.491.454.871 8.245.233.333 10.736.688.204 3. Present Value
Total 13.559.888.204 24.735.700.000 38.295.588.204 Present Value diperoleh melalui: (Cash
Sumber: Olahan Penulis
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan flow+ P/F;12%;n).
bahwa Laba yang diperoleh, diprediksi 4. Net Present Value
cenderung mengalami peningkatan hingga Net Present Value diperoleh melalui:
tahun 2017, dimana pada tahun 2015 laba (Net Present Value tahun sebelumnya +
yang diperoleh sebesar Rp. 5.254.766.667,- PV tahun bersangkutan).
dan pada tahun 2017 menjadi Rp.
2.491.454.871, dimana selama 2015 hingga 2. Internal Rate of Returns
2017 tidak menunjukkan adanya nilai Merupakan metode penyusutan
penyusutan atau depresiasi, sehingga nilai peringkat usulan investasi dengan menggu-

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 117


nakan tingkat pengembalian dari sebuah 3. Present Value
investasi, yang dihitung dengan menemu- Present Value diperoleh melalui: (Cash
kan tingkat diskonto yang menyamakan flow+ P/F;16%;n).
nilai sekarang dari arus kas masuk masa 4. Net Present Value
depan ke biaya proyek. Dengan menggu- Net Present Value diperoleh melalui:
nakan proyeksi Cashflow dan tingkat suku (Net Present Value tahun sebelumnya +
bunga tersebut diatas dapat dilakukan PV tahun bersangkutan).
perhitungan Internal Rate of Returns.
Namun untuk analisa ini, tingkat suku 4.3.6. Profitability Index
bunga dinaikkan pada tingkat tertentu Merupakan rasio aktivitas dari jumlah
hingga Net Present Value menjadi negatif nilai sekarang penerimaan bersih dengan
untuk kemudian dihitung Internal Rate of nilai sekarang pengeluaran investasi selama
Returns. Perhitungan Internal Rate of umur investasi. Perhitungan Present Value
Return dapat dilihat tabel dibawah ini. dari kas masuk bersih dapat dilihat pada
IRR = I2 +(( NPV2 / ( NPV2 - NPV1 )) * ( I1- I2 )) tabel dibawah ini.
= 16%+((4.228.825.634/(4.228.825.634- P.I. = 30.903.403.024 = 124,93%
6.167.703.024))*(12%-16%) 24.735.700.000
= 24,72%
Tabel 4.7 Profitability Index
Dari perhitungan tersebut, Internal Tahun Cash Flow (Rp.) P/F;12%;n PV Rp.
2015 13.500.000.000 0.8929 12.053.571.429
Rate of Returns menunjukan angka 24,72% 2016 14.058.900.000 0.7972 11.207.669.005
lebih tinggi dari tingkat suku bunga yaitu 2017 10.736.688.204 0.7118 7.642.162.591
Total 30.903.403.024
12,0%. Hal ini menandakan bahwa proyek Sumber : Olahan Penulis
pembangunan perumahan layak diteruskan.
Tabel 4.6 Internal Rate of Return
Dari hasil diatas dapat diketahui
Tahun Cash Flow (Rp.) P/F;16%;n PV Rp. NPV profitability index dari proyek pemba-
2014 (24.735.700.000) (24.735.700.000) (24.735.700.000)
2015 13.500.000.000 0.8621 11.637.931.034 (13.097.768.966)
ngunan perumahan ini adalah 124,93% atau
2016 14.058.900.000 0.7432 10.448.052.913 (2.649.716.052) bernilai positif, ini berarti bahwa proyek
2017 10.736.688.204 0.6407 6.878.541.686 4.228.825.634
NPV 4.228.825.634
pembangunan perumahan layak untuk
Sumber: Olahan Penulis dijalankan.
Dengan demikian tingkat IRR yang Adapun perhitungan masing-masing
diperkenankan pada proyek ini adalah akan dijelaskan sebagai berikut:
24,72%. Hal ini menandakan bahwa proyek 1. Cash flow
ini layak untuk dijalankan karena memiliki Cash flow diperoleh melalui: (prediksi
IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga. laba+nilai depresiasi).
Berdasarkan tabel diatas dapat 2. P/F;12%;n
diketahui bahwa nilai Cash Flow prediksi P/F;12%;n maksudnya dengan tingkat
terus meningkat hingga tahun 2017, dan bunga sebesar 12% diperoleh melalui:
perhitungan masing-masing akan dijelaskan (1+12%)^-(tahun bersangkutan-tahun
sebagai berikut: 2014).
1. Cash flow 3. Present Value
Cash flow diperoleh melalui: (prediksi Present Value diperoleh melalui: (Cash
laba+nilai depresiasi). flow+ P/F;12%;n).
2. P/F;16%;n
P/F;16%;n maksudnya dengan tingkat 4.3.7. Payback Period
bunga sebesar 15.0% diperoleh melalui: Merupakan rentang waktu yang di-
(1+16.0%)^-(tahun bersangkutan-tahun butuhkan oleh pendapatan bersih suatu
2014). investasi untuk menutupi suatu biaya.
Dengan menggunakan tabel Net Present
Value maka Payback Period terjadi pada

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 118


tahun ke 6 lebih tepatnya 6 tahun 6 bulan, a. Net Present Value
dihitung dengan cara Hasil dari perhitungan Net Present
PP = Investasi = 24.735.700.000 = 0,8004 Value ini adalah Rp. 6.167.703.024,-
Total Profitability Index 30.903.403.024
= 0,8004 x 3 yang berarti bahwa pembangunan
= 2,4013 = 2 tahun perumahan ini bernilai positif dan
= 2 tahun + (0,4013 x 12)
= 2 tahun 4 bulan layak untuk diteruskan.
b. Internal Rate of Returns
Internal Rate of Returns menunjukan
V. PENUTUP angka 24,72% lebih tinggi dari
tingkat suku bunga yaitu 12,0%. Hal
5.1. Kesimpulan ini menandakan bahwa proyek pem-
1. Proyek perumahan yang berlokasi di bangunan perumahan layak diterus-
Kabupaten Tabanan menunjukkan kan.
bahwa telah layak jika ditinjau dari c. Profitability Index
aspek pemasaran, karena perkembangan Profitability index dari proyek pem-
jumlah penduduk di Bali khususnya di bangunan perumahan ini adalah
Tabanan yang terus meningkat didukung 124,93% atau bernilai positif, ini
dengan sebagian besar masyarakat yang berarti bahwa proyek pembangunan
merupakan masyarakat kelas menengah perumahan layak untuk dijalankan.
keatas. d. Payback Period
2. Proyek pembangunan perumahan yang Payback Period menunjukkan pe-
berlokasi di Kabupaten Tabanan telah ngembalian investasi terjadi setelah 2
memenuhi lokasi yang strategis dengan tahun 4 bulan.
aksesibilitas dan transportasi yang
menunjang serta kondisi perkembangan 5.2. Saran
lingkungan sekitar yang berkembang 1. Proyek perumahan ini mempunyai pros-
pesat, maka dapat dikatakan bahwa pek yang cerah untuk mengimbangi
proyek pembangunan perumahan yang posisi Bali sebagai tujuan pariwisata
berlokasi di Kabupaten Tabanan layak local maupun international.
ditinjau dari aspek teknis. 2. Karena analisa kelayakan memiliki nilai
3. Total investasi yang dibutuhkan dalam yang sedikit lebih baik dari ketentuan
proyek pembangunan perumahan yang standart maka proyek perumahan ini
berlokasi di Kabupaten Tabanan ini masih menyimpan masalah apabila ada
sebesar Rp. 24,735,700,000,- dimana perubahan yang radikal terkait dengan
laju Inflasi menurut data BPS per masalah moneter.
September 2014 sebesar 4,14% dan 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
tingkat suku bunga 12%. Harga jual per agar dapat mengembangkan hasil dalam
unit untuk Type 36/72 adalah sebesar penelitian ini dengan menggunakan
Rp. 450.000.000,- sedangkan untuk aspek-aspek yang lain dalam studi
Type 45/72 adalah sebesar Rp. kelayakan, sehingga dapat diperoleh
500.000.000,-. Berdasarkan hasil analisis hasil yang lebih mendalam.
kelayakan ditinjau dari aspek financial
menunjukkan bahwa proyek perumahan
yang berlokasi di Kabupaten Tabanan VI. DAFTAR PUSTAKA
dikatakan layak. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa analisis kelayakan sebagai Afandi. 2009. Analisis Studi Kelayakan
berikut: Investasi Pengembangan Usaha
Distribusi PT. Aneka Andalan Karya.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 119


Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Manopo, S.F.J., J. Tjakra, R. J. M.
Gunadarma Bekasi. Mandagi, M. Sibi. 2013. Analisis
Biaya Investasi Pada Perumahan
Azwar, Z. 1996. Pengantar Administrasi.
Griya Paniki Indah. Jurnal Sipil
Jakarta : Sinar Harapan.
Statik, Vol.1 No.5, Hal.377-381.
Brigham, Eugene.F dan Joel F. Houston.
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen :
2009. Dasar-Dasar Manajemen.
Konsep, Manfaat dan Rekayasa,
Keuangan. Edisi 10.Jakarta: Salemba
Edisi. Ketiga. Jakarta: Salemba
Empat.
Empat.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar
Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Pembelanjaan. Yogyakarta : BPEE.
Herlianto, Didit, dan Triani Pujiastuti.
Subagyo, A. 2007. Studi Kelayakan Teori
(2009). Studi Kelayakan Bisnis.
dan Aplikasi. Jakarta: PT. Elex Media
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Komputindo.
Husnan Suad, Suwarsono Muhammad,
Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis:
2005, Studi Kelayakan Proyek,
Pendekatan Praktis. Edisi Pertama.
Yogyakarta: UPP AMP. YKPN,
Yogyakarta: Andi Offset.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan
Supriyono,2001, “Akuntansi Biaya
Bisnis. Edisi Revisi, Jakarta : PT
(Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Rineka Cipta
serta Pembuatan Keputusan)”, Edisi
Indriantoro, N., dan B. Supomo. 2002. II, Yogyakarta : BPFE
Metedologi Penelitian Bisnis.
Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek
Yogyakarta : Andi.
(Teknik dan Prosedur Penyusunan
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Laporan). Yogyakarta: J&J Learning.
Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
Sutojo, Siswanto. (2001). Menyusun
Prenada Media Grup.
Strategi Harga. Jakarta: Damar Mulia
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset Untuk Pustaka,.
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Umar, H, 2008. Metode Riset Bisnis.
Erlangga.
Jakarta : Gramedia
Labombang, M. 2007. “Analisa Investasi
Warsika, Putu Dharma. 2009. Studi
Proyek Perumahan Taman Sidorejo
Kelayakan Investasi Bisnis Properti
Kabupaten Sidoarjo”. Jurnal Smartek,
(Studi Kasus: Ciater Riung Rangga).
Vol. 5, No. 1, Pebruari 2007: 58-64
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 13,
Limanto, S. 2009. Model Analisis Investasi No. 1, hal.32-38
Pengembang Perumahan. Simposium
Wicaksono, Andie. 2007. Pengelola
Nasional RAPI VIII 2009, ISSN :
Investasi Real Estate. Sidoarjo:
1412-9612.
Penerbit Balai Pustaka.
UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 120

Anda mungkin juga menyukai