ABSTRAK
Proyek Pembangunan Perumahan Singhamerta Kabupaten Malang dibangun pada lahan seluas 35.000 m 2, dengan 3 tipe
rumah yaitu 36/84, 38/88, dan 48/98. Tujuan dari studi ini yaitu menentukan aspek pasar dan pemasaran dari tipe rumah yang
diminati masyarakat berdasarkan kuesioner, menganalisis kelayakan teknis berdasarkan parameter KDB (Koefisien Dasar
Bangunan), KLB (Koefisien Tanah), dan KDH (Koefisien Dasar Hijau), menghitung kelayakan finansial berdasarkan parameter
Net Present Value (NPV) , Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Pay Back Period (PP), dan menghitung
jumlah rumah optimal menggunakan Aplikasi LINDO 6.1. Data yang diperlukan adalah gambar teknis, HSPK Kab. Malang
2019, site plan dan speksifikasi rumah. Hasil tipe rumah yang diminati masyarakat yaitu tipe 36/84 sebesar 28%, tipe 38/88
sebesar 39%, dan tipe 48/98 sebesar 33%. Kelayakan teknis diperoleh hasil dengan rincian nilai kesesuaian KDB = 4; KLB =
5, dan KDH = 5, diperoleh rata-rata = 4,667 yang artinya sangat sesuai. Hasil analisis kelayakan finansial diperoleh nilai NPV
= Rp. 1.076.970.596,45; IRR = 10,87%; BCR = 1.01; dan PP dalam waktu 3 Tahun 10 Bulan. Jumlah rumah optimal sebesar
176 unit dengan tipe 36/84 sebanyak 50, tipe 38/88 sebanyak 68, tipe 48/98 sebanyak 58 dan keuntungan yang diperoleh sebesar
Rp. 15.845.800.000.
Kata kunci : Studi Kelayakan; Aspek Pasar dan Pemasaran; Teknis; Finansial
ABSTRACT
The Singhamerta Housing Construction Project in Malang Regency was built on an area of 35,000 m2, with 3 types of
houses 36/84, 38/88, and 48/98. The purpose of this study is to determine the market and marketing aspects of the type of house
of interest to the community based on a questionnaire, analyze the technical feasibility based on KDB (Basic Coefficient of
Building), KLB (Basic Coefficient of Land), and KDH (Basic Coefficient of Green) parameters, calculate financial feasibility
based on parameters Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), and Pay Back Period
(PP), and calculate the optimal number of houses using the LINDO 6.1 application. The data needed is a technical drawing,
HSPK Kab. Malang 2019, site plan and house specifications. The results of the type of house that is of public interest are type
36/84 by 28%, type 38/88 by 39%, and type 48/98 by 33%. The technical feasibility of obtaining the results with the breakdown
of KDB = 4; KLB = 5, and KDH = 5, obtained an average = 4.667, which means it is very appropriate. The results of the
financial feasibility analysis obtained NPV value = Rp. 1.076.970.596,45; IRR = 10.87%; BCR = 1.01; and PP within 3 Years
10 Months. The optimal number of houses is 176 units with type 36/84 for 50, type 38/88 for 68, type 48/98 for 58 and the profit
gained is Rp. 15,845,800,000.
1
JOS - MRK Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun, Page
lingkungan hidup. Di lain hal, rumah tinggal juga berdampak 1. Koefisien Dasar Bangunan
pada pertumbuhan wilayah sekitar. Koefisien Dasar Bangunan atau KDB adalah angka
PT. Prima Land Sejahtera sebagai investor sekaligus presentase perbandingan antara luas daerah bangunan per
pengembang mendirikan Perumahan Singhamerta di atas luas kaveling. Ketentuan kelayakan KDB berdasar pada
tanah dengan luas ± 3.5 ha sebagai suatu tempat tinggal di Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 1 Tahun 2018.
wilayah Desa Jedong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
KDB = 𝑥 100% (1)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑣𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔
Investasi proyek pembangunan memerlukan dana yang
cukup besar. Oleh karena itu perlu dilakukan studi kelayakan 2. Koefisien Lantai Bangunan
agar tidak ditemukan kesalahan yang bisa mempengaruhi Koefisien Lantai Bangunan atau KLB adalah angka
proses investasi kedepannya dan diharapkan agar investasi perbandingan antara luas total lantai bangunan per luas
sesuai dengan rencana. kaveling. Ketentuan kelayakan KLB berdasar pada
Tujuan dari pembahasan ini meliputi: PERMENPERA No.11/PERMEN/M/2008.
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
1. Menentukan tinjauan aspek pasar dan pemasaran pada KLB = (2)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑣𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔
pembangunan Perumahan Singhamerta dari tipe rumah
3. Koefisien Dasar Hijau
yang akan dibangun.
Koefisien Dasar Hijau atau KDH adalah angka presantase
2. Menganalisis tingkat kelayakan teknis pada proyek
perbandingan antara luas ruang terbuka per luas kaveling.
pembangunan Perumahan Singhamerta berdasarkan
Ketentuan kelayakan KDH berdasar pada PERMEN PU
beberapa peraturan tentang KDB, KLB, KDH.
Nomor 29/PRT/M/2006.
3. Menghitung dan mengetahui tingkat kelayakan finansial 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎
pada proyek pembangunan Perumahan Singhamerta KDH = 𝑥 100% (3)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑎𝑣𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔
menggunakan parameter perhitungan, NPV, IRR, BCR
dan PP. Aspek Kelayakan Finansial
4. Menghitung jumlah optimal untuk masing-masing tipe Aspek finansial adalah salah satu aspek yang digunakan
rumah yang diminati masyarakat untuk mencapai dalam menilai rencana investasi suatu proyek komersial.
keuntungan yang maksimal dari proyek pembangunan Penilaian aspek finansial meliputi penilaian sumber-sumber
Perumahan Singhamerta. dana yang akan dipakai dalam pembiayaan investasi,
estimasi pendapatan dan pengeluaran serta biaya selama
2. METODE periode investasi. Leonardo (Andos Roganda L.Gaol,2013).
Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis kelayakan finansial menggunakan parameter
Studi aspek pasar dan pemasaran dilakukan dengan kelayakan antara lain NPV (Net Present Value), IRR
membuat dan menyebarkan kuesioner. Menurut Sugiyono (Internal rate of Return), BCR (Benefit Cost Ratio) dan PP
(2017:14), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data (Payback Period).
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat 1. Net Present Value (NPV)
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. NPV adalah metode perhitungan nilai bersih (netto) pada
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability waktu sekarang (present). Present sendiri diasumsikan jika
sampling yaitu suatu teknik sampling yang memberikan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur dilakukan. Jadi maksud dari menghitung nilai bersih saat ini
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. adalah mengurangi semua arus kas masuk dengan kas keluar
ke nilai sekarang.
Aspek Kelayakan Teknis NPV = 𝛴𝑃𝑉 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝛴𝑃𝑉 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (4)
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Keterangan :
Rakyat No. 11/PERMEN/M/2008, suatu kawasan NPV = Nilai sekarang netto
perumahan dan pemukiman haruslah memenuhi ketentuan PV Masuk = Aliran Kas Masuk
keserasian kawasan perumahan dan pemukiman yang PV Keluar = Aliran Kas Keluar
meliputi klasifikasi kawasan, klasifikasi lingkungan Indikasi kriteria NPV yaitu:
perumahan dan pemukiman serta persyaratan keserasian a. Jika NPV > 0, maka investasi menguntungkan atau layak
kawasan. Analisis Kelayakan Teknis pada studi ini meliputi (Feasible)
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lahan b. Jika NPV < 0, maka investasi tersebut tidak
Bangunan (KLB) dan Koefisien Dasar Hijau (KDH). menguntungkan atau tidak layak (Unfeasible)
2
JOS - MRK Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun, Page
3
JOS - MRK Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun, Page
4
JOS - MRK Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun, Page
5
JOS - MRK Volume xx, Nomor x, Bulan Tahun, Page
= 1.00896839742
Nilai BCR tersebut bernilai lebih dari satu (>1). Hal ini 4. KESIMPULAN
menunjukkan bahwa proyek pembangunan ini diterima atau Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan diperoleh
bisa dikatakan layak dari metode BCR. sebagai berikut:
1. Hasil analisis pasar dan pemasaran diperoleh tipe rumah
4. PP (Payback Period) yang diminati yaitu tipe 36/84 sebesar 28%, tipe 38/88
Perhitungan PP dapat menggunakan Persamaan 7. sebesar 39%, dan tipe 48/98 sebesar 33%.
𝐶𝑓 −∑ 𝐴𝑛 2. Hasil analisis kelayakan teknis yang berdasar pada
PP = (𝑛 − 1) + ( )
𝐴𝑛
adalah Perda Kab. Malang Nomor 1 Tahun 2018,
2,259,547,940−4,753,866,341
= (5 − 1) + ( ) PERMENPERA No.11/PERMEN/M/2008, dan
17,592,203,775
= 3,86 Tahun PERMEN PU Nomor 29/PRT/M/2006 diperoleh hasil
Nilai PP sebesar 3,86 Tahun < umur Investasi yaitu 5 tahun. dengan rincian nilai kesesuaian KDB sebesar 4, KLB
Sehingga dengan nilai PP < umur investasi maka proyek sebesar 5, dan KDH sebesar 5, sehingga diperoleh rata-
tersebut dinyatakan layak. rata nilai kesesuaian aspek teknis sebesar 4,667 atau
dibulatkan 5 yang artinya sangat sesuai dengan
Analisis Optimasi Menggunakan Aplikasi LINDO 6.1 parameter kelayakan teknis yang berlaku di Kabupaten
Malang.
3. Hasil analisis kelayakan finansial berdasarkan parameter
finansial diperoleh; Nilai NPV sebesar Rp.
1.076.970.596,45, bernilai lebih dari nol (>0), nilai IRR
sebesar 10,87% lebih besar dari nilai MARR (8,62%)
Nilai BCR sebesar 1.00896839742, bernilai lebih dari
satu (>1) dan nilai PP sebesar sebesar 3,86 Tahun,
bernilai lebih kecil dari umur investasi (5 tahun).
4. Hasil perhitungan Optimasi menggunakan Aplikasi
LINDO 6.1 diperoleh jumlah rumah yang dapat
terbangun sebanyak 176 unit dengan uraian tipe 36/84
Gambar 1. Input Data Aplikasi LINDO 6.1
sebanyak 50, tipe 38/88 sebanyak 68, tipe 48/98
Sumber: Hasil Perhitungan 2020
sebanyak 58 dan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.
15.845.800.000
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Heriyantho Yoshua F., Walangitan, Mochtar Sibi.
Studi Kelayakakan Proyek Pembangunan Perumahan
Bethasaida Bitung oleh PT. Cakrawala Indah Mandiri
dengan Kriteria Investasi. Jurnal Sipil Statik. Vol.5,
No. 7 Universitas Sam Ratulangi Madano, 2017.
[2] Republik Indonesia 2011, ‘Undang-undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman’, Sekretariat Negara, Jakarta
[3] SNI 03-1733-2004 mengenai Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Gambar 2. Hasil Analisis Aplikasi LINDO 6.1 [4] Zulmaulida, R & Saputra, E 2014, ‘Pengembangan
Sumber: Hasil Perhitungan 2020 Bahan Ajar Program Linear Berbantuan Lindo
Berdasarkan analisis pada aplikasi LINDO 6.1 didapatkan Software’, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika,
analisis selama 3 iterasi dengan analisis sebagai berikut vol. 3, no. 2, pp. 189-216.
X1 = 48,902195 = 50 rumah [5] Suratman, 2011 . Studi Kelayakan Proyek (Teknik dan
X2 = 68,113770 = 68 rumah Prosedur Penyusunan Laporan). Yogyakarta :J&J
X3 = 57,634731 = 58 rumah Learning .
Total Unit Rumah = 50 + 68 + 68 = 176 unit rumah.