Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

a. Cadburry Comite

Definisi dari Cadburry Committee memandang corporate governance sebagai:


“ A set of rules define the relationship, employees and other internal and external
stakeholders in respect to their rights and responsibilities”

Seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para, pemegang saham, manajer,
kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal
maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.

b. Center For European Policy Studies (CEPS)

Adalah merupakan seluruh sistem yang di bentuk mulai dari hak ( right ) , proses ,
pengendalian , baik yang ada dalam organisasi maupun yang ada diluar organisasI. Hak yang
dimaksud adalah hak seluruh stakholder , yaitu hak berbagai kekuatan yang di miliki
stakholder yang di miliki individual untuk mempengaruhi manajemen. .Proses maksudnya
merupakan mekanisme dari hak-hak stakholder. Pengendalian artinya merupakan mekenisme
yang memungkinkan stakholder menerima informasi yang di perhatikan oleh manajemen
dalam menjalankan usahanya.

c. Organization for Economic Coorperation and Development ( OECD ) mendefinisikan


corporate governance sebagai berikut :

“ The stucture through which shareholders, directors, managers set of the board objective of
the company, the means of attaining those objectives and monitoring performance”

Struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris, dan manajer menyusun tujuan-
tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut mengawasi kinerja.

d. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar.
Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang
melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang
kondusif (KNKG dalam Diah Kusuma Wardani, 2008: 7). Oleh karena itu, diterapkannya
Good Corporate Governance (GCG) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting
untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.

2. Teori- teori yang mendasari GCG

1. Stewardship Teory

Teori Stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah
termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama
mereka untuk kepentingan organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan
sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk
bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan
organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya. Teori ini didesain
bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan sebagai
pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada principalnya (Donaldson
dan Davis, 1989, 1991).

2. Agency Theory

Agency theory menguraikan hubungan antara pihak prinsipal dan agen, dimana prinsipal
adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak agen. Prinsipal mendelegasikan
tanggung jawab pengambilan keputusan kepada agen dimana hak dan kewajiban kedua belah
pihak diuraikan dalam suatu perjanjian kerja yang saling menguntungkan. Model “manusia”
yang mendasari teori agensi adalah bahwa aktor rasional, merupakan individu yang
memaksimalkan utilitasnya (Jensen & Meckling, 1976)

3. Teori Entitas (Entity Theory)

Teori entitas ini memandang pemegang saham (baik pemegang saham biasa dan istimewa)
sebagai pemilik (proprietor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Teori entitas
mengamsumsikan terjadinya pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik ekuitas
(pemegang saham) dengan entitas bisnisnya (perusahaan). Kreditor dianggap sebagai pihak
luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen.

Aset menjadi milik pribadi pemegang saham dan pemegang saham menanggung
segala risiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut padang ini, aset bersih menjadi
perhatian utama bagi pemegang saham.sesuai dengan sifat tersebut, persamaan akuntansi dari
teori entitas akan berbentuk sebagai berikut:

Aset – Kewajiban = Ekuitas

Entitas Theory meelahirkan agency theory dan stewardship theory, dimana kedua teori ini
sangat berperan dan paling banyak dirujuk untuk pembentukkan struktur Corporate
Governance.

4. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)

Teori ini mengartikan suatu organisasi sebagai kesepakatan multilateral antara perusahaan
dan berbagai stakeholdernya. Ada hubungan perusahaan dengan pihak internal (pegawai,
manajer, pemilik) ada juga hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan
(pelanggan, pemasok, pesaing, masyarakat). Artinya, stakeholder theory menjelaskan bahwa
direktur dan manajer perusahaan harus dapat memenuhi harapan semua stakeholder bukan
hanya pemilik perusahaan saja. Perusahaan yang menciptakan hubungan positif dengan
seluruh stakeholder disebut perusahaan yang dapat menciptakan keberlanjutan (sustainable)
kesejahteraan ekonomi. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar tanggung jawannya
bagi masyarakat, bukan hanya sekedar memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Implikasi teori ini untuk kegiatan Corporate Governance adalah perusahaan mendirikan unit
yang khusus menangani komunikasi dengan stakeholder yang dikenal dengan nama
departemen komunikasi perusahaan atau public affairs departement.

5. Political Theory

Menyatakan bahwa alokasi kekuasaan dalam perusahaan, previlege, atau alokasi laba di
antara pemilik, manajer dan stakeholders lainnya ditentukan oleh pertimbangan-
pertimbangan politis. Dalam hal ini pemerintah dapat berperan penting dalam menentukan
alokasi tersebut. Alokasi kekuasaan Corporate governance dalam teori corporate governance
juga harus dilihat dari perspektif budaya, sehingga dapat dikatakan tidak ada satu model
corporate governance yang dapat digunakan sekaligus untuk beberapa negara, bahkan oleh
beberapa perusahaan dalam satu negara.

3. Prinsip- Prinsip CG berdasarkan OECD

Terdapat 4 (empat) unsur penting dalam corporate governance (OECD Business Sector
Advisory Group on Corporate Governance, 1998), yaitu:
1. Fairness (Keadilan)

Menjamin perlindungan hak-hak para Pemegang Saham, termasuk hak-hak Pemegang Saham
asing serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.

2. Transparency (Transparansi)

Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat
diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan
kepemilikan perusahaan.

3. Accountability (Akuntabilitas)

Menjelaskan peran dan tanggung jawab serta mendukung usaha untuk menjamin
penyeimbangan kepentingan manajemen dan Pemegang Saham, sebagaimana yang diawasi
oleh Dewan Komisaris (dalam two tiers system)

4. Responsibility (Pertanggung jawaban)

Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan


dipatuhinya nilai-nilai sosial. (FCGI, 2006)

BUMN menambah satu lagi prinsip tersebut yaitu:

5. Independency (Independensi)

Memastikan tidak adanya campur tangan pihak diluar lingkungan perusahaan terhadap
berbagai keputusan yang diambil perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai