Perhitungan Besaran-Besaran Fisis Statis Dan Pertukaran Pion Tunggal Dalam Interaksi Proton-Neutron Pada Potensial Reid PDF
Perhitungan Besaran-Besaran Fisis Statis Dan Pertukaran Pion Tunggal Dalam Interaksi Proton-Neutron Pada Potensial Reid PDF
ABSTRAK
Telaah teoretis interaksi sistem dua nukleon yang berupa proton dan
neutron yang terikat akibat suatu potensial tak sentral V ( r ) yang menghasilkan
keadaan terikat suatu inti yang dikenal sebagai deuteron, dan menghasilkan
sejumlah besaran-besaran fisis statis deuteron serta perkiraan massa pion
netral.
Interaksi proton dan neutron dalam penggambaran Yukawa diperoleh
melalui analisis simetri dan teori medan meson. Interaksi antara dua nukleon
melalui pertukaran meson bertanggung jawab terhadap adanya ikatan inti.
Dalam penelitian ini digunakan bentuk potensial Reid teras keras (hardcore)
dan teras lunak (softcore) yang memuat bagian sentral maupun tensor dan
mengandung faktor Yukawa, e − µ r r .
Dengan menggunakan potensial Yukawa termodifikasi, beberapa besaran
fisis statis deuteron, yaitu energi ikat, fungsi gelombang, momen dwikutub
magnetik, momen caturkutub listrik dan juga massa pion dapat ditentukan
dengan menggunakan program komputer rakitan sendiri diperoleh hasilnya
untuk potensial hardcore diperoleh sebagai energi ikat EB = 2,2427356 MeV,
momen dwikutub magnetik µd = 0,856521 µN, momen caturkutub listrik Qd =
0,002913967 b dan massa pion mπ = 122,132121 MeV/c2. Untuk potensial
softcore diperoleh nilai energi ikat EB = 2,2314214706 MeV, momen dwikutub
magnetik µd = 0,8556642532 µN, momen caturkutub listrik Qd = 0,002894365788
b dan massa pion mπ = 125,2623232 MeV/c2. Perbandingan hasil-hasil ini
dengan data eksperimental yaitu energi ikat EB = (2,22457312 ± 0,00000002)
MeV, momen dwikutub magnetik µd = (0,8574376 ± 0,0000004 µN), momen
caturkutub listrik Qd = (0,00288 ± 0,00002) b dan massa pion netral mπ =
(134,9745 ± 0,0016) MeV/c2 cukup memuaskan.
(+
2007, & Lingzhi, et al., 2007). Pion dapat bermuatan π , π
−
) ( ),
atau netral π
0
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami interaksi nukleon-nukleon, dalam hal ini berupa
interaksi dua nukleon yang berwujud proton dan neutron dan semua aspek
yang terjadi didalamnya?
2. Bagaimana nilai-nilai besaran-besaran fisis statis yang timbul dari butir 1
dengan menggunakan program komputer?
3. Tujuan Penelitian
1. Memahami interaksi nukleon-nukleon, dalam hal ini berupa interaksi dua
nukleon yang berwujud proton dan neutron dan semua aspek yang terjadi
didalamnya.
2. Mencari besaran-besaran fisis statis yang timbul dari butir 1 dengan
menggunakan program komputer.
4. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui interaksi nukleon-nukleon beserta aspek yang terjadi dalam
interaksi tersebut.
2. Mengetahui nilai besaran-besaran fisis statis yang timbul dari interaksi
nukleon-nukleon.
BAB II
METODE PENELITIAN
Momentum sudut total deuteron J terdiri dari dua komponen spin tunggal
mengelilingi pusat massa. Jadi, J = S + L = S p + S n + L . Sebagai vektor
momentum sudut, momentum sudut total J mempunyai bentuk kuadrat, J 2 ,
1998).
yang mungkin adalah [ 0,1] dan [ 2,1] untuk memperoleh nilai J = 1 secara
d2 m∗ m∗
u ( r ) + [ E − VC ( r ) ] u ( r ) − 8 VT ( r ) w( r ) = 0
dr 2 2 2
(4),
d2 m∗ 6 2 m∗
w ( r ) + E − − V C ( r ) + 2VT ( r ) w( r ) − 8 VT ( r ) u ( r ) = 0
dr 2 2 m∗ r 2 2
dengan m ∗ adalah massa tereduksi, VC ( r ) adalah potensial sentral dan VT ( r )
adalah potensial tensor untuk bentuk hardcore dan softcore menurut model
potensial Reid pada triplet isospin T = 0 (Eisenberg & Greiner, 1986; Krutov, et
al., 2006):
a. untuk potensial hardcore (h = 10,463 MeV dan x = µ r dengan 1 µ = mπ c
(
VC ( r ) = − hx − 1 e − x + 387,4e − 6 x )
VT ( r ) = − hx − 1 [(1 + 3x −1
) ( ) ]
+ 3x − 2 e − x − 59,968 + 18 x − 1 + 3 x − 2 e − 6 x − 5,33e − 3 x
b. untuk potensial softcore:
VC ( r ) = − hx − 1e − x + 102,012 x − 1e − 2 x − 2915 x − 1e − 4 x + 7800 x − 1e − 6 x
[( ) (
VT ( r ) = − hx − 1 1 + 3 x − 1 + 3x − 2 e − x − 12 x − 1 + 3 x − 2 e − 4 x + 163x − 1e − 4 x . ) ]
Sifat-sifat potensial antarnukleon dapat dijelaskan secara kuantitatif oleh
Yukawa dan disempurnakan oleh kelompok Paris dan kelompok Bonn (Wong,
1990) dengan ditandai oleh adanya potensial pertukaran meson yang
menyebabkan interaksi nukleon-nukleon yang sebagian besar di dalam
potensial tersebut terjadi pertukaran π-meson atau pion. Kontribusi pertukaran
ini terkait pada prinsip ketakpastian Heisenberg, yaitu mempunyai kuat
potensial pada jarak mπ c ( ≈ 1,4 fm) dari pusat. Selain interaksi kuat yang
yang merupakan sifat-sifat statik inti sebagai partikel bebas dan massa pion.
µ d = µ ( p + µ n ) − 3
2 ( µ p + µ n − 1
2 ) ∫ w ( r )dr2
(5a)
0
Qd = 1
10 2 ∫ ( uw −
0
1
4 )
2 w 2 r 2 dr . (5b)
dan massa pion ( mπ ) dapat diperkirakan dengan mengambil gradien semilog
d 2w 6
dr 2
+ E − r 2 − VC ( r ) + 2VT ( r ) w − 8 VT u = 0 . (6b)
∫ [ u ( r) + ]
w 2 ( r ) dr = 1 .
2
(9)
0
START
PARAMETER:
xmp, xmn, hb, cc, ymp
Input
a, b, N,
STOP
Nilai
Keterangan: Nilai yang di dalam kurung pada kolom komputasi adalah persentase selisih
dengan nilai eksperimen.
Softcore Hardcore
Lebar Core ( rc )
Komputasi 0,315 fm 0,40 fm
Eksperimen 0,30 fm 0,38383 fm
0.6
0.5
0.4
0.3 u(r)
0.2 w(r)
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
r (fm )
0.6
0.5
0.4 u(r)
w(r)
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20
r (fm )
tolak tersebut mulai pada jarak rc = 0,4 fm (lihat tabel 2). Berarti pada
∞
µ (
− µp+ µ )
dapat dihitung dari persamaan pD = ∫ w ( r)
2 D n
= − 2
dan hasilnya
µp+ µn−
3 1
rc 2
Hardcore Softcoree
4. Pada jarak yang cukup jauh, r → ∞ , terdapat gaya tarik (attractive) sehingga
kedua partikel akan bergerak saling mendekat. Dari data eksperimen,
bagian utama dari gaya tarik terletak pada sekitar radius ~ 1 − 2 fm, terjadi
pertukaran meson skalar. Pada radius yang lebih jauh lagi, r > ~ 2 fm terjadi
pertukaran pion tunggal.
Tabel 4
Jarak Terjadinya Pertukaran Meson
Eksperimen ~ 1 – 2 fm > 2 fm
Hardcore ~ 0,924 – 2,057 fm > 2,057 fm
Softcore ~ 0,96 – 1,919 fm > 1,919 fm
1. SIMPULAN
Deuteron hanya memiliki satu keadaan terikat (bound state), hal ini dapat
dibuktikan dengan komputasi yang hanya memunculkan satu swanilai
terendah, yaitu berupa bentuk grafik yang fungsi gelombangnya konvergen.
Swanilai terendah tersebut bersesuaian dengan energi ikat deuteron
2. SARAN
Diperlukan pemahaman dan pengetahuan analisa numerik dan
pemrograman lanjut untuk memperoleh optimasi program
DAFTAR PUSTAKA
Ballentine, L.E. (1998). Quantum Mechanics: A Modern Development.
Singapore: World Scientific Publising
Lingzhi, C., Hourong, P., Hongxia, H., Jialun, P., & F. Wang, (2007), An
Alternative approach to the σ-meson-exchange in nucleon-nucleon
interaction. arXiv:nucl-th/0703103
Mulders, P.J., & Ubachs, W. (2003). The Structure of Matter. Amsterdam: Vrije
University
Negele, J.W. & Vogt, E. (2002). Advances in Nuclear Physics vol. 23. New
York: Kluwer Academic Publisher
Wong, S.S.M. (1990). Introductory Nuclear Physics. New Jersey: Prentice Hall.