A. PENGERTIAN
B. ANATOMI FISIOLOGI
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan
epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup
sertamerusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker
dapatterlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering
ke hati).
Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan
cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering terjadi pada
bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada
sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah
adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar ) dan dapat mensekresi mukus yang
jumlahnya berbeda – beda. Tumor dapat menyebar:
a) secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih
b) melalui pembuluh limfe ke kelenjar perikolon dan Mesokolon
c) melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke sistem
portal. Prognosis relatif baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat
reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila terjadi metastasis ke kelenjar limfe.
E. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI,
2001 : 209) :
a. A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
b. B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
c. B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
d. C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak
satu sampai empat buah.
e. C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5
buah.
f. D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas & tidak dapat dioperasi lagi.
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat
juga mencakup anemia yang tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat
badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan
adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering
dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi
(nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya datah
merah segar dalam feses.
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak
lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.
a) Colon Asendens : nyeri, adanya massa, perubahan peristaltik usus, anemia
b) Colon Transversum : nyeri, obstruksi, perubahan pergerakan usus dan anemia.
c) Colon Desendens : nyeri, perubahan pergerakan usus, terdapat darah merah terang
pada feses, obstruksi.
d) Rectum : terdapat darah di dalam feses, perubahan peristaltik usus,
ketidaknyamanan rectal.
G. STADIUM KLINIS
Stadium pada karsinoma kolon yang ditemukan dengan system TMN (Tambayong,
2000 : 143).
TIS : Carcinoma in situ
T1 : Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 : Sudah mengenai otot dinding
T3 : Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4 : Sama dengan T3 dengan fistula
N : Limfonodus terkena
M : Ada metastasis
H.KOMPLIKASI
I.PEMERIKSAAN PENUNJANG
J.PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin
semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
ditumbuhi tumor, merusak genetic, sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi
merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel
kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan
lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau
dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan
memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Berdasarkan klasifikasi
Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Kelemahan, kelelahan/keletihan
Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
2. Sirkulasi:
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3. Integritas ego:
Gejala:
Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres
(merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi:
Gejala: Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
Perubahan bising usus, distensi abdomen
TEraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5. Makanan/cairan:
Gejala:
Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan
bahan pengawet)
Anoreksia, mual, muntah
Intoleransi makanan
Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
6. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung
proses penyakit
7. Keamanan:
Gejala: Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda: Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
8. Interaksi sosial
Gejala:
Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
9. Penyuluhan/pembelajaran:
Riwayat kanker dalam keluarga
Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
B. Prioritas Masalah Keperawatan
1. Dukungan proses adaptasi dan kemandirian
2. Meningkatkan kenyamanan
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
4. Mencegah komplikasi
5. Memberikan informasi tentang penyakit, perawatan dan kebutuhan terapi.
INTERVENSI RASIONAL
1) Awasi masukan dan haluaran dengan Memberikan indikator langsung
cermat, ukur feses cair. Timbang berat keseimbangan cairan
badan tiap hari.
2) Kaji tanda vital (TD, Nadi, Suhu) Hipotensi, takikardi, demam dapat
menunjukkan respons terhadap dan/atau
efek kehilangan cairan
3) Observasi kulit kering berlebihan dan
membran mukosa, penurunan turgor Menunjukkan kehilangan cairan
kulit, pengisian kapiler lambat berlebihan/ dehidrasi
INTERVENSI RASIONAL
1. Bantu kebutuhan defekasi (bila tirah Defekasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa tanda
baring siapkan alat yang diperlukan sehingga perlu diantisipasi dengan
dekat tempat tidur, pasang tirai dan menyiapkan keperluan klien
segera buang feses setelah defekasi).
3. Diagnosa : Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
hilang atau skala nyeri berkurang.
Kriteria Hasil : Melaporkan nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi Rasional
1. Dorong pasien untuk melaporkan Mencoba untuk mentoleransi nyeri,
nyeri daripada meminta analgesic
Menurukan tegangan abdomen dan
2. Izinkan pasien untuk memulai posisi meningkatkan rasa control
yang nyaman, mis lutut fleksi
Meningkatkan relaksasi, memfokuskan
3. Berikan tindakan yang nyaman kembali perhatian dan menigkatkan
( pijatan punggung, ubah posisi) & kemampuan koping.
aktivitas senggang
Membantu pasien untuk istirahat lebih
4. Dorong penggunaan tekhnik relaksasi, efektif dan memfokuskan kembali
mis, bimbingan imajinasi, visualisasi. perhatian, sehingga menurunakan nyeri
Berikan aktivitas tenggang dan ketidak nyamanan
4. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status
hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pertahankan tirah baring selama Menurunkan kebutuhan metabolik untuk
fase akut/pasca terapi mencegah penurunan kalori dan simpanan
energi.
2. Bantu perawatan kebersihan
rongga mulut (oral hygiene). Meningkatkan kenyamanan dan selera makan.
Intervensi Rasional
1. pastikan kebiasaan defekasi pasien dan Membantu dalam jadwal irigasi efektif
gaya hidup sebelunya untuk pasien dengan kolostomi
6. Diagnosa : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen
dan perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan dapat
meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanpa infeksi.
Kriteria hasil : klien melaporkan luknya sudah sembuh atau mulai sembuh / mengering
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi luka, catat Perdarahan pascaoperasi paling sering terjadi
karakteristik drainase selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi
kapan saja
2. Ganti balutan sesuai
kebutuhan, gunakan tekhnik Sejumlah besar drainase serosa menuntut
aseptic penggantian dengan sering untuk menurunkan iritasi
kulit dan potensial ptensi
3. Dorong posisi miring
dengan kepala tinggi, hindari Meningkatkan drainase dari luka parineal atau drain
duduk lama menurunkan resiko pengumpulan. Duduk lama
meningkatkan tekanan parineal, menurunkan
sirkulasi keluka, dan memperlambat penyembuhan
9. Diagnosa : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b/d kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan dapat
meningkatkan pemahaman klien kondisi/tentang penyakit, tindakan dan prognosis.
Dengan melakukan prosedur yang diperlukan, menjelaskan alasan tindakan.
Kriteria hasil : klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan penyakit serta
prosedur yang akan dilakukan pada dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah,Edisi 8,Vol.2. Jakarta: EGC
Doenges dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC
Price & Wilson. 2006. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.6. Jakarta:
EGC
Prayuda hendi, Muhammad. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ca
Colon. Inhttp://www.scribd.com. Lustupdate 13 november 2011
Malini, eva. 2009. Askep Hemeroid Pasien Hemeroid dan Ca
Colorectal. Inhttp://www.scribd.com. Lustupdate 27 november 2011