Anda di halaman 1dari 13

 Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang

memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.

 Biosfer merupakan jenjang kehidupan tertinggi di Bumi Secara lebih terperinci,


jenjang kehidupan atau tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.

1. Individu

Individu merupakan organisme tunggal yang termasuk dalam spesies tertentu. Contoh, seekor
ayam, seekor kucing, sebatang pohon pisang, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Untuk mempertahankan hidupnya, satu jenis organisme dihadapkan pada masalah-masalah
yang cukup rumit. Seperti untuk mempertahankan diri dari musuh atau untuk mendapatkan
makanan.

2. Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berkumpul dan hidup


pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh, populasi ayam di desa
Jati Makmur pada tahun 2000 berjumlah 5.555 ekor. Ukuran populasi
dapat berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi
tersebut disebut dinamika populasi.

3. Komunitas

Komunitas adalah suatu kumpulan dari berbagai populasi pada suatu


kawasan tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama
lain. Komunitas memiliki komponen yang lebih kompleks jika
dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua
komponen saling berinteraksi dengan pola yang beraneka macam.

4. Ekosistem

Ekosistem merupakan suatu kumpulan dari komunitas yang berbeda


yang memiliki ciri khas yang berbeda dan memiliki hubungan yang
saling memengaruhi. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen
(tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora),
dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).

5. Biom

Beberapa ekosistem yang terdapat pada suatu wilayah geografis dengan


iklim dan kondisi yang sama disebut biom. Semua biom di Bumi
dengan berbagai macam dan ragamnya membentuk tingkatan tertinggi
pendukung kehidupan yang disebut biosfer.

Macam – Macam Adaptasi Pada Makhluk Hidup


17Feb
Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh 3 hal, yakni adaptasi, seleksi alam serta
perkembangbiakan. Dengan beradaptasi, makhluk hidup yang mampu bertahan akan
berlangsung hidupnya , yang tidak mampu bertahan akan punah, dalam peristiwa inilah alam
akan berperan sebagai penyeleksi. Sedangkan perkembangbiakan untuk melestarikan
jenisnya, sehingga kelangsungan hidupnya terjaga.

A. ADAPTASI

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Berdasarkan bentuknya, adaptasi diklasifikasikan menjadi 3, yakni: adaptasi
Morfologi (bentuk tubuh), adaptasi Fisiologi ( fungsi kerja tubuh), serta adaptasi tingkah laku
(behavioral).

1. Adaptasi Morfologi

Adaptasi Morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ
tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat
mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.

Contoh: aneka jenis paruh dan kaki burung, beragam tipe mulut serangga, aneka ragam jenis
akar, batang dan daun pada tanaman.

Adaptasi morfologi pada hewan

a. Burung

Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda disesuaikan dengan tempat hidupnya dan
jenis mangsa yang dimakannya. Berdasarkan lingkungan dan jenis makanan yang
dimakannya, bentuk kaki burung dikelompokkan menjadi lima,
Bentuk paruh burung juga beraneka ragam. Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai
dengan jenis makanannya. Perhatikan keanekaragaman bentuk paruh burung pada tabel 3.2

b. Serangga

Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki cara tersendiri. Salah satu bentuk
penyesuaian dirinya adalah bentuk mulut yang bebedabeda sesuai dengan jenis makanannya.
Bedasarkan jenis makanan yang dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat,
yaitu mulutpengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap.

1) Mulut pengisap
Mulut pengisap pada serangga bentuknya seperti belalai yang dapat digulung dan dijulurkan.
Contoh serangga yang memiliki mulut pengisap adalah kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan
mulut pengisap untuk mengisap madu dari bunga.

2) Mulut penusuk dan penghisap

Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang.
Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan penghisap adalah nyamuk. Nyamuk
menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah. Jadi,
selain mulutnya berfungsi sebagai penusuk juga berfungsi sebagai pengisap.

3) Mulut penjilat

Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri terdapatnya lidah yang panjang dan berguna untuk
menjilat makanan berupa nektar dari bunga, contoh serangga yang memiliki mulut penjilat
adalah lebah.

4) Mulut penyerap

Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri terdapatnya alat penyerap yang mirip spons
(gabus). Alat ini digunakan untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cair. Contoh
serangga yang memiliki mulut penyerap adalah lalat.

c. Unta

Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan gersang. Oleh karena itu bentuk tubuhnya
disesuaikan dengan keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri unta adalah
adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk sebagai penyimpan
lemak. Hal inilah yang menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air dalam
waktu yang lama.

d. Bentuk Gigi secara khusus

Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam
untuk mencabik-cabik mangsanya.

e. Bentuk Moncong

 Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika
Tengah dan Selatan.
 Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
 Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi
dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya.
 Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar
mulut untuk menangkap serangga

Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan

Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan menjadi sebagai berikut.

 Xerofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering,
contohnya kaktus.

Cara adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun
(mengalami modifikasi menjadi duri), batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar
panjang sehingga berjangkauan sangat luas.

 Hidrofit. yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair,


contohnya teratai.

Cara adaptasi hidrofit, antara lain berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak
stomata. Batangnya berongga berisi udara sehingga bias mengapung.

 Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan


lembap, contohnya tumbuhan paku dan lumut.
 Daun; Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong
semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang
licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap.

Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan,
sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.

 Bunga; Bentuk bunga tumbuhan juga dapat dianggap sebagai adaptasi morfologi.
Bentuk bunga ini berkaitan dengan cara penyerbukannya. Tumbuhan yang
penyerbukannya dibantu serangga umumnya memiliki warna perhiasan bunga yang
menarik.

 Akar; Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang
terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk
bernapas.

2. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi Fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ bisa
bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh, sehingga sulit untuk diamati.

Beberapa contoh adaptasi fisiologi

 Adaptasi Fisiologi pada Manusia


1. Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak jika
dibandingkan dengan orang yang tinggal di pantai/dataran rendah.
2. Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung orang
kebanyakan.
3. Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine (air seni).

 Adaptasi Fisiologi pada Hewan

Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan daging).
herbivor memakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan turnbuhan). Penyesuaian
hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada ukuran (panjang)
usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya
mempunyai sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus herbrvor lebih panjang daripada usus
karnivor:

Sistem Pencernaan Khusus pada hewan Ruminansia

Hewan Ruminansia (pemakan rumput), memiliki tipe pencernaan khusus untuk mencerna
rumput-rumputan yang memiliki dinding sel. Hewan ini bisa mencerna makanan di lambung.

Sistem Kerja Tubuh pada Ikan Air Laut

Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini
disebabkan kadar garam air laut lebih tinggi daripada kadara garam air tawar,

sehingga menyebabkan ikan air laut kek Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi
tinggi sehingga mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang
pekat.

Kecepatan Metabolisme. Ketika berada di daerah dingin , kecepatan metabolism hewan


berdarah panas akan meningkat.

 Adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan

1. Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang


berbau khas.
2. Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat pertumbuhan
tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivor. Misalnya. semak azalea di
Jepang menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya. (
zat alelopati )

3. Adaptasi Tingkah Laku

Penyesuaian Tingkah Laku terhadap Lingkungan

Beberapa jenis hewan ada yang menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara mengubah
tingkah laku. Cara ini selain untuk mendapatkan makanan juga untuk melindungi diri dari
musuh atau pemangsa. Perhatikan beberapa contoh hewan yang menyesuaikan diri dengan
tingkah laku berikut ini!
a. Bunglon

Kalian tentu pernah melihat bagaimana bunglon dapat merubah warna kulitnya sesuai dengan
warna tempat ia berada. Ketika berada di pohon yang berwarna coklat maka tubuh bunglon
akan berrwarna coklat. Begitu juga ketika ia berada di pohon yang berwarna hijau maka
tubuhnya akan berwarna hijau. Perubahan warna tubuh pada bunglon merupakan bentuk
penyesuaian diri agar ia terlindung dari musuhnya. Perubahan warna kulit sesuai dengan
warna lingkunagannya seperti yang dilakukan olehBunglon dinamakan mimikri.

b. Kalajengking

Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan menggunakan sengatnya. Sengatnya ini
mengandung racun yang dapat membunuh musuhnya. Selain kelajengking, hewan lain yang
menggunakan zat racun untuk melindungi dirinya dari serangan musuh adalah, kelabang,
lebah, dan ular.

c. Cumi-Cumi

Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara menyemburkan cairan, seperti tinta
ke dalam air. Hal ini menyebabkan musuh yang menyerangnya tidak dapat melihatnya dan ia
dapat berenang dengan cepat untuk menghindari musuhnya tersebut.

d. Siput

Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Hewan jenis ini
melindungi diri dari musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam cangkang.
Selain siput, kura-kura, dan penyu juga memiliki cangkang yang digunakan untuk melindungi
diri dari musuhnya.

e. Cecak

Cicak merupakan contoh hewan yang ekornya mudah putus. Dalam keadaan bahaya, cicak
mengelabuhi musuhnya dengan cara memutuskan ekornya. Kejadian ini dinamakn autotomi.
Jika seekor cicak dikejar pemangsa,ekornya secara mendadak putus dan bergerak-gerak
sehingga perhatian pemangsa akan tertuju pada ekor yang bergerak-gerak tersebut.
Kesempatan itulah yang digunakan cicak untuk menghindarkan diri dari kejaran predator.

f. Ikan paus

Paus adalah mamalia yang hidup di air. Seperti hewan mamalia yang lain, walaupun hidup di
air paus bernapas menggunakan paru-paru. Padahal paru-paru tidak dapat mengambil oksigen
dari air. Paus dan semua mamalia yang hidup di air, kurang lebih tiap tiga puluh menit
muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen. Mungkin kalian pernah melihat
bagaimana perilaku paus lewat siaran televisi. Ketika muncul ke permukaan air laut, paus
mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbondioksida dan uap air yang sudah jenuh dengan
air sehingga terlihat seperti air mancur. Setelah itu paus menghirup udara sebanyak-
banyaknya sehingga paru-parunya penuh dengan udara.

g. Hibernasi dan estivasi


Pada musum dingin banyak hewan berdarah panas membutuhkan energi tambahan
untuk menjaga suhu tubuhnya, tetapi makanan sangat langka. Untuk dapat bertahan
maka beberapa hewn, misalnya tikus, landak, beruang hitam dan lain-lain melakukan
hibernasi, yaitu tidur panjang di musim dingin. Demikian pula untuk hewan yang hidup di
daerah guru yang sangat panas dan pada musim kemarau mempunyai perilaku tertentu
yang yaitu melakkukan estivasi yaitu tidur panjang di musim kemarau, supaya dapat
bertahan hidup di daerah gurun. Misalnya pada kadal, katak, keong, dan lain-lain

 Faktor yang Mempengaruhi Sebaran Flora dan Fauna di Permukaan


Bumi - Banyak faktor yang mempengaruhi bisa tidaknya tanaman atau
flora tumbuh di suatu tempat. Ada flora yang bisa tumbuh hanya di
iklim dingin, ada juga flora yang bisa tumbuh di wilayah kering seperti
kaktus.

Seperti halnya flora, fauna pun hanya dapat hidup di daerah-daerah tertentu.
Komodo hanya ada di Indonesia, zebra hanya ada di Afrika, kanguru di
Australia, beruang kutub hanya di Kutub Utara, penguin di Kutub Selatan, dan
sebagainya. Kesimpulannya, flora dan fauna di permukaan Bumi mengalami
persebaran yang berbeda.

Kenyataan bahwa kebanyakan flora dan fauna memiliki tempat khusus mulai
disadari oleh para ilmuwan pada abad XV. Pada saat itu, penjelajahan besar-
besaran mulai berlangsung. Para penjelajah membawa cerita-cerita yang
menakjubkan dan sulit dipercaya. Mereka juga membawa contoh tanaman
dan binatang yang menurut mereka aneh karena amat berbeda dengan flora
dan fauna di tempat tinggal mereka.

Berdasarkan kenyataan ini, para ilmuwan mulai bertanya-tanya, mengapa


terdapat perbedaan jenis flora dan fauna di permukaan Bumi? Melalui
berbagai penelitian dan pengamatan, terjawablah pertanyaan itu. Para
ilmuwan menyimpulkan bahwa penyebab perbedaan flora dan fauna di
permukaan Bumi adalah hal-hal di bawah ini.

1. Iklim

Flora tertentu hanya dapat hidup di daerah dengan iklim tertentu. Tanaman
seperti teh, apel, dan kina hanya dapat tumbuh dengan baik di daerah
beriklim sejuk. Iklim seperti itu dapat mendukung pertumbuhan flora
tersebut. Itulah sebabnya, mengapa flora tersebut tidak ditemui di dataran
rendah yang beriklim panas. Sebaliknya, pohon kurma hanya bisa tumbuh
dengan baik di daerah yang panas. Iklim panas mendukung kehidupan pohon
kurma. Itulah sebabnya, pohon kurma hanya tumbuh di daerah beriklim
panas.

Demikian halnya dengan fauna. Beruang kutub hanya ditemui di Kutub Utara
yang dingin. Udara kutub yang dingin mendukung kehidupan beruang kutub.
Beruang kutub membutuhkan salju dan makanan yang hanya tersedia di
daerah dingin. Sebaliknya, unta hanya dapat ditemui di daerah beriklim
panas. Unta tidak dapat hidup di daerah dingin seperti tempat hidup beruang
kutub.

Jadi, jelaslah bahwa di satu pihak iklim mendukung kehidupan flora dan
fauna tertentu, tetapi di lain pihak merintangi flora dan fauna tertentu untuk
hidup serta berkembang. Inilah yang menyebabkan flora dan fauna
mengalami persebaran di permukaan Bumi.

2. Kondisi Fisik Muka Bumi

Di permukaan Bumi ini, ada pegunungan yang amat tinggi, laut membentang,
dan gurun yang amat luas. Kondisi semacam itu bisa menjadi rintangan bagi
makhluk hidup untuk berpindah. Zebra, Jerapah, dan kuda nil hanya terdapat
di Afrika dan tidak terdapat di Amerika, karena di antara kedua benua itu
terbentang Laut Atlantik yang luas. Kondisi semacam ini juga bisa dibuktikan
di Indonesia. Fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu tipe
Asia, Australia, dan peralihan. Tipe-tipe ini dipisahkan oleh lautan. Perbedaan
ini menjadi bukti bahwa kondisi fisik muka Bumi seperti lautan menjadi salah
satu penghalang persebaran flora dan fauna di muka Bumi.

Namun, tidak selamanya lautan menjadi rintangan perpindahan flora dan


fauna. Bagi flora dan fauna tertentu, lautan justru menjadi perantara
terjadinya perpindahan. Contohnya kelapa. Kelapa dapat ditemui sampai ke
tempat-tempat yang jauh karena dihanyutkan oleh laut. Itulah sebabnya, ciri-
ciri pesisir pantai Indonesia banyak terdapat pohon kelapa. Contoh fauna yang
dapat tersebar melalui lautan adalah ikan dan binatang laut lainnya.

Pegunungan juga menjadi penghalang bagi beberapa flora dan fauna.


Penelitian menunjukkan bahwa Pegunungan Andes di Amerika Selatan
menghalangi perpindahan burung dari barat ke timur maupun sebaliknya.

3. Adaptasi

Mengapa kera tidak dapat ditemukan di daerah gurun? Mengapa ikan air
tawar tidak ditemui di laut dan sebaliknya ikan laut tidak ditemukan di air
tawar? Penyebabnya organisme itu telah beradaptasi dengan lingkungannya.
Kera telah beradaptasi terhadap hutan dan pepohonan yang tidak ditemukan
di gurun. Demikian halnya dengan ikan air tawar dan ikan air laut. Masing-
masing telah beradaptasi terhadap lingkungannya.

Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya,


yaitu:

a. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh dari makhluk
hidup untuk kelangsungan hidupnya. Penyesuaian tersebut misalnya pada
tumbuhan di gurun yang memiliki akar kuat dan panjang, berfungsi untuk
menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Contoh lain, yaitu burung
elang memiliki paruh yang kuat dan tajam. Paruh ini berfungsi untuk
mencengkeram dan membunuh mangsanya.

b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Proses adaptasi ini, antara lain terlihat pada
cumi-cumi dan gurita yang memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam.
Apabila musuh menyerang, tinta disemprotkan ke air, sehingga kedudukan
cumi-cumi dan gurita tidak terlihat.

c. Adaptasi Tingkah Laku


Adaptasi ini didasarkan pada tingkah laku. Contohnya tingkah laku dari
beberapa hewan yang pura-pura mati atau tidur, misalnya tupai virginia.
Tupai ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati
seekor anjing.

Tidak berbeda dengan fauna, flora pun telah beradaptasi dengan


lingkungannya. Kaktus dapat hidup di gurun yang gersang karena telah
beradaptasi dengan lahan kering. Sungguh suatu yang mengherankan bahwa
sebenarnya nenek moyang tumbuhan ini adalah tumbuhan hutan tropis yang
lembap.

4. Seleksi Alam

Dahulu terdapat begitu banyak capung warna-warni. Ada yang berwarna


kusam sampai yang berwarna cerah, misalnya merah dan kuning. Kini,
capung yang berwarna merah dan kuning cerah nyaris tidak ada. Kalaupun
ada, jumlahnya sedikit sekali. Mengapa demikian?

Capung yang berwarna cerah mudah sekali terlihat oleh predatornya, yaitu
burung-burung sawah dan burung layang-layang. Capung berwarna cerah itu
menjadi sasaran empuk bagi pemangsa sehingga tidak berkembang biak.
Sebaliknya, capung yang berwarna kusam dapat terhindar dari pemangsanya
sehingga bisa berkembang biak hingga sekarang.

5. Makanan

Beberapa jenis hewan hanya ada di daerah tertentu karena hanya di daerah
itulah terdapat makanannya. Koala hanya terdapat di Australia karena
ekaliptus jenis tertentu yang menjadi makanannya hanya tumbuh di benua
itu. Panda hanya hidup di daerah pegunungan sejuk yang ditumbuhi bambu
sebagai makanannya. Jadi, makanan merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi persebaran hewan tertentu. Keberadaan makanan yang tersedia
pada suatu daerah akan menjamin kelangsungan dan perkembangan hewan
tersebut. Itulah sebabnya, koala dan panda tidak dapat hidup di daerah lain.

6. Persekutuan Hidup

Beberapa jenis binatang dan tumbuhan membentuk sebuah persekutuan yang


tidak dapat dipisahkan. Hampir semua macam pepohonan di hutan telah
membentuk perpasangan dengan cendawan tanah tertentu. Cendawan yang
tumbuh di dalam maupun di luar akar pohon membantu penyerapan unsur
hara oleh tanaman. Jika dipindahkan ke daerah lain yang tidak terdapat
cendawan tersebut, pohon itu tidak dapat tumbuh dengan baik.

Hal yang sama juga terjadi pada tumbuhan Aconitum di Amerika Utara.
Tumbuhan ini sangat tergantung oleh tawon tertentu yang ada di daerah itu
untuk penyerbukan silang. Akibatnya, tumbuhan ini persebarannya hanya
sejauh pengembaraan tawon itu.

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna di


permukaan Bumi. Sebenarnya masih ada faktor lain yang menyebabkan
persebaran itu, yaitu manusia. Namun, persebaran flora dan fauna yang
dilakukan manusia belum lama terjadi, yaitu ketika gelombang penjelajahan
dimulai dan kemajuan teknologi. Dengan kemampuannya, manusia
membudidayakan dan mengembangbiakkan berbagai flora dan fauna.

Dengan bantuan manusia, persebaran flora dan fauna dapat menempuh jarak
yang sangat jauh. Contohnya tanaman teh yang ada di Jawa ini, sebagian
berasal dari Cina dan daerah Assam, India yang dibawa oleh kolonial Belanda.
Karena kondisi iklim yang hampir sama dengan daerah asalnya, sehingga
tanaman teh tersebut tumbuh subur di Jawa. Dengan demikian, manusia juga
berperan penting dalam persebaran flora dan fauna.

Anda mungkin juga menyukai