Anda di halaman 1dari 21

Masa ekspansi dapat dikatakan sebagai masa kemajuan, integrasi dan keemasan Islam.

Ekspansi
dimulai dari masa Nabi Muhammad, di mana sebelum beliau wafat (632 M), seluruh semenanjung
Arabia berada dibawah kekuasaan Islam. Diteruskan oleh Abu Bakr al-Shiddiq (kholifah pertama)
sampai pada ekspansi ke daerah-daerah. Masa ekspansi dibagi menjadi 3 bagian, masa Khulafa’ al-
Rasyidin, masa Bani Umayyah dan masa Bani ‘Abbasiyah[1]. Pada masa Mu’awiyah, ‘Uqbah ibn
Nafi’ menguasai Tunis dan disana dia mendirikan kota Qairawan (670 M). Yang kemudian menjadi
salah satu pusat kebudayaan Islam. Daerah kekuasaan sampai Oxus dan Afghanistan sampai ke kabul
dikuasai. Angkatan lautnya mengadakan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, konstantinopel.

Ekspansi berikutnya dilakukan ke Timur dan ke Barat. Ekspansi ke Timur dilakukan pada masa
‘Abd al-Malik, yang akhirnya menundukkan Balkh, Bukhara, khawarizm, Farghahah, Samarkhand,
Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan.

Ekspansi ke Barat terjadi di zaman al-Walid. Beberapa tempat yang ditundukkan adalah Maroko
dan Spanyol. Ekspansi ke Prancis sebenarnya juga dilakukan, akan tetapi upaya ini tidak berhasil

Sehingga daerah-daerah yang dikuasai Islam pada masa dinasti ini adalah spanyol, Afrika Utara,
Suriah, Palestina, semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia Kecil, Afghanistan, daerah yang
sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek dan Kirghis (di asia Tengah)[2].

Muawiyah dan keturunannya telah meluaskan daerah Islam, sehingga kurang dari satu abad
setelah Nabi Muhammad wafat, Muawiyah dan keturunannya telah menjadi pemimpin yang sukses.
Islam telah tersebar ke Barat sampai ke Spanyol/Prancis, ke selatan sampai ke Sudan/Ethopia, ke
Timur sampai ke India dan ke Utara sampai ke Rusia/danau Oral[3].

Pada Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif, dimana perhatian
tertumpu kepada usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang terhenti sejak zaman kedua
Khulafaurrasyidin terakhir. Hanya dalam waktu kurang lebih 90 tahun, banyak bangsa diempat
penjuru mata angin beramai-ramai masuk kedalam kekuasaan Islam[4].

B. PEMBAHASAN
Dinasti Umaiyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang khalifah.
Dimulai oleh Muawiyah ibn Abi Sufyan dan ditutup oleh Marwan ibn Muhammad. Diantara mereka
ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa di dalam berbagai bidang sesuai dengan kehendak
zamannya. Empat orang khalifah memegang kekuasaan sepanjang 70 tahun, yaitu Muawiyah, Abdul
Malik, al-Walid I dan Hisyam. Sedangkan sepuluh khalifah sisanya hanya memerintah dalam jangka
waktu 20 tahun saja. Para pencatat sejarah umumnya sependapat bahwa khalifah-khalifah terbesar
mereka ialah: Muawiyah, Abdul Malik dan Umar ibn Abdul Aziz[5].

Kita akan membahas sebagian dari kholifah dinasty Umaiyah diantaranya Abdul Malik ibn Marwan
dan al-Walid.

1. ABDUL MALIK BIN MARWAN (65-86 H/685-705 M)

Dia adalah Abdul Malik bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al ‘Ash bin Umayah bin Abdu Syams bin
Abdu Manaf. Ibunya adalah Aisyah binti Muawiyah bin Al Mughirah bin Abu Al ‘Ash bin Umayah.
Silsilah ayah dan ibunya bertemu pada Abu Al ‘Ash. Ibunya terkenal sebagai orang yang sangat baik
perilakunya dan sifat-sifatnya.

Abdul Malik bin Marwan lahir di Madinah pada tahun 26 H, pada masa pemerintahan Utsman bin
Affan. Tercatat, bahwa ia tumbuh dengan sangat cepat dan terkenal sebagai pemberani serta suka
menolong. Begitu juga ia dikenal sebagai seorang penasihat, pujangga, bersifat spontan dan vokal
dalam hak, yakni tidak merasa takut dicerca. Dia pun dikenal sebagai orang yang hafal Al-Qur’an dan
tercatat bahwa ia belajar ilmu-ilmu agama yakni fiqih, tafsir, dan hadits kepada para guru dari
kalangan para ulama Hijaz yang ada di Madinah

Ibnu Sa’d telah meriwayatkan, bahwa penduduk Madinah berkata: Abdul Malik belajar menghafal
Al-Qur’an dari Utsman bin Affan dan mendengar (belajar) hadits dari Abu Hurairah, Abu Sa’id Al-
Khudri, Jabir bin Abdullah, dan dari para sahabat Rasulullah s.a.w yang lain. Dengan demikian
tidaklah mengherankan, bilamana dia dikenal sebagai orang yang ahli fiqih dan seorang ahli ilmu
yang sangat mencintai ilmu. Begitu juga, ia pun seorang pujangga dan seorang kritikus syair yang ahli
dalam membedakan syair yang baik dan yang jelek, kemudian diapun terkenal sebagai seorang yang
memiliki klub tempat bertemu dan berdiskusi bersama para penyair dan pujangga untuk membahas
tentang buku-buku kesusasteraan, seperti kitab Al-Kamil karangan Al-Mubarrad, kitab Al Amali
karangan Abu Ali, dan buku-buku kumpulan sastra yang lain[6].

2. AL WALID BIN ABDUL MALIK (86-96 H/705-715 M)


Ketika Abdul Malik bin Marwan meninggal dunia pada tahun 86 H. Lalu puteranya, Al Walid, naik
tahta menjadi khalifah. Tercatat, bahwa al-Walid menduduki kursi khalifah selama sepuluh tahun.
Masa pemerintahan al-Walid adalah masa-masa penaklukan di samping masa-masa damai dan
tentram. Pada masa pemerintahannya wilayah pemerintahan bertambah luas, baik di barat maupun
di timur, sebagaimana kehidupan yang sejahtera bagi mayoritas kaum muslimin pun dapat
diwujudkan.

Hidup yang sejahtera ini terwujud, antara lain: berkat sifat kasih sang khalifah kepada kaum fakir
miskin, berkat perhatiannya yang besar terhadap keadaan dan kepentingan masyarakat luas
sehingga ia sering tidak tidur sepanjang malam karenanya, kemudian berkat usaha-usaha yang
dilakukannya dalam meringankan beban para pasien yang sedang menderita sakit, dan berkat
santunannya yang bersifat khusus bagi para penderita kusta karena mereka tidak diperbolehkan
meminta-minta kepada orang lain, sebagaimana ia juga secara khusus menyediakan pembantu bagi
para manula yang ditugaskan untuk melayani kepentingan mereka dan sebagaimana ia pun secara
khusus menyediakan pembantu bagi para tuna netra yang ditugaskan untuk menjadi penuntun yang
setia menemani[7].

3. Ekspansi Kekuasaan Pada Masa Khalifah Abdul Malik Bin Marwan

Perluasan wilayah (ekspansi) politik Islam diluar semenanjung Arabia yang terhenti dimasa khalifah
Ali, kini diteruskan oleh dinasti bani umayyah, terutama dimasa khalifah Abdul Malik bin Marwan
dan al-Walid bin Abdul Malik. Ekspansi pada masa ini terbagi kepada dua arah, ke barat yang
meliputi wilayah Afrika Utara, Spanyol dan Perancis. Dan ke timur yang meliputi wilayah Asia Tengah
dan India.

Ekspansi ke barat telah dimulai sejak masa pemerintahan Muawiyah. Ia mengutus Uqbah bin Nafi’
untuk menaklukkan daerah-daerah Afrika utara yang telah lama dikuasai romawi. Ia berhasil
mengusai tunisia, dan di tahun 670 M. Ia menjadikan kota Qairuwan sebagai ibu kota dan pusat
kebudayaan Islam. Namun, wilayah itu kemudian kembali dikuasai bangsa barbar, baru pada masa
Abdul Malik bin Marwan berhasil dikuasai kembali berkat pasukan yang dipimpin Hasan bin Nu’man.
Setelah Hasan meninggal pada 708 M, jabatan gubernur digantikan oleh panglima Musa bin Nusair.
Ia meluaskan kekuasaannya dengan menaklukkan Aljazair, Maroko, sampai ke pantai samudra
Atlantik. Ekspedesinya juga berhasil merebut pulau Majorka, Minorka, dan Ivoka[8]

Penaklukan militer di zaman Umaiyah mencakup tiga front penting yaitu :


Pertama, front melawanbangsa Romawi di Asia kecil dengan sasaran utama pengepungan ke ibu
kota Konstantinopel, dan penyerangan ke pulau-pulau di Laut Tengah. Kedua, front Afrika Utara.
Selain menundukkan daerah hitam Afrika, pasukan muslim juga menyeberangi selat Gibraltar, lalu
masuk ke Spanyol. Ketiga, front timur menghadapi wilayah yang amat luas, sehingga operasi ke jalur
ini dibagi menjadi dua arah. Yang satu menuju utara ke daerah-daerah di seberang sungai Jihun
(Amu Dariyah). Sedangkan yang lainnya ke arah selatan menyusuru Sind, wilayah india bagian
barat[9]

Pada masa pemerintahan Muawiyah diraih kemajuan besar dalam perluasan wilayah, meskipun
pada beberapa tempat masih bersifat rintisan. Peristiwa paling mencolok keberaniannya mengepung
kota Konstantinopel melalui suatu ekspedisi yang dipusatkan di kota pelabuhan Dardanela, setelah
terlebih dahulu menduduki pulau-pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan
sebuah pulau yang bernama award, tidak jauh dari ibu kota Romawi Timur itu. Di belahan timur,
Muawiyah berhasil menaklukan Khurrasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan.

Ekspansi ke timur yang telah dirintis oleh Muawiyah, lalu disempurnakan oleh khalifah Abdul Malik
bin Marwan. Dibawah komando Gubernur Irak Hajjaj ibn Yusuf, tentara kaum muslimin
menyeberangi sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Fergana dan
Samarkand. Pasukan islam juga melalui Makran masuk ke Balukhistan, Sind dan Punjab sampai ke
Multan, pada waktu itu Islam menancapkan kakinya untuk [pertama kalinya di bumi India[10].

4. Ekspansi Kekuasaan Pada Masa Khalifah Al Walid

Dinasti Umayyah di Damaskus mencapai puncak kekuasaan dan kejayaannya selama pemerintahan
al-Walid dan Hisyam, imperium Islam berhasil memperluas wilayah sampai batas-batas yang terjauh,
membentang dari pantai lautan Atlantik hingga ke indus sampai perbatasan Cina. Perluasan yang
hampir tak tertandingi sejak masa klasik. Pada masa kejayaan tersebut[11]

Berkat kondisi damai yang tercipta di seluruh wilayah pemerintahannya, maka al-Walid berhasil
menyempurnakan penaklukan wilayah-wilayah yang telah dirintis oleh para khalifah pendahulunya
sehingga wilayah kedaulatan pemerintahannya bertambah luas, baik di barat maupun di timur. Pada
masa pemerintahannya terkenal tiga panglima yang sangat berjasa dalam melakukan penaklukan.
Mereka adalah : Qutaibah bin Muslim Al Bahili, Muhammad bin Al Qasim bin Muhammad Ats
Tsaqafi, dan Musa bin Nushair[12].

a. Upaya Menaklukan Negeri China


Pada masa pemerintahan al-Walid bin Abdul Malik kita menemukan seorang panglima Arab terkenal
yang bernama Qutaibah bin Muslim sebagai seorang panglima yang tidak merasa cukup dengan
sukses yang dicapainya. Sehingga oleh karena itu pada tahun 96 H ia melakukan perjalan ke
perbatasan Cina dengan membawa pasukan tentara yang sangat banyak. Alkisah, saat itu ditengah
perjalanan menuju sana sampailah kepadanya berita tentang kematian al-Walid bin Abdul Malik.
Tapi berita tersebut tidak membuat ia surut dari rencananya sehingga perjalanan ke sana tetap
dilanjutkan sampai akhirnya ia tiba di negeri Cina.

Sesudah itu, ia mengutus delegasi yang dipimpin oleh Hubairah bin Al Musyamraj Al-Kilabi untuk
menemui kaisar Cina. Setelah terjadi beberapa koresponden antara kaisar cina dengan delegasi
Arab, berkatalah kaisar cina kepada mereka: kembalilah kalian kepada pimpinan kalian dan
katakanlah kepadanya agar kembali ketempat semula. Sebab aku telah mengetahui bahwa pimpinan
kalian hanya bermotifkan duniawi dan jumlah pasukannya juga hanya sedikit sehingga bilamana
tidak mengindahkan petunjuk ini aku akan mengutus pasukan yang akan membinasakan kalian dan
membinasakan dia[13].

Maka Hubairah menjawab pernyataan tersebut : bagaimana pimpinan kami dianggap hanya memiliki
sedikit pasukan, padahal pasukan kudanya berderet sejak dari negeri engkau sampai ke perkebunan
zaitun? Bagaimana pimpinan kami dianggap hanya bermotifkan duniawi, padahal ia sangat kaya dan
mampu memerangi engkau? Sedangkan sikap engkau yang menakut-nakuti hendak membunuh
kami, sesungguhnya kami mempunyai ajal yang telah digariskan sehingga saat tiba waktunya kami
pun memuliakannya dengan kematian. Sungguh kami tidak akan mundur[14].

b. Penaklukan India

Rangkaian ekspansi kaum Muslimin ke India terpaut pada masa yang sangat jauh ke belakang.
Tercatat, bahwa ekspansi pertama yang dilakukan mereka kesana terjadi pada tahun kelima belas
setelah Rasulullah meninggal dunia. Sejak itu ekspansi bangsa Arab ke India terjadi secara
berkelanjutan sampai abad kedelapan belas Miladi dan ekspansi tersebut dilakukan dari Barat Laut.
Sebagian diantara mereka lalu ada yang menetap di India dan menjadi para raja yang sangat berjasa
bagi kemajuan kebudayaan Islam.

Ketika Al Walid bin Abdul Malik menjadi khalifah, Al Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi telah
menginstruksikan Muhammad bin Al Qasim agar memerangi India. Maka pada tahun 89 H.
Muhammad bergerak menuju India dan mengadakan pengepungan terhadap wilayah yang
berbatasan dengan Daibal lalu setelah melalui peperangan yang dahsyat wilayah tersebut berhasil
ditaklukkan dan didirikanlah disana sebuah masjid. Selanjutnya ia bergerak menuju Bairun.
Sesampainya disana, Muhammad disambut dengan sambutan yang sangat ramah oleh penduduk
setempat dan dipersilahkan memasuki kota mereka dengan disertai janji bahwa mereka akan
menepati perjanjian damai.

Muhammad bin al-Qasim terus berlanjut malakukan penaklukan di negeri tersebut sehingga sampai
disungai Sind yang dikenal waktu itu dengan sebutan sungai Nahran. Di sini ia berhadapan dengan
Dahir, raja Sind. Alkisah, bahwa sang Raja bersama pasukan tentaranya pada waktu itu berperang
dengan mengendarai gajah. Perang pun terjadi dengan dahsyat yang berakhir dengan terbunuhnya
Dahir dan dengan terpukul mundur para tentaranya. al Madaini menyebutkan, bahwa yang berhasil
membunuh Dahir adalah seorang tentara dari kalangan Bani Kilab.

Dengan demikian Muhammad bin al Qasim berhasil memperluas penaklukannya meliputi seluruh
wilayah Sind. Hanya saja bekal kaum muslimin saat itu hampir habis sehingga mereka pun hampir
binasa karena kelaparan dan kehausan. Oleh karena itu, terpaksa mereka memakan daging hewan
tunggangan. Dalam peristiwa penaklukan Maltan, Muhammad bin Qasim telah menghancurkan
tempat peribadatan penduduk setempat (pura). Tempat peribadatan di Maltan adalah merupakan
tempat mempersembahkan harta kekayaan dan tempat melakukan segala nadzar serta tempat
penduduk Sind melakukan ibadah semacam ibadah haji bagi kaum muslimin[15]

c. Penaklukan Andalus

Musa bin Nushair menilai bahwa dirinya tidak harus terlebih dahulu untuk meminta izin kepada
Khalifah al-Walid yang pada mulanya bersikap ragu-ragu agar dirinya diperkenankan menaklukan
Andalus. Namun demikian, ternyata khalifah al-Walid mengintruksikan agar ia mencari informasi
sehingga dapat dipastikan bahwa Julian tidak punya maksud hendak menjebak kaum Muslimin.
Dengan demikian, pada tahun 91 H (710M) Musa bin Nushair mengutus Thuraif bin Malik seorang
berkebangsaan Barbar dan karena jasanya sehingga pulau yang berhasil ditaklukkan olehnya dinamai
dengan pulau Thuraif untuk menyerang Spanyol.

Dalam tugasnya ini Thuraif disertai oleh lima ratus tentara yang terdiri dari empat ratus pasukan
pejalan kaki dan seratus pasukan berkuda. Mereka diberangkatkan dengan empat kapal milik Julian.
Dalam misinya ini, Thuraif bersama pasukan tentaranya yang dibantu oleh Julian berhasil menyerang
dan menaklukkan sebagian perbatasan Andalus Selatan. Kemudian setelah dipastikan bahwa di
Spanyol tidak ditemukan berbagai sarana pertahanan maka ia pun kembali ke markas dengan
membawa bermacam-macam ghanimah.
Sukses yang dibawa pulang oleh Thuraif telah membangkitkan semangat Musa bin Nushair untuk
menaklukkan Spanyol. Untuk cita-cita yang sangat berbahaya ini lalu ia mengintruksikan budaknya,
Thariq bin Ziyad, yang telah diangkat sebagai panglima pasukan tentara dan penguasa di Thanjah
untuk menyerang Spanyol. Dikatakan, bahwa pengangkatan Thariq bin Ziyad adalah untuk misi yang
sama seperti yang diemban oleh Thuraif sebelumnya[16].
th Elmuna

Artikel Islam | Karya Sastra | Info Umum

Beranda

Tentang Saya

RSS

6.KHALIFAH WALID BIN ABDUL MALIK

Diposting oleh Aryo Robeth Elmuna • Di: bani umayah

March052013

Biografi Walid bin Abdul Malik

Nama lengkapnya adalah Walid bin Abdul Malik bin Marwan.Dilahirkan pada tahun 50 H.Tetapi
pendidikan tentang bahasa arabnya sangat lemah,sehingga beliau berbicara kurang fasih.Menurut
riwayat ayahnya,Abdul Malik bin Marwan pernah berkata:”Cinta kasih kami membahayakan
dirinya,sebab kami tidak mau mengirimkanya ke padang pasir”.Padahal padang pasir adalah sekolah
yang terbaik bagi orang-orang yang ingin mempelajari Bahasa Arab yang fasih jauh dari cacat-cacat
yang biasa terdapat dalam bahasa orang-orang di kota,yang disebabkan karena pergaulan bangsa
Arab dengan bangsa-bangsa asing.

Tetapi ayahnya tidak membiarkan Al- Walid dengan kecacatan itu,bahkan dengan tegas beliau
berkata kepada anaknya:”Yang dapat memimpin bangsa Arab hanyalah orang yang baik
bahasanya”,sebab itu Al- Walid lalu mengumpulkan ulama-ulama nahwu,lalu beliau belajar kepada
mereka dengan rajinnya.

Khalifah Marwan ibnul Hakam dulunya telah mengangkat dua orang putranya sebagai putra
mahkota yang akan menggantikannya menjadi khalifah berturut-turut,yaitu Abdul Malik dan Abdul
Aziz (meninggal sebelum wafat Abdul Malik). Maka Abdul Malik lalu menunjuk dua orang putranya
juga,yaitu Al- Walid,kemudian Sulaiman.Ini terjadi pada tahun 85 H.Beliau mengirimkan surat ke
daerah-daerah,menerangkan hal itu.Maka rakyat tidak keberatan untuk memberikan ba’iat dan
sumpah setia.Sesudah wafat Abdul Malik,rakyat mengulangi sekali lagi bai’at sumpah setia mereka
kepada Al- Walid.

Setelah kematian ayahnya (Abdul Malik),Al- Walid menduduki tahta kerajaan Damaskus pada tahun
86 H/ 705 M.Memerintah selama sepuluh tahun lamanya (86 – 96 H/ 705- 714 M).
Pembangunan dan Kondisi Negara di masa Walid bin Abdul Malik

Masa kekuasaaan Walid bin Abdul Malik yang disebut- sebut sebagai masa kemenangan yang
luas.Pengepungan yang gagal atas kota Konstantinopel di masa Muawiyah bin Abu
Sofyan,dihidupkan kembali dengan memberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat.Walaupun cita-
cita untuk menundukkan ibu kota Romawi tetap saja belum berhasil,tetapi tindakan itu sedikit
banyak berhasil menggeser tapal batas pertahanan islam lebih jauh ke depan,dengan menguasai
basis-basis militer Kerajaan Romawi di Mar’asy dan ‘Amuriyah.

Perbaikan- perbaikan dalam negeri dengan karya-karya besar Al- Walid diantaranya adalah:

1.Mendirikan gedung-gedung,bangunan-bangunan dan pabrik-pabrik.

2.Mengumpulkan dan menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim piatu serta mendirikan banyak
sekolah serta para pendidik dengan jaminan hidup dan gaji yang teratur.

3.Mendirikan rumah sakit khusus dan jaminan hidup kepada rakyatnya yang kurang beruntung
(orang buta,orang cacat,orang yang berpenyakit kusta,dan orang lumpuh) serta pelayan atau
perawat khusus untuk merawat dan mengurusi mereka dengan perawatan yang sesuai syarat- syarat
kesehatan,dimana para perawat mendapatkan gaji tertentu.

4.Membangun jalan-jalan raya di seluruh kerajaan,terutama jalan yang menuju ke tanah Hejaz

.5.Membuat sumur-sumur di sepanjang jalan dan pegawai-pegawai yang bertugas mengurusi sumur-
sumur ini dan menyediakan air kepada para kafilah yang melewati jalan ini.

6.Membangun Masjid Jami’ Damaskus dengan arsitektur yang indah dan selesai diakhir masa
pemerintahannya selama 10 tahun.

7.Membangun kembali dan memperluas Masjid Nabawi di Madinah oleh gubernur Madinah,Umar
ibnu Abdil Aziz.Dibongkar dan dibangun kembali dengan menperluas serta menggabungkan bekas
dari kamar-kamar istri-istri Rasulullah.

8.Membangun masjid di setiap kota,semisal Masjid Aksa di Yerussalam.

9.Al- Qur’an dan Hadits dipelajari dengan penuh perhatian,baik di Kufah maupun di Basrah.

10.Perdagangan tumbuh dengan pesat,khalifah sendiri mengunjungi pasar-pasar.

11.Mengembangkan manufaktur dan desain.


Selain perbaikan dan pembangunan yang dilakukan diatas yang maju,kondisi negara yang aman saat
beliau memerintah juga sangat stabil di seluruh negeri,karena khawarij tidak memiliki gigi
pergerakan dan tidak ada pemberontakan di masa pemerintahannya.Masa pemerintahannya selama
10 tahun sangat sejahtera,aman,dan stabil.Masa pemerintahan Al- Walid pada umumnya dapat
disebut masa kemakmuran,keamanan,kedamaian,dan ketentraman.Dengan adanya kekayaan dan
kesatuan bulat,terutama keteguhan iman Al-Walid.

Penaklukan dan Perluasan Wilayah di masa Walid bin Abdul Malik

Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas.Penaklukan ini meliputi banyak
kawasan,diantaranya:

Kawasan Barat

Panglima pasukan Islam Maslamah bin Abdul Malik sampai di daerah Amuriyah (dekat Ankara) dan
Hiraqlah salah satu wilayah Romawi,lalu berhasil menaklukannya pada tahun 89 H / 707 M.Kaum
muslimin berhasil mencapai Teluk Konstantinopel.Mereka juga menyerang Azarbaijan yang
penduduknya selalu melanggar kesepakatan yang mereka lakukan.Di kawasan ini terjadi banyak
peperangan pada tahun 93 H/711 M.

Laut Tengah

Pasukan Islam berhasil menaklukan kepulauan Sisilia dan Merovits pada tahun 89 H / 707 M.

Afrika.

Musa bin Nushair diangkat menjadi gubernur di pantai Laut Tengah hingga ke selatan Mesir.Beliau
melakukan beberapa penaklukan besar di Barat. Beliau mengalahkan Bangsa Barbar dan
menyebarkan agama islam yang banyak menimbulkan kesulitan kepada para pendahulunya dan
mendirikan kembali kekuasaan khalifah hingga ke tepi Lautan Atlantik.Beliau mengirim beberapa
ekspedisi untuk melawan Bangsa Romawi yang menimbulkan kerusuhan terhadap umat islam di Laut
Tengah,dengan bantuan armada laut,merebut pulau Ivika ,Minorca,dan Majorca,dekat Pantai
Spanyol.

Penaklukan Andalusia.

Panglima kaum muslimin Musa bin Nushair bertekad untuk menyeberangi selat yang memisahkan
Benua Afrika dan Eropa.Tujuannya untuk menyebarkan islam di Eropa dan memasukannya menjadi
bagian dari pemerintahan islam.Maka,Beliau memberangkatkan panglima islam asal Barbar yang
bernama Thariq bin Ziyad ke Andalusia melalui Laut Merah dengan 7000 tentara merebut benteng
yang kemudian dinamai Jabal Al-Thariq.Beliau menyerbu dan mengalahkan Roderic di tepi Sungai
Guadalete dekat Medinia-Sidonia pada bulan September 93 H/711 M.Dalam pelariannya Roderic
tenggelam di Sungai Guadalete.Setelah itu Thariq bin Ziyad merebut Sidonia,Carmona dan
Granada.Setelah Kordoba di taklukan Beliau menuju Toledo,ibukota Spanyol dalam waktu singkat
sebagian besar wilayah Spanyol tunduk akan kekuasaan islam.

Di antara perang yang paling terkenal adalah Perang Lembah Langkah dimana Beliau berhasil
mengalahkan Goth dan membunuh Raja mereka,Ludzrig.Andalusia berhasil di taklukan pada tahun
92 H/710 M.Kemudian Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair sampai di Pegunungan Baranes dan
berhasil menaklukan semua wilayah itu kecuali Jaliqiyah.

Kawasan Timur Kawasan Asia tengah

Qutaibah bin Muslim al-Bahili berhasil menaklukan kota Tashkent pada tahun 87 H/705
M.Masyarakat di daerah ini selalu menimbulkan kesulitan bagi orang Islam dengan melakukan
pemberontakan.Untuk mengakhiri kerusuhan ini,Hajjaj bin Yusuf memecat Yazid bin Muhallab yang
gagal menundukkan mereka,dan diganti oleh Qutaibah bin Muslim.Ternyata Beliau orang yang tepat
dalam memangku tugas yang dipercayakan kepadanya.Beliau membawa seluruh Asia Tengah ke
dalam kekuasaan Islam.

Pertama kali menyerbu Balkh dan Turkaristan pada tahun 88 H/706 M.Raja dari tempat ini tunduk
kepadanya dan setuju membayar upeti kepada khalifah.Beliau menyerang negeri Saghd,Nasef,dan
Kush pada tahun 89 H/707 M.Qutaiba bin Muslim berhasil menaklukan Bukhara pada tahun 91 H /
709 M,kemudian menyeberangi Sungai Oksus dan menyerbu Kawarisma.Mendengar kabar bahwa
Samarkand telah melepaskan diri dari kekuasaan islam maka Qutaibah bin Muslim beserta
pasukannya memerangi dan merebut kota ini pada tahun 93 H/711 M.Dan ini berlanjut hingga dua
atau tiga tahun berikutnya,yaitu menyerang wilayah Syasy dan Farghanag hingga mencapai
Khauqand pada tahun 94 H/712 M.

Beliau juga berhasil membuka Kota Kabul pada tahun 94 H/712 M,kemudian Kashgar (kini wilayah
Turkistan Timur) pada tahun 96 H/714 M.Kabarnya perluasan sampai perbatasan Cina di tahun 96
H/714 M,menyerbu Cina, urkestan,dan juga merebut kasygar.

Panglima Islam ini berhasil meluaskan penaklukannya hingga wilayah-wilayah yang berada di antara
dua sungai (wilayah yang dulu sebagian besar masuk wilayah Uni Soviet dan Afghanistan).Beliau
melanjutkan misi militernya ini hingga sampai ke perbatasan Cina dan mewajibkan penguasa di sana
untuk membayar jizyah.Hingga di sini Qutaibah bin Muslim berhenti melakukan ekspansi ke kawasan
timur.Qutaibah bin Muslim berhasil membuka wilayah yang sangat luas.Luas wilayah taklukannya
diperkirakan sekitar 4.000.000 kilometer persegi yang memanjang dari bagian tengah negeri Kaukaz
membentang ke bagian selatan Laut Khazr.

Sementara itu,ke bagian utara meliputi Asia Tengah,ke timur bagian ke bagian Turkistan,dan ke barat
ke Kabul (Afghanistan dan Sajistan).Wilayah Sind dan India.Yang disebut dengan Sind adalah provinsi
Sind yang berada di negara Islam Pakistan saat ini.

Hajjaj bin Yusuf mengirimkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar ke negeri itu di bawah
pimpinan seorang panglima muda islam yang bernama Muhammad bin Qasim ats-Tsaqafi (saudara
sepupu Hajjaj bin Yusuf sendiri).Panglima muda ini berhasil menorehkan kemenangan-kemenangan
dan membunuh Dahir,Raja Sind.Beliau berhasil menduduki wilayah Sind antara tahun 93-94 H/711-
714 M.Kemenangan ini merupakan kemenangan terbesar yang dicapai pada saat itu.Penyebab
ekspedisi ini adalah adanya gangguan terhadap guberbur Arab oleh bajak laut dari Sind.Raja
Sind,Dahir,menolak mengabulkan permintaan gubernur itu.Beberapa usaha dilakukan untuk
menghukum raja di samping menghukum para bajak laut,tetapi semua usaha tidak berhasil hingga
Muhammad bin Qasim dapat memulihkan prestise dan kehormatan gubernur Arab itu.

Beliau menyerang kerajaan Dahir.Dahir berusaha sekuat tenaga menyelamatkan negerinya dari
kekuasaan asing,tetapi akhirnya dia kalah dan dibunuh.Kemudian Sind,Multan dan sebagian wilayah
Punyab diduduki dan dijadiakan wilayah kerajaan Islam.Pasukan muslim juga membuat kemajuan
besar pada waktu ini di Armenia dan Asia Kecil.Akan tetapi,semua penaklukan yang lain dari
pemerintahannya menjadi pudar sebelum penaklukan Barat.Pada masa inilah pemerintahan islam
mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang sejarahnya.

Khalifah Walid bin Abdul malik meninggal di Damaskus (kini wilayah Suriah) pada 23 Februari 715
pada umur 46/47 tahun),dan diganti oleh adiknya Sulaiman bin Abdul Malik.
AL-WALID BIN ABDUL MALIK

Nama lengkapnya al-Walid bin Abdul Malik bin

Marwan bin Hakam bin Abdul „ash

bin Umayyah bin Abdi Syam bin Abdul Manaf. Lahir pada tahun : 668 M.Menduduki Posisi khalifah
Bani Umayyah ke -6. Tidak menguasai Bahasa Arab dengan baik, padahal telah belajar ilmu tata
bahasa Arab selama 6 bulan Diangkat sebagai khalifah tahun 705 M setelah satu tahun sebelumnya
(704 M) diangkat sebagai putra mahkota bersama adiknya Sulaiman bin Abdul Malik. Kekhalifaannya
dinilai berhasil karena didukung oleh situasi yang baik dan terdapat dua gubernur yang cukup
disegani, Yakni Umar bin Abdul Aziz gubernur Mekkah dan Madinah serta Hajaj bin Yusuf gubernur
Irak. Menjadi khalifah menggantikan ayahnya Addul Malik bin Marwan. Ayah bernama Abdul Malik,
Ibu : Hind bin Utbah. Beliau mempunyai sifat kemauan keras dan berkemampuan melaksanakan
pembangunan.

Al Walid bin Abdul Malik dilantik menjadi khalifah pada hari wafat ayahandanya Walid Abdul
Abbas bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam lahir pada tahun 48 Hijriyah. Ia menjabat khalifah
menggantikan ayahnya, Abdul Malik bin Marwan tahun 84 Hijriyah atau 705 Masehi. Setelah
menjadi khalifah, ia langsung membenahi infrastruktur fisik, pengiriman pasukan untuk memperluas
wilayah dakwah dan kekuasaan Islam serta melakukan reformasi sosial. Pada 711 Masehi, Walid bin
Abdul Malik mengutus satu armada laut ke Hindustan. Pasukan yang dipimpin oleh Muhammad bin
Qasim itu akhirnya menaklukkan negeri Sind dan Nepal. Al Walid memerintah selama 10 tahun.
Panglima pasukan Islam pada zamannya, dikerahkan untuk melakukan ekspansi dakwah ke berbagai
belahan dunia. Panglima Qutaibah bin Muslim diutus untuk menaklukkan negeri di seberang sungai
Dajlah. Turki, Shagd, Syaas, Farghanah, hingga Bukhara, akhirnya tudnduk di bawah pemerintahan
Bani Umayyah. Di sisi lain, negeri Khurasan takluk dengan damai. Berbeda dengan Samarkand,
Kashgar, Turkistan yang takluk dengan peperangan di bawah pimpinan Qutaibah bin Muslim. Musa
bin Nushair, Gubernur Afrika mengirim Thariq bin Ziyad untuk menaklukkan pulau Shamit tahun 91
H. Thariq adalah budak Musa bin Nushair yang telah dimerdekakan. Bahkan ia telah diangkat
menjadi panglima perang. Dalam misinya, Thariq berhasil mengalahkan Spanyol (Ishbaniyah).
Pahlawan legendaris satu ini terkenal dengan taktiknya membangkitkan semangat pasukannya yang
hampir mundur. Akhirnya, mereka tak punya pilihan kecuali maju berjihad mengalahkan Spanyol. Ia
kemudian bermarkas di sebuah bukit di Spanyol yang kini dikenal dengan JabalThariq(Gibraltar).
Masing-masing bekas tuan dan budak itu, Musa bin Nushair dan Tariq bin Ziyad, berhasil
menunaikan tugas melebarkan sayap Islam. Praktis seluruh daratan Spanyol dikuasai pasukan
Muslim pada 86 H (715 M), pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik. Penaklukan
Spanyol oleh Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad memberikan pengaruh positif pada kehidupan
sosial dan politik. Timbul revolusi-revolusi sosial dan kebebasan beragama semakin diakui.
Kediktatoran dan penganiayaan yang biasa dilakukan oleh orang Kristen digantikan toleransi yang
tinggi dan kebaikan umat Islam. Pemerintahan Islam sangat baik dan bijak dalam menjalankan
pemerintahannya. Ini membawa efek luar biasa terhadap kalangan Kristen, bahkan para
pendetanya. Seorang penulis

Kristen pernah berkata, “Muslim


-Muslim Arab itu mengorganisir kerajaan Cordoba dengan baik. Ini sebuah keajaiban di abad
pertengahan. Mereka mengenakan obor pengetahuan, peradaban, kecemerlangan dan
keistimewaan bagi dunia Barat. Saat itu Eropa dalam kondisi percekcokan,

kebodohan dan gelap.”

Pada saat kekuasaan Islam berkembang dan menguasai wilayah-wilayah Spanyol, Romawi,
Hindustan, dan lain-lain, Khalifah Walid mengkonsentrasikan pembangunan fisik. Sarana-sarana fisik
dan infrastruktur untuk kemakmuran rakyat dibangun di mana-mana. Ia memerintahkan
pembangunan sumur air di Madinah dan renovasi jalan-jalan umum. Dialah yang membangun rumah
sakit pertama kali dalam sejarah Islam. Para penyandang cacat dan kaum dhuafa dilarang keluar ke
tempat umum. Mereka ditempatkan di panti jompo dan para pengurusnya digaji dan difasilitasi oleh
negara. Para tuna netra diberikan pembantu yang juga ditanggung negara. Negara juga memberikan
gaji kepada para ahli Al-

Qur‟an.

Khalifah Walid juga membangun sarana rumah singgah bagi para musafir dan pendatang. Masjid
Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsha dibangun kembali oleh Walid. Ia juga memprakarsai
pembangunan masjid besar di Damaskus yang dikenal dnegan Al-

Jami‟ Al

-Umawi. Pembangunan masjid agung ini menelan biaya 11.200.000 dinar kala itu. Tak heran bila Adz-
Dzahabi mengatakan, Walid bin Abdul Malik telah menegakkan jihad dan melakukan penaklukan di
negeri-negeri seperti yang dilakukan Umar bin Al-Khathab.

Seorang sejarawan juga pernah berujar, “Jika Muawiyah yang mendirikan negara Bani

Umayyah, maka Walidbin Abdul Malik yang menegakkann

ya sampai teguh.”

Walid bin Abdul Malik meninggal tahun 96 Hijriyah di Damaskus. Kekhalifahan digantikan oleh
saudaranya, Sulaiman bin Abdul Malik. Abdul Malik bin Marwan. Setelah ia kembali dari upacara
pengebumian ayahandanya, beliau terus pergi

ke masjid Damsyik dan di sanalah orang ramai membai‟atkanya sebagai khalifah

sebaik-baik sahaja ia selesai berkhutbah dan menerangkan tanggungjawabsebagai khalifah.

MASA PEMERINTAHAN AL-WALID BIN ABDUL MALIK

Perbaikan-perbaikan dalam negeri yang dilaksanakan oleh Al Walid menunjukkan dengan jelas
betapa tingginya jiwa islam, dan betapa murninya prinsip-prinsip serta bimbingan-bimbingannya.
Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat islam
merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan di masa pemerintahannya. Al-Walid sendiri
melanjutkan pemerintahan yang efektif yang merupakan ciri-ciri ayahnya, ia mengembangkan
sistem kesejahteraan, membangun rumah sakit, institusi pendidikan dan langkah-langkah untuk
apresiasi seni. Al-Walid sendiri merupakan penggemar berat arsitektur.

Usaha-Usaha yang telah dilakukan oleh Khalifah al-Walid bin Abdul Malik

1. Perbaikan-perbaikan dalam negeri

Memberikan jaminan kepada anak Yatim dan penderita cacat Khalifah al-Walid memberikan jaminan
hidup dan pendidikan gratis kepada anak- anak yatim. Terhadap penyandang cacat disediakan
pelayanan kesehatan gratis juga para penuntun jalan bagi para tuna netra.

Pembangunan fasilitas Umum dan gedung-gedung.

Pemperbaiki fsilitas jalan raya terutama hijaz, mekkah madinah bagi jamaah hajidengan fasilits
memadai seperti tempat peristirahatan yang dilengkapi air dari sumur yang digali.

Membangun Masjid Umawy di Damskus.

Merenovasi Msjid Nabawi di Madinah.

2. Peluasan Kekuasaan Bani Umayyah

Penaklukan wilayah Asia Tengah

Menguasai Transoxania yang sebelumnya dikuasai bangsa Turki.

Mengirim panglima bernama Yazid bin Muhallab yang kemudian digantikan olehQutaibah bin
Muslim.

Qutaibah bin Muslim mampu menguasai daerah Balk (ibu kota Turkistan), padatahun 710
pasukannya berhasil menyebrangi selat Oxus dan menaklukkan kerajaan Khawarizm, kemudian
menguasai wilayah Fargana hingga perbatasan Cina dan pada tahun 714 berhasil menguasai kota
Yashgar.

Penaklukan Wilayah Afrika Utara

Mengirim pasukan di pimpin oleh panglima Musa bin Nushair.

Pasukan Musa bin Nushair berhasil megalahkan pasukan Romawi yang menguasai Afrika Utara,
kemudian ia diangkat sebagai Gubernur Afrika Utara.

Setelah Afrika Utara dikuasai pasukan Musa bin Nushair terus bergerak menguasi daerah di Laut
Tengah atau laut Mediterania seperti Mayorca, Minorca dan Ivica.

Penaklukan wilayah Spanyol

Penguasa wilayah Ceuta yang bernama De Graft Julian meminta bantuan kepada Musa bin Nusahair
atas ancaman serangan bangsa Romawi yang di pimpin Roderick.
Setelah meminta izin kepada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Musa bin Nushair menyetujui
permohonan penguasa wilayah Ceuta.

Wilayah Spanyol sebelumnya dikuasai oleh bangsa Gothik romawi yang beragama Kristen,
pemaksaan agama dilakukan disana dengan cara kekerasan dan pembunuhan bagi yang tidak mau
memeluk agama Kristen.

Peneklukan Spanyol ini diawali dengan mengirim seorang mata-mata dari kesatuan Thalailah
(pasukan mata- mata) yang bernama Tharif bin Malik.

Mengirim 7.000 pasukan dengan menggunakan kapal-kapal perang dipimpin oleh Thariq bin Zaid,
menuju sebuah selat yang bernama Jabal Thariq atau Giblaltar pada tahun 711 M.

Pasukan Thariq bin ziyad selanjutnya berhasil mengalahkan pasukan Roderick yang tewas bunuh diri.

kemudian menguasai daerah Sidona, Carmona dan Granada juga Cordova.

Pada tahun 712 Musa bin Nushair dengan membawa 18.000 pasukan menyusul Thariq bin Ziyad ke
Spanyol dan mengadakan serangan dengan menggabungkan dua pasukan yang ada dan berhasil
menguasai wilayah Zaragoza, Terragona dan Barcelona.

Pengusaan wilayah Spanyol menjadi pristiwa terbesar pasukan muslim sepanjang sejarah, karena
peristiwa ini selanjutnya menjadi titik awal penguasaan Islam terhadap Eropa.

Jasa-jasa dan Peninggalan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik

1. Perhatian besarnya kepada kaum lemah atau dhu‟afa seperti anak yatim dan orang cacat

.2. Pembangunan fasilitas umum seperti rumah yatim, rumah jompo.

3. Pembangunan sarana fisik seperti jalan Jalur jamaah haji

.4. Pembangunan Masjid Umawy.

5. Perluasan wilayah kekusaan terbesar sampai ke Spanyol.

Mengambil Pelajaran dari Khalifah Al Walid bin Abdul Malik

1. Mencontoh sikap pedulinya terhadap kaum lemah. 2. Menggunakan jabatan apapun untuk
melayani rakyat. 3. Bekerja keras adalah kunci kesuksesan. Beliau juga dikenal karena kesalehan
pribadinya dan banyak cerita menyebutkan bahwa ia terus-menerus mengutip al-Qur'an dan selalu
menjadi tuan rumah yang menyajikan jamuan besar untuk orang-orang yang berpuasa selama bulan
Ramadhan. Al-Walid meninggal di Damaskus (kini wilayah Suriah) pada 23 Februari 715 pada umur
46/47 tahun digantikan saudaranya Sulaiman bin Abdul-Malik

.
KHALIFAH AL-WALID BIN ABDUL MALIK

I. Biografi Khalifah Al walid bin Abdul Malik

1. Nama lengkapnya al-Walid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abdul ‘ash bin Umayyah
bin Abdi Syam bin Abdul Manaf

2. Lahir pada tahun : 668 M

3. Menduduki Posisi khalifah Bani Umayyah ke -6

4. Tidak menguasai Bahasa Arab dengan baik, padahal telah belajar ilmu tata bahasa Arab selama 6
bulan

5. Diangkat sebagai khalifah tahun 705 M setelah satu tahun sebelumnya (704 M) diangkat sebagai
putra mahkota bersama adiknya Sulaiman bin Abdul Malik.

6. Kekhalifaannya dinilai berhasil karena didukung oleh situasi yang baik dan terdapat 2 gubernur
yang cukup disegani, Yakni Umar bin Abdul Aziz gubernur Mekkah dan Madinah serta Hajaj bin Yusuf
gubernur Irak

7. Menjadi khalifah menggantikan ayahnya Addul Malik bin Marwan

8. Diganti oleh Sulaiman bin Abdul Malik

9. Ayah : Abdul Malik, Ibu : Hind bin Utbah

10.Wangsa : Banu Abdu Shams, Dinasti : Bani Umayyah

11.Dia mempunyai sifat kemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan

12.Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat islam
merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan di masa pemerintahannya

II. Usaha-Usaha Khalifah al-Walid bin Abdul Malik

1. Perbaikan-perbaikan dalam negri

· Memberikan jaminan kepada anak Yatim dan penderita cacat

Khalifah al-Walid memberikan jaminan hidup dan pendidikan gratis kepada anak- anak yatim.
Terhadap penyandang cacat disediakan pelayanan kesehatan gratis juga para penuntun jalan bagi
para tuna netra.

ü Pembangunan fasilitas Umm dan gedung-gedung

ü Pemperbaiki fsilitas jalan raya terutama hijaz, mekkah madinah bagi jamaah haji dengan fasilits
memadai seperti tempat peristirahatan yang dilengkapi air dari sumur yang digali

ü Membangun Masjid Umawy di Damskus


ü Merenovasi Msjid Nabawi di Madinah

2. Peluasan Kekuasaan Bani Umayyah

· Penaklukan wilayah Asia Tengah

ü Menguasai Transoxania yang sebelumnya dikuasai bangsa Turki

ü Mengirim panglima bernama Yazid bin Muhallab yang kemudian digantikan oleh Qutaibah bin
Muslim

ü Qutaibah bin Muslim mampu menguasai daerah Balk (ibu kota Turkistan), pada tahun 710
pasukannya berhasil menyebrangi selat Oxus dan menaklukkan kerajaan Khawarizm, kemudian
menguasai wilayah Fargana hingga perbatasan Cina dan pada tahun 714 berhasil menguasai kota
Yashgar

· Penaklukan Wilayah Afrika Utara

ü Mengirim pasukan di pimpin oleh panglima Musa bin Nushair

ü Pasukan Musa bin Nushair berhasil megalahkan pasukan Romawi yang menguasai Afrika Utara,
kemudian ia diangkat sebagai Gubernur Afrika Utara

ü Setelah Agrika Utara dikuasai pasukan Musa bin Nushair terus bergerak menguasi daerah di Laut
Tengah atau laut Mediterania seperti Mayorca, Minorca dan Ivica

· Penaklukan wilayah Spanyol

ü Penguasa wilayah Ceuta yang bernama De Graft Julian meminta bantuan kepada Musa bin
Nusahair atas ancaman serangan bangsa Romawi yang di pimpin Roderick

ü Setelah meminta izin kepada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Musa bin Nushair menyetujui
permohonan penguasa wilayah Ceuta.

ü Wilayah Spanyol sebelumnya dikuasai oleh bangsa Gothik romawi yang beragama Kristen,
pemaksaan agama dilakukan disana dengan cara kekerasan dan pembunuhan bagi yang tidak mau
memeluk agama Kristen

ü Peneklukan Spanyol ini diawali dengan mengirim seorang mata-mata dari kesatuan Thalailah
(pasukan mata- mata) yang bernama Tharif bin Malik

ü Mengirim 7.000 pasukan dengan menggunakan kapal-kapal perang dipimpin oleh Thariq bin Zaid,
menuju sebuah selat yang bernama Jabal Thariq atau Giblaltar pada tahun 711 M

ü Pasukan Thariq bin ziyad selanjutnya berhasil mengalahkan pasukan Roderick yang tewas bunuh
diri,

ü kemudiyan menguasai daerah Sidona, Carmona dan Granada juga Cordova


ü Pada tahun 712 Musa bin Nushair dengan membawa 18.000 pasukan menyusul Thariq bin Ziyad ke
Spanyol dan mengadakan serangan dengan menggabungkan dua pasukan yang ada dan berhasil
menguasai wilayah Zaragoza, Terragona dan Barcelona

ü Pengusaan wilayah Spanyol menjadi pristiwa terbesar pasukan muslim sepanjang sejarah, karena
peristiwa ini selanjutnya menjadi titik awal penguasaan Islam terhadap Eropa

III. Jasa-jasa dan Peninggalan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik

1. Perhatian besarnya kepada kaum lemah atau dhu’afa seperti anak yatim dan orang cacat

2. Pembangunan fasilitas umum seperti rumah yatim, rumah jompo

3. Pembangunan sarana fisik seperti jalan jalur jama’ah haji

4. Pembangunan Masjid Umawy

5. Perluasan wilayah kekusaan terbesar sampai ke Spanyol

IV. Mengambil Pelajaran dari Khalifah Al Walid bin Abdul Malik

1. Mencontoh sikap pedulinya terhadap kaum lemah

2. Menggunakan jabatan apapun untuk melayani rakyat

3. Bekerja keras adalah kunci kesuksesan


Kebijakan Domestik Khalifah al-Walid bin Abd al-Malik PDF Print E-mail

Thursday, 14 July 2011 13:32

Khalifah al-Walid bin Abd al-Malik lahir tahun 50 H/670 M, putra tertua Khalifah Abd al-Malik bin
Marwan. Dia tumbuh sebagai pemuda yang shalih, bertakwa dan banyak membaca Alquran. Dia
khatam Alquran dalam waktu tiga hari. Ada yang mengatakan tiap seminggu sekali. Khusus di bulan
Ramadhan, dia bisa khatam hingga 17 kali.

Pada zamannya dikenal dengan era penaklukan, kemewahan, dan kemakmuran, setelah kondisi
keamanan dan sistem di dalam negeri benar-benar stabil. Administrasi pemerintahan diperbaiki.
Pondasi struktur pemerintahan pun diletakkan dengan benar. Setelah itu dia pun menikmati hasilnya
sehingga pembangunan di dalam negeri dan penaklukan ke luar negeri bisa dijalankan.

Khalifah al-Walid mempunyai keinginan kuat untuk melakukan pembangunan di negerinya.


Karenanya, berbagai fasilitas dan infrastruktur ia bangun. Dia menulis surat kepada walinya di
Madinah, Umar bin Abd al-Aziz, untuk membangun pintu gerbang Madinah dan menggali sumber air
untuk kebutuhan penduduknya. Hal yang sama dia lakukan kepada para walinya yang lain. Pada
zamannya, Masjid Nabawi diperluas. Dia pun memperluas Masjid Jami' al-Awawi. Khusus untuk
Masjid Nabawi, dia perintahkan untuk menggusur beberapa rumah istri Nabi, dan memasukkannya
dalam komplek masjid, serta

membeli rumah-rumah di sekitarnya untuk perluasan masjid. Luasnya mencapai 200 dzira'. Bagi
yang tidak mau, dia perintahkan agar rumahnya diberi ganti rugi yang adil. Dia pun mengirim para
insinyur bangunan dari Syam untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Maka, Umar pun melaksanakan instruksi Khalifah dengan memasukkan semua rumah istri Nabi ke
dalam Masjid Nabawi, kecuali kamar Aisyah yang di dalamnya ada tiga makam, yaitu makam Nabi,
Abu Bakar dan Umar. Pada tahun 88-96 H/707-715 M, dia membangun masjid Jami' al-Amawi. Orang
yang pertama kali mengarsitekinya adalah Abu Ubaidah al-Jarrah. Saking megahnya masjid ini,
sampai ada yang menyatakan bahwa biaya untuk membangun masjid ini telah menelan 7
tahun pendapatan kharaj negara. Pembangunan, termasuk desain eksterior dan interiornya
didatangkan dari India, Persia, Konstantinopel, Mesir dan Maroko. Jumlah tenaga yang diperlukan
untuk menangani proyek tersebut sebanyak 12.000 orang. Masjid ini merupakan masjid
termegah di negeri kaum Muslim hingga membuat takjub Khalifah al-Mahdi dan al-Ma'mun, di era
Khilafah Abbasiyah. “Bani Umayyah telah mendahului kami dalam tiga hal; masjid ini, di mana saya
tidak tahu ada masjid lain yang menyamainya di muka bumi; kecerdasan para pendukungnya;
dan Umar bin Abd al-Aziz, di mana tak akan pernah ada seorang pun seperti dirinya dari kami.”
Demikian tutur al-Mahdi.
Di kota Damaskus, ibukota Khilafah saat itu, Khalifah al-Walid telah mempercantik kota ini dan
membangun saluran air yang diambil dari sumber air sungai tawar kemudian disalurkan ke rumah-
rumah penduduk. Dari yang kecil hingga besar, semuanya mendapat saluran air bersih. Semuanya
diperoleh oleh warganya dengan cuma-cuma. Tanpa sepeser pun bayaran dipungut oleh negara.[]
har

JASA-JASA DAN PENINGGALAN KHALIFAH AL-WALID BIN ABDUL MALIK

Selama Al-Walid bin Abdul Malik menjadi khalifah banyak usaha positif yang dilakukannya .

Usaha2 tersebut merupakan jasa dan peninggalan penting dari masa pemerintahannya .

Diantara jasa dan peninggalan terpenting yang pernah ada pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul
Malik adalah :

1. Perhatiannya terhadap kaum dhu'afa ,miskin dan anak2 yatim serta orang2 yang tak berdaya dan
tidak normal .

Mereka memperoleh fasilitas dan jaminan sosial untuk menjalani kehidupan mereka .

2. Pembangunan rumah jompo dan yatim , serta orang2 cacat , merupakan bukti perhatiannya
terhadap masyarakat yang memerlukan bantuan dan uluran tangan pemerintah .

3. Pembangunan masjid Umawi di damaskus dan rehabilitasi bangunan masjid Nabawi di Madinah .

Kedua masjid tersebut hingga kini menjadi peninggalan bersejarah , karena dipandang sebagai
bagian dari keajaiban dunia, terutama masjid Umawi .

4. Penaklukan Spanyol .

Salah satu prestasi yang terbukti di dalam catatan sejarah Islam pada masa pemerintahannya adalah
kemampuannya mengatur kekuatan militer , sehingga hampir sebagian dunia dapat dikuasainya ,
mulai dari Indus hingga Andalusia (Spanyol)

Demikian jasa2 dan peninggalan khalifah Al-Walid bin Abdul Malik .

Selama masa kepemimpinannya banyak hal yang telah dilakukannya .

Jasa2 dan usahanya tersebut merupakan peninggalan yang sangat bernilai harganya , yang hingga
kini masih dapat disaksikan , seperti masjid Umawi di Damaskus ..

Anda mungkin juga menyukai