Anda di halaman 1dari 3

NAMA KELOMPOK: FARID WAJIDI

PUTRI JAYANTI LESTARI


OKTOVIANDI
RISKA DEWI ANLIANY
MATKUL : KONSERVASI BIOTA LAUT TERANCAM PUNAH
1. PESUT
Pesut merupakan hewan mamalia yang hidup di air, tergolong mamalia unik.
Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut atau nama latinnya Orcaella
brevirostris ini hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang
terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Jaman dahulu Pesut ini banyak ditemui di Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur yang merupakan Sub populasi dari hewan ini, sehingga ditetapkan menjadi
Fauna Identitas Propinsi Kalimantan Timur. Tetapi sekarang sangatlah jarang dan
berita terakir populasi dari Pesut ini tidak lebih dari 70 ekor. Ikan Pesut ini
mempunyai panjang yang bisa mencapai 2,5 meter dengan berat mencapai 130 kg.
Bentuk badan Pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan
agak ke belakang. Hewan ini mempunyai kepala berbentuk bulat dengan mata yang
berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan ada lubang pernafasan. Sirip punggung
berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan
membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
2. STATUS PESUT
Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh
belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-
lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan
pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Rendahnya populasi ini membuat lumba-lumba air tawar ini menjadi salah
satu binatang paling langka di Indonesia. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian
IUCN Redlist menyatakan status konservasi Pesut Mahakam sebagai Critically
Endangered (Kitis) yaitu tingkat keterancaman tertinggi.
Pesut (Orcaella brevirotris) merupakan salah satu jenis yang dilindungi baik
secara nasional maupun internasional. Pemerintah telah menetapkan bahwa pesut
termasuk hewan dilindungi yang tercantum dalam PP No.7 tahun 199. Di dunia
internasional pesut masuk dalam daftar CITES yang digolongkan ke dalam Lampiran
1. Penggolongan ini merupakan hasil pertemuan CoP 13 CITES di Bangkok yang
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Di Indonesia
sendiri, pesut Mahakam di tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP
No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
3. CARA KONSERVASI
Terdapat pegiat konservasi berupa LSM untuk populasi Pesut di Sungai
Mahakam, yaitu Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia).
Sedangkan untuk populasi pesut di Pantai Solop belum ada. Saat ini Pemda Kab.
Indragiri Hilir melalui Dinas Pariwisata berniat mengembangkan ekowisata di Pantai
Solop dengan daya tarik populasi pesut. Untuk itu perlu segera dilakukan kajian
mengenai populasi dan habitat Pesut di Pantai Solop agar pengembangan ekowisata
tersebut dapat mendukung upaya konservasi Pesut.
WWF-Indonesia bersama berbagai komunitas berupaya untuk mendorong
penetapan habitat pesut sebagai kawasan lindung oleh pemerintah setempat. Upaya
lain dengan cara meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat sekitar Sungai
Mahakam untuk bersama-sama melindungi Pesut Mahakam dari ancaman kepunahan,
dengan menerapkan alat budidaya ikan yang ramah lingkungan karena banyak
ditemukan pesut yang tersangkut jaring. Selain itu, publik juga diajak untuk tidak
membuang sampah ke sungai. Sampah disinyalir menjadi salah satu ancaman lumba-
lumba air tawar ini.
4. STRATEGI PENGELOLAAN PERLINDUNGAN PESUTMAHAKAM
Pesut termasuk dalam satwa liar yang mempunyai peran bagi kehidupan
manusia.Nilai-nilai pada satwa liar meliputi nilai ekonomis, nilai rekreasi, nilai
keindahan dan estetika, dan nilai ilmu pengetahuan (Alikodra,2002).Berdasarkan
pada nilai-nilai tersebut, maka stategi pengelolaan perlindungan terhadap satwa liar
terutama untuk spesies yang terancam punah perlu segera mendapatkan perhatian.
Keberadaan pesut didunia semakin hari semakin menurun. Populasi pesut sangat
dipengaruhi oleh degradasi kualitas lingkungan perairan yang terkait dengan pasokan
sumber makanan. Salah satu strategi atau action plan untuk melindungi populasi
pesutsepertidiagram padaGambar7. Diagram pada Gambar 7

Gambar 7 mencoba menggambarkan strategi perlindungan yang terkait


dengan biologi dari pesut,yaitu salah satunya adalah bahwa 80% dari seluruh hidup
adalah aktivitas mencari makan. Adapun makanan utama bagi pesut adalah
ikan,sehingga strategi yang mungkin dilakukan adalah dengan memperbaiki tempat-
tempat yang menjadi sumber makanan. Selain itu, diagram ini
menggambarkanjugapihak-pihakyangterkaitdalam usaha pengelolaan perlindungan
pesut. Jadi, pengelolaanperlindunganbagispesiesinitidakhanya menjadi tanggung
jawab instansi tertentu ataupun hanyapemerintah,namunmerupakantanggungjawab
semua pihak yaitu instansi pemerintah (pusat dan daerah)danmasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai