Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGERTIAN

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (reeves, 2001).

Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan dirasakanseperti perasaan
tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsialataupun total baik
oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebutdipengaruhi peristaltik. Beberapa
yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus (gilroy, 2009).

Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu
Penyakit Dalam, 2001 : 92).

B. PENYEBAB

1. Mekanis

a. Adhesi/perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik) b. Karsinoma


c. Volvulus d. Intususepsi e. Obstipasi f. Polip g. Striktur

2. Fungsional (non mekanik) a. Ileus paralitik

b. Lesi medula spinalis c. Enteritis regional d. Ketidakseimbangan elektrolit e. Uremia


3. Etiologi yang lain yaitu a. Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis,
opendisitis, diverti kulitis,

pankreanitis, kolesistitis.

5/19/2018 Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-kolik-abdomen 3/8

b. Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease, kulitis

infeksi, esofagitis. c. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.
d. Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis e. Gangguan vaskuler :
iskemia atau infark intestinal. f. Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia
fungsional. g. Ekstra abdominal : hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard dan paru
dan lainnya C. MANIFESTASI KLINIS 1. Mekanika sederhana – usus halus atas Kolik
(kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah

empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi

terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.

2. Mekanika sederhana – usus halus bawah

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak

ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,

nyeri tekan difus minimal. 3. Mekanika sederhana – kolon

Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian

terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal. 4. Mekanika
obstruksi parsial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram

nyeri abdomen, distensi ringan dan diare. 5. Strangulasi

Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;

distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan

terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau

mengandung darah samar. D. PATOFISIOLOGI

5/19/2018 Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-kolik-abdomen 4/8

E. PATOFISIOLOGI

Obstruksi usus

Akumulasi gas cairan didalam lumen sebelah proksimal dari letak absorpsi

Distensi Profilerasi bakteri yang berlangsung cepat

Kehilangan H2O dan elektrolit

Tekanan infralumen Volume ECK

Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum


Syok hipovolemik

Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekotrik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistemik

Rasa nyeri pada abdomen

Peritonitis sep tikemia

Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa

memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau

fungsional. Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari

5/19/2018 Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-kolik-abdomen 5/8

permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat kemudian

intermiten akhirnya hilang. Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan

dan gas. Akumulasi gas dan cairan didalam lumen usus sebelah proksimal dari letak obstruksi
mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan elektrolit dengan peningkatan distensi maka

tekanan intralumen meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri

sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan cairan menuju ruang peritonium

akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus, bakteri yang berlangsung cepat

menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan

terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi

stranggulasi akan menyebabkan kematian. (Pice and Wilson, hal 404).

Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya

mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan

penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus

terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian

proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).

Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar
pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang

menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai

seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus

yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti

peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen

F. Pemeriksaan penunjang

1. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus 2. Barium enema menunjukkan
kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan

sigmoid yang tertutup.

5/19/2018 Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-kolik-abdomen 6/8

3. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan

hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar

serum amylase karena iritasi pancreas oleh lipatan usus 4. Arteri gas darah dapat mengindikasi
asidosis atau alkalosis metabolic. G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Medis

1. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 2. Terapi Na+, K+, komponen darah
3. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial 4. Dekstrosa dan air untuk
memperbaiki kekurangan cairan intraseluler 5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang
dari proksimal usus ke area

penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring

miring ke kanan. 6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis. 7. Hiperalimentasi


untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus

paralitik atau infeksi. 8. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung. 9. Ostomi
barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko. 10. Kolostomi lingkaran
untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan

reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.


Tindakan KEPERAWATAN 1. Infus RL ; jika anuria -> infus RL:D5 = 1:1 2. Bila dehidrasi
berat -> infus diguyur, dipasang kateter dauwer 3. Beri analgetik ringan
(xylomidon),Spasmolitik: Baralgin, Sulfas Aliopin (inj) ; jika

kesakitan sekali -> beri petidin 1 amp im, jangan beri Antibiotik kalau penyebab tidak

jelas 4. Bila gelisah penderita gelisah, beri Diazepam 10 mg iv, bisa diulang tiap 30 menit
5. Bila panas, beri: antipiretik (Parasetamol) 6. Bila keadaan umum jelek, beri supportif
Vitamin / Alinamin F (inj), Cortison inj 3 cc

atau Deksametason 2 amp 7. Bila dengan upaya di atas keadaan tidak membaik, rujuk ke
RSUD]

5/19/2018 Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-kolik-abdomen 7/8

H. KOMPLIKASI 1. Usus buntu (peradangan appnedix) 2. Penyumbatan atau obstruksi usus

3.

Kolesistitis (radang kandung empedu) dengan atau tanpa batu empedu 4. Sembelit kronis
5. Diseksi Aneurisma Aorta Abdominal 6. Divertikulitis 7. Keracunan makanan (salmonella,
shigella) atau virus gastroenteritis (flu perut) 8. Inflammatory bowel disease (penyakit Crohn
atau ulcerative colitis) 9. Irritable bowel syndrome 10. Iskemik usus 11. Batu ginjal 12. Infark
atau insufisiensi mesenterika (kurangnya cukup pasokan darah ke usus, kadang-kadang
mengakibatkan kegagalan atau kematian bagian dari usus) 13. Pankreatitis (peradangan
pankreas) 14. Infeksi Traktus Urinarius

Gangren Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren
kandung empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-organ tersebut.

Sepsis Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah turun.
Fistula Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu
mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran baru ke
lambung, usus dan rongga perut. Peritonitis Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan
karena rongga perut yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke
rongga perut. Ileus Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu
berukuran cukup besar.

Read more: http://doktersehat.com/diagnosis-dan-penatalaksanaan-


kolikabdomen/#ixzz3JcGO6OZq I. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II , FKUI
Jakarta, 2001.

5/19/2018 Laporan Pendahuluan Kolik Abdomen - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-kolik-abdomen 8/8

J. 1. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed.

1. Jakarta : EGC; 2001

K. 2. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;

2001. L. Marllyn E. Doenges dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, 2000

M. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. 1.

Jakarta : EGC; 2001

N. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;

2001.

O. H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid

II , FKUI Jakarta, P. 2. H. Syaifuddin Drs. B.Ac, 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta:EGC

Q. 3. Marllyn E. Doenges dkk, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3, Jakarta R. 4.


Mudjiastuti, Diktat Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah Pencernaan

Makanan, Surabaya. S. 5. R. Sjamsuhidajat, Wim dc Jong, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta:EGC. T. 6. Reeves, Charlene J et al. 2008. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko

Setyono. Ed. I . Jakarta : Salemba Medika

U. V. 7. Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa

Setiawan dkk. Ed. 1. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai