Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun oleh:

1. Dewi murdah ningrum


2. Khusnul khotimah
3. Shinta wahyu hartanti

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

S1 keperawatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah penulis dapat mengerjakan
tugas makalah terkait Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Koroner dalam mata
kuliah Teknologi Keperawatan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan tentang ”Asuhan
Keperawatan”. Khususnya dalam Penyakit Jantung Koroner. Dengan semangat dari
teman-teman dan keluarga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Teknologi Keperawatan yaitu
Ns. Duma Lumban Tobing, M.Kep, Sp,Kep,J atas bimbingannya yang telah
diberikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca
dan memberikan banyak manfaat. Penulis akan sangat terbuka terhadap kritik ataupun
saran dari pembaca yang bersifat membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan
makalah ini. Terima Kasih.

Jakarta, 27 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................

1.2 Tujuan Umum .....................................................................................................

1.3 Tujuan Khusus ....................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...............................................................................

2.1 Pengertian ............................................................................................................

2.2 Prevalensi ............................................................................................................

2.3Etiologi dan Faktor Resiko...................................................................................

2.4 Klasifikasi ...........................................................................................................

2.5 Manifestasi Klinis ...............................................................................................

2.6 Pemeriksaan Penunjang ......................................................................................

2.7 Penatalaksanaan ..................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................

3.1 Data Fokus ..........................................................................................................

3.2 Analisa Data ........................................................................................................

3.3 Diagnosa Keperawatan........................................................................................

3.4 Intervensi .............................................................................................................

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................

4.1 Kesimpulan .........................................................................................................

4.2 Saran ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat


penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung
menjadi terganggu dan bisa menyebabkan serangan jantung.

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi


penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah
otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak. Penyakit ini bisa menyerang
segala usia. Baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia. Hal ini disebabkan
karna terdapat beberapa factor pemicu penyakit ini, yaitu: gaya hidup, factor genetik,
usia dan penyakit penyerta yang lain. Ada baiknya kita selalu menjaga kesehatan kita
dengan cara mencegahnya secara dini, mengubah gaya hidup kita dan tetap
berolahraga secara teratur.

1.2 Tujuan Umum

Tujuan umum pada pembuatan makalah ini adalah agar penulis dapat
mengetahui tentang gambaran kanker hati dan juga Asuhan keperawatan Penyakit
Jantung Koroner.

1.3 Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada pembuatan makalah ini yaitu agar penulis dan pembaca
mampu :

1. Mengetahui pengertian dari Penyakit Jantung Koroner

2. Mengetahui faktor resiko dari Penyakit Jantung Koroner

3. Mengidentifikasi tanda dan gejala dari Penyakit Jantung Koroner

4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien PJK

5. Menentukan diagnosa Keperawatan pada klien PJK


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit jantung koroner


adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung.penumpukan plak pada arteri koroner ini disebut
dengan aterosklerosis. (AHA, 2012 hal:14)

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi


penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat.arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah otot
jantung dengan membawa oksigen yang banyak.terdapat beberapa factor memicu
penyakit ini, yaitu: gaya hidup, factor genetik, usia dan penyakit pentyerta yang lain.
(Norhasimah,2010: hal 48)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat


penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung
menjadi terganggu dan bisa menyebabkan serangan jantung. (Jurnal Universitas Sam
Ratulangi Manado)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat


penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung
menjadi terganggu dan bisa menyebabkan serangan jantung. (Jurnal Universitas Sam
Ratulangi Manado)

2.2 Prevalensi

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular


merupakan penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Setiap tahun
diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Sebanyak 7,3
juta diantaranya terjadi akibat penyakit jantung dan 6,2 juta akibat stroke (WHO,
2013). Di Indonesia pada tahun 2012 PJK menduduki peringkat pertama yang
menyumbang angka kematian. Angka kematian akibat kejadian penyakit
kardiovaskular semakin meningkat sebesar 37% penduduk (WHO-NCD Country
Profil, 2014).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menjelaskan


bahwa prevalensi penyakit kardiovaskular (PJK, gagal jantung dan stroke) semakin
meningkat seiring peningkatan umur. Prevalensi PJK secara keseluruhan sebesar 2%.
Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke empat secara keseluruhan sebesar
1,4%.

2.3 Etilogi dan Faktor Resiko

Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan,


atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh
darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai
dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat
hilang. Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan
berakhir dengan kematian. (Hermawatirisa,2014:hal 2) Penyempitan dan
penyumbatan arteri koroner disebabkan zat lemak kolesterol dan trigliserida yang
semakin lama semakin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam
endothelium dari dinding pembuluh arteri. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke
otot jantung menjadi berkurang ataupun berhenti, sehingga mengganggu kerja
jantung sebagai pemompa darah. Efek dominan dari jantung koroner adalah
kehilangan oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang.
Pembentukan plak lemak dalam arteri memengaruhi pembentukan bekuan aliran
darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung. Proses pembentukan plak
yang menyebabkan pergeseran arteri tersebut dinamakan arteriosklerosis.
(Hermawatirisa, 2014:hal 2) Awalnya penyakit jantung di monopoli oleh orang tua.
Namun, saat ini ada kecenderungan penyakit ini juga diderita oleh pasien di bawah
usia 40 tahun. Hal ini biasa terjadi karena adanya pergeseran gaya hidup, kondisi
linggkungan dan profesi masyarakat yang memunculkan “tren penyakit”baru yang
bersifat degnaratif. Sejumlah prilaku dan gaya hidup yang ditemui pada masyarakat
perkotaan antara lain mengonsumsi makanan siap saji yang mengandung kadar lemak
jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang
berolahraga, dan stress. (Hermawatirisa, 2014:hal 2).

Faktor risiko terjadinya penyakit jantung antara lain ; Hiperlipidemi, Hipertensi,


Merokok, Diabetes mellitus, kurang aktifitas fisik, Stress, Jenis Kelamin, Obesitas
dan Genetik.

2.4 Klasifikasi

1. Angina Pektoris Stabil/Stable Angina Pectoris

Penyakit Iskemik disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai


oksigen miokard. Di tandai oleh rasa nyeri yang terjadi jika kebutuhan oksigen
miokardium melebihi suplainya. Iskemia Miokard dapat bersifat asimtomatis
(Iskemia Sunyi/Silent Ischemia), terutama pada pasien diabetes.8 Penyakit ini
sindrom klinis episodik karena Iskemia Miokard transien. Laki-laki merupakan 70%
dari pasien dengan Angina Pektoris dan bahkan sebagian besar menyerang pada laki-
laki ±50 tahun dan wanita 60 tahun.

2. Angina Pektoris Tidak Stabil/Unstable Angina Pectoris

Sindroma klinis nyeri dada yang sebagian besar disebabkan oleh disrupsi plak
ateroskelrotik dan diikuti kaskade proses patologis yang menurunkan aliran darah
koroner,

ditandai dengan peningkatan frekuensi, intensitas atau lama nyeri, Angina timbul
pada saat

melakukan aktivitas ringan atau istirahat, tanpa terbukti adanya nekrosis Miokard.

a. Terjadi saat istirahat (dengan tenaga minimal) biasanya berlangsung >10 menit

b. Sudah parah dan onset baru (dalam 4-6 minggu sebelumnya)

c. Terjadi dengan pola crescendo (jelas lebih berat, berkepanjangan, atau sering dari
sebelumnya.

3. Angina Varian Prinzmetal Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang mengganggu
aliran darah ke otot jantung (Iskemia). Ini terjadi pada orang tanpa penyakit arteri
koroner yang signifikan, Namun dua pertiga dari orang dengan Angina Varian
mempunyai penyakit parah dalam paling sedikit satu pembuluh, dan kekejangan
terjadi pada tempat penyumbatan. Tipe Angina ini tidak umum dan hampir selalu
terjadi bila seorang beristirahat - sewaktu tidur. Anda mempunyai risiko meningkat
untuk kejang koroner jika anda mempunyai: penyakit arteri koroner yang mendasari,
merokok, atau menggunakan obat perangsang atau obat terlarang (seperti kokain).
Jika kejang arteri menjadi parah dan terjadi untuk jangka waktu panjang, serangan
jantung bisa terjadi

4. Infark Miokard Akut/Acute Myocardial Infarction Nekrosis Miokard Akut akibat


gangguan aliran darah arteri koronaria yang bermakna, sebagai akibat oklusi arteri
koronaria Karena trombus atau spasme hebat yang berlangsung lama. Infark Miokard
terbagi 2 :

a. Non ST Elevasi Miokardial Infark (NSTEMI)

b. ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI)

2.5 Manifestasi Klinis


1. Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)

2. Sesak nafas (Dispnea)

3. Keanehan pada iram denyut jantung

4. Pusing

5. Rasa lelah berkepanjangan

6. Sakit perut, mual dan muntah

Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang berbeda-


beda. Untuk

menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan pemeriksaan yang


seksama. Dengan

memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan


fisik,

elektrokardiografi saat istirahat, foto dada, pemeriksaan enzim jantung dapat


membedakan

subset klinis PJK.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Untuk mendiagnosa PJK secara lebih tepat maka dilakukan pemeriksaan


penunjang diantaranya:

a. EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis, rekaman yang


dilakukan saat sedang

nyeri dada sangat bermanfaat. Gambaran diagnosis dari EKG adalah :

1. Depresi segmen ST > 0,05 mV

2. Infark miokard non-Q: depresi segmen ST, inversi gelombang T


b. Chest X-Ray (foto dada) Thorax foto mungkin normal atau adanya
kardiomegali, CHF (gagal jantung kongestif) atau aneurisma ventrikiler

c. Latihan tes stres jantung (treadmill)

Treadmill merupakan pemeriksaan penunjang yang standar dan banyak


digunakan untuk

mendiagnosa PJK, ketika melakukan treadmill detak jantung, irama jantung,


dan tekanan

darah terus-menerus dipantau, jika arteri koroner mengalami penyumbatan


pada saat

melakukan latihan maka ditemukan segmen depresi ST pada hasil rekaman.

d. Ekokardiogram Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk


menghasilkan gambar

jantung, selama ekokardiogram dapat ditentukan apakah semua bagian dari


dinding jantung

berkontribusi normal dalam aktivitas memompa. Bagian yang bergerak


lemah mungkin telah

rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen, ini
mungkin

menunjukkan penyakit arteri coroner.

e. Kateterisasi jantung atau angiografi adalah suatu tindakan invasif minimal


dengan

memasukkan kateter (selang/pipa plastik) melalui pembuluh darah ke


pembuluh darah

koroner yang memperdarahi jantung, prosedur ini disebut kateterisasi


jantung. Penyuntikkan
cairan khusus ke dalam arteri atau intravena ini dikenal sebagai angiogram,
tujuan dari

tindakan kateterisasi ini adalah untuk mendiagnosa dan sekaligus sebagai


tindakan terapi bila
ditemukan adanya suatu kelainan.

f. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)

Computerized tomography Coronary angiogram/CT Angiografi Koroner


adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu memvisualisasikan
arteri koroner dan suatu zat atau pewarna kontras disuntikkan melalui intravena
selama CT scan, sehingga dapat menghasilkan gambar arteri jantung, ini juga disebut
sebagai ultrafast CT scan yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam deposito
lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan,
maka memungkinkan terjadinya PJK.

g. Magnetic resonance angiography (MRA)

Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan dengan


penyuntikan zat

pewarna kontras, yang berguna untuk mendiagnosa adanya penyempitan


atau

penyumbatan, meskipun pemeriksaan ini tidak sejelas pemeriksaan


kateterisasi jantung

2.7 Penatalaksaan

a. Hindari makanan kandungan kolesterol yang tinggi Kolesterol jahat LDL di


kenal sebagai
penyebab utana terjadinya proses aterosklerosis, yaitu proses pengerasan
dinding pembuluh

darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata.

b. Konsumsi makanan yang berserat tinggi

c. Hindari mengonsumsi alcohol.

d. Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Data Fokus

Data Subyektif Data Obyektif

1. Pasien menyatakan nyeri pada dada – klien terlihat meringis kesakitan

sebelah kiri – Pasien tampak pucat

2. Pasien mengeluh lemah, sesak nafas, – TD : 160/100 mmHg


sulit
– P : 96 x/mnt
melakukan aktivitas yang berlebih,
sering – N : 22 x/mnt

terbangun pada malam hari karena – Skala nyeri 5


sesak – Kulit teraba dingin
dan nyeri dada – Berkeringat dingin bila merubah posisi
3. Pasien mengeluh sesak bila bangun dari tidur langsung duduk
dari
posisi tidur

3.2 ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. D

Umur : 50 tahun

Data Fokus Masalah Etiologi

Data Subyektif : Nyeri akut Iskemia jaringan jantung atau


sumbatan pada arteri koronaria
Pasien menyatakan nyeri pada
dada sebelah kiri

Data Obyektif :

– Pasien terlihat meringis


kesakitan

– Pasien tampak pucat

– TD : 160/100 mmHg
– Skala nyeri 5

Data Subyektif : Penurunan cardiac Menurunnya kerja jantung


output
Pasien mengeluh lemah, sesak
nafas, sulit melakukan
aktivitas yang berlebih, sering
terbangun pada malam hari
karena sesak dan nyeri dada

Data Obyektif :

– TD : 160/100 mmHg

– P : 96 x/mnt

– Kulit dingin

– N : 22 x/mnt

Data Subyektif : Intoleransi aktifitas Agen cidera fisik

Pasien mengeluh sesak bila


bangun dari posisi tidur

Data Obyektif :

– Berkeringat dingin bila


merubah posisi dari tidur
langsung duduk

– tanda vital setelah bangun

TD : 170/100 mmHg

P : 100x/mnt

N : 28x/mnt
3.3 Diagnosa

No Diagnosa

1 Nyeri akut b.d iskemik jaringan

2 Penurunan cardiac output b.d menurunnya kerja jantung

3 Intoleransi aktifitas b.d agen cedera fisik

3.4 Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor dan kaji karakteristik dan
iskemik jaringan keperawatan dalam waktu 1 x lokasi nyeri
24 jam pasien mampu
menunjukkan rasa nyeri dada 2. Monitor tanda-tanda vital
dengan (tekanan darah, nadi)
Kriteria hasil : 3. Ciptakan suasana lingkungan yang
– Pasien tampak rileks tenang dan nyaman

– Skala nyeri 0 4. Ajarkan dan anjurkan pada pasien


untuk melakukan tehnik relaksasi
– TD : 120/80 mmHg
5. Kolaborasi dengan deokter dalam
–P : 80 x/mnt pemberian analgesik

2 Penurunan cardiac Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengukuran tekanan darah


output b.d keperawtan dalam waktu 2×24 (bandingkan kedua lengan pada posisi
menurunnya kerja jam tidak terjadi penurunan berdiri, duduk, dan tiduran jika
jantung cardiac output dengan criteria memungkinkan)
hasil :
2. Kaji kualitas nadi
– Pasien tampak semangat
3. Auskultasi bunyi nafas dan bunyi
– tidak sesak napas jantung

– TD : 120/80 mmHg 4. Kolaborasi dengan dokter dalam


pemeriksaan serial EGC, foto thorax,
– P : 80 x/mnt pemberian obat-obatan anti disritmia
– kulit normal tidak dingin

– N : 20 x/mnt

3 Intoleransi aktifitas Setelah dialkukan tindakan 1. Catat irama jantung, tekanan darah
b.d agen cedera fisik keperawtan dalam waktu 2×24 dan nadi sebelum dan sesudah
jam, pasien menunjukkan melalukan aktivitas
peningkatan kemampuan
dalam melakukan aktivitas 2. Anjurkan pasien agar lebih banyak
dengan criteria hasil ; beristirahat terlebih dahulu

– TD : 120/80 mmHg 3. Anjurkan pasien menghindari


peningkatan tekanan abdomen contoh
– P : 80 x/mnt mengejan saat defekasi

– N : 20 x/mnt 4. Jelaskan pada pasien tentang tahap-


tahap aktivitas yang boleh dilakukan
– Pasien nyaman dalam tidur oleh pasien

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak
pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau
tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah otot jantung
dengan membawa oksigen yang banyak. Penyakit ini bisa menyerang segala usia.
Baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia. Hal ini disebabkan karna terdapat
beberapa factor pemicu penyakit ini, yaitu: gaya hidup, factor genetik, usia dan
penyakit penyerta yang lain. Klasifikasi dari PJK adalah Angina Pektoris
Stabil/Stable Angina Pectoris,Angina Pektoris Tidak Stabil/Unstable Angina
Pectoris,Angina Varian Prinzmetal Arteri coroner,Infark Miokard Akut/Acute
Myocardial Infarction Nekrosis Miokard Akut. Dengan tanda dan gejalanya adalah
timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris),Sesak nafas (Dispnea),Keanehan pada
irama denyut jantung,Pusing,Rasa lelah berkepanjangan,sakit perut, mual dan
muntah. Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang
berbeda-beda. Untuk menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan
pemeriksaan yang seksama. Dengan memperhatikan klinis penderita,riwayat
perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik,elektrokardiografi saat istirahat, foto dada,
pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan subset klinis PJK.

4.2 Saran

Mengingat Setiap tahunnya diperkirakan 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit
kardiovaskular. Sebanyak 7,3 juta diantaranya terjadi akibat penyakit jantung dan 6,2
juta akibat stroke (WHO, 2013). Di Indonesia pada tahun 2012 PJK menduduki
peringkat pertama yang menyumbang angka kematian. Angka kematian akibat
kejadian penyakit kardiovaskular semakin meningkat sebesar 37% penduduk dan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menjelaskan bahwa prevalensi
penyakit kardiovaskular (PJK, gagal jantung dan stroke) semakin meningkat seiring
peningkatan umur. Prevalensi PJK secara keseluruhan sebesar 2%. Maka kesadaran
masyarakat mengenal adanya penyakit di dalam diri kita secara dini sangat dituntut
untuk meningkatkan angka kesehatan bangsa. Hal yang harus diperhatikan mulai
sekarang adalah Hindari makanan kandungan kolesterol yang tinggi Kolesterol jahat
LDL di kenal sebagai penyebab utama terjadinya proses aterosklerosis, yaitu proses
pengerasan dinding pembuluh darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata.
Konsumsi makanan yang berserat tinggi,hindari mengonsumsi alcohol,merubah gaya
hidup, serta memberhentikan kebiasaan merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis
Company.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1993, Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Krdiovaskuler, Jakarta: departemen Kesehatan.

Kaplan, Norman M., 1991, Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, Jakarta: Balai
penerbit buku kedokteran EGC.

Risa Hermawati, Haris Candra Dewi.2014. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:


Kandas media (Imprint agromedia pustaka).

Annisa dan anjar.Jurnal GASTER Vol. 10 No. 1 /Februari 2013 Judith.M.Wilkison


dan Nancy.R.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed 9.Jakarta: EGC

Putra S, Panda L, Rotty. 2013. Profil penyakit jantung koroner. Manado: fakultas
kedokteran. Rochmayanti, 2011. Analis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup pasien dengan penyakit jantun koroner. Jakarta: fakultas ilmu keperawatan
A.Fauzi Yahya.2010.Penaklukan No.1: Mencegah dan mengatasi penyakit jantung
koroner.Bandung:Qanita

Jurnal Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2) Email:


Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai