Anda di halaman 1dari 3

August 29, 2016 Comments (0) Views: 19428 Artikel Kesehatan

Demam Tifoid (Typhoid Fever)


Demam tifoid (typhoid fever) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, khususnya di negara-
negara berkembang dengan sanitasi buruk termasuk Indonesia. World Health Organization memperkirakan
terdapat 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insiden 600 ribu kasus kematian tiap tahun.
Merupakan penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang nomor 6 tahun 1961 tentang wabah.
Kelompok penyakit menular ini termasuk penyakit yang mudah ditularkan serta dapat menyerang banyak
orang sehingga bisa menimbulkan wabah.

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh Salmonella Typhi
(S.typhi) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran cerna dan dengan atau
tanpa gangguan kesadaran.
Bakteri Salmonella dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan
debu. Dapat mati dengan pemanasan (suhu 60 o C) selama 15-20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan
khlorinisasi.
Demam tifoid bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi
infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh
tertentu terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan nyeri
saat diraba. Masa inkubasi (tunas) demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari.

Gejala klinik demam tifoid :

 Demam tinggi dari 39 0 C – 40 0 C yang meningkat secara perlahan dimulai sore hingga dini hari.
 Tubuh menggigil
 Denyut jantung lemah (bradycardia)
 Badan lemah (weakness)
 Sakit kepala yang hebat pada malam hari, terutama di belakang kepala.
 Nyeri otot (myalgia)
 Kehilangan nafsu makan
 Konstipasi
 Sakit perut (rasa tidak enak pada perut)
 Pada kasus tertentu muncul penyebaran flek merah muda (rose spots)
 Lidah kotor di tengah, tepi dan ujung merah, tremor
Hasil Laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang penegakan diagnosa dengan widal di mana adanya
kenaikan titer antibody O ataupun H. Atau juga bisa dilakukan dengan Tubex TF untuk memeriksa adanya
antibody terhadap kuman tersebut. Kultur darah untuk memeriksa hasil biakan darah yang positif mengandung
kuman.

Pengobatan demam tifoid dilakukan dengan tilogi penatalaksanaan yaitu

 istirahat & perawatan, anjuran untuk istirahat tirah baring serta jaga kebersihan perorangan.
 diet & terapi penunjang, diet bubur saring yang kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar akhirnya
diberikan nasi.
 serta pemberian antimikroba, dengan obat pilihan utama yaitu kloramfenikol atau bisa diganti dengan obat
pilihan lain apabila ada alergi obat utama.
Komplikasi

 perforasi usus
 ileus paralitik
 perdarahan usus
 hepatitis
 miokarditis
 bronkopneumonia
 pleuritis
 koagulasi intravaskular diseminata
 sepsis
Strategi pencegahan lebih diarahkan pada ketersediaan air bersih, menghindari makanan yang terkontaminasi,
hygiene perorangan, sanitasi yang baik, serta pemberian vaksin sesuai kebutuhan.

Source : perbidkes.com. Ugm.ac.id, penyakittifus.com, emedicine.medscape.com

Pengertian Tifus
Tifus (tipes) atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella
typhii. Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman
yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii. Pada kasus yang
jarang terjadi, penularan tifus dapat terjadi karena terpapar urine yang sudah terinfeksi
bakteri Salmonella typhii.

Kasus Tifus di Indonesia


Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya. Oleh sebab
itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius
di dalam negeri.
Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, diyakini merupakan penyebab
utama berkembangnya penyakit tifus. Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus
karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh.
Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan
meninggal karena tifus. Selain itu, tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi.
Penanganan penyakit tifus adalah melalui pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa
dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit, akan bergantung pada tingkat
keparahan penyakit.

Vaksinasi Tifoid
Di Indonesia, vaksin tifoid yang diberikan untuk mencegah tifus termasuk
imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun belum termasuk ke dalam kategori
wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak-anak berusia lebih dari 2 tahun, dan diulang
tiap tiga tahun.
Seperti vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak menjamin perlindungan 100 persen
terhadap infeksi tifus. Anak yang sudah diimunisasi tifoid pun tetap dapat terinfeksi,
namun tingkat infeksinya tidak seberat pada pasien yang belum mendapat vaksin tifoid.
Vaksinasi juga sangat dianjurkan bagi orang yang ingin bekerja atau bepergian ke
daerah yang banyak kasus penyebaran tifus. Tindakan pencegahan lain yang perlu
dilakukan adalah memerhatikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi,
misalnya dengan menghindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri.

Anda mungkin juga menyukai