Anda di halaman 1dari 2

Kasus Posisi

Di kalimantan selatan saat ini marak bertumbuhan kegiatan pertambangan batubara.


Ada penambang batubara bear berdasarkan PK2PB yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat
ada pula pertambangan berdasarkan KP yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten.
Wilayahnya meliputi hampir seluruh kabupaten di provinsi Kalimantan selatan. Salah satunya
PT. Adaro berdasarkan PKP2B sebagai pertambangan batubara terbesar kedua di Kalimantan
Selatan.

Sejak aktifitas perusahaan pertambangan pada tingkat eksploitasi dilakukan telah


menimbulkan dampak lingkungan yang berakibat banyaknya komplain lingkungan dari
masyarakat yang terkena dampak di sekitar areal pertambangan kepada perusahaan
pertambangan.

Kasus – kasus komplain masyarakat terhadap perusahaan tambang batu bara tersebut
berkaitan dengan masalah pencemaran / kerusakan dan atau gangguan lingkungan yang
berupa perubahan lingkungan secara fisik, kimia dan biologi (tanah, air, udara, dan tanaman)
yang terjadi di sekitar wilayah pertambangan tersebut yang dikaitkan dengan aktifitas
penambangan.

Dampak negatif terhadap lingkungan yang dikomplain masyarakat dalam narasi


pencemaran / kerusakan dan atau gangguan itu berbeda antara lokasi satu dengan lainnya,
dan berkaitan erat dengan jenis kegiatan dalam rangkaian operasional penambangan
perusahaan batubara di wilayah pertambangan. Suatu wilayah tambang yang terdapat dua
sektor kegiatan, yaitu kegiatan penambang (mencakup pembersihan lahan, pengupasan tanah
pucuk, penempatan batuan penutup dan penggalian batubara), dan kegiatan penggangkutan
batubara dari tambang menuju pelabuhan pemuatan, maka kasus – kasus lingkungan yang
terjadi pada musim hujan berhubungan dengan kegiatan penambangan antara lain sedimentasi
lumpur, banjir atau genangan lahan, tanah longsor dan pencemaran minyak, sedangkan pada
musim kemarau, kasus lingkungan yang muncul antara lain gangguan debu akibat aktivitas
transportasi pertambangan yang melintas di wilayah pemukiman masyarakat. Sedangkan
kasus bising dapat terjadi di setiap musim.

Berbeda dengan yang terjadi di wilayah yang memiliki dua sektor kegiatan
pertambangan, pada wilayah tambang yang hanya merupakan lokasi pit tambang, maka
dampak yang ditimbulkannya terutama bersumber dari kegiatan tambang. Sementara, di
wilayah yang hanya merupakan lintasan transportasi penggangkutan hasil tambang, kasus
lingkungan yang terjadi bersumber dari kegiatan penggangkutan batubara. Kasus lingkungan
yang menonjol di wilayah ini (yang di komplain masyarakat) adalah pencemaran debu dan
kebisingan serta limpasan air permukaan (run off yang membawa material ceceran batubara
ke sawah / kebun) dari badan jalan angkut (haulling road). Perusahaan tambang berdasarkan
KP umumnya transportasi melalui jalan negara (tidak memiliki jalan sendiri), masyarakat
justru melakukan kompalain dengan pola sendiri yaitu memunggut bayaran uang debu.

Dari kasus tuntutan masyarakat terkena dampak tersebut ternyata pada umumnya bahkan
dalam pengertian pencemaran/ perusakan lingkungan melainkan apa yang dinamakan oleh
pejabat pemerintah daerah setempat sebagai gangguan lingkungan. Hal ini dapat diketahui
dari cara mengidentifikasi dampak pencemaran dan penyelesain yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai