Anda di halaman 1dari 120

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS


PANDAK 1 BANTUL

CASE STUDY RESEARCH


Diajukan Untuk Menyusun Case Study Research
Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :

RINA HIFDZUL RAHMI


1710104419

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS
PANDAK 1 BANTUL

CASE STUDY RESEARCH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : RINA HIFDZUL RAHMI


NIM : 1710104419

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian


Case Study Research pada Program Studi Bidan Pendidik
Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Oleh :

Pembimbing : Fitria Siswi Utami, S.SiT, MNS


Tanggal :

Tanda Tangan :

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS
PANDAK 1 BANTUL

CASE STUDY RESEARCH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : RINA HIFDZUL RAHMI


NIM : 171010419

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima


Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Sarjana Sains Terapan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta

Pada Tanggal :

……………………………….

Penguji : Nidatul Khofiyah, S. Keb., Bd, MPH : ……………...

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan Case Study Research (CSR) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil Trimester I Dengan Emesis Gravidarum di Puskesmas Pandak 1
Bantul.” CSR ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Studi Kebidanan Program Srajana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Telah banyak bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan Case Study
Research ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati
dan penuh rasa hormat, penulis haturkan ucapan terimakasih yang setulusnya
kepada:
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan kesempatan untuk
pelaksanaan pendidikan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. M. Ali Imron, S.SoS., MNS selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS selaku ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan inspirasi kepada
penulis.
4. Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd, MPH selaku penguji ujian Case Study
Research.
5. Fitria Siswi Utami, S.SiT, MNS selaku dosen pembimbing Case Study
Research yang telah memberikan ilmu, saran dan masukkan dalam proses
bimbingan Case Study Research.
6. Kedua orang tua serta saudara-saudara yang tak henti-hentinya memberikan
do’a, dukungan dan motivasi.
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Case Study
Research yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas segala bentuk bantuan dan kerjasama kalian
dengan balasan kebaikan dan kebahagiaan, aamiin. Penulis membutuhkan saran
dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan
Case Study Research ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yogyakarta, Mei 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Batasan Masalah ......................................................... 7
C. Rumusan Masalah ..................................................... 7
D. Tujuan .......................................................................... 7
E. Manfaat ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................... 10
B. Landasan Hukum ........................................................ 39
C. Manajemen Kebidanan ................................................ 40
D. Pendokumentasian SOAP ........................................... 50
E. Tinjauan Islam ............................................................ 52
F. Kerangka Teori ............................................................ 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................ 56
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 57
C. Subjek Studi Kasus ...................................................... 57
D. Pengumpulan Data ....................................................... 57
E. Uji Keabsahan Data ..................................................... 62
F. Analisis Data ............................................................... 64
G. Kerangka Jalannya Penelitian...................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian ...................................... 68
B. Gambaran Subyek Penelitian....................................... 69
C. Analisis Jurnal dalam bentuk PICOT ......................... 71
D. Hasil ............................................................................ 75
E. Pembahasan ................................................................ 104
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................... 107
B. Saran ........................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR LAMPIRAN
1. ASKEB pasien
2. Tabel rasionalisasi
3. Lembar persetujuan menjadi pasien
4. Daftar hadir intervensi pasien
5. Lembar konsul case study research (CSR)

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Winkjosasro (2007) Emesis gravidarum adalah gejala yang

wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu.

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini

mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering

disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi

setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester

kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2011).

Mual muntah yang terjadi secara terus menurus dapat menyebakan

dehidrasi bahkan berat badan menurun pada ibu hamil. Apabila hal ini tidak

ditangani secara tepat dan cepat maka akan berakibat buruk bagi ibu hamil dan

janin bahkan dapat menyebakan kematian ibu hamil dan janin.

Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2010, gejala

emesis gravidarum sering terjadi pada 60-80 % Primigravida dan 40-60 %

Multigravida. Menurut Tiran tahun 2013, di Indonesia sendiri tercatat sebanyak

51,4 % wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah dan

sisanya mengalami keluhan-keluhan lain. Selain itu Menurut data Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2013, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

1
2

menempati posisi tertinggi kedua kejadian emesis gravidarum yaitu sebanyak

76,60% dari seluruh provinsi di Indonesia setelah Provinsi Sulawesi Tengah

(96,50%).

Kehamilan adalah suatu peristiwa alamiah, pada masa ini tubuh akan

mengalami banyak perubahan. Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada

seluruh tubuh wanita khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna, serta

pada payudara. Dalam hal ini hormon somatomammotropin, esterogen, dan

progesteron mempunyai peranan penting terhadap beberapa perubahan yang

terjadi pada ibu hamil. Perubahan karena hormon estrogen pada kehamilan

akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga

menimbulkan rasa mual dan muntah. Selain hormone estrogen diduga

pengeluaran Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari

plasenta juga menyebabkan mual muntah (Wiknjosastro, 2009).

Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis gravidarum) adalah

keluhan utama pada 70%-80% kehamilan dan 50-90% mual muntah terjadi

pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Keadaan ini akan

membaik pada usia kehamilan 12-16 minggu. Keadaan ini terjadi pada sekitar

60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Mual dan muntah

selama kehamilan dapat berupa gejala yang ringan hingga berat

(Winknjosastro, 2009).

Emesis Gravidarum merupakan keadaan normal, tidak banyak

menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin. Dampak yang

diakibatkan karena emesis gravidarum adalah ketidaknyamanan seperti


3

kehilangan selera makan, mudah lelah, dan emosi yang cenderung tidak stabil,

hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi

hyperemesis gravidarum akan meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada

kehamilan. Komplikasi apabila hyperemesis gravidarum terjadi adalah

ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg

atau 5% berat badan. Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat

tumbuh kembang janin (Kusmiyati, 2009).

Dalam hal menangani mual muntah pada ibu hamil, pemerintah

melalui PERMENKES RI No. 2562/MENKES/PER/XII/2011 memberikan

program pelayanan jaminan persalinan yang diantaranya terdapat pemeriksaan

ANC (Antenatal Care) terpadu yang terdiri dari 1 kali pada trimester pertama,

1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Pelayanan ini

dilakukan untuk mendeteksi dini adanya permasalahan pada kehamilan. Pada

pelayanan ini terdapat penatalaksanaan pada emesis gravidarum agar dapat

ditangani lebih awal (Menkes, 2014).

Kebijakan pemerintah dalam mananggulangi masalah emesis

gravidarum pada ibu hamil, salah satunya kebijakan mengenai Buku

Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA). Penggunaan buku ini sebagai tindak

lanjut dari Undang-Undang (UU) nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan

anak. Makna atau amanat dari Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 ini yaitu

semua anak sejak dari kandungan mempunyai hak-hak, seperti hak

kelangsungan hidup, hak perkembangan, dan perlindungan. Buku KIA

merupakan alat bantu yang bertujuan sebagai system pendataan kesehatan ibu
4

terkait keluhan-keluhan yang ibu rasakan atau alami selama masa-masa

kehamilan, sehingga dari data-data yang diperoleh, solusi atau tatalaksana

keluhan-keluhan yang dialami ibu hamil termasuk keluhan emesis gravidarum

dapat teratasi.

Menurut UNFPA (United Nations Fund for Population Activities)

tahun 2006 tentang Kebijakan Departemen Kesehatan dalam Penatalaksanaan

Emesis Gravidarum dapat diatasi dengan bangun pagi secara bertahap mulai

dari duduk ditempat tidur, jalan sebentar kemudian minum teh hangat, makan

sedikit – sedikit tetapi sering dan apabila tidak tahan boleh diberikan obat anti

muntah yang berjumlah banyak akan tetapi sesuai dengan permasalahan atau

keluhan sehingga sesuai dosis.

Asuhan yang diberikan oleh bidan di Puskesmas Pandak 1 yaitu

memberikan KIE terkait penatalaksanaan emesis gravidarum dan

menganjurkan ibu untuk minum vitamin B6. Setelah itu, untuk mengatasi mual

dan muntah dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan separti

makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang sulit dicerna, bila muntah

adalah masalah pada pagi hari, maka makan makanan kering seperti biskuit,

sereal sebelum bangun dari tempat tidur atau makan makanan ringan tinggi

protein sebelum tidur, makan makanan ringan 2-3 jam sekali jaga masukan

cairan. Makan secara perlahan sampai makanan dikunyah sempurna, tetap

duduk tegak selama 10-20 menit setelah makan untuk menghindari refluks

lambung, hindari konsumsi air dalam jumlah besar dalam satu waktu, hindari
5

makanan pedas, gorengan, kopi dan makanan berlemak dan beri dukungan

emosional pada ibu.

Firman Allah Ta’ala,

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)


kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu.” ( QS. Luqman ayat 14).
Makna dari ayat diatas adalah tentang perintah untuk selalu berbuat

baik dan bersyukur kepada kedua orang kita yaitu ibu dan bapak. Keterkaitan

QS. Luqman ayat 14 dengan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah ibu

mengalami kesusahan ketika mengandung yaitu ibu dalam keadaan lemah

yang disebabkan oleh emesis gravidarum atau mual-muntah pada saat hamil.

Keadaan ini di rasakan setiap ibu pada awal kehamilannya. Sehingga haruslah

kita berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu yang telah bersusah

payah demi melahirkan seorang anak.

Ibu merasakan berbagai derita, sejak calon anak sebagai mani, ibu

merasakan masalah seperti ngidam dan kurang nafsu makan, merasa sakit,

mual-muntah, lemah dan semakin bertambah lemah ketika usia kehamilannya

bertambah besar serta pada saat hendak melahirkan maupun pada saat

melahirkan. Setelah itu ibu pula yang “menyapihnya dalam usia dua tahun”

maksudnya adalah ibu yang memberikan ASI dari sejak lahir sampai anaknya

berumur dua tahun. Maka dari itu dengan beribadah kepada Allah SWT dan
6

memenuhi hak-haknya, seperti sholat tepat waktu, puasa wajib, puasa sunah,

dan lain-lain. Serta berbuat baik lah kepada kedua orang tua dengan berkata

maupun dengan perbuatan. Misalnya mengucapkan kata-kata lembut dan

halus, dan apabila dengan perbuatan seperti menghormati, memuliakan,

memikul bebannya, menjauhi sikap yang menyakitkan baik dalam bentuk

ucapan maupun perbuatan.

Dengan perjuangan orang tua yang sudah demikian rupa bersusah

payah demi melahirkan seorang anak, maka kita harus bersyukur kepada

Allah SWT yang telah memberi kesempatan kita untuk hidup di dunia dan

kepada kedua orangtua, karena kasih sayang Allah SWT kepada hambanya

dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah sepanjang masa dan

tidak akan pernah terputus.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas

Pandak 1 diperoleh data bahwa pada tanggal 26 Februari sampai 16 Maret

Tahun 2018 jumlah ibu hamil yang berkunjung adalah 41 orang. 10 ibu

Trimester I, 20 ibu Trimester II, 11 ibu Trimester III. Dari total 10 ibu hamil

Trimester I yang berkunjung, 6 ibu hamil mengalami mual muntah pada awal

kehamilan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dalam rangka penyusunan Case Study Research yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I dengan emesis gravidarum

pada Puskesmas Pandak 1 Tahun 2018”.


7

B. Batasan Masalah

Pada studi kasus ini berfokus pada penatalaksanaan emesis gravidarum dengan

intervensi aroma terapi lemon di Puskesmas Pandak 1.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Hamil Trimester I dengan Emesis Gravidarum di Puskesmas Pandak

1 Tahun 2018?”.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Trimester I dengan emesis

gravidarum sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam

asuhan kebidanan menurut SOAP secara komprehensif di Puskesmas

Pandak 1.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif dan

data objektif pada ibu hamil Trimester I dengan emesis gravidarum di

Puskesmas Pandak 1.

b. Mahasiswa mampu melakukan analisa terhadap kasus pada ibu hamil

Trimester I dengan emesis gravidarum di Puskesmas Pandak 1.


8

c. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan pada ibu hamil Trimester I

dengan emesis gravidarum sesuai evidence based di Puskesmas

Pandak 1.

d. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan yang diberikan pada ibu

hamil Trimester I dengan emesis gravidarum dari hasil analisa jurnal

dan teori berdasarkan metode Patient, Intervention, Comparison,

Outcome, Teory (PICOT).

e. Mahasiswa mampu menganalisa dan membandingkan kesenjangan

antara evidence based dan kasus nyata di lapangan pada ibu hamil

Trimester I dengan emesis gravidarum.

E. Manfaat

1. Bagi Institusi

a. Bagi Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

informasi untuk menambah wawasan serta pengetahuan terkait

penatalaksanaan emesis gravidarum.

b. Bagi Bidan di Puskesmas Pandak 1

Dapat memberikan informasi dan masukan kepada Puskesmas Pandak

1 Bantul dalam manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

emesis gravidarum sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih

baik bagi masyarakat.

2. Bagi Pengguna

a) Bagi Responden
9

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan

wawasan responden tentang penatalaksaan emesis gravidarum pada

ibu hamil.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisa asuhan yang

diberikan pada ibu hail trimester I dengan emesis gravidarum dari hasil

analisa jurnal dengan metode PICOT.\


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dan dihitung mulai dai

hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2009).

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian,

antara lain.

a. Kehamilan trimester pertama ( antara 0-12 minggu)

b. Kehamilan trimester kedua (antara 12-28 minggu)

c. Kehamilan trimesster ketiga ( antara 28- 40 minggu)

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat dan sudah

mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang

pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan

hamil. Banyak perubahan yang akan terjadi pada fisik dan mentalnya

sehingga ibu hamil perlu beradaptasi selama pertumbuhan dan

perkembangan janinnya selama hamil

Perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya ketidak seimbangan

hormone progesterone dan estrogen. Adanya ketidakseimbangan ini

memicu asam lambung meningkat dan menimbulkan rasa mual dan

10
11

muntah. Bahkan pada beberapa orang ada yang sampai menghentikan

aktifitasnya karna harus dirawat di rumah sakit. Pada ibu hamil yang bisa

beradaptasi, perasaan mual ini tidak akan begitu dirasakan sehingga

mereka dapat menjalani aktifitas seperti biasa.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu

serta perubahan sosial didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik tertatih

yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan normal.

Mereka menghadapi sesuatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan

dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut keluarga

baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu

serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan

setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang

dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang cukup sehat cukup

bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang kita

harapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi

masalah. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan merupakan cara penting

untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Salah satunya dengan ANC

terpadu. ANC ini dilakukan minimal 4x yaitu satu kali pada trimester I ,

satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.

Dalam trimester pertama organ janin mulai di bentuk. Dalam

trimester kedua organ janin telah terbentuk, tetapi belum sempurna. Janin

yang dilahirkan pada trimester ketiga telah viabele (dapat hidup). Bila
12

hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20

minggu, disebut dengan abortus (keguguran), bila ini terjadi dibawah 36

minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (Prawirohardjo, 2009).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan. Sehingga tenaga

kesehatan khususnya harus mengetahui tanda-tanda dan gejala kehamilan.

Gejala dan tanda kehamilan terdiri dari 3 tanda-tanda kehamilan, yaitu

tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti kehamilan.

Berikut adalah penjabaran dari tanda dan gejala kehamilan :

a. Tanda dugaan hamil atau tanda tidak pasti

1) Amenorea (terlambat datang bulan)

Umumnya berhenti mengalami haid dianggap sebagai

tanda awal kehamilan. Hal ini terjadi karena pertemuan antara

sel telur dan sel sperma tertahan pada dinding rahim. Lamanya

amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari

pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk

memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi,

amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,

seperti tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan,

malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan

akan kehamilan.
13

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).

Separuh dari wanita yang hamil mengalami mual dan

muntah dengan frekuensi yang berbeda-beda, biasanya cukup

ringan dan terjadi pada pagi hari. Pengaruh estrogen dan

progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan

dan menimbulkan mual muntah yang disebabkan

meningkatnya hormon HCG (Human Chorionic

Gonadothropin) terjadi terutama pada pagi hari. Dalam batas

tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering

dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan

hiperemesis gravidarum. Setelah 12 minggu gejala itu akan

menghilang karena tubuh sudah menyesuaikan diri.

3) Ngidam (ingin makanan khusus)

Ingin sesuatu atau ingin menginginkan makanan

khusus, biasanya orang – orang sering menyebut kejadian ini

dengan sebutan “ngidam”. Hal ini sering terjadi pada bulan-

bulan pertama dan menghilang seiring bertambahnya usia

kehamilan.

4) Sinkope atau pingsan

Sebagian wanita sering dijumpai bila berada pada

tempat-tempat ramai sering kali pingsan, hal ini diakibatkan

terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan


14

sinkop atau pingsan. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16

minggu.

5) Mammae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan

progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma.

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan

sistem alveoli payudara. Bersama somatomamotropin,

hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,

menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan

pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran

kolostrum.

Banyak wanita merasa payudara memadat ketika

menjelang haid. Saat terjadi kehamilan, gejala pemadatan

semakin bertambah dan bersifat menetap. Payudara akan terasa

lebih padat, kencang, lebih lembut dan dapat disertai rasa

berdenyut dan kesemutan pada putting susu. Hormon ini

menyebabkan saluran dan kantong kalenjar susu membesar,

dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa berdenyut dan

kesemutan disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang

mengaliri payudara.

6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)


15

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan

sampai salah pengertian makan untuk “dua orang”, sehingga

kenaikan berat badan tidak sesuai dengan umur kehamilan.

7) Sering kencing

Keadaan ini terjadi karena kandung kemih pada bulan –

bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai

membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang

oleh karena uterus uterus yang membesar keluar dari rongga

panggul. Pada akhir triwulan ketiga gejala bisa timbul kembali

karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan

kembali kandung kemih.

8) Obstipasi

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang

disebabkan oleh pengaruh hormone steroid.

9) Pigmentasi kulit

Terjadi pada umur kehamilan 12 minggu keatas. Pada

pipi, hidung dan dahi kadang- kadang tampak deposit pigmen

yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola

mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit

pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam.

Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi

lebih hitam. Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari


16

hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor

dan kulit.

10) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.

Karena pengaruh dari estrogen dan progeseron terjadi

Penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi

disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.

Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah

persalinan (Prawirohardjo, 2009).

b. Tanda kemungkinan hamil (Probability Sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologi

yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan hamil

ini terdiri atas hal-hal berikut ini:

1) Pembesaran Perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai :

a) Tanda hegar

Segmen bawah rahim melunak, tanda hegar terdapat pada

dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu ke

enam dan kesepuluh serta terlihat lebih awal pada

perempuan yang hamilnya berulang. Tanda ini sulit


17

diketahui pada pasien gemuk atau dinding abdomen yang

tegang, (Rukiyah, 2009)

b) Tanda goodel

Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks

seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil

melunak seperti bibir.

c) Tanda chadwicks

Muncul pada minggu ke delapan dan terlihat lebih jelas

pada wanita yang hamil berulang tanda ini berupa

perubahan warna. Warna pada vagina dan vulva menjadi

lebih merah dan agak kebiruan timbul karena adanya

vaskularisasi pada daerah tersebut (Rukiyah, 2009).

d) Tanda piscasek

Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengan

tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang

lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada

tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan. Sejalan

dengan berjalan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran

uterus akan menjadi lebih simetris. Tanda piscasek, dimana

uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol ke

jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro dalam

Prawirohardjo, 2009).
18

3) Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat

meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini

tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada

kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari

pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini

akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya

sampai mendekati persalinan.

4) Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh

tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan

kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja

tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.

5) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human

cjorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh

sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi ini

peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi pada

urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari

setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-

60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian

menurun pada hari ke 100-130.


19

c. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan adalah tanda yang menunjukkan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda

pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:

1) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 18 minggu, sedangkan pada multigravida

pada 16 minggu.

2) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan pada usia 14 minggu dengan

menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya doppler).

Dengan stethoscope laenec.

3) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).

Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi

menggunakan USG.

4) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG.
20

Diagnosa kehamilan medis dapat ditegakkan dengan :

1) Tes hamil dengan menggunakan HCG dalam urin

2) Ultra Sono Grafik (USG)

3) Detak jantung janin (DJJ)

4) Palpasi (Leopold)

a) Leopold I

Dilakukan untuk menentukan usia kehamilan dan juga

untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di

fundus uteri (bagian atas perut ibu).

b) Leopold II

Dilakukan untuk menentukan bagian janin yang berada

pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana

kepala janin.

c) Leopold III

Dilakukan untuk menentukan bagian janin apa (kepala

atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu,

serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu

atas panggul (PAP).

d) Leopold IV

Dilakukan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa

yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk

mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

memasuki pintu atas panggul.


21

5) Menggunakan meteran / menurut Mc. Donald

Caranya : Garis nol pada meteran diletakkan pada tepi atas

simpecis pubis kemudian direntang keatas melalui perut hingga

mencapai fundus uteri.

6) Pemeriksaan Rongent

Untuk mengetahui kerangka janin, saat ini jarang dilakukan.

3. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

Setiap perempuan mengalami tanda-tanda kehamilan yang berbeda,

dan bisa saja tanda-tanda kehamilan tersebut menjadi salah satu

ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil. Berikut adalah tanda-tanda

ketidaknyamanan yang sering dialami oleh ibu hamil yaitu :

a. Chloasma/perubahan warna areola (lingkaran sekitar putting

payudara) berwarna lebih gelap. Perubahan ini disebabkan karena

pori-pori disekitar putting payudara membesar.

b. Rasa lelah berlebihan. Hal ini terjadi karena perubahan kadar hormone

sehingga metabolisme tubuh pun mengalami penyesuaian. Hal inilah

yang menyebabkan ibu hamil mengalami rasa lemas dan lesu yang

seringkali diterjemahkan sebagai rasa malas pada awal-awal

kehamilan.

c. Mual dan muntah. Kondisi ini disebut emesis gravidarum dan

cendrung dialami pada minggu-minggu pertama masa kehamilan.

d. Sering berkemih. Hal ini terjadi akibat pertumbuhan janin didalam

rahim. Dan menekan dinding kantong kemih. Sekalipun terasa


22

mengganggu, sebaiknya ibu hamil tidak membatasi asupan cairan

karena tidak ingin sering berkemih.

e. Sembelit atau susah buang air besar. Biasanya hal ini disebabkan

karena adanya peningkatan relaksasi otot-otot saluran pencernaan

akibat perubahan hormone tubuh, sehingga system pembuangan

bekerja lamban.

f. Tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini merupakan pertanda yang

paling pasti. Menstruasi terjadi akibat tubuh mengeluarkan berbagai

unsur yang dipersiapkan untuk pembuahan yang tidak terpakai.

Setelah pembuahan terjadi, janin terbentuk, maka tubuh tidak perlu

melakukan proses pembersihan (Rukiyah, 2009).

g. Keringat bertambah, betambah banyaknya keringat terjadi karena

adanya peningkatan aktivitas kelenjar apacrine akibat meningkatnya

aktifitas kelenjar thyroid sehingga aktifitas metabolikpun meningkat.

(Prawirohardjo, 2009) solusinya dengan menganjurkan ibu untuk

memakai pakaian tipis yang dapat menyerap keringat.

h. Pegal-pegal dikaki bagian bawah, hal ini dapat terjadi karena adanya

peningkatan aktifitas ibu selama hamil. Dampak yang dapat di

timbulkan adalah varises paa kaki, tetapi ibu untuk mengatasinya

dengan istirahat teratur. Maka dari itu menganjurkan ibu untuk

meningkatkan kakinya saat beristirahat dengan mengganjalnya dengan

bantal atau merendam nya dengan air hangat untuk merelaksasikan

otot-ototnya (Prawirohardjo, 2009).


23

4. Asuhan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan yang

dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Pelayanan

antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal

yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan,

pemeriksaan laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan

khusus (Agustini, 2013).

a. Tujuan Antenatal Care (ANC)

1) Memantau kemajuan kehamilan memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Pudiastuti, 2012).


24

b. Indikator Antenatal Care (ANC)

1) Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus

dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya

sebelum minggu ke 8.

2) Kunjungan ke-4 (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan

tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I

(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24

minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan

setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan

antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada

keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini

termasuk dalam K4 (Kemenkes RI, 2010).

5. Emesis Gravidarum

a. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering

dirasakan pada kehamilan trimester pertama. Mual, muntah ini

biasanya terjadi pada pagi hari. Gejala ini terjadi 6 minggu setelah hari
25

pertama haid terakhir dan berlangsung salama kurang lebih 10 minggu

(Winkjosastro, 2010).

Sebagian wanita hamil akan merasakan mual di awal kehamilan.

Emesis Gravidarum yaitu mual muntah dan bisa saja terjadi setiap saat.

Jika rasa mual dan muntah menetap atau semakin memburuk, maka

kondisi tersebut disebut hyperemesis gravidarum. Pada beberapa kasus

dapat berlanjut sampai trimester kedua dan ketiga tetapi ini jarang

sekali terjadi. Mual didefinisikan sebagai kecendrungan memuntahkan

sesuatu, atau sensasi yang muncul pada daerah kerongkongan atau

epigastrik tanpa diikuti dengan muntah, sedangkan muntah

didefinisikan sebagai pengeluaran isi lambung melalui mulut, dan

umumnya disertai dengan dorongan yang kuat yang terjadi pada

kehamilan (Herrel, 2014).

Emesis Gravidarum biasa dialami ibu hamil yang ditandai

dengan rasa mual di pagi hari dan semakin bertambah bila mencium

bau makanan. Rasa mual biasanya dialami selama tiga bulan pertama

dan terjadi sekitar 80% kehamilan. Lebih dari tiga bulan pertama rasa

mual akan berhenti secara berangsur-angsur. Sebanyak 90% ibu

mengalami mual, dan sekitar setengahnya disertai muntah, hal tersebut

karna penolakan tubuh yang pada makanan yang mengandung toksin

(Maulana, 2008).
26

b. Etiologi

Mual muntah pada masa kehamilan belum dapat diketahui

secara pasti. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

kondisi tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor psikologis,

ketidaksempurnaan fungsi saluran cerna, perubahan hormone

(hormone esterogen dan progesterone), infeksi kuman, faktor genetik,

sistem tubuh (endokrin dan vestibular) dan penyesuaian ibu hamil

terhadap perubahan kondisi tubuhnya, faktor predisposisi terdiri

primigravida, hidramnion, kehamilan ganda, mola hidatidosa. Faktor

psikologis yaitu rumah tangga yang retak, hamil yang tidak di

inginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu, kehilangan pekerjaan.

Perubahan fisik selama kehamilan dipercaya menyebabkan

overstimulasi pada kontrol neurologis mual dan muntah yang berada di

batang otak. Perubahan fisik tersebut antara lain peningkatan hormon

human chorionic gonadothropine (HCG) plasenta dan estrogen dalam

darah pada trimester pertama, peregangan pada otot uterus, fluktuasi

tekanan darah terutama pada saat tekanan darah menurun, relaksasi

relatif pada otot saluran pencernaan (yang menyebabkan pencernaan

kurang efisien) dan peningkatan asam lambung yang disebabkan

lambung kosong atau makan makanan yang salah (Manuaba, 2012)

c. Faktor yang mempengaruhi Emesis Gravidarum

1) Faktor Hormone
27

Penyebab mual dan muntah pada kehamilan biasanya

disebabkan oleh perubahan dalam system endokrin atau biasa

disebut hormone yang terjadi selama kehamilan, terutama

disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG. HCG ini

melewati control ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus

luteum terus memproduksi estrogen dan progesterone. Fungsi

yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG

ini dapat dideteksi dalam darah wanita kira-kira tiga minggu

setelah fertilisasi. Meningkatnya hormone estrogen ini juga dapat

memancing peningkatan keasaman lambung. Selain itu perut yang

kosong juga dapat mengeluarkan asam lambung yang membuat

ibu merasa lebih mual (Tiran, 2009).

Jadi HCG merupakan salah satu penyebab terjadinya mual

muntah yang dihasilkan plasenta diawal kehamilan. Proses

pembentukan plasenta ditolak tubuh karena dianggap sebagai

benda asing dan penolakan ini memicu mual muntah. Reaksi mual

dan muntah menyebabkan nafsu makan berkurang dan ibu

mengalami stress, tubuh ibu lemas karena memuntahkan banyak

cairan, kurangnya asupan nutrisi yang dikonsumsi dan kurang

mendapat istirahat yang cukup (Atikah, 2010).

2) Faktor Sosial

Masalah sosial ini diprediksi mempengaruhi ibu hamil

untuk mengalami mual dan muntah selama kehamilan, atau


28

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurang

kemampuan mengatasi gejala normal. Kehamilan yang tidak

diinginkan, ekonomi yang tidak mencukupi atau karena beban

pekerjaan atau finasial akan menyebabkan penderitaan batin,

dan konflik.

Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina

hubungan, rentan terhadap masalah dengan distress emosional

menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang

dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar atau terjadi dalam

waktu yang berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional

yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Tiran,

2009).

Keluarga harus membantu dan mendampingi ibu dalam

menghadapi keluhan yang muncul selama kehamilan agar ibu

tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan

mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun,

kelemahan fisik, bahkan mual muntah (Sulistyawati, 2009)

3) Masalah Pekerjaan

Masalah pekerjaan merupakan sumber stress kedua setelah

masalah perkawinan. Banyak orang menderita depresi dan

kecemasan masalah pekerjaan, misalnya perkerjaan terlalu

banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan, kenaikan

pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya.


29

Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang

banyak dijalani oleh para wanita misalnya kebiasaan begadang,

berpergian jauh dengan berkendara motor, pekerjaan rumah

tangga dan lain-lain, dapat memperbesar kemungkinan bahkan

kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala

kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari,

keletihan, sakit punggung, dan gangguan pencernaan.

Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau

lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan

menyebabkan mereka muntah (Tiran, 2009).

4) Pola Makan

Pola makan ibu pada minggu-minggu awal kehamilan

serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya mual

muntah ini. Studi membuktikan bahwa ibu yang memakan

makanan yang berlemak seperti gorengan, santan, makanan

pedas dan kaya krim akan mengalami mual muntah

dibandingkan yang lebih banyak memakan makanan yang kaya

serat dan vitamin seperti buah dan sayuran (Varney, 2007).

5) Faktor Psikologi

Faktor ini sangat berpengaruh dengan keadaan ibu.

Sebagian wanita ketika ibu mengetahui akan menjadi orang tua

menyebabkan konflik emosi, termasuk kegembiraan dan

penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi, serta


30

khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan

suami. Mungkin terjadinya rumah tangga yang retak karena

terjadi konflik dan kekerasan dalam rumah tangga dapat

mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum (Tiran, 2009).

6) Status Gravida

Bagi Sebagian besar primigravida, banyak yang belum

mampu beradaptasi dengan hormone estrogen dan koreonik

gonadotropin sehingga lebih sering terjadi mual, muntah.

Sedangkan pada multigravida sudah mampu beradaptasi dengan

hormon-hormon tersebut karena sudah mempunyai pengalaman

kehamilan dan melahirkan (Prawirohardjo, 2010).

7) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini juga merupakan faktor penting yang

berpengaruh ketika terjadinya emesis gravidarum. Aroma-aroma

yang tercium disekitar rumah, atau tempat kerja, zat kimia atau

lingkungan dapat mempengaruhi keadaan ibu dan dapat

membuat ibu merasa mual bahkan dapat menyebabkan muntah.

Bau-bauan seperti bau asap rokok, bau makanan, bau sampah,

dan bau-bau yang sangat sensitive juga dapat memicu mual yang

dirasakan ibu (Tiran, 2009).

6. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala klinik emesis gravidarum diantaranya adalah

kepala pusing, terutama pada pagi hari disertai dengan mual muntah
31

sampai umur kehamilan 4 bulan terjadi 1-2 kali sehari dan bisa saja terjadi

setiap saat, kehilangan selera makan, mudah lelah efek psikologis : depresi

dan cemas (Manuaba, 2010). Dibawah ini merupakan tanda-tanda emesis

gravidarum berupa :

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah.

b. Nafsu makan berkurang.

c. Mudah lelah.

d. Emosi yang tidak stabil.

Sebenarnya keadaan ini adalah keadaan suatu hal yang alamiah

atau normal yang dialami oleh ibu hamil trimester pertama. Akan tetapi

tidak bisa dipungkiri bila mual muntah ini menjadi tidak baik dan tidak

normal apabila terjadi terus menerus, karena hal ini dapat mengganggu

keseimbangan gizi cairan dan elektrolit tubuh, ibu akan kehilangan nafsu

makan dan ibu hamil akan lemas, apatis, kulit mulai jelek, lidah kotor, dan

kering. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan

dapat terkena dehidrasi dan akan mengganggu kehamilannya (Solaeman,

2007).

7. Patofisiologi emesis gravidarum

Awal mula terjadinya perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen yang terjadi pada trimester I. apabila

perasaan ini terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai sebagai keperluan energi. Akibat

oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan


32

tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.

Muntah mengakibatkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan

plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan akan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolic yang toksik.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, juga dapat

terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung akibat

perdarahan gastrointestinal, sehingga terjadilah mual – muntah pada ibu

hamil (Suhaemi, 2008).

8. Mual muntah pada kehamilan Trimester I dan II

Ibu hamil, sekitar 75 % di trimester pertama mengalami mual

muntah. Sekitar separuh ibu hamil 25% hanya mengelami mual dan 25%

saja yang bebas dari keduannya. Mual muntah ini mulai timbul ketika

kehamilan berumur 6 minggu, dan paling cepat sejak 4 minggu. Rasa mual

yang ringan dapat membuat ibu kelelahan. Mual dan muntah pada

trimester pertama berupa pusing mual dan muntah. Keadaan ini biasanya

terjadi pada pagi hari hingga siang hari.

Keadaan mual muntah pada kehamilan trimester kedua beresiko 2

kali lebih besar mengalami preeklamsia, 1,4 kali lebih besar melahirkan

bayi kecil, serta 3 kali lebih besar mengalami pemisahan plasenta dari

dinding rahim secarra mendadak. (kompas, 2013). Terjadinya Mual

muntah pada trimester II bisa dikarenakan hormon hCG yang baru


33

mengalami peningkatan di trimester kedua. Perawatan mual muntah pada

trimester kedua sama dengan perawatan mual muntah pada trimester

pertama. Ibu hamil harus mengganti cairan yang banyak keluar dengan

banyak minum air. Jangan biarkan perut ibu hamil kosong. Hindari bau-

bauan yang bisa membuat ibu hamil mual dan muntah. Sebaiknya ibu

hamil tidak mengonsumsi makanan terlalu banyak atau terlalu sedikit agar

perut tidak terlalu penuh ataupun terlalu kosong. Makanan kecil atau

camilan baik dikonsumsi.

9. Dampak dari masalah

Setiap suatu kejadian atau masalah pasti ada dampak atau resiko

yang terjadi. Seperti halnya dampak yang akan dialami ibu hamil dengan

emesis gravidarum apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan

mual muntah yang mengeluarkan cukup banyak cairan dan akan

mengakibatkan ibu hamil merasa lemah, pucat, kekurangan cairan dan

akan dapat memicu terjadinya hiperemesis dan harus dirawat di rumah

sakit untuk mendapatkan tambahan cairan dan asupan gizi yang baik.

Karena keaadaan seperti ini dapat membahayakan bayi.

10. Penatalaksanaan

Untuk mengatasi terjadinya emesis gravidarum, tenaga kesehatan

harus memberikan pelayanan prima sehingga pasien mengerti dengan

keadaan yang terjadi serta mengetahui apa yang harus dilakukan. Berikut

adalah manajemen mual muntah :


34

a. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda

yang selalu dapat disertai emesis gravidarum yang akan berangsur-

angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

b. Diberi nasehat agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga aliran darah menuju susunan saraf pusat dapat lebih dulu

beradaptasi. Menganjurkan ibu untuk makan makanan dengan porsi

kecil, tetapi lebih sering. Dan menghindari makanan yang dapat

merangsang mual.

c. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis

gravidarum :

1) Vitamin yang diperlukan : (Vitamin B kompleks, mediamer B6

sebagai vitamin dan antimuntah.

2) Pengobatan :

a) Sedativa ringan : luminal 3 x 30 mg (barbitural), valium

b) Anti mual muntah : Stimetil, primperan, emetrol, dan lainnya.

3) Nasehat Pengobatan

a) Banyak minum air atau minuman lain.

b) Hindari makanan atau minuman yang asam untuk

menghindari irtitasi lambung.

4) Nasehat Kontrol Antenatal

a) Pemeriksaan hamil yang lebih sering.

b) Segera datang bila terjadi keaadaa yang abnormal.


35

d. Selain itu, berikan pula penatalaksaanaan psiko-sosial-spiritual pada

ibu hamil, seperti :

1) Psikologis : diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil

kecurigaan yang dipicu oleh keadaan mual muntah. Mengetahui

akan menjadi orang tua menyebabkan konflik emosi, termasuk

kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan

bayi serta kekhawatiran tentang pekerjaan, keuangan, perubahan

pada fisik seperti perubahan sistem reproduksi.

2) Spiritual : Perkembangan keluarga melalui proses keturunan,

menjadikan wanita berada di posisi terpenting dlaam melahirkan

generasi baru dari manusia. Proses kehamilan yang seluruhnya

diemban oleh calon ibu karena pada haikikatnya semua perempuan

akan menjadi seorang ibu (Feryanto, 2012).

3) Sosial : Menurut Ambarwati (2009) mengetahui perasaan ibu dalam

menjalani suatu hubungan, menyiapkan dana keuangan untuk

persalinan, merencanakan tempat persalinan dan siapa yang akan

membantu proses persalinan nanti.

e. Perawatan mual dan muntah bisa dilakukan dengan pengaturan diet

dan perubahan pola hidup. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan

wanita hamil antara lain :

1) Pagi hari :

a) Perbanyak waktu istirahat ditempat tidur. Jangan tergesa-gesa

bangun dari tempat tidur setelah membuka mata dipagi hari.


36

Beri jeda sekitar satu jam antara membuka mata dan bangun

dari tempat tidur.

b) Makan crackers atau roti kering 20-30 menit sebelum bangun

dari tempat tidur. Crackers dapat mencegah lambung kosong

dan menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh.

2) Siang hari :

a) Makan 4-5 kali dengan porsi kecil sebagai pengganti makanan

berat dan hindari terlalu kenyang atau terlalu lapar. Lambung

yang kosong dan kadar gula darah yang rendah dalam tubuh

akibat lamanya rentang makan dapat menyebabkan mual

seperti halnya makan yang terlalu banyak pada satu saat.

b) Makan makanan tinggi protein dan karbohidrat untuk

mencegah mual.

c) Mengurangi makanan yang mengandung banyak air, sebagai

gantinya minumlah setengah jam sebelum atau sesudah

makan namun tidak bersamaan pada saat makan.

d) Minum sedikit dan sering tiap 2-3 jam walaupun tidak haus,

10-12 gelas air/hari untuk menghindari dehidrasi.

e) Jus buah, makanan atau minuman yang terbuat dari jahe dapat

mengurangi rasa mual.

f) Menghirup aroma lemon atau jahe, minum lemon atau

mengkonsumsi semangka dapat mengurangi rasa mual.


37

g) Duduk beberapa saat setelah makan, gravitasi membantu

makanan masuk ke dalam lambung. Bergerak secara perlahan

dan menghindari gerakan mendadak.

h) Hindari pemicu mual : bau badan, aroma makanan yang

tajam, kosmetik yang beraroma wangi, toiletris dan sampah.

i) Perbanyak istirahat dan tidur disiang hari. Tempatkan bantal

dibawah kepala dan kaki. Hal tersebut sangat penting bila ibu

hamil harus bangun lebih awal dipagi hari. Namun jangan

tidur setelah makan karena dapat meningkatkan rasa mual.

j) Sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi dan membilas

mulut setiap habis muntah. Hal ini dapat menyegarkan mulut

dan menurunkan rasa mual serta menurunkan resiko

kerusakan gigi dan gusi yang dapat terjadi akibat bakteri dan

material muntahan di mulut. Namun jangan lakukan sikat gigi

segera setelah makan karena dapat menyebabkan muntah.

k) Hirup udara segar dan lakukan exercise setiap hari.

l) Hindari merokok, alkohol dan kafein.

m) Hindari stress. Emesis gravidarum lebih banyak terjadi pada

wanita hamil yang mengalami stress baik dalam rumah

maupun pekerjaan.

3) Malam hari :

a) Sebelum tidur makan snack, yogurt, roti, susu, sereal atau

sanwich.
38

b) Hindari makanan yang berminyak, terlalu pedas dan beraroma

menyengat yang dapat menyebabkan mual.

c) Tidak tidur terlalu malam. Wanita hamil perlu energi untuk

bangun pagi dan melakukan aktivitas esok harinya. Jika

bangun tengah malam, makanlah cracker beberapa potong.

11. Pengobatan Alternative atau Herbal

Berdasarkan jurnal The Effect of Lemon Inhalation Aromaterapi on

Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized,

Controlled Clinical Trial, yang dilakukan oleh Parisa Yavari Kia, et al

pada tahun 2014 . Penelitian ini merupakan percobaan klinis acak yang

dilakukan pada 100 wanita hamil yang dirujuk kepusat kesehatan-

kesehatan kota Birjand, Iran. Ini hamil Wanita mengalami mual ringan

sampai sedang, dengan atau tanpa muntah dan kehamilan enam sampai 16

minggu, kehamilan tunggal, tanpa tanda-tanda aborsi terancam dan

penyakit lainnya dengan mual dan muntah sebagai gejala, dan tanpa

penggunaan obat antiemetik dalam 24 jam terakhir. Peserta di kedua

kelompok studi harus mendapat keuntungan menerima rekomendasi

nutrisi juga sebagai rekomendasi yang berkaitan dengan perubahan gaya

hidup yang terbukti bisa mengendalikan mual dan muntah. Oleh karena

itu, rekomendasi disajikan dalam bentuk cetakan dan

lisan ke semua peserta. Dua kelompok peserta itu diminta mengikuti

rekomendasi gizi dan gaya hidup perubahan, dan ketika mereka merasa

mual, mereka harus melakukannya teteskan dua tetes larutan essesntial oil
39

lemon pada kapas, dan simpan itu di jarak 3cm dari hidung mereka, dan

kemudian bernapas tiga kali dalam melalui hidung . Setelah, mereka

mengulanginya lima menit kemudian. Perlu dicatat bahwa kapas yang

diberikan kepada peserta berada dalam ukuran yang sama. Dilakukan

setiap pasien merasakan mual.

Aroma terapi lemon dapat mengurangi rasa mual dan muntah hal

ini disebabkan karena cara kerja aroma terapi lemon mengandung

limonen, citral, linalyl, linalool, terpineol yang dapat menstabilkan sistem

syaraf pusat, menimbulkan perasaan senang, meningkatkan nafsu makan,

melancarkan peredaran darah, dan sebagai penenang (sedative). (Budiana,

2013). Bila minyak esensial aroma terapi lemon di hirup, molekul yang

mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam

kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. Rambut getar terdapat di

dalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan

elektrokimia ke susunan saraf pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat

emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan

pesanbalik keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke

seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi satu aksi dengan pelepasan

substansi neuro kimia berupa perasaan senang, rileks, tenang, atau

terangsang. (Budiana, 2013).

B. Landasan Hukum
40

Peraturan Kementrian Kesehatan Indonesia nomor 1464 /Menkes /

per/X/2010 pasal 10 ayat 1 pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil kehamilan,

masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan. Ayat 2 pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a. Pelayaan konseling pada masa pra hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) berwenang untuk:

a. Episiotomi

b. Penjahitan luka jalan lahir

c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f. Fasilitas bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

ekslusif

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

h. Penyuluhan dan konseling


41

i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j. Pemberian surat keterangan kematian

k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.

C. Manajemen Kebidanan

Sebuah Hadits Riwayat Thabrani menyebutkan, sabda Rasulullah

SAW : “ Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu

pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat ,terarah, jelas, dan tuntas)”.

Makna dari hadits tersebut adalah bahwa setiap muslim hendaknya mampu

menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggungjwabnya secara sistematis,

artinya secara tepat, terarah, jelas dan tuntas sehingga menghasilkan hasil

yang maksimal.

Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa setiap muslim

hendaknya mampu menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggungjawabnya

secara sistematis yaitu tepat, terarah, jelas, dan tuntas sehingga dapat

memberikan hasil yang maksimal.

Varney dalam Mufdillah (2008) mengatakan seorang bidan dalam

menerapkan manajemen perlu lebih kritis dalam melakukan analisis untuk

mengantisipasi diagnose dan masalah potensial. Kadang kala bidan juga

harus bertindak untuk menyelesaikan masalah tertentu dan mungkin juga

melakukan kolaborasi, konsultasi bahkan segera merujuk klien.

a. Pengumpulan data dasar


42

Dalam langkah pertama ini dikumpulkan semau informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien (Muslihatun, 2009). Proses pengumpulan data dasar mencakup

data subyektif dan obyektif.

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah berhubungan dengan masalah dari

sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatata sebagai kutipan langsung atau ringkasan

yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Mufdillah,

2009).

a) Identitas Pasien

Untuk mengetahui status klien secara lengkap sehingga sesuai

dengan sarana. Menurut Nursalam (2009) identitas meliputi:

(1) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal pasien klien.

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

(2) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko yang ada

hubungannya dengan umur ibu.

(3) Agama : Berguna untuk memberikan motivasi pada pasien

sesuai dengan agama yang dianutnya.

(4) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang

nantinya penting dalam memberikan pendidikan kesehatan

pada klien sesuai dengan tingkat pendidikannya.


43

(5) Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan social ekonomi dan

pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam keluarga.

(6) Suku/Bangsa : Berguna untuk mengetahui faktor

pembawaan/ras atau adat kebiasaan sehari-hari.

(7) Alamat : Untuk mengetahui dimana dan bagaimana

lingkungan tempat tinggalnya.

b) Alasan datang

Alasan datang yaitu menanyakan keluhan yang dirasakan saat

pemeriksaan. Hal ini penting karena keluhan yang dialami

pasien harus dikaji lebih dalam untuk mengetahui penyebabnya.

c) Riwayat menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan dalam riwayat menstruasi meliputi

menarche, periode menstruasi terakhir, keteraturan, lama,

jumlah, perdarahan, rasa sakit, dan perdarahan bercak antar

menstruasi atau perdarahan bercak setelah koitus (Benson,

2009).

d) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur ibu

saat perkawinan, dan lama perkawinan. Karena ini berpengaruh

pada psikologis ibu dan siapa yang akan bertanggung jawab.

e) Riwayat obstetri

Untuk mengetahui perdarahan pada kehamilan, persalinan dan

nifas yang lalu, hipertensi dalam kehamilan, persalinan dan nifas


44

yang lalu, BB lahir kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000

gram serta masalah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(Muslihatun, 2009).

f) Riwayat Kontrasepsi

Meliputi jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat

saat pemasangan dan berhenti, keluhan/alasan berhenti.

g) Riwayat Kesehatan

(1) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat atau penyakit akut, kronis.

(2) Riwayat kesehatan sekarang

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyakit yang diderita saat ini.

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit kesehatan keluarga terhadap

gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada

penyakit keluarga yang menyertainya.

h) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :

(1) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.

(2) Eliminasi
45

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB

meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau serta

kebiasaan BAK meliputi frekuensi, jumlah dan warna.

(3) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam

pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan

mengonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan

watu luang.

(4) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah pasien selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia.

(5) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.

i) Riwayat psikososial spiritual

Hal yang perlu ditanyakan pengetahuan dan respon pasien

terhadap keluhan/kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah

keluarga di rumah, respon keluarga, respon keluarga terhadap

keadaan pasien, dukungan keluarga, pengambilan keputusan

dalam keluarga dan pilihan mendapatkan pengobatan

(Muslihatun, 2009).

2) Data obyektif
46

Data obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil

pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang

(Hidayat, 2007).

a) Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum, meliputi kesadaran, keadaan emosi dan postur

pasien selama pemeriksaan, BB.

b) Vital sign

Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan

kondisi yang dialaminya.

(1) Temperatur/suhu

(2) Tekanan darah

(3) Nadi dan pernafasan Pemeriksaan Fisik

c) Pemeriksaan Fisik

(1) Kepala dan leher

Meliputi ukuran dan bentuk tengkorak, rambut (jumlah,

warna, dan tekstur), benjolan dan nyeri tekan. Mata

(kelopak mata, ukuran dan bentuk mata, ciri konjungtiva

dan sclera, pergerakan mata), telinga (adanya discharge,

serumen, nyeri tekan dan kelainan lain), hidung (Nyeri

tekan atau nyeri tekan sekitar sinus perlu diperhatikan),

leher (pembengkakan, tiroid, kelenjar getah bening,

retraksi dan massa yang tidak normal, mulut dan


47

tenggorokan (bibir, gusi, lidah, gigi, tonsil) (Benson,

2009).

(2) Payudara

Meliputi bentuk dan ukuran, perbandingan antara kedua

payudara, massa, nyeri tekan, parut dan discharge pada

puting (Benson, 2009).

(3) Abdomen

Meliputi ukuran bentuk dan kontur abdomen di samping

adanya masa (Benson, 2009).

(4) Ekstermitas

Meliputi ukuran bentuk, warna dan pergerakan tangan dan

keadaan jari-jari serta kuku (Beson, 2009).

(5) Genetalia

Meliputi luka, varises, kondiloma, cairan (Warna,

konsistensi, jumlah, bau, keluhan gatal/panas), keadaan

kelenjar bartholini (pembengkakana, cairan, kista), nyeri

tekan hemoroid (Muslihatun, 2009).

(6) Punggung

Ada kelainan bentuk atau tidak.

b) Pemeriksaan penunjang

Pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi adalah

pemeriksaan melalui sampel darah, secret/cairan per vaginam,


48

atau biopsy jaringan tubuh. Selain itu dibutuhkan beberapa

pemeriksaan diagnostic yaitu USG.

(1) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui kadar protein dalam urin ibu hamil yang

dapat mengarah ke preeklampsia.

(2) Pemeriksaan urine reduksi

Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine yang dapat

mengarah ke diabetes mellitus.

(3) Pemeriksaan HB

Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah yang

dapat mengarahke anemia.

3) Interpretasi data dasar

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan

diinterprestasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.

Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat

diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan

yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah

sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan

oleh bidan (Anggraini, 2010).

4) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial


49

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah

berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah

diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati pasien

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial lain

benar-benar terjadi (Hidayat dkk, 2010).

5) Mengidentifikasi & menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa

data menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera

sementara menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan

konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi semua

kondisi pasien untuk menentukan asuhan pasien yang paling tepat.

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan (Hidayat dkk, 2010).

6) Merencanakan asuhan yang komprehensif/menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah

diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap dilengkapi.


50

Perencanaan supaya terarah, dibuat pola pikir dengan langkah

sebagai berikut: tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan

yang berisi tentang sasaran/target dan hasil yang akan dicapai,

selanjutnya ditentukan rencana tindakan sesuai dengan

masalah/diagnosa dan tujuan yag akan dicapai.

7) Melaksanakan perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagiannya lagi oleh klien, atau

anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri,

ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya

(memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi

dimana bidan berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam

manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan

juga bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan

bersama yang menyeluruh tersebut. Manajmen yang efisien akan

menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan.

8) Evaluasi

Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan didiagnosa.


51

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya.

Manajemen kebidanan ini merupakan suatu kontinu, maka perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen

tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan

berikutnya.

D. Pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian adalah tahap akhir dalam manajemen

kebidanan sebagai suatu proses pertanggung jawaban terhadap seluruh

perencanaan, kegiatan dan hasil yang dicapai dalam menjalankan

organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode

pendokumentasian yaitu dengan mencatat yang benar, jelas, singkat, dan

logis dalam asuhan yang diberikan (Salmiati dkk, 2011).

Follow up kesehatan pasien untuk mengetahui perkembangan

kesehatan pasien diperlukan data sekunder untuk pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat

mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah

dilakukan kepada seorang pasien, yang didalamnya tersirat proses

manajemen kebidanan sehingga dalam pendokumentasian dengan

menggunakan penulisan secara SOAP.

a. S : Subjektif
52

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

meliputi analisa melalui anamnesa sebagai langkah I varney. Pada

data kasus ini, data subjektif didapatkan melalui wawancara.

b. O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasiandan catatan medik pemeriksaan

fisik pasien, hasil laboratorium, dan tes diagnostik yang dirumuskan

dan data fokus untuk mendukung analisa sebagai data I varney. Pada

kasus ini, data objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara kontinu.

c. A : Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intrepretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi masalah kebidanan

serta kebutuhan sebagai langkah 3, 4 dari 7 langkah varney.

d. P : Penatalaksanaan

Penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,

tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow updari rujukan sebagai langkah 3, 4, 5, 6, 7 varney.

Dalam penatalaksanaan terdapat juga intervensi yaitu data subjektif,

objektif berubah atau tidak tergantung data yang sudah ada.

Selanjutnya dievaluasi untuk menganalisa respon pasien terhadap

intervensi yang diberikan (Zulvadi, 2010).

E. Tinjauan Islam
53

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat


baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Keterkaitan QS. Luqman ayat 14 dengan penulisan karya tulis

ilmiah ini adalah ibu mengalami kesusahan ketika mengandung yaitu

keadaan lemah yang di sebabkan oleh emesis gravidarum atau mual-

muntah pada saat hamil. Keadaan ini di rasakan setiap ibu pada awal

kehamilannya. Sehingga haruslah kita berbuat baik kepada kedua orang

tua terutama ibu yang telah bersusah payah demi melahirkan seorang

anak.

Ibu merasakan berbagai derita, sejak calon anak sebagai mani, ibu

merasakan masalah seperti ngidam dan kurang nafsu makan, merasa

sakit, mual – muntah, lemah dan semakin bertambah lemah ketika usia

kehamilannya bertambah besar serta pada saat hendak melahirkan

maupun pada saat melahirkan. Setelah itu ibu pula yang “menyapihnya

dalam usia dua tahun” maksudnya adalah ibu yang memberikan ASI dari

sejak lahir sampai anaknya berumur dua tahun. Maka dari itu dengan

beribadah kepada Allah SWT dan memenuhi hak-haknya, Serta berbuat

baik lah kepada kedua orang tua dengan berkata maupun dengan

perbuatan. Misalnya mengucapkan kata-kata lembut dan halus, dan

apabila dengan perbuatan seperti menghormati, memuliakan, memikul

bebannya, menjauhi sikap yang menyakitkan baik dalam bentuk ucapan

maupun perbuatan.
54

Dengan perjuangan orang tua yang sudah demikian rupa bersusah

payah demi melahirkan seorang anak, maka kita harus bersyukur kepada

Allah SWT yang telah memberi kesempatan kita untuk hidup di dunia

dan kepada kedua orangtua, karena kasih sayang Allah SWT kepada

hambanya dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah

sepanjang masa dan tidak akan pernah terputus. Setelah itu sebagai

manusia janganlah berbuat yang kasar, mengerjakan hal yang tidak di

sukai Allah SWT, karena pada akhirnya nanti manusia akan kembali

kepada Allah SWT.

F. Kerangka Teori

Faktor-faktor Ibu Hamil Gejala Emesis :


Penyebab : Trimester I 1. Rasa Mual
1. Hormon HCG 2. Nafsu makan
2. Psikologi Berkurang
3. Sosial 3. Mudah Lelah
4. Status Gravida 4. Cemas
5. Nutrisi Emesis 5. Gelisah
6. Masalah Gravidarum
Pekerjaan
55

Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti

Kejadian emesis gravidarum atau mual muntah terjadi pada ibu hamil

trimester I antara umur kehamilan 0-12 minggu. Keluhan ini terjadi akibat faktor

hormonal (hormone HCG), faktor sosial, faktor psikologis, faktor lingkungan,

faktor nutrisi, masalah pekerjaan dan status gravida. Setelah mengetahui faktor –

faktor yang menyebabkan emesis gravidarum ditemukan tanda dan gejala yang

disebabkan oleh emesis gravidarum, tanda dan gejalanya yang sering dirasakan

ibu yaitu mual dan muntah, nafsu makan menghilang atau menurun, emosi sering

tidak stabil serta mudah lelah, cemas dan gelisah.


56

Keadaan ini perlu di tanggulangi, penatalaksanaan emesis gravidarum

seperti memberikan KIE bahwa terjadinya emesis gravidarum ini merupakan hal

yang wajar dan fisiologis bagi ibu hamil trimester pertama karena ada

peningkatan hormone HCG, dan beritahukan ibu bahwa emesis gravidarum ini

akan berangsur – angsur menghilang atau berkurang seiring dengan tuanya masa

kehamilan. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk makan dengan porsi yang sedikit

tetapi sering. Ketika bangun tidur maka bangunlah secara perlahan, banyak

minum air putih. Istirahat yang cukup, memberikan dukungan psikologis pada ibu

serta memberikan obat anti mual kepada ibu.

Dari penatalaksanaan tersebut maka didapatkan ibu akan sembuh atau

tidak. Apabila ibu sembuh maka melanjutkan perawatan kehamilan lanjut. Namun

jika keadaan ini tidak tertangani maka akan mengakibatkan hiperemesis

gravidarum yaitu mual dan muntah secara terus menerus sehingga dapat

mengancam kesehatan ibu dan janin. Sehingga apabila tidak sembuh dan

terjadinya hiperemeseis maka rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai agar

terhindarnya dari komplikasi kehamilan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi

kasus berbasis asuhan. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

obyektif (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini merupakan permasalahan dari suatu kasus dengan

mengangkat asuhan kebidanan pada ibu hamil Trimester I dengan Emesis

Gravidarum sebagai permasalahan dan dilaksanakan dengan metode penelitian

studi kasus. Studi kasus adalah laporan yang dilaksanakan dengan cara meneliti

suatu permasalahan studi kasus melalui suatu yang terdiri dari unit tunggal

(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini termasuk asuhan kebidanan 7 langkah Varney

dari pengumpulan data sampai evaluasi dan data perkembangan termasuk SOAP.

Pada penelitian ini peneliti berusaha menguraikan secara komprehensif

permasalahan mengenai individu. Responden dalam penelitian ini secara mendalam

dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan itu sendiri, faktor –

faktor yang mempengaruhi, kejadian – kejadian khusus yang muncul sehubungan

dengan kasus dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu.

Jadi pada penelitian ini peneliti berfokus pada dua subyek yang dilakukan

penelitian dengan kasus yang sama dan diberikan penatalaksanaan yang sama serta

dilakukan analisis dengan PICOT.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

68
69

Pengambilan kasus dalam studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Pandak

1 Bantul. Penelitian ini dilakukan mulai dari pelaksanaan asuhan, penyusunan

laporan, dan sampai pengumpulan hasil penelitian yaitu pada bulan Februari sampai

dengan Juni 2018.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah ibu hamil Trimester I dengan emesis

gravidarum yaitu Ny. “S” umur 30 tahun G2P1A0 umur kehamilan 7 minggu,

beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan buruh, nama

suami Tn. M umur 30 tahun, beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir

SMA, pekerjaan buruh. Ny “L” umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 12 minggu,

beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Ibu wiraswasta,

nama suami Tn. M umur 24 tahun, beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir

SMA, pekerjaan wiraswasta.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Pandak 1 Bantul dan di lanjutkan

dengan kunjungan ke rumah pasien sebanyak 3 kali, yaitu pada pasien Ny. S dan

Ny. L. Alat yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah sebagai berikut :

a. Alat Pengumpulan Data

1) Data primer

a) Wawancara

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara antara lain :

(1) Alat tulis

(2) Pedoman wawancara

b) Pemeriksaan Fisik
70

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik antara lain :

(1) Termometer

(2) Tensimeter

(3) Stopwatch

c) Observasi

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan observasi antara lain :

(1) Lembar panduan observasi

(2) Alat tulis

2) Data Sekunder

a) Alat tulis

b) Buku KIA

c) Rekam Medis

b. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengumpulan data

pada penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan di Iapangan

oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan melakukan

penelitian.

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik

pasien secara sistematis.

a) Inspeksi
71

Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematik. lnspeksi dilakukan dengan penglihatan, pendengaran,

dan penciuman (Nursalam, 2014). Pada penelitian ini inspeksi

dilakukan pada konjungtiva mata untuk menentukan apakah ada

kantung mata atau tidak.

b) Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indra peraba.

Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam,

2014). Pada penelitian ini dilakukan palpasi di tinggi fundus uteri

ibu untuk mengetahui usia kehamilan ibu.

2) Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

rnengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

pemberian informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti, atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(Notoatmodio. 2012). Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada

pasien dan keluarga pasien di Puskesmas Pandak I, Bantul,

Yogyakarta untuk mengumpulkan data subyektif ibu yaitu frekuensi

tidur yang ibu alami.

3) Observasi

Observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Mengobservasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan


72

pengecap (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan

umum, pemeriksaan fisik, dan frekuensi tidur ibu dalam satu hari.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Cara

mendapatkan data sekunder dengan studi dokumentasi yaitu semua bentuk

sumber informasi yang berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo,

2012). Studi dokumentasi ini diambil dari rekam medik di Puskesmas

Pandak I, Bantul, Yogyakarta. Perencanaan studi pendokumentasian di

lapangan menggunakan SOAP.

E. Uji Keabsahan Data

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang

berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga

dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya

adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (2009) ada 4 macam

triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

1. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu

subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda. Wawancara juga

dilakukan terhadap suami, dan ibu pasien.

2. Triangulasi Pengamat
73

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, pembimbing lahan studi kasus

bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan

terhadap hasil pengumpulan data.

3. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwadata

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data

tersebut.

4. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancara dilakukan.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti berada di lapangan melakukan

pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan metode

PICOT (Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Teory).

1. Patient

Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian yang

menjadikan dasar penelitian dalam memberikan penatalaksanaan kepada

responden

2. Intervensi
74

Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien.

Intervensi yang diberikan berdasarkan pada evidence based.

3. Comparison

Merupakan perbedaan penatalaksanaan antara pasien satu dengan pasien yang

lainnya.

4. Outcome

Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah pasien

diberikan asuhan atau penatalaksanaan atas masalah

5. Teory

Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah yang

dihadapi oleh pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka buku atau jurnal.

G. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu penulis melakukan

etika dalam penelitian dimana etika ini merupakan salah satu syarat dilakukaannya

studi kasus terhadap subyek berupa manusi (Notoatmodjo, 2010). Beberapa prinsip

penelitian pada manusia yang harus dipahami anatara lain :

1. Informed consent

Sebelum melakukan studi kasus, maka akan diberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan agar subyek mengerti

maksud dan tujuan studi kasus. Jika subyek bersedia maka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka

penelitian harus menghormati hak responden.

2. Anonimity
75

Pada pengumpulan data dijelaskan terlebih dahulu alat ukur penelitian

dengan tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data sehingga

nama responden bias dirahasiakan, cukup dengan memakai kode pada masing-

masing lembar tersebut.

3. Confidentaly

Penelitian menjamin kerahasiaan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah terkumpul

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tersebut yang

dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Keamanan Responden

Penelitian ini tidak membahayakan jiwa responden atau nama untuk

kesehatan dan keselamatan responden.

H. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian yang telah dilakukan peneliti :

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mengkaji masalah yang ada di Puskesmas Pandak 1 Bantul

b. Peneliti mengajukan judul dan disetujui oleh pembimbing

c. Peneliti melakukan penyusunan studi kasus

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mencari responden di tempat praktek

b. Melakukan Informed Consent dan melakukan kunjungan rumah serta

memberikan intervensi penggunaan aroma terapi lemon dalam mengurangi

keluhan mual dan muntah pada ibu hamil.


76

c. Melakukan pengumpulan dan pengkajian data yang terdiri dari data subjektif

dan objektif

d. Setelah data terkumpul melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus,

melakukan analisa dan pembahasan

e. Melakukan kunjungan ulang 3 kali

3. Tahap Akhir

a. Setelah penelitian selesai, menyusun hasil, pembahasan dan kesimpulan.

b. Konsultasi dengan dosen pembimbing

c. Seminar hasil penelitian

d. Perbaikan dan pengumpulan hasil penelitian.


77

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

Puskesmas Pandak 1 terletak di jalan Pandak Pajangan, dusun Gesikan

desa Wijirejo kecamatan Pandak kabupaten Bantul. Luas keseluruhan wilayah

Puskesmas Puskesmas Pandak 1 adalah 1194 ha. Wilayah kerja puskesmas meliputi

2 desa yaitu desa Wijirejo (10 dusun) dan desa Gilangharjo (15 dusun). Batas-batas

wilayah kerja Puskesmas Pandak 1 sebelah Utara: Guwosari, Pajangan; sebelah

Selatan: Caturharjo, Pandak; sebelah Timur: Palbapang, Bantul dan disebelah

Barat: Triharjo, Pandak. Puskesmas Pandak 1 telah memiliki gedung yang memadai

sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, tenaga medis dan paramedis dapat

bekerja secara optimal melayani masyarakat sekitar. Tenaga medis yang ada di

Puskesmas Pandak 1 adalah dokter umum, bidan, perawat, rekam medis, ahli gizi,

kesehatan lingkungan, dan farmasi.

Puskesmas dilengkapi dengan fasilitas ruang tindakan dan mobil

operasional Puskesmas Keliling yang setiap saat dapat digunakan pada jam kerja.

Puskesmas Pandak 1 juga melayani pasien rawat inap. Kegiatan pelayanan secara

umum meliputi : IGD (Instalasi Gawat Darurat), Balai Pengobatan Umum (BPU),

Balai Pengobatan Gigi (BPG), KIA/KB, Unit Farmasi, Konseling Gizi, Kesehatan

Lingkungan, Promosi Kesehatan (Promkes), Poli Psikologi, Fisioterapi, Rawat Inap

dan Persalinan, pelayanan kegiatan – kegiatan luar gedung yaitu posyandu balita,

lansia, remaja, UKS, UKGS dan UKGMD.

Puskesmas Pandal 1 Bantul memberikan pelayanan ANC dua kali dalam

seminggu, sedagkan untuk imunisasi 2 kali dalam seminggu yaitu hari Selasa dan
78

Kamis, untuk KB setiap hari Rabu. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang

dilakukan diperoleh data bahwa pada tanggal 26 Februari sampai 16 Maret Tahun

2018 jumlah ibu hamil yang berkunjung adalah 48 orang. Dari 48 ibu hamil yang

berkunjung, 5 ibu hamil mengalami mual muntah pada trimester awal kehamilan.

Program Puskesmas terkait penatalaksanaan emesis gravidarum yaitu memberikan

pendidikan kesehatan berupa konseling dan pemberian vitamin B6.

B. Gambaran Subyek Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah dua ibu hamil trimester I yang

mengalami emesis gravidarum di Puskesmas Wirobrajan. Responden ke 1 adalah

Ny. S umur 30 tahun, G2P1A0 UK 7 minggu (TM I), beragama Islam, suku Jawa,

pendidikan terakhir SMA, pekerjaan buruh, nama suami Tn. M umur 30 tahun,

beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan buruh. Responden

memilih Puskesmas Pandak 1 sebagai tempat pemeriksaan dikarenakan

kelengkapan layanan di Puskesmas tersebut dan dekat dengan rumah.

Responden ke 2 adalah Ny. L umur 23 tahun G1P0A0 UK 12 minggu (TM

I), beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan wiraswasta,

nama suami Tn. M umur 24 tahun, beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir

SMA, pekerjaan wiraswasta. Responden memilih Puskesmas Wirobrajan sebagai

tempat pemeriksaan dikarenakan kelengkapan layanan di Puskesmas tersebut dan

dekat dengan rumah.

Pengumpulan data studi kasus ini didapatkan dengan cara wawancara,

pemeriksaan fisik, dan observasi. Informasi yang lain adalah bidan yang secara

langsung memberikan asuhan kepada subyek peneliti sehingga mengetahui jadwal


79

kunjungan ulang untuk ANC dan mengetahui keadaan pasien atau riwayat

kesehatan pasien tersebut, serta responden yang juga memberikan informasi terkait

dengan dirinya.
C. Analisis Jurnal dalam bentuk PICOT

Tabel 4.1 Jurnal Intervensi Emesis 1

Populasi Intervensi Comparation Outcome Time Jurnal


Populasi dalam Vitamin B6 - Kesimpulannya, ibu hamil 1 Januari 2005 sampai Vitamin B6
jurnal ini 60 ibu dengan mual dan / atau dengan 30 September supplementation in
hamil mengalami muntah 2009 pregnant women with
mual dan / tingkat konsentrasi total nausea and vomiting
atau muntah vitamin B6 plasma secara (Noroyono Wibowo,
sebelum minggu signifikan lebih rendah. 2012)
kehamilan ke-12 Meskipun
kedua kelompok intervensi International Journal of
memiliki skor PUQE yang Gynecology and Obstetrics
secara signifikan lebih 116 (2012) 206–210
rendah
pada akhir intervensi,
kelompok 1 mengalami
penurunan yang jauh lebih
besar
dalam skor PUQE
dibandingkan dengan grup
2. Namun, tidak mungkin,
bahwa suplementasi
vitamin B6 secara
signifikan mempengaruhi
klinis
gejala mual dan muntah.

71
Tabel 4.2 Jurnal Intervensi Emesis 2
Populasi Intervensi Comparation Outcome Time Jurnal
100 wanita hamil Para peserta di kedua - Analisis data oleh Prosedur pengumpulan data The Effect of Lemon
dengan NVP yang kelompok studi ANOVA dengan berlangsung antara Agustus Inhalation Aromaterapi on
2012 dan Mei 2013
dirujuk ke pusat harus memiliki pengukuran berulang Nausea and Vomiting of
kesehatan medis keuntungan dari menunjukkan bahwa Pregnancy: A Double-
kota Birjand, Iran. menerima penurunan skor rata-rata Blinded, Randomized,
Wanita hamil ini rekomendasi gizi untuk mual dan muntah Controlled Clinical Trial (
memiliki mual serta rekomendasi dalam lima interval yang Parisa Yavari kia, et al
ringan sampai yang berkaitan dinilai secara statistik 2014)
sedang, dengan atau dengan perubahan signifikan pada kedua
tanpa muntah dan gaya hidup yang kelompok. Pengurangan
kehamilan enam terbukti dalam kelompok intervensi Iran Red Crescent Med J.
sampai 16 minggu, mengendalikan mual ini lebih besar daripada 2014 March; 16(3):
kehamilan tunggal, dan muntah; kelompok kontrol. Nilai e14360.
tanpa tanda-tanda karenanya, selisih rata-rata untuk
aborsi mengancam rekomendasinya mual dan muntah sebelum
dan setiap disajikan baik dalam dan empat hari setelah
gangguan lainnya bentuk cetak intervensi dalam dua
dengan mual dan maupun secara lisan kelompok secara statistik
muntah sebagai kepada semua signifikan. Dalam
gejala, dan tanpa peserta. Dua kelompok intervensi, 50%
penggunaan obat kelompok peserta dari peserta puas dengan
antiemetik dalam diminta untuk perlakuan yang diberikan,
24 jam terakhir. mengikuti sedangkan rasio ini pada
rekomendasi nutrisi kelompok kontrol adalah
dan perubahan gaya 34% dan dalam hal ini, ada
hidup, dan ketika perbedaan yang signifikan
mereka merasa mual, antara kedua kelompok (P
mereka harus = 0,015). Dalam hal

72
menjatuhkan dua frekuensi penggunaan
tetes larutan pada narkoba, mayoritas
kapas, dan kelompok intervensi
menjaganya dalam (56%), telah menggunakan
jarak 3cm dari obat tersebut empat hingga
hidung mereka, dan enam kali sehari, dan
kemudian bernapas. sebagian besar kelompok
tiga kali dalam kontrol (52%), satu sampai
melalui hidung. Jika tiga kali sehari, yang
perlu, mereka harus menunjukkan tidak ada
mengulanginya lima perbedaan yang signifikan
menit kemudian. antara kelompok studi (P =
Perlu dicatat bahwa 0,277). Semua peserta
kapas yang diberikan dalam penelitian ini telah
kepada peserta mengikuti rekomendasi
dalam ukuran yang untuk perubahan dalam
sama. diet dan gaya hidup dan
pada kedua kelompok.
Tidak ada efek buruk
karena perawatan

73
Tabel 4.3 Jurnal Intervensi Emesis 3
Populasi Intervensi Comparation Outcome Time Jurnal
120 wanita hamil Mereka dibagi Plasebo Jahe efektif untuk Dari 10 Desember 2008 1. Effect of Ginger on
yang memenuhi menjadi; jahe, menghilangkan mual dan hingga 15 Juli 2009 Relieving Nausea and
syarat dengan plasebo dan muntah ringan sampai Vomiting in Pregnancy: A
gejala mual dan kelompok kontrol, sedang pada wanita hamil Randomized, Placebo-
muntah ringan dengan pengacakan dengan usia kehamilan Controlled Trial (Farzaneh
sampai sedang blok. Perempuan kurang dari 16 minggu. Saberi
sebelum 16 minggu diminta untuk , 2014)
kehamilan. merekam mual dan
muntah mereka Nurs Midwifery Stud.
selama tiga hari, 2014 April; 3(1): e11841
dan kemudian Published online 2014
peserta menerima April 17.
kapsul baik / jahe,
atau plasebo
selama empat hari.
Tidak ada
intervensi yang
dilakukan dengan
kelompok kontrol

Kesimpulan : Pada case study research ini, peneliti memilih intervensi aroma terapi lemon. Berdasarkan jurnal The Effect of Lemon
Inhalation Aromaterapi on Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial ( Parisa
Yavari kia, et al 2014) cara pengguaan aroma terapi lemon dengan meneteskan aroma terapi sebanyak 2 tetes di kapas, berilah jarak
antara kapas dan hidung 3 cm saat menghirup, bernafas dalam 3 kali saat menghirup aroma terapi. Ulang kembali setelah 5 menit.

74
Intervensi akan diberikan kepada responden yang telah bersedia diberikan intervensi. Intervensi akan diberikan selama 1 minggu
dengan follow up setiap dua hari.

75
D. Hasil

Tabel 4.2 Intervensi Penatalaksanaan Emesis Gravidarum dengan Konseling Informasi dan Edukasi (KIE) di Puskesmas
Pandak 1 Bantul dan di Rumah Responden Tanggal 5 Maret – 22 Maret 2018

No. Tanggal Pasien Intervensi Comparation Outcome Teori


1. 5 Maret S : Ibu mengatakan Memberikan intervensi aroma - Ibu setuju 1. Kadar hormone HCG dan
2018 mengalami mual muntah terapi lemon dalam mengatasi atas progesteron yang tinggi saat
2 – 3 kali sehari mual dan muntah intervensi hamil, mungkin merupakan
yang akan penyebabnya. Dalam kehamilan
O: diberikan terjadi kekenduran jaringan otot
a. Keadaan umum : yaitu dalam sistem pencernaan
Baik pemberian sehingga pencernaan menjadi
Kesadaran : aroma terapi kurang efisien dan kelebihan
Composmetis lemon asam dalam lambung, kelebihan
b. Vital Sign : asam dalam lambung dapat
TD = 129/79 menyebabkan mual muntah
mmHg (Kusmiyati, 2009).
Nadi = 79x/menit 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
Nafas = Lemon Inhalation Aromaterapi
24x/menit on Nausea and Vomiting of
Suhu = 36,5°C Pregnancy: A Double-Blinded,
Randomized, Controlled Clinical
A : Ny. S umur 30 tahun Trial ( Parisa Yavari kia, et al
G2P1A0 UK 7 minggu 2014) keluhan mual muntah
dengan emesis pada ibu hamil dapat dikurangi
gravidarum dengan menghirup aroma terapi
lemon setiap ibu mengalami

76
P: mual.
1. Menjelaskan kepada 3. Aroma terapi lemon dapat
ibu bahwa ketidak mengurangi rasa mual dan
nyamanan yang muntah dikarenakan Hal ini
dialaminya adalah disebab kan karena cara kerja
normal pada umur aroma terapi lemon mengandung
kehamilannya. limonen, citral, linalyl, linalool,
2. Memberitahu ibu terpineol yang dapat
bahwa menghirup menstabilkan sistem syaraf pusat,
aroma terapi lemon menimbulkan perasaan senang,
cukup efektif untuk meningkatkan nafsu makan,
mengurangi mual. melancarkan peredaran darah,
Ibu dianjurkan dan sebagai penenang (sedative).
menhirup aroma Bila minyak esensial di hirup,
terapi lemon. molekul yang mudah menguap
3. Memberitahu ibu akan membawa unsur aromatik
bahwa ibu hamil yang terdapat dalam kandungan
yang mengalami minyak tersebut ke puncak
mual muntah harus hidung. Rambut getar terdapat di
makan sedikit tapi dalamnya, yang berfungsi
sering. sebagai reseptor, akan
4. Menganjurkan ibu, menghantarkan pesan
hindari makanan elektrokimia ke susunan saraf
pedas, gorengan, kopi pusat. Pesan ini akan
dan makanan mengaktifkan pusat emosi dan
berlemak karena daya ingat seseorang yang
dapat meningkatkan selanjutnya akan mengantarkan
asam lambung pesanbalik keseluruh tubuh

77
sehingga lebih mual. melalui sistem sirkulasi. Pesan
5. Menganjurkan ibu yang diantar ke seluruh tubuh
untuk mengkonsumsi akan dikonversikan menjadi satu
sayur dan buah yang aksi dengan pelepasan substansi
manis dan makan neuro kimia berupa perasaan
makanan yang tinggi senang, rileks, tenang, atau
karbohidrat seperti terangsang. (Budiana, 2013).
kentang, roti, biskuit 4. Ibu hamil yang mengalami mual
yang dapat membantu muntah terutama pagi hari harus
mengatasi rasa mual. makan sedikit-sedikit tapi sering,
6. Menganjurkan ibu terutama pagi hari sebelum
untuk tidak bangun dari tempat tidur harus
melakukan aktifitas sudah makan roti dan minum
berat seperti angkat dahulu (Prawirohardjo, 2010).
junjung agar ibu tidak 5. Menurut Tiran (2009) Untuk
kelelahan mengatasi mual dan muntah
7. Menganjurkan ibu dapat dilakukan berbagai
untuk tetap menjaga penanganan nonfarmakologis
kebersihan diri dilakukan dengan cara
8. Menjelaskan kepada memberikan penyuluhan
ibu selama hamil kesehatan separti makan sedikit
boleh melakukan tapi sering, hindari makanan
hubungan seksual yang sulit dicerna, bila muntah
dengan catatan ibu adalah masalah pada pagi hari,
merasa nyaman dan maka makan makanan kering
dianjurkan seperti biskuit, sereal sebelum
menggunakan bangun dari tempat tidur atau
kondom makan makanan ringan tinggi

78
9. Menjelaskan pada ibu protein sebelum tidur, jaga
mengenai tanda-tanda masukan cairan, makan makanan
bahaya pada ringan setiap 2-3 jam. Makan
kehamilan muda perlahan sampai makanan
yaitu perdarahan dari dikunyah sempurna, tetap duduk
jalan lahir, nyeri tegak selama 10-20 menit setelah
perut, pandangan makan untuk menghindari refluks
kabur, bengkak pada lambung, hindari konsumsi air
muka dan tangan, dalam jumlah besar dalam satu
mual muntah berlebih waktu, hindari makanan pedas,
yang mengganggu gorengan, kopi dan makanan
aktivitas sehari-hari berlemak, dan beri dukungan
dan tidak bisa makan emosional pada ibu.
10. Memberikan 6. Mengkonsumsi sayur dan buah
suplemen vitamin B6 dan makan makanan yang tinggi
1x1 sehari, serta karbohidrat seperti kentang, roti,
menjelaskan aturan biskuit, dan protein ayam,telur
minum yaitu dan daging yang dapat membantu
diminum 30 menit mengatasi rasa mual (Tiran,
sebelum makan pagi 2009).
dan makan sore 7. Pola mandi, kebersihan mulut
masing-masing 1 dan gigi, kebersihan genitalia,
tablet. Vitamin B6 pola berpakaian, tatarias rambut
berfungsi untuk dan wajah tetap harus dijaga
mengurangi mual dan selama kehamilan (Nugroho,
muntah. Nurrezki, Desi & Wilis, 2014).
11. Memberikan 8. Hubungan seksual selama hamil
suplemen asam folat boleh dilakukan jika ibu tidak

79
serta menjelaskan mengalami masalah selama
aturan minum yaitu kehamilannya, tidak ada
diminum sesudah perdarahan dan tidak ada
makan pagi sehari 1 kontraksi yang ditandai sakit
tablet. Ibu hamil perut di bagian bawah. Ibu hamil
diberikan asam folat boleh melakukan hubungan
yaitu untuk seksual jika hanya mengalami
perkembangan janin keputihan, tetapi harus tetap
pada pada kehamilan menggunakan pengaman
TM I. (kondom) untuk mencegah
12. Memberi tahu ibu terjadinya kontraksi di awal
untuk melakukan trimester kehamilan, karena
kunjungan ulang 4 hormon prostaglandin yang
minggu lagi atau terdapat di dalam sperma (Emilia
segera datang bila dan Freitag, 2010).
ada keluhan 9. Tanda-tanda bahaya kehamilan
adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan bahaya yang
bisa terjadi selama kehamilan,
yang apabila tidak dilaporkan
atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu
(Asrinah, 2010).
10. Studi observasional
menunjukkan bahwa vitamin B6
dan doksilamin terbukti dapat
menurunkan keluhan mual dan
muntah hingga 70%. American

80
College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG)
merekomendasikan kombinasi
obat tersebut sebagai terapi lini
pertama mual dan muntah pada
wanita hamil (Niebyl, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh
Javadi (2013) Comparing the
Effectiveness of Vitamin B6 and
Ginger in Treatment of
Pregnancy-Induced Nausea and
Vomiting menjelaskan bahwa
vitamin B6 terbukti dapat
mengurangi muntah.
11. Ibu hamil diberikan asam folat
yaitu untuk perkembangan janin
pada pada kehamilan TM 1
(Almatsier, 2011)
12. Pengawasan antenatal memberi
manfaat dengan ditemukannya
berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini sehingga
dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah
persalinannya. Pemeriksaan
pertama dilakukan segera setelah
diketahui terlambat haid,
pemeriksaan ulang dilakukan

81
setiap 4 minggu sekali sampai
umur 28 minggu, pemeriksaan 2
minggu sekali dilakukan sejak
usia kehamilan 29–36 minggu,
setiap 1 minggu sekali sejak
umur kehamilan 36 minggu
sampai terjadi persalinan
(Yulaikhah, 2009).
2. 12 Maret 1. S : Ibu mengatakan Memberikan intervensi aroma - Ibu setuju 1. Kadar hormone HCG dan
2018 mengalami mual muntah terapi lemon dalam mengatasi atas progesteron yang tinggi saat
3 – 4 kali sehari mual dan muntah intervensi hamil, mungkin merupakan
yang akan penyebabnya. Dalam kehamilan
O: diberikan terjadi kekenduran jaringan otot
a. Keadaan umum : yaitu dalam sistem pencernaan
Baik pemberian sehingga pencernaan menjadi
b. Kesadaran : aroma terapi kurang efisien dan kelebihan
Composmetis lemon asam dalam lambung, kelebihan
c. Vital Sign : asam dalam lambung dapat
TD = 110/80 menyebabkan mual muntah
mmHg (Kusmiyati, 2009).
Nadi = 80x/menit 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
Nafas = Lemon Inhalation Aromaterapi
25x/menit on Nausea and Vomiting of
Suhu = 36,7°C Pregnancy: A Double-Blinded,
Randomized, Controlled Clinical
A : Ny. L umur 23 tahun Trial ( Parisa Yavari kia, et al
G1P0A0 UK 12 minggu 2014) keluhan mual muntah
dengan emesis pada ibu hamil dapat dikurangi

82
gravidarum dengan menghirup aroma terapi
lemon setiap ibu mengalami
P: mual.
1. Menjelaskan kepada 3. Aroma terapi lemon dapat
ibu bahwa ketidak mengurangi rasa mual dan
nyamanan yang muntah dikarenakan Hal ini
dialaminya adalah disebab kan karena cara kerja
normal pada umur aroma terapi lemon mengandung
kehamilannya. limonen, citral, linalyl, linalool,
yang dialami. terpineol yang dapat
2. Memberitahu ibu menstabilkan sistem syaraf pusat,
bahwa menghirup menimbulkan perasaan senang,
aroma terapi lemon meningkatkan nafsu makan,
cukup efektif untuk melancarkan peredaran darah,
mengurangi mual. dan sebagai penenang (sedative).
Ibu dianjurkan Bila minyak esensial di hirup,
menhirup aroma molekul yang mudah menguap
terapi lemon. akan membawa unsur aromatik
3. Memberitahu ibu yang terdapat dalam kandungan
bahwa ibu hamil minyak tersebut ke puncak
yang mengalami hidung. Rambut getar terdapat di
mual muntah harus dalamnya, yang berfungsi
makan sedikit tapi sebagai reseptor, akan
sering. menghantarkan pesan
4. Menganjurkan ibu, elektrokimia ke susunan saraf
hindari makanan pusat. Pesan ini akan
pedas, gorengan, kopi mengaktifkan pusat emosi dan
dan makanan daya ingat seseorang yang

83
berlemak karena selanjutnya akan mengantarkan
dapat meningkatkan pesanbalik keseluruh tubuh
asam lambung melalui sistem sirkulasi. Pesan
sehingga lebih mual. yang diantar ke seluruh tubuh
5. Menganjurkan ibu akan dikonversikan menjadi satu
untuk mengkonsumsi aksi dengan pelepasan substansi
sayur dan buah yang neuro kimia berupa perasaan
manis dan makan senang, rileks, tenang, atau
makanan yang tinggi terangsang. (Budiana, 2013).
karbohidrat seperti 4. Ibu hamil yang mengalami mual
kentang, roti, biskuit muntah terutama pagi hari harus
yang dapat membantu makan sedikit-sedikit tapi sering,
mengatasi rasa mual. terutama pagi hari sebelum
6. Menganjurkan ibu bangun dari tempat tidur harus
untuk tidak sudah makan roti dan minum
melakukan aktifitas dahulu (Prawirohardjo, 2010).
berat seperti angkat 5. Menurut Tiran (2009) Untuk
junjung agar ibu tidak mengatasi mual dan muntah
kelelahan dapat dilakukan berbagai
7. Menganjurkan ibu penanganan nonfarmakologis
untuk tetap menjaga dilakukan dengan cara
kebersihan diri memberikan penyuluhan
8. Menjelaskan kepada kesehatan separti makan sedikit
ibu selama hamil tapi sering, hindari makanan
boleh melakukan yang sulit dicerna, bila muntah
hubungan seksual adalah masalah pada pagi hari,
dengan catatan ibu maka makan makanan kering
merasa nyaman dan seperti biskuit, sereal sebelum

84
dianjurkan bangun dari tempat tidur atau
menggunakan makan makanan ringan tinggi
kondom protein sebelum tidur, jaga
9. Menjelaskan pada ibu masukan cairan, makan makanan
mengenai tanda-tanda ringan setiap 2-3 jam. Makan
bahaya pada perlahan sampai makanan
kehamilan muda dikunyah sempurna, tetap duduk
yaitu perdarahan dari tegak selama 10-20 menit setelah
jalan lahir, nyeri makan untuk menghindari refluks
perut, pandangan lambung, hindari konsumsi air
kabur, bengkak pada dalam jumlah besar dalam satu
muka dan tangan, waktu, hindari makanan pedas,
mual muntah berlebih gorengan, kopi dan makanan
yang mengganggu berlemak, dan beri dukungan
aktivitas sehari-hari emosional pada ibu.
dan tidak bisa makan 6. Mengkonsumsi sayur dan buah
10. Memberikan dan makan makanan yang tinggi
suplemen vitamin B6 karbohidrat seperti kentang, roti,
1x1 sehari, serta biskuit, dan protein ayam,telur
menjelaskan aturan dan daging yang dapat membantu
minum yaitu mengatasi rasa mual (Tiran,
diminum 30 menit 2009).
sebelum makan pagi 7. Pola mandi, kebersihan mulut
dan makan sore dan gigi, kebersihan genitalia,
masing-masing 1 pola berpakaian, tatarias rambut
tablet. Vitamin B6 dan wajah tetap harus dijaga
berfungsi untuk selama kehamilan (Nugroho,
mengurangi mual dan Nurrezki, Desi & Wilis, 2014).

85
muntah. 8. Hubungan seksual selama hamil
11. Memberikan boleh dilakukan jika ibu tidak
suplemen asam folat mengalami masalah selama
serta menjelaskan kehamilannya, tidak ada
aturan minum yaitu perdarahan dan tidak ada
diminum sesudah kontraksi yang ditandai sakit
makan pagi sehari 1 perut di bagian bawah. Ibu hamil
tablet. Ibu hamil boleh melakukan hubungan
diberikan asam folat seksual jika hanya mengalami
yaitu untuk keputihan, tetapi harus tetap
perkembangan janin menggunakan pengaman
pada pada kehamilan (kondom) untuk mencegah
TM I. terjadinya kontraksi di awal
12. Memberi tahu ibu trimester kehamilan, karena
untuk melakukan hormon prostaglandin yang
kunjungan ulang 4 terdapat di dalam sperma (Emilia
minggu lagi atau dan Freitag, 2010).
segera datang bila 9. Tanda-tanda bahaya kehamilan
ada keluhan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan bahaya yang
bisa terjadi selama kehamilan,
yang apabila tidak dilaporkan
atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu
(Asrinah, 2010).
10. Studi observasional
menunjukkan bahwa vitamin B6
dan doksilamin terbukti dapat

86
menurunkan keluhan mual dan
muntah hingga 70%. American
College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG)
merekomendasikan kombinasi
obat tersebut sebagai terapi lini
pertama mual dan muntah pada
wanita hamil (Niebyl, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh
Javadi (2013) Comparing the
Effectiveness of Vitamin B6 and
Ginger in Treatment of
Pregnancy-Induced Nausea and
Vomiting menjelaskan bahwa
vitamin B6 terbukti dapat
mengurangi muntah.
11. Ibu hamil diberikan asam folat
yaitu untuk perkembangan janin
pada pada kehamilan TM 1
(Almatsier, 2011)
12. Pengawasan antenatal memberi
manfaat dengan ditemukannya
berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini sehingga
dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah
persalinannya. Pemeriksaan
pertama dilakukan segera setelah

87
diketahui terlambat haid,
pemeriksaan ulang dilakukan
setiap 4 minggu sekali sampai
umur 28 minggu, pemeriksaan 2
minggu sekali dilakukan sejak
usia kehamilan 29–36 minggu,
setiap 1 minggu sekali sejak
umur kehamilan 36 minggu
sampai terjadi persalinan
(Yulaikhah, 2009).

ANALISIS : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pandak 1 dari kedua pasien tersebut didapatkan bahwa Ny. S

umur 30 tahun G2P1A0 UK 7 minggu berkunjung ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya dengan keluhan

yang dialami yaitu mual muntah 2 – 3 kali sehari. Ny. L umur 23 tahun G1P0A0 UK 12 minggu berkunjung ke

Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya dengan keluhan yang dialami yaitu mual muntah 3 – 4 kali sehari.

Kedua pasien mendapat penatalaksanaan berupa KIE terkait keluhan mual muntah yang dialami yaitu menganjurkan ibu

untuk menghirup aroma terapi lemon dan diberi suplemen vitamin B6 serta asam folat. Berdasarkan hasil penelitian The

Effect of Lemon Inhalation Aromaterapi on Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized,

Controlled Clinical Trial ( Parisa Yavari kia, et al 2014) keluhan mual muntah pada ibu hamil dapat dikurangi dengan

menghirup aroma terapi lemon setiap ibu mengalami mual.

88
FOLLOW UP KE – 1

No. Tanggal Pasien Intervensi Comparation Outcome Teori


1. 10 Maret S: Memberikan intervensi aroma - Keluhan 1. Kadar hormone HCG dan
2018 a. Ibu mengatakan terapi lemon dalam mengatasi mual dan progesteron yang tinggi saat
mengalami mual mual dan muntah muntah yang hamil, mungkin merupakan
muntah, mual ibu alami penyebabnya. Dalam kehamilan
tidak hanya pada belum terjadi kekenduran jaringan otot
pagi hari, tetapi berkurang dalam sistem pencernaan
malam hari juga, sehingga pencernaan menjadi
kadang-kadang kurang efisien dan kelebihan
disertai muntah asam dalam lambung, kelebihan
sampai 2 – 3 kali asam dalam lambung dapat
dalam 1 hari. menyebabkan mual muntah
b. Ibu mengatakan (Kusmiyati, 2009).
suka lupa untuk 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
menggunakan Lemon Inhalation Aromaterapi
aroma terapi saat on Nausea and Vomiting of
merasa mual dan Pregnancy: A Double-Blinded,
muntah. Randomized, Controlled Clinical
Trial ( Parisa Yavari kia, et al
O: 2014) keluhan mual muntah
a. Keadaan umum : pada ibu hamil dapat dikurangi
Baik dengan menghirup aroma terapi
b. Kesadaran : lemon setiap ibu mengalami
Composmetis mual.
c. Vital Sign : 3. Aroma terapi lemon dapat
TD = 110/70 mengurangi rasa mual dan

89
mmHg muntah dikarenakan Hal ini
Nadi = 79x/menit disebab kan karena cara kerja
Nafas = aroma terapi Lemon mengandung
20x/menit limonen, citral, linalyl, linalool,
Suhu = 36,5°C terpineol yang dapat
menstabilkan sistem syaraf pusat,
A : Ny. S umur 30 tahun menimbulkan perasaan senang,
G2P1A0 UK 7 minggu meningkatkan nafsu makan,
dengan emesis melancarkan peredaran darah,
gravidarum dan sebagai penenang (sedative).
(Budiana, 2013).
P: 4. Bila minyak esensial di hirup,
1. Memberikan aroma molekul yang mudah menguap
terapi lemon dan akan membawa unsur aromatik
memberitahu ibu yang terdapat dalam kandungan
bahwa menghirup minyak tersebut ke puncak
aroma terapi lemon hidung. Rambut getar terdapat di
cukup efektif untuk dalamnya, yang berfungsi
mengurangi mual. sebagai reseptor, akan
Ibu dianjurkan menghantarkan pesan
menhirup aroma elektrokimia ke susunan saraf
terapi lemon. pusat. Pesan ini akan
mengaktifkan pusat emosi dan
daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan
pesanbalik keseluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Pesan
yang diantar ke seluruh tubuh

90
akan dikonversikan menjadi satu
aksi dengan pelepasan substansi
neuro kimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang, atau
terangsang. (Budiana, 2013).
2. 18 Maret S: Memberikan intervensi aroma - Mual muntah 1. Kadar hormone HCG dan
2018 a. Ibu mengatakan terapi lemon dalam mengatasi yang dialami progesteron yang tinggi saat
mual muntah mual dan muntah ibu berkurang hamil, mungkin merupakan
sudah berkurang dari 3 – 4 kali penyebabnya. Dalam kehamilan
dari sebelumnya, sehari terjadi kekenduran jaringan otot
menjadi 2 kali menjadi dalam sistem pencernaan
sehari kurang lebih sehingga pencernaan menjadi
b. Ibu mengatakan 2 kali sehari kurang efisien dan kelebihan
suka menghirup asam dalam lambung, kelebihan
aroma terapi asam dalam lambung dapat
lemon menyebabkan mual muntah
(Kusmiyati, 2009).
O: 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
a. Keadaan umum : Lemon Inhalation Aromaterapi
Baik on Nausea and Vomiting of
b. Kesadaran : Pregnancy: A Double-Blinded,
Composmetis Randomized, Controlled Clinical
c. Vital Sign : Trial ( Parisa Yavari kia, et al
TD = 100/70 2014) keluhan mual muntah
mmHg pada ibu hamil dapat dikurangi
Nadi = 82x/menit dengan menghirup aroma terapi
Nafas = lemon setiap ibu mengalami
21x/menit mual.

91
Suhu = 36°C 3. Aroma terapi lemon dapat
mengurangi rasa mual dan
A : Ny. L umur 23 tahun muntah dikarenakan Hal ini
G1P0A0 UK 12 minggu disebab kan karena cara kerja
dengan emesis aroma terapi Lemon mengandung
gravidarum limonen, citral, linalyl, linalool,
terpineol yang dapat
menstabilkan sistem syaraf pusat,
P: menimbulkan perasaan senang,
1. Memberikan aroma meningkatkan nafsu makan,
terapi lemon dan melancarkan peredaran darah,
memberitahu ibu dan sebagai penenang (sedative).
bahwa menghirup (Budiana, 2013).
aroma terapi lemon 4. Bila minyak esensial di hirup,
cukup efektif untuk molekul yang mudah menguap
mengurangi mual. akan membawa unsur aromatik
Ibu dianjurkan yang terdapat dalam kandungan
menhirup aroma minyak tersebut ke puncak
terapi lemon. hidung. Rambut getar terdapat di
dalamnya, yang berfungsi
sebagai reseptor, akan
menghantarkan pesan
elektrokimia ke susunan saraf
pusat. Pesan ini akan
mengaktifkan pusat emosi dan
daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan
pesanbalik keseluruh tubuh

92
melalui sistem sirkulasi. Pesan
yang diantar ke seluruh tubuh
akan dikonversikan menjadi satu
aksi dengan pelepasan substansi
neuro kimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang, atau
terangsang. (Budiana, 2013).

ANALISIS : Berdasarkan hasil penelitian follow up pertama dari kedua pasien tersebut didapatkan bahwa Ny. S umur 30 tahun

G2P1A0 UK 7 minggu masih memiliki keluhan yaitu mual muntah 2 – 3 kali sehari dan belum berkurang dari hari

sebelumnya. Ny. L umur 23 tahun G1P0A0 UK 12 minggu mengatakan mual muntah sudah bekurang menjadi 2 kali

sehari, yang sebelumnya 3 – 4 kali sehari. Kedua pasien mendapat penatalaksanaan berupa KIE terkait keluhan mual

muntah yang dialami dan peneliti menganjurkan ibu untuk menggunakan aroma terapi lemon dan tetap suplemen

vitamin B6 serta asam folat.

93
FOLLOW UP KE – 2

No. Tanggal Pasien Intervensi Comparation Outcome Teori


1. 12 Maret a. Ibu mengatakan Memberikan intervensi aroma - Mual yang 1. Kadar hormone HCG dan
2018 masih merasa terapi lemon dalam mengatasi dialami ibu progesteron yang tinggi saat
mual tetapi tidak mual dan muntah berkurang hamil, mungkin merupakan
sampai muntah, dan tidak penyebabnya. Dalam kehamilan
ibu merasa mual disertai terjadi kekenduran jaringan otot
hanya di pagi muntah, dalam sistem pencernaan
hari. berkurang sehingga pencernaan menjadi
b. Ibu mengatakan menjadi 2 kurang efisien dan kelebihan
sudah tidak lupa kali sehari. asam dalam lambung, kelebihan
dan teratur asam dalam lambung dapat
menggunakan menyebabkan mual muntah
aroma terapi saat (Kusmiyati, 2009).
merasa mual dan 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
muntah, dan ibu Lemon Inhalation Aromaterapi
suka menghirup on Nausea and Vomiting of
aroma terapi Pregnancy: A Double-Blinded,
lemon. Randomized, Controlled Clinical
Trial ( Parisa Yavari kia, et al
O: 2014) keluhan mual muntah
a. Keadaan umum : pada ibu hamil dapat dikurangi
Baik dengan menghirup aroma terapi
b. Kesadaran : lemon setiap ibu mengalami
Composmetis mual.
c. Vital Sign : 3. Aroma terapi lemon dapat
TD = 110/60 mengurangi rasa mual dan

94
mmHg muntah dikarenakan Hal ini
Nadi = 77x/menit disebab kan karena cara kerja
Nafas = aroma terapi Lemon mengandung
21x/menit limonen, citral, linalyl, linalool,
Suhu = 36,6°C terpineol yang dapat
menstabilkan sistem syaraf pusat,
A : Ny. S umur 30 tahun menimbulkan perasaan senang,
G2P1A0 UK 7 minggu meningkatkan nafsu makan,
dengan emesis melancarkan peredaran darah,
gravidarum dan sebagai penenang (sedative).
(Budiana, 2013).
P: 4. Bila minyak esensial di hirup,
1. Memberikan aroma molekul yang mudah menguap
terapi lemon dan akan membawa unsur aromatik
memberitahu ibu yang terdapat dalam kandungan
bahwa menghirup minyak tersebut ke puncak
aroma terapi lemon hidung. Rambut getar terdapat di
cukup efektif untuk dalamnya, yang berfungsi
mengurangi mual. sebagai reseptor, akan
Ibu dianjurkan menghantarkan pesan
menhirup aroma elektrokimia ke susunan saraf
terapi lemon. pusat. Pesan ini akan
mengaktifkan pusat emosi dan
daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan
pesanbalik keseluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Pesan
yang diantar ke seluruh tubuh

95
akan dikonversikan menjadi satu
aksi dengan pelepasan substansi
neuro kimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang, atau
terangsang. (Budiana, 2013).
3. 20 Maret S: Memberikan intervensi aroma - Mual muntah 1. Kadar hormone HCG dan
2018 a. Ibu mengatakan terapi lemon dalam mengatasi yang dialami progesteron yang tinggi saat
mual muntah mual dan muntah ibu berkurang hamil, mungkin merupakan
berkurang dari 2 kali penyebabnya. Dalam kehamilan
menjadi 1 kali sehari terjadi kekenduran jaringan otot
sehari. menjadi 1 dalam sistem pencernaan
b. Ibu suka kali sehari sehingga pencernaan menjadi
menghirup aroma kurang efisien dan kelebihan
terapi lemon asam dalam lambung, kelebihan
asam dalam lambung dapat
O: menyebabkan mual muntah
a. Keadaan umum : (Kusmiyati, 2009).
Baik 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
b. Kesadaran : Lemon Inhalation Aromaterapi
Composmetis on Nausea and Vomiting of
c. Vital Sign : Pregnancy: A Double-Blinded,
TD = 100/70 Randomized, Controlled Clinical
mmHg Trial ( Parisa Yavari kia, et al
Nadi = 80x/menit 2014) keluhan mual muntah
Nafas = pada ibu hamil dapat dikurangi
20x/menit dengan menghirup aroma terapi
Suhu = 36,2°C lemon setiap ibu mengalami
mual.

96
A : Ny. L umur 23 tahun 3. Aroma terapi lemon dapat
G1P0A0 UK 12 minggu mengurangi rasa mual dan
dengan emesis muntah dikarenakan Hal ini
gravidarum disebab kan karena cara kerja
aroma terapi Lemon mengandung
P: limonen, citral, linalyl, linalool,
1. Memberikan aroma terpineol yang dapat
terapi lemon dan menstabilkan sistem syaraf pusat,
memberitahu ibu menimbulkan perasaan senang,
bahwa menghirup meningkatkan nafsu makan,
aroma terapi lemon melancarkan peredaran darah,
cukup efektif untuk dan sebagai penenang (sedative).
mengurangi mual. (Budiana, 2013).
Ibu dianjurkan 4. Bila minyak esensial di hirup,
menhirup aroma molekul yang mudah menguap
terapi lemon. akan membawa unsur aromatik
yang terdapat dalam kandungan
minyak tersebut ke puncak
hidung. Rambut getar terdapat di
dalamnya, yang berfungsi
sebagai reseptor, akan
menghantarkan pesan
elektrokimia ke susunan saraf
pusat. Pesan ini akan
mengaktifkan pusat emosi dan
daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan
pesanbalik keseluruh tubuh

97
melalui sistem sirkulasi. Pesan
yang diantar ke seluruh tubuh
akan dikonversikan menjadi satu
aksi dengan pelepasan substansi
neuro kimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang, atau
terangsang. (Budiana, 2013).

ANALISIS : Berdasarkan hasil penelitian follow up kedua dari kedua pasien tersebut didapatkan bahwa Ny. S umur 30 tahun G2P1A0

UK 7 minggu mengatakan keluhan mual berkurang dan tidak disertai muntah, berkurang menjadi 2 kali sehari,setelah

menghirup aroma terapi lemon yaitu. Peneliti menganjurkan ibu untuk menghirup aroma terapi lemon untuk

mengurangi rasa mual. Ny. L umur 23 tahun G1P0A0 UK 12 minggu mengatakan mual muntah berkurang dari 2 kali

sehari menjadi 1 kali.

98
FOLLOW UP KE – 3

No. Tanggal Pasien Intervensi Comparation Outcome Teori


1. 14 Maret S: 1. Memberitahu ibu untuk tetap - Mual yang 1. Kadar hormone HCG dan
2018 a. Ibu mengatakan melanjutkan menghirup dialami ibu progesteron yang tinggi saat
mual agak aroma terapi karena cukup berkurang hamil, mungkin merupakan
berkurang hanya efektif dalam mengurangi menjadi 1 penyebabnya. Dalam kehamilan
kadang – kadang mual. kali sehari terjadi kekenduran jaringan otot
di pagi atau sore 2. Mengingatkan kembali dalam sistem pencernaan
hari dan tidak kepada ibu cara sehingga pencernaan menjadi
disertai muntah menggunakan aroma terapi kurang efisien dan kelebihan
b. Ibu mengatakan lemon yaitu dihirup setiap asam dalam lambung, kelebihan
suka dengan mengalami mual, diteteskan asam dalam lambung dapat
menghirup aroma di kapas 2-3 tetes, setelah itu menyebabkan mual muntah
terapi lemon dihirup selama 3 menit dan (Kusmiyati, 2009).
diulang lagi setelah 5 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
O: menit,setiap saat mengalami Lemon Inhalation Aromaterapi
a. Keadaan umum : mual. on Nausea and Vomiting of
Baik Pregnancy: A Double-Blinded,
b. Kesadaran : Randomized, Controlled Clinical
Composmetis Trial ( Parisa Yavari kia, et al
c. Vital Sign : 2014) keluhan mual muntah
TD = 100/80 pada ibu hamil dapat dikurangi
mmHg dengan menghirup aroma terapi
Nadi = 80x/menit lemon setiap ibu mengalami
Nafas = mual.
23x/menit 3. Aroma terapi lemon dapat
Suhu = 36,3°C mengurangi rasa mual dan

99
A : Ny. S umur 20 tahun muntah dikarenakan Hal ini
G1P0A0 UK 7 minggu disebab kan karena cara kerja
dengan emesis aroma terapi Lemon mengandung
gravidarum limonen, citral, linalyl, linalool,
terpineol yang dapat
P: menstabilkan sistem syaraf pusat,
1. Memberikan aroma menimbulkan perasaan senang,
terapi lemon dan meningkatkan nafsu makan,
memberitahu ibu melancarkan peredaran darah,
bahwa menghirup dan sebagai penenang (sedative).
aroma terapi lemon (Budiana, 2013).
cukup efektif untuk 4. Bila minyak esensial di hirup,
mengurangi mual. molekul yang mudah menguap
Ibu dianjurkan akan membawa unsur aromatik
menhirup aroma yang terdapat dalam kandungan
terapi lemon. minyak tersebut ke puncak
hidung. Rambut getar terdapat di
dalamnya, yang berfungsi
sebagai reseptor, akan
menghantarkan pesan
elektrokimia ke susunan saraf
pusat. Pesan ini akan
mengaktifkan pusat emosi dan
daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan
pesanbalik keseluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Pesan
yang diantar ke seluruh tubuh

100
akan dikonversikan menjadi satu
aksi dengan pelepasan substansi
neuro kimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang, atau
terangsang. (Budiana, 2013).
4. 22 Maret S: 1. Memberitahu ibu bahwa - Mual muntah 1. Kadar hormone HCG dan
2018 a. Ibu mengatakan menghirup aroma terapi yang dialami progesteron yang tinggi saat
mual dan muntah cukup efektif dalam ibu masih hamil, mungkin merupakan
masih tetap 1 mengurangi mual. tetap tidak penyebabnya. Dalam kehamilan
kali sehari 2. Mengingatkan kembali berkurang terjadi kekenduran jaringan otot
b. Ibu mengatakan kepada ibu cara dari follow dalam sistem pencernaan
sudah merasa menggunakan aroma terapi up sehingga pencernaan menjadi
mual dan lemon yaitu dihirup setiap sebelumnya kurang efisien dan kelebihan
muntahnya mengalami mual, diteteskan asam dalam lambung, kelebihan
berkurang di kapas 2-3 tetes, setelah itu asam dalam lambung dapat
banyak sehingga dihirup selama 3 menit dan menyebabkan mual muntah
ibu menjadi diulang lagi setelah 5 (Kusmiyati, 2009).
malas menit,setiap saat mengalami 2. Berdasarkan jurnal The Effect of
menggunakan mual. Lemon Inhalation Aromaterapi
aroma terapi on Nausea and Vomiting of
lemonnya. Pregnancy: A Double-Blinded,
Randomized, Controlled Clinical
O: Trial ( Parisa Yavari kia, et al
a. Keadaan umum : 2014) keluhan mual muntah
Baik pada ibu hamil dapat dikurangi
b. Kesadaran : dengan menghirup aroma terapi
Composmetis lemon setiap ibu mengalami
c. Vital Sign : mual.

101
TD = 100/70 3. Aroma terapi lemon dapat
mmHg mengurangi rasa mual dan
Nadi = 82x/menit muntah dikarenakan Hal ini
Nafas = disebab kan karena cara kerja
21x/menit aroma terapi Lemon mengandung
Suhu = 36°C limonen, citral, linalyl, linalool,
terpineol yang dapat
A : Ny. L umur 23 tahun menstabilkan sistem syaraf pusat,
G1P0A0 UK 12 minggu menimbulkan perasaan senang,
dengan emesis meningkatkan nafsu makan,
gravidarum melancarkan peredaran darah,
dan sebagai penenang (sedative).
P: (Budiana, 2013).
1. Memberikan aroma 4. Bila minyak esensial di hirup,
terapi lemon dan molekul yang mudah menguap
memberitahu ibu akan membawa unsur aromatik
bahwa menghirup yang terdapat dalam kandungan
aroma terapi lemon minyak tersebut ke puncak
cukup efektif untuk hidung. Rambut getar terdapat di
mengurangi mual. dalamnya, yang berfungsi
Ibu dianjurkan sebagai reseptor, akan
menhirup aroma menghantarkan pesan
terapi lemon. elektrokimia ke susunan saraf
pusat. Pesan ini akan
mengaktifkan pusat emosi dan
daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan
pesanbalik keseluruh tubuh

102
melalui sistem sirkulasi. Pesan
yang diantar ke seluruh tubuh
akan dikonversikan menjadi satu
aksi dengan pelepasan substansi
neuro kimia berupa perasaan
senang, rileks, tenang, atau
terangsang. (Budiana, 2013).

ANALISIS : Berdasarkan hasil penelitian follow up ketiga dari kedua pasien tersebut didapatkan bahwa Ny. S umur 30 tahun 21P1A0

UK 7 minggu masih memiliki keluhan yaitu mual 1 kali sehari tidak sampai muntah dan berkurang dari sebelumnya.

Ny. L umur 23 tahun G1P0A0 UK 12 minggu mengatakan mual muntah tidak berkurang dari follow up sebelumnya yaitu

tetap 1 kali sehari dikarenakan ibu merasa sudah berkurang banyak, dan rileks, sehingga membuat ibu malas

menggunakan kembali aroma terapi lemonnya Berdasarkan jurnal The Effect of Lemon Inhalation Aromaterapi on

Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial ( Parisa Yavari kia, et al

2014) keluhan mual muntah pada ibu hamil dapat dikurangi dengan menghirup aroma terapi lemon setiap ibu

mengalami mual.

103
104

E. Pembahasan

Intervensi yang diberikan kepada Ny. S dan Ny. L adalah pemberian aroma

terapi lemon dalam mengurangi rasa mual dan muntah yang dialami selama

kehamilan Trimester I. Berdasarkan jurnal The Effect of Lemon Inhalation

Aromaterapi on Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded,

Randomized, Controlled Clinical Trial ( Parisa Yavari kia, et al 2014) cara

penggunaan aroma terapi lemon dengan meneteskan aroma terapi sebanyak 2 tetes

di kapas, berilah jarak antara kapas dan hidung 3 cm saat menghirup, bernafas

dalam 3 kali saat menghirup aroma terapi. Ulang kembali setelah 5 menit. Intervensi

akan diberikan kepada responden yang telah bersedia diberikan intervensi.

Intervensi akan diberikan selama 1 minggu dengan follow up setiap dua hari.

Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil

trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula

timbul setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kurang lebih terjadi 6

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih

10 minggu. Emesis Gravidarum dapat terjadi karena kadar hormone chorionic

gonadotropin (HCG) dan hormone progesterone yang tinggi saat hamil merupakan

penyebabnya. Dalam kehamilan terjadi kekenduran jaringan otot dalam sistem

pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien dan kelebihan asam dalam

lambung, kelebihan asam dalam lambung dapat menyebabkan mual muntah

(Kusmiyati, 2009).

Aroma terapi lemon dapat mengurangi rasa mual dan muntah hal ini disebabkan

karena cara kerja aroma terapi lemon mengandung limonen, citral, linalyl, linalool,

terpineol yang dapat menstabilkan sistem syaraf pusat, menimbulkan perasaan


105

senang, meningkatkan nafsu makan, melancarkan peredaran darah, dan sebagai

penenang (sedative). (Budiana, 2013). Bila minyak esensial aroma terapi lemon di

hirup, molekul yang mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat

dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. Rambut getar terdapat di

dalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia

ke susunan saraf pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya ingat

seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesanbalik keseluruh tubuh melalui

sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi

satu aksi dengan pelepasan substansi neuro kimia berupa perasaan senang, rileks,

tenang, atau terangsang. (Budiana, 2013).

Pada saat pertama kali datang kedua pasien juga mendapat terapi

farmakologis yang sama yaitu memberikan vitamin B6 10 mg 1x1. Terapi tersebut

sejalan dengan sebuah studi observasional yang menunjukan bahwa vitamin B6 dan

doksilamin terbukti dapat menurunkan keluhan mual dan muntah hingga 70%.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan

kombinasi obat tersebut sebagai terapi lini pertama mual dan muntah pada wanita

hamil (Niebyl, 2010). Pemberian terapi Vitamin B6 juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Javadi (2013) yang berjudul Comparing the Effectiveness of

Vitamin B6 and Ginger in Treatment of Pregnancy-Induced Nausea and Vomiting

dengan hasil bahwa vitamin B6 terbukti dapat mengurangi muntah.

Setelah dilakukan follow up pertama pada hari ke–5 tanggal 10 Maret 2018

keluhan mual muntah yang dirasakan Ny. S masih sama saat pertama kali

berkunjung ke puskesmas, Ny. L mual dan muntah nya berkurang dari hari pertama

berkunjung ke puskesmas. Ny. S selalu meminum vitamin sesuai anjuran, tetapi


106

belum mengikuti anjuran untuk seperti makan sedikit tapi sering, makan makanan

kering seperti biskuit, makan makanan ringan tinggi protein makan makanan ringan

setiap 2-3 jam, Ny. L sudah bisa mengikuti anjuran dengan makan makanan pori

sedikit tetapi sering

Pada follow up (hari ke-2) tanggal 12 Maret 2018 Ny. S mual dan muntah

nya berkurang yaitu dari 2-3 kali sehari menjadi 2 kali sehari. (hari ke–2) tanggal

20 Maret 2018 Ny. L merasakan mual dan muntah yang dialaminya berkurang. Ny.

L selalu meminum obat sesuai anjuran dan mengikuti anjuran untuk seperti makan

sedikit tapi sering, makan makanan kering seperti biskuit, makan makanan ringan

setiap 2-3 jam dan menghindari kopi akan tetapi masih mengkonsumsi gorengan

dan makanan berlemak. Menurut Jueckstock JK dalam Gunawan Kevin (2011)

makanan pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi dapat merangsang produksi

asam lambung sehingga meningkatkan rasa mual. Peneliti menganjurkan responden

untuk tetap menghirup aroma terapi lemon agar mual dan muntah yang dirasakan

bisa berkurang.

Berdasarkan jurnal The Effect of Lemon Inhalation Aromaterapi on Nausea

and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical

Trial ( Parisa Yavari kia, et al 2014) keluhan mual muntah pada ibu hamil dapat

dikurangi dengan menghirup aroma terapi lemon setiap ibu mengalami mual.

Aroma terapi lemon membuat ibu menjadi lebih rileks.

Pada kunjungan ketiga mual pada Ny. S berkurang menjadi 1 kali sehari

serta tidak muntah dan berbeda dari Ny. S, mual dan muntah Ny. L tidak berkurang

dari kujungan yang sebelumnya. Ny. S dan Ny. L diberikan pendidikan kesehatan

yang sama yaitu menjelaskan kepada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dialami dan
107

cara mengatasinya, serta mengingatkan ibu kembali untuk meminum asam folat dan

vitamin B6 sesuai anjuran.

Berdasarkan hasil dari intervensi yang telah dilakukan selama seminngu bahwa

keluhan mual dan muntah yang dialami Ny. S dan Ny. L berkurang. Ny. S yang

memiliki keluhan mual dan muntah 2-3 kali sehari berkurang menjadi 1 kali sehari

dan tidak disertai muntah, sedangkan pada Ny. L keluhan awal mual dan muntah 3-4

kali sehari berkurang menjadi 1 kali sehari masih disertai muntah. Pengaruh aroma

terapi lemon lebih cepat terjadi pada Ny. L dibandingkan Ny. S dikarenakan saat

penggunaan aroma terapi Ny. S sering lupa menggunakan aroma terapi saat merasa

mual dan muntah, serta Ny. S selalu mengikuti saran yang diberikan bidan yaitu

makan dalam porsi kecil tetapi sering. Aroma terapi lemon memberikan pengaruh

yang signifikan dalam mengurangi mual dan muntah pada Ny. S dan Ny. L, tetapi

pada Ny. L pada follow up ketiga mual dan muntah tidak berkurang dikarena Ny.L

mengatakan sudah merasa mual dan muntah berkurang banyak, sehingga Ny. L

menjadi malas menggunakan aroma terapi lemonnya lagi.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil

dari intervensi aroma terapi lemon dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu

hamil emesis gravidarum trimester I adalah memberikan pengaruh yang signifikan

dalam mengatasi keluhan NY. S dan Ny. L. Terbukti bahwa aroma terapi lemon

dapat mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil emesis gravidarum,

dikarenakan lemon mengandung limonen, citral, linalyl, linalool, terpineol yang

dapat menstabilkan sistem syaraf pusat, menimbulkan perasaan senang,

meningkatkan nafsu makan, melancarkan peredaran darah, dan sebagai penenang

(sedative). (Budiana, 2013).

B. Saran

1. Bagi Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan pengetahuan di

perpustakaan dan pembelajaran terkait dengan masalah pada ibu hamil trimester

I dengan emesis gravidarum.

2. Bagi Bidan di Puskesmas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan agar bisa diterapkan

sebagai intervensi alternative nonfarmakologis dalam mengatasi keluhan mual

dan muntah ibu hamil emesis gravidarum Trimester I.

3. Bagi Responden

107
108

Diharapkan hasil penelitian ini agar responden dapat tetap melanjutkan

penggunaan aroma terapi lemon dalam mengatasi keluhan mual dan muntah

jika keluhan mual dan muntah terjadi lagi.

4. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa mampu menganalisa asuhan yang diberikan pada ibu

hamil trimester I dengan emesis gravidarum dari hasil analisa jurnal dengan

metode PICOT.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Ambarwati, E. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendeki.


Anggraini Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Asrinah, Shinta SP, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Atikah. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Benson, Ralph, dkk. 2009. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Budiana, N. 2013. Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas Penyakit Kanker. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Maternity, Dainty. 2016. Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil.
Jurnal Ilmiah Bidan Vol II No 3

Dinas Kesehatan DIY. 2015. Bantul Pimpin Angka Kematian Ibu


http://jogja.tribunnews.com/2015/01/22/bantul-pimpin-angka-kematian-ibu-
tahun-lalu, diakses 14 Februari 2018.

Emilia, O. Freitag, H. 2010. Tetap Bugar dan Energik Selama Hamil. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Feryanto, A. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. dan Mufdilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Kemenkes RI. 2013. Perwakilan Kemenkes laporkan seputar Kesehatan Ibu dan Anak
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2308, diakses 30 April 2017.

Kia, Parisa Yavari et al. 2014. The Effect Of Lemon Inhalation On Nusea And
Vomiting Of Pregnancy : A Double-Blinded, Randomized,Controlled Clinical
Trial. Iran Red Crescent Med J. DOI: 10.5812/ircmj.14360

Kompas. 2013. “Morning Sicknes” Tingkatkan Resiko Kehamilan


http://health.kompas.com/read/2013/02/05/09050129, diakses 14 Mei 2018.
Kusmiyati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.

Mandriwati. 2008. Fisiologi Pada Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.


Manuaba. 2012. Gejala Pada Emesis Gravidarum. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Mufdillah, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Fitramaya.

Muslihatun N.W., Mufdlilah, Setiyawati, N. 2009. Dokumentasi Kebidanan.


Yogyakarta : Fitramaya.

Niebyl, Jennifer R. 2010. Nausea and Vomitting in Pregnancy. The New England

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho T, Nurrezki, Desi Warmaliza & Wilis. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Patton, MQ. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif . Jakarta : Pustaka Belajar.

Permenkes RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. 2010. Penyelenggaraan Praktik.


Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Pudiastuti. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Normal dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta : Trans Info Media.
Solaeman. 2007. Emesis Gravidarum. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Tiran, D. 2009. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Varney, H. dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 vol-1. Jakarta :
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Winkjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
World Health Organization (WHO). 2014. WHO, UNICEF, UNFPA, The WorldBank.
Trends in maternal mortality: 1990 to 2013.
Yulaikhah, L. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Zulvadi, Dudi. 2010. Etika dan Manajemen Kebidanan. Yogyakarta: Cahaya Ilmu

LAMPIRAN
Tabel Rasionalisasi Tindakan

Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 UK 7 minggu dengan emesis gravidarum


Ny. L umur 23 tahun G1P0A0 UK 12 minggu dengan emesis gravidarum
No. Penatalaksanaan yang dilakukan Data dasar/ Rasionalisasi Referensi
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa Emesis gravidarum gejala yang wajar dan Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu
ketidaknyamanan yang dialaminya adalah sering didapatkan pada ibu hamil trimester I. Kebidanan. Jakarta : Yayasan
normal pada umur kehamilannya Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi Bina Pustaka Bina Pustaka
hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada Sarwono Prawiroharjo
malam hari. Emesis gravidarum kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih
10 minggu.
Kadar hormone estrogen yang tinggi saat hamil, Kusmiyati, Yuni dkk. 2009.
mungkin merupakan penyebabnya. Dalam Perawatan Ibu Hamil.
kehamilan terjadi kekenduran jaringan otot Yogyakarta : Fitramaya.
dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan
menjadi kurang efisien dan kelebihan asam
dalam lambung, kelebihan asam dalam lambung
dapat menyebabkan mual muntah.
2. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil yang Saat hamil pencernaan akan terjadi perubahan Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu
mengalami mual muntah harus makan dimana lambung akan cepat penuh saat diisi Kebidanan. Jakarta : Yayasan
sedikit tapi sering. makanan. Akibatnya ibu hamil cepat merasa Bina Pustaka Bina Pustaka
3. Menganjurkan ibu, hindari makanan kenyang saat makan. Desakan rahim juga Sarwono Prawiroharjo.
pedas, gorengan, kopi dan makanan menyebabkan otot penutup lambung terbuka
berlemak karena dapat meningkatkan sehingga asam lambung mudah naik ke
asam lambung sehingga lebih mual. kerongkongan. Ini yang menyebabkan
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi heartburn, rasa panas di kerongkongan dan perih
sayur dan buah dan makan makanan yang di perut. Saat hamil asam lambung mudah
tinggi karbohidrat seperti kentang, roti, meningkat jika dipicu oleh makanan makanan

i
biskuit yang dapat membantu mengatasi yag merangsang asam lambung sehingga hal
rasa mual. tersebut akan menyebabkan rasa mual dan
5. Memberitahu ibu bahwa menghirup aroma muntah timbul. Mual dan muntah dapat Budiana, N. 2013. Ajaibnya
terapi lemon dapat mengurangi rasa mual dikurangi dengan aroma terapi lemon hal ini Terapi Herbal Tumpas Penyakit
dan muntah disebabkan karena cara kerja aroma terapi Kanker. Jakarta: Penebar
lemon mengandung limonen, citral, linalyl, Swadaya.
linalool, terpineol yang dapat menstabilkan
sistem syaraf pusat, menimbulkan perasaan
senang, meningkatkan nafsu makan,
melancarkan peredaran darah, dan sebagai
penenang (sedative)

6. Menjelaskan kepada ibu selama hamil Hubungan seksual selama hamil boleh Emilia, O. Freitag, H. 2010.
boleh melakukan hubungan seksual dilakukan jika ibu tidak mengalami masalah Tetap Bugar dan Energik Selama
dengan catatan ibu merasa nyaman dan selama kehamilannya, tidak ada perdarahan dan Hamil. Jakarta: Agro Media
dianjurkan menggunakan kondom tidak ada kontraksi yang ditandai sakit perut di Pustaka.
bagian bawah. Ibu hamil boleh melakukan
hubungan seksual jika hanya mengalami
keputihan, tetapi harus tetap menggunakan
pengaman (kondom) untuk mencegah terjadinya
kontraksi di awal trimester kehamilan, karena
hormon prostaglandin yang terdapat di dalam
sperma.
7. Menjelaskan pada ibu mengenai tanda- Tanda-tanda bahaya kehamilan apabila tidak Asrinah, Shinta SP, dkk. 2010.
tanda bahaya pada kehamilan muda yaitu dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa Konsep Kebidanan. Yogyakarta :
perdarahan dari jalan lahir, nyeri perut, menyebabkan kematian ibu. Kadang ibu belum Graha Ilmu.
pandangan kabur, bengkak pada muka dan mengerti dengan tanda bahaya kehamilan
tangan, mual muntah berlebih yang sehingga jika hal tersebut terjadi sudah
mengganggu aktivitas sehari-hari dan terlambat untuk ditangani dan diatasi di
tidak bisa makan pelayanan kesehatan. Tetapi dengan adanya
penyuluhan dini tentang tanda bahaya
kehamilan ibu lebih waspada dan siaga jika
tanda bahaya tersebut terjadi maka kesehatan
ibu dan janin dapat terpantau dengan baik.
8. Memberikan suplemen vitamin B6 2x1 Studi observasional menunjukkan bahwa Niebyl, Jennifer R. 2010. Nausea
sehari, serta menjelaskan aturan minum vitamin B6 dan doksilamin terbukti dapat and Vomitting in Pregnancy. The
yaitu diminum 30 menit sebelum makan menurunkan keluhan mual dan muntah hingga New England
pagi dan makan sore masing-masing 1 70%. American College of Obstetricians and
tablet. Vitamin B6 berfungsi untuk Gynecologists (ACOG) merekomendasikan
mengurangi mual dan muntah kombinasi obat tersebut sebagai terapi lini
pertama mual dan muntah pada wanita hamil.
Penelitian yang dilakukan oleh Javadi (2013) Javadi, Ezzatalsadat HS, et al.
Comparing the Effectiveness of Vitamin B6 and 2013. Comparing the
Ginger in Treatment of Pregnancy-Induced Effectiveness of Vitamin B6 and
Nausea and Vomiting menjelaskan bahwa Ginger in Treatment of
vitamin B6 terbukti dapat mengurangi muntah. Pregnancy-Induced Nausea and
Vomiting. Hindawi Publishing
Corporation Obstetrics and
Gynecology International
Volume 2013 Journal of
Medicine 2010;363:1544-50
9. Memberikan suplemen asam folat serta Ibu hamil diberikan asam folat yaitu untuk Almatsier, S. 2011. Prinsip
menjelaskan aturan minum yaitu diminum perkembangan janin pada pada kehamilan TM Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT.
sesudah makan pagi sehari 1 tablet. Ibu 1. Asam folat adalah jenis vitamin B yang Gramedia Pustaka Utama
hamil diberikan asam folat yaitu untuk biasanya ditemukan dalam makanan seperti
perkembangan janin pada pada kehamilan kacang kering, kacang polong, lentil, jeruk,
TM I produk gandum, hati, asparagus, bit, brokoli,
kubis Brussel, dan bayam. Asam folat
membantu tubuh Anda memproduksi dan
mempertahankan sel-sel baru.

10. Memberi tahu ibu untuk melakukan Pengawasan antenatal memberi manfaat dengan Yulaikhah, L. 2009. Seri Asuhan
kunjungan ulang 4 minggu lagi atau segera ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
datang bila ada keluhan kehamilan secara dini sehingga dapat Buku Kedokteran EGC.
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah
persalinannya. Pemeriksaan pertama dilakukan
segera setelah diketahui terlambat haid,
pemeriksaan ulang dilakukan setiap 4 minggu
sekali sampai umur 28 minggu, pemeriksaan 2
minggu sekali dilakukan sejak usia kehamilan
29–36 minggu, setiap 1 minggu sekali sejak
umur kehamilan 36 minggu sampai terjadi
persalinan.

Anda mungkin juga menyukai