Anda di halaman 1dari 39

PEMBEKALAN

KONSEVASI MINERAL DaN BATUBARA

Yogya, 11Juli 2019

Ir. Hardinur 1
RUANG LINGKUP

1. DASAR HUKUM
2. KEGIATAN KONSERVASI MINERBA
3. TATA LAKSANA KONSERVASI
MINERAL DAN BATUBARA
4. PENGELOLAAN KONSERVASI
1. DASAR HUKUM
KONSERVASI MINERBA
Apa yang di maksud dengan konservasi mineral dan
batubara ?

Konservasi mineral dan batubara adalah


upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan,
pemanfaatan dan pendataan sumberdaya mineral
dan batubara secra terukur, efisien,
bertanggungjawab dan berkelanjutan.

Apa perbedaannya konservasi minerba dengan konservasi hutan ?


PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Sumberdaya: endapan bahan galian yang telah dieksplorasi sehingga dapat diketahui
dimensi dan kualitasnya dengan derajat keyakinan tertentu sesuai dengan standar yang
berlaku.
2. Cadangan: sumberdaya dengan derajat keyakinan tertinggi, yang setelah dievaluasi secara
teknis, ekonomis dan lingkungan dinyatakan layak untuk ditambang secara menguntungkan.
3. Cut off grade (CoG) atau batas kadar terambil: kadar rata-rata terendah suatu bagian
terkecil dari blok cadangan bahan galian yang apabila ditambang masih bernilai ekonomis.
4. Stripping ratio (SR) atau nisbah pengupasan: perbandingan antara tonase cadangan
bahan galian dengan volume material lain (sumberdaya atau waste) yang harus digali dan
dipindahkan untuk dapat menambang cadangan tersebut.
5. Bahan galian kadar marjinal: bahan galian yang mempunyai kadar di sekitar CoG, sehingga
dapat merupakan cadangan atau sumberdaya, tergantung pada kondisi teknologi, nilai dan
harga.
6. Bahan galian kadar rendah: sumberdaya bahan galian yang telah diketahui dimensi dan
kualitasnya dengan keyakinan geologi tertentu, namun kualitas tersebut masih dibawah CoG.
7. Bahan galian lain: bahan galian yang berada di lokasi penambangan namun tidak termasuk
yang diusahakan.
8. Mineral ikutan: mineral selain mineral utama yang diusahakan menurut genesanya terjadi
secara bersama-sama dengan mineral utama.
9. Sisa cadangan: cadangan bahan galian yang tertinggal pada saat penambangan diakhiri.
10. Recovery penambangan: perbandingan antara jumlah produksi tambang dengan jumlah
cadangan layak tambang yang tersedia dinyatakan dalam persen.
11. Recovery pengolahan: perbandingan antara kuantitas dan kualitas produksi
pengolahan/pemurnian (out-put) dengan kuantitas dan kualitas produksi tambang yang
masuk dalam proses pengolahan/pemurnian.
12. Produk sampingan (by product): produksi pertambangan selain produksi utama
pertambangan yang merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan dari produksi utama
pertambangan.
13. Sisa hasil pengolahan/Tailing: bagian buangan pengolahan yang secara ekonomis dinilai
tidak mengandung mineral berharga lagi.
ISTILAH-ISTILAH KONSERVASI MINERBA

1. Cadangan Marginal adalah bagian dari cadangan mineral dan batubara yang
berada pada batas keekonomian pada saat penyusunan studi kelayakan tetapi
masih ahrus mmpertimbangkan perubahan factor teknis dan ekonomi untuk
dilakukan perencanaan penambangan sehingga status cadangan dapat kembali
menjadi sumberdaya.
2. Cadangan tidak tertambang adalah cadangan mineral dan batubara yang
direncanakan untuk dilakukan penambangan pada saat penyusunan studi
kelayakan, tetapi pada saat dilakukan kegiatan penambangan terjadi perubahan
teknis dan ekonomi, sehingga tidak dapat ditambang, sehingga status cadangan
kembali menjadi sumberdaya.
3. Cut off Grade adalah kadar rata-rata terendah suatu logam di dalam bijih yang
apabila ditambang masih bernilai ekonomis.
4. Cut off Thickness adalah batas ketebalan minimum dari endapan lapisan
batubara yang apabila ditambang masih bernilai ekonomis.
5. Dilusi adalah masuknya material pengotor ke dalam bijih atau batubara pada
kegiatan ptambangan.
ISTILAH-ISTILAH KONSERVASI MINERBA

6. Mineral ikutan adalah mineral yang memiliki kadar rendah tertentu yang masih
memiliki peluang untuk diusahakan secara ekonomis.
8. Mineral kadar rendah adalah mineral yang memiliki kadar tertentu yang masih
memiliki peluang untuk diusahakan secara ekonomis.
9. Batubara kualitas rendah adalah batubara dengan kualitas tertentu yang masih
memiliki peluang untuk diusahakan secara ekonomis.
10. Pengolahan adalah upaya untuk meningkatkan mutu mineral atau batubara yang
menghasilkan produk dengan sifat fisik dan kimia yang tidak berubah dari
mineral atau batubara asal.
11. Recoveri penambangan adlah angka yang menunjukan perbandingan antara
produksi penambangan dengan jumlah cadangan pada periode tertentu,
dinyatakan dalam persen.
12. Recoveri pengolahan adalah angkan yang menunjukan perbandingan antara
jumlah batubra atau kandungan unsur utama yang dihasilkan dari proses
pengolahan dengan jumlah batubara atau kandungan unsur utama dalam bijih
yang dimasukan ke dalam proses pengolahan, dinyatakan dalam persen.
Pasal 89 ayat (2) huruf b:
Pengendalian produksi
mineral dan batubara pada
IUP/IUPK Operasi Produksi
dilakukan untuk melakukan
konservasi sumber daya
mineral dan batubara
Pasal 25 ayat (1): Pengawasan konservasi sumber daya
mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf e paling sedikit meliputi:
a) recovery penambangan dan pengolahan;
b) pengelolaan dan/ atau pemanfaatan cadangan
marginal;
c) Pengelolaan dan/atau pemanfaatan batubara kualitas
rendah dan mineral kadar rendah;
d) pengelolaan dan/atau pemanfaatan mineral ikutan;
e) Pendataan sumber daya serta cadangan mineral dan
batubara yang tidak tertambang; dan
f) Pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan
dan pemurnian
Penambangan yang optimum Penggunaan
metode dan teknologi pengolahan dan
pemurnian yang efektif dan efisien
Pengelolaan dan/atau pemanfaatan
cadangan marginal, mineral kadar
rendah, dan batubara kadar rendah
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018

Pasal 24 Ayat 3
Pemegang IUP OP Khusus Pengolahan dan
atau Pemurnian wajib :

Melakukan upaya konservasi Minerba


berdasarkan RKAB tahunan dan Studi
Kelayakan yang telah disetujui
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018

Pasal 25 Ayat 1,2,3


Pemegang IUP OP Khusus Pengolahan dan
atau Pemurnian wajib melakukan:
a. Perencanaan dan pelaksanaan Recovery
pengolahan
b. Pengelolaan sisa hasil pengolahan dan/atau
pemurnian, dan cadangan marginal; dan
c. Pendataan sisa hasil pengolahan dan/atau
pemurnian
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018

Pasal 25 Ayat 1,2,3


Pemegang IUP OP Khusus Pengolahan dan
atau Pemurnian wajib melakukan:
a. Perencanaan dan pelaksanaan Recovery
pengolahan
b. Pengelolaan sisa hasil pengolahan dan/atau
pemurnian, dan cadangan marginal; dan
c. Pendataan sisa hasil pengolahan dan/atau
pemurnian
2. KEGIATAN KONSERVASI MINERAL
DAN BATUBARA
KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
(Kepmen 1827 Tahun 2018, Lampiran VII)

A.1 Pelaksanaan konservasi mineral dan batubara pada


kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
bagi pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi
meliputi:
a. perencanaan recovery penambangan;
b. Perencanaan recovery pengolahan; dan
c. pengelolaan batubara kualitas rendah, mineral
kadar rendah, dan mineral ikutan

17
KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
(Kepmen 1827 Tahun 2018, Lampiran VII)

A.2 Pelaksanaan konservasi mineral dan batubara pada


kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara bagi
pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
Produksi meliputi:
a. perencanaan dan pelaksanaan recovery
penambangan;
b. Perencanaan dan pelaksanaan recovery pengolahan;
c. pengelolaan batubara kualitas rendah, mineral kadar
rendah, mineral ikutan, sisa hasil pengolahan dan
pemurnian, serta cadangan marginal;
d. Pemanfaatan batubara kualitas rendah, mineral kadar
rendah, dan mineral ikutan; dan
e. Pendataan cadangan mineral dan batubara yang tidak
tertambang, serta sisa hasil pemgolahan dan
pemurnian
18
KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
(Kepmen 1827 Tahun 2018, Lampiran VII)

A.3 Pelaksanaan konservasi mineral dan batubara pada


kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
bagi pemegang IUP Operasi Produksi Khusus untuk
pengolahan dan/atau pemurnian meliputi:
a. perencanaan dan pelaksanaan recovery
pengolahan;
b. pengelolaan sisa hasil pengolahan dan
pemurnian; dan
c. pendataan sisa hasil pengolahan dan pemurnian.

19
1. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
RECOVERY PENAMBANGAN
a. Perencanaan recovery penambangan yang dilakukan
oleh pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi
meliputi:

1) menyusun studi kelayakan dengan memperhitungkan


recovery penambangan yang optimal adalah sebagai
berikut:
a) tambang terbuka paling sedikit 90% (sembilan
puluh persen);
b) tambang batubara bawah tanah paling sedikit 70%
(tujuh puluh persen);
c) tambang bijih bawah tanah paling sedikit 70%
(tujuh puluh persen);
d) kapal keruk dan kapal isap paling sedikit 90%
(sembilan puluh persen); dan/atau
e) tambang semprot paling sedikit 80% (delapan
puluh persen);
20
2) Melakukan kajian pada saat menyusun Studi
Kelayakan sekurang-kurangnya meliputi:
a. pemilihan peralatan penambangan sesuai dengan
geometri bijih dan/atau batubara;
b. cut off thickness paling sedikit 30 (tiga puluh)
centimeter untuk kegiatan penambangan
batubara terbuka;
c. cut off grade yang mengoptimalkan seluruh
mineral kadar rendah;
d. Pengendalian dilusi dalam kegiatan penambangan
nineral dan batubara; dan/atau
e. Pengendalian kehilangan (losses) dalam kegiatan
penambangan mineral dan batubara
21
3) Menyusun kajian teknis pertambangan aspek
konservasi dan menyampaikan dalam laporan
khusus, dalam hal tidak dapat merencanakan Cot
paling sedikit 30 cm dan/atau COG yang
mengoptimalkan seluruh bijih kadar rendah dalam
dokumen studi kelayakan
4) Menyusun kajian teknis pertambangan aspek
konservasi dan menyampaikan dalam laporan
khusus, dalam hal tidak dapat merencanakan
recovery penambangan optimal.

22
b. Pelaksanaan recovery penambangan yang dilakukan
oleh pemegang IUP OP dan IUPK OP meliputi:

1) Melaksanakan penambangan sesuai perencanaan


pada Studi Kelayakan untuk memperoleh recovery
penambangan yang optimal
2) Melaksanakan upaya pengendalian dilusi dan
kehilangan (losses)

23
2. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
RECOVERY PENGOLAHAN
2.a Perencanaan recovery pengolahan yang dilakukan oleh
pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi meliputi:
1) menyusun studi kelayakan dengan memperhitungkan
recovery pengolahan yang optimal adalah sebagai berikut:
a) peremukan batubara paling sedikit 90% (sembilan puluh
persen);
b) pencucian batubara paling sedikit 70% (tujuh puluh
persen);
c) komoditas emas paling sedikit 85% (delapan puluh lima
persen);
d) komoditas nikel paling sedikit 90% (sembilan puluh
persen);
e) komoditas tembaga paling sedikit 85% (delapan puluh
lima persen);
f) komoditas bauksit paling sedikit 70% (tujuh puluh persen);
g) komoditas timah paling sedikit 90% (sembilan puluh
persen).
24
2. Menyusun kajian untuk mendapatkan recovery
pengolahan yang optimal pada saat penyusunan
Studi Kelayakan sekurang-kurangnya meliputi:
a) uji metalurgi atau ketercucian;
b) sistem, metode dan peralatan pengolahan; dan
c) pemilihan teknologi pengolahan.
3. Menyusun kajian teknis pertambangan aspek
konservasi dan menyampaikan laporan khusus
apabila tidak dapat merencanakan recovery
pengolahan meliputi:
a) uji metalurgi atau ketercucian;
b) recovery pengolahan sesuai FS
c) Recovery pengolahan sesuai RKAB. 25
4. PENGELOLAAN KONSERVASI
MINERAL DAN BATUBARA
Prinsip Konservasi
Eksplorasi Konservasi
1. Pendataan sumberdaya dan Strategi pengusahaan
cadangan mineral dan batubara Neraca Sumber Daya
Program Eksplorasi Cadangan
sesuai ketentuan yang berlaku
Terdata dengan baik
BIAYA?
2. Penambangan yang optimum dan Strategi pengusahaan
sesuai GMP Neraca Sumber daya
Cadangan
STRATEGI
3. Penggunaan metode dan teknologi PENGUSAHAAN
pengolahan dan pemurnian yang PRODUKSI • Produksi besar,
efektif dan efisien Pendapatan
besar, Umur
4. Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan
pendek
cadangan marginal, mineral kadar • Produksi kecil,
PENDAPATAN Pendapatan
rendah, dan mineral ikutan serta (PAD,PAJAK,Dll).
kecil, umur
batubara kualitas rendah tambang
panjang, potensi
5. Pendataan sumberdaya dan Strategi kehilangan
momentum
cadangan mineral dan batubara Pemerintah
yang tidak tertambang serta sisa Perencanaan, Pelaksanaan, dan
pengolahan dan pemurnian Pembinaan serta Pengawasan.
LINGKUP PENGELOLAAN
Aspek Konservasi

• Wajib menggunakan metode yang tepat


sehingga informasi geologi, jenis dan kualitas
PENYELIDIKAN mineral dan batubara serta mineral lainnya dapat
IUP
UMUM
diketahui.
EKSPL
EKSPLORASI • Wajib menyampaikan laporan seluruh hasil
PENAMBANGAN kegiatan penyelidikan umum kepada
pemerintah.
PENGANGKUTAN
IUP

OPR- PENGOLAHAN/
PROD PEMURNIAN

PASCATAMBANG
LINGKUP PENGELOLAAN …………. Lanjutan

• metode yang tepat  informasi geologi, jenis,


PENYELIDIKAN letak, bentuk, ukuran, kualitas, sumber daya dan
IUP
UMUM cadangan mineral dan batubara, dan mineral
EKSPL
EKSPLORASI ikutan.
• menyampaikan laporan seluruh hasil kegiatan
PENAMBANGAN
eksplorasi
PENGANGKUTAN • Informasi mineral dan batubara lain diluar IUP.
IUP

PENGOLAHAN/
• Penetapan sumber daya dan cadangan mengacu
OPR-
PROD PEMURNIAN pada Standar Nasional Indonesia (SNI)

PASCATAMBANG
LINGKUP PENGELOLAAN …………. Lanjutan

• Dapat dilanjutkan ke tahap penambangan


apabila sumber daya dan cadangan mineral dan
PENYELIDIKAN batubara yang telah mendapat persetujuan
IUP
UMUM pemerintah.
EKSPL
EKSPLORASI • Dalam membuat laporan kelayakan
penambangan, pemegang IUP wajib
PENAMBANGAN memperhatikan asas konservasi;
• Dalam perencanaan tambang harus dilakukan
PENGANGKUTAN
IUP kajian agar cadangan yang ada dapat ditambang
PENGOLAHAN/ secara optimal dan efisien.
OPR-
PROD PEMURNIAN

PASCATAMBANG
LINGKUP PENGELOLAAN

• Penetapan recovery penambangan, cut off grade,


stripping ratio dilakukan pada saat penyusunan
PENYELIDIKAN studi kelayakan, perencanaan tambang dan rencana
IUP
UMUM kerja tahunan;
EKSPL
EKSPLORASI • Perubahan tentang ketetapan recovery
penambangan, cut off grade, stripping ratio sebelum
PENAMBANGAN diterapkan dalam penambangan harus mendapat
persetujuan pemerintah;
PENGANGKUTAN
IUP • Pemerintah dapat menggunakan acuan keadaan
suatu tambang yang sudah jalan untuk menentukan
OPR- PENGOLAHAN/
PROD PEMURNIAN
batasan cut off grade, stripping ratio setelah
membandingkan kondisi berbagai faktor terkait;
PASCATAMBANG
LINGKUP PENGELOLAAN …………. Lanjutan

• Harus menginformasikan mineral dan batubara


berkadar marjinal dan atau berkadar rendah
kepada pemerintah.
PENYELIDIKAN • Wajib menempatkan di suatu lokasi serta
IUP
UMUM menanganinya secara baik untuk kemungkinan
EKSPL diusahakan kembali.
EKSPLORASI
• Sumber daya mineral dan batubara berkadar
PENAMBANGAN marjinal dan atau berkadar rendah yang ditemukan
selama proses penambangan bawah tanah agar
PENGANGKUTAN ditambang dan disimpan untuk dimanfaatkan
IUP
dimasa mendatang;
OPR- PENGOLAHAN/ • Wajib mengupayakan untuk memanfaatkan
PROD PEMURNIAN
mineral dan batubara berkadar marjinal dan atau
PASCATAMBANG
berkadar rendah sebagai prod uksi Run Of Mine.
LINGKUP PENGELOLAAN

Pengangkutan produksi mineral dan


PENYELIDIKAN
IUP
UMUM batubara harus diupayakan agar faktor
EKSPL
EKSPLORASI
kehilangan mineral dan batubara sekecil
mungkin
PENAMBANGAN
Dual Truck Mobile Sizers ( DTMS )

PENGANGKUTAN
IUP

OPR- PENGOLAHAN/
PROD PEMURNIAN

PASCATAMBANG Posisi Dual Truck Mobile Sizers ( DTMS )

D
T
M
S
LINGKUP PENGELOLAAN

• Pengolahan mineral dan batubara harus


IUP PENYELIDIKAN diupayakan secara efisien.
UMUM
EKSP • Produk samping dan sisa pengolahan yang
L EKSPLORASI belum bernilai ekonomi agar disimpan
PENAMBANGAN
untuk dapat dimanfaatkan dimasa
mendatang
PENGANGKUTAN
IUP

OPR- PENGOLAHAN/
PROD PEMURNIAN

PASCATAMBANG
LINGKUP PENGELOLAAN …………. Lanjutan

Penanganan sisa hasil pengolahan/tailing


PENYELIDIKAN
IUP
UMUM
• Tailling harus serendah mungkin mengandung
KONSERVASI

mineral yang berharga;


MINERBA

EKSPL
EKSPLORASI • melakukan analisis secara teratur kadar
PENAMBANGAN • memisahkan tailing yg masih “ekonomis” dari
tailing lainnya dan menempatkannya di lokasi
PENGANGKUTAN tertentu
IUP
• mengolah kembali tailing yang masih mempunyai
PENGOLAHAN/
OPR-
PROD PEMURNIAN
nilai ekonomis.

PASCATAMBANG
LINGKUP PENGELOLAAN …………. Lanjutan

Peningkatan Nilai Tambah Bahan Galian


PENYELIDIKAN • Berupaya untuk melakukan pengolahan mineral
IUP
UMUM dan batubara seoptimal mungkin di dalamnegeri;
EKSPL • Menyerap teknologi dan menfaatkan lembaga
EKSPLORASI Litbang dalam negeri serta melakukan inovasi
berorientasi pasar;
PENAMBANGAN • Meningkatkan kualitas produksi sehingga dapat
memenuhi standar nasional atau standar
PENGANGKUTAN international;
IUP
• Melakukan kajian bersama stakeholder untuk
OPR- PENGOLAHAN/ mendapatkan manfaat dari produk sampingan;
PROD PEMURNIAN
• Mengutamakan pemakaian produk dalam negeri
dalam melakukan kegiatan operationalnya;
PASCATAMBANG
• Meningkatkan penyampaian informasi kepada
pihak konsumen tambang dalam negeri tentang
produk yang dihasilkannya dalam rangka
mereduksi pemakaian produk import.
LINGKUP PENGELOLAAN

• Sterilisasi cadangan dengan penerapan minimal


1 bor dalam
IUP
PENYELIDIKAN • membuat laporan Rencana Penutupan Tambang
UMUM
• Melaporkan semua data eksplorasi, dan data
EKSPL
EKSPLORASI eksploitasi.
• Melakukan dokumentasi dan pengamanan
PENAMBANGAN
mineral dan batubara yang telah tertambang
PENGANGKUTAN tetapi belum terpasarkan,
IUP

OPR- PENGOLAHAN/
PROD PEMURNIAN
Data
PASCATAMBANG Pemboran Topogr
afi

Lapisan Batubara&
Sebaran Mutu
LINGKUP PENGELOLAAN …………. Lanjutan

 Pemegang izin usaha pertambangan umum


PENYELIDIKAN wajib mengambil seluruh mineral dan batubara
IUP UMUM sesuai dengan cut off grade dan stripping ratio
EKSPL EKSPLORASI
yang telah ditetapkan.
 Sisa cadangan mineral dan batubara yang tidak
PENAMBANGAN terambil selama penambangan, harus disimpan
PENGANGKUTAN
di suatu tempat yang aman
IUP
 Pemegang izin usaha pertambangan umum
PENGOLAHAN/ wajib mendata dan melaporkan kepada
PEMURNIAN
OPR-
PROD
pemerintah. sumber daya dan cadangan mineral
PASCATAMBANG dan batubara yang tidak dapat terambil
seluruhnya,
hardi_nur@yahoo.com 39

Anda mungkin juga menyukai