“EKOLOGI HEWAN”
KELOMPOK 1 :
SEMESTER : VI (ENAM)
KELAS :A
KUPANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah “Ekologi Hewan” ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan maupun kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
1. KESIMPULAN........................................................................................................23
2. SARAN......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. untuk mengetahui pengertian hewan dan lingkungan.
2. untuk mengetahui perubahan lingkungan terhadap waktu.
3. untuk mengetahui apa saja jenis-jenis organisme heterotroph.
4
BAB II
HEWAN DAN LINGKUNGANNYA
5
1. Kondisi adalah faktor-faktor lingkungan abiotik yang keadaannya berbeda dan
berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan waktu. Hewan bereaksi terhadap
kondisi lingkungan, yang berupa perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan
tingkah laku. Kondisi lingkungan antara lain berupa.; temperature, kelembaban,
Ph, salinitas, arus air, angina, tekanan, zat-zat organic dan anorganik.
2. Sumber daya adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh organisme, yang dapat
dibedakan atas materi, energi dan ruang. Sumberdaya digunakan untuk
menunjukkan suatu faktor abiotik maupun biotikyang diperlukan oleh hewan,
karena tersedianya di lingkungan berkurang apabila telah dimanfaatkan oleh
hewan. Setiap hewan akan bervariasi menurut ruang (tempat) dan waktu. Oleh
karena itu setiap hewan senantiasa berusaha untuk selalu dapat beradaptasi
terhadap setiap perubahan lingkungan tersebut. Dalam penyesuaian diri tersebut
hanya hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat bertahan
hidup, sementtara yang tidak mampu beradaptasi akan mati atau beremigrasi
bahkan akan punah
Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing.
Dalam suatu habitat terdapat lebih dari satu jenis organisme dan semuanya berada
dalam satu komunitas. Komunitas menyatu dengan lingkungan abiotik dan
membentuk suatu ekosistem. Dalam ekosistem hewan berinteraksi dengan
lingkungan biotic yaitu hewan lain, tumbuhan serta mikroorganisme lainnya.
Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar populasi dan antar komunitas.
Interaksi tersebut merupakan fungsi ekologis dari suatu ekosistem.
Interaksi antara individu dapat terjadi antar individu dalam suatu populasi
atau berbeda populasi. Misalnya interaksi ayam jantan dengan pejantan lainnya
untuk memperebutkan territorial, antarseekor kucing dengan tikus. Interaksi
populasi terjadi antar kelompok hewan dari suatu jenis organisme dengan
kelompok lain yang berbeda jenis organisme. Misalnya sekelompok harimau
berburu sekelompok rusa di padang rumput. Interaksi antar komunitas terjadi
antar kelompok-kelompo singa, kerbau, bison dan banteng di satu pihak dengan
rumput dan semak-semak di pihak lain ketika hewan itu merumput di padang
6
rumput. Hubungan antar hewan dengan lingkungan biotiknya terjadi antar
organisme yang hidup terpisah dengan organisme yang hidup bersama.
7
C. ORGANISME HETEROTROF
Organisme Heterotrof berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi herbivora,
karnivora, omnivora, scavenger dan detritivor. Berikut ini adalah contoh organisme
heterotrof berdasarkan jenis makanannya.
1. Herbivora adalah pembakaran tumbuhan. Pada tingkatan rantai makanan, herbivora
adalah konsumber I. Contoh hewan herbivora adalah: ulat, belalang, kelinci, rusa dan
sapi.
Ciri-ciri Hewan Herbivora
Untuk kita agar bisa membedakan hewan yang termasuk jenis herbivora atau
bukan, kita bisa melihat ciri-cirinya berikut ini :
a. Rerumputan menjadi makanan utama dari hewan jenis herbivora.
b. Berkembang biak secara vivipar (beranak).
c. Kebanyakan hewan yang termasuk dalam hewan herbivora adalah hewan mamalia
atau hewan menyusui.
d. Hidup secara berkelompok.
e. Sebagian dari hewan herbivora hidup di darat, karena sumber makan mereka berada
di darat.
f. Golongan hewan yang berdarah panas
g. Mempunyai gigi geraham yang lebar.
h. Kebanyakan hewan herbivora yaitu berkaki empat.
i. Termasuk golongan hewan yang memiliki tulang belakang.
Contoh Hewan Herbivora
a. Sapi
Hewan yang memiliki nama ilmiah Bos taurus ini adalah hewan yang tergolong
sebagai hewan ternak yang sangat menjadi salah satu dari kebutuhan hidup manusia
mulai dari dagingnya hingga susunya. Sapi merupakan hewan pemakan tumbuhan yang
8
gemar memakan rumput dan dedaunan. Oleh karena hewan yang satu ini memiliki
pencernaan sistem yang baik dan sangat canggih yang memudahkan dalam mencerna
berbagai macam rerumputan yang keras.
2. Kuda
Hewan yang memiliki nama ilmiah Equus caballus ini adalah jenis hewan
yang cukup berperan penting dalam kehidupan manusia sejak dari bertahun-ahun
yang lalu. Hewan yang satu ini tergolong dalam hewan yang cukup kuat karena
mampu membantu manusia dalam mengangkut barang dan lainnya
3. Jerapah
9
4. Tapir
Hewan yang memili nama ilmiah Elephas maximus ini tergolong hewan yang
cerdas dan bertubuh besar. Hewan ini banyak tersebar dari wilayah Afrika , Asia Selatan
hingga Asia Tenggara, gajah memiliki belalai yang digunakannya sebagai alat untuk
mengambil makanan. Biasanya, gajah Afrika makanannya tunas sedangkan gajah Asia
adalah hewan pemakan rumput. hewan ini dapat mengonsumsi makanan hingga 160 kg
dan 40 L air dalam satu hari.
6. Rusa
10
yang panjang. Selain itu rusa juga memiliki kemampuan dalam berenang dengan sangat
baik dan bisa melompat dengan tinggi. Hewan pemakan tumbuhan ini memiliki tekstur
gigi gerham yang rapat sehingga memudahkan untuk mencerna makanan.
7. Badak
11
Hewan yang memiliki nama latin Bubalus bubalis memiliki bobot tubuh yang
sangat cukup fantastisait yaitu memiliki bobot mencapai 600 kg bahkan lebih. hewan
mamalia satu ini biasa dijadikan sebagai hewan ternak, terutama diwilayah Asia.
Kerbau juga biasanya memakan rereumputan, dedaunan dan bahkan jerami.
Yang menarik dari kerbau tersebut yaitu hampir dari bagian diri kerbau bisa
dimanfaatkan,seperti kulitnya bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan sepatu,
wayang hingga helm sepeda motor.
10. Kambing
Hewan yang memiliki nama ilmiah Capra aegagrus hircus ini sudah mulai di
budidayakan oleh manusia sejak 9000 thun yang lalu. Didalam alam luar atau alam
bebas, hewan yang satu ini biasanya hidup berkelompok mulai dari 7 hingga 20 ekor
dalam satu kelompok. Kambing ialah hewan yang sanggup memakan apapun, tetapi
makan yang utama atau makanan yang paling ia sukai adalah rumput-rumputan dan
dedaunan.
11. Domba
Hewan yang memiliki nama latin Ovis ariesini seringkali membuat orang
kebingungan dalam membedakan antara domba dan kambing. Domba atau biri-biri
dikenal sebagai hewan ternak yang memiliki bulu yang tebal untuk di ambil bulunya,
apalagi dagingnya yang sangat enak . Layaknya hewan herbivora lainnya, domba ini juga
suka menyantap rerumputan, dedaunan dan jerami untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan nutrisinya.
12. Kelinci
Hewan yang memiliki nama latinOryctolagus Cuniculus adalah hewan mamalia
dari famili Leporidae. Hewan ini sangat mudah kita jumpai di tempat-tempat mana saja.
Habitat kelinci awalnya adalah di Afrika dan di Eropa, kemudian ditemukan sepesies
kelinci sumatera pada tahun 1972.
12
13. Burung Merpati
Hewan yang memiliki nama ilmiah Columbidae ini tergolong dalam hewan
pemakan tumbuhan karena merpati tersebut gemar mengkonsumsi berbagai jenis jagung,
beras, dan kacang-kacangan. Burung merpati termasuk dalam famili Columbidae yang
berasal dari ordo Columbiformes.
Burung yang memiliki paruh ramping dan pendek serta berbadan gempal dengan
leher yang tidak panjang, kerap suka membangun sarangnya dari ranting-ranting dan
diletakan di atas pepohonan yang rimbun supaya selamat dari hal yang tidak diinginkan.
14. Anoa
Hewan yang memiliki nama ilmiah Bubalus quarlesi merupakan salah satu hewan
yang terdaftar dalam kategori hewan langka dan terancam punah di dunia. Saat ini anoa
diperkiran hanya ada 5000 ekor saja yang masih ada di sekitar kita. Anoa adalah hewan
langka yang menjadi sasaran untuk diburu oleh manusia untuk di ambil berbagai macam
dari bagian tubuhnya, mulai dari dagingnya, kulitnyan, bahkan tanduknya. Hewan sangat
menyukai buah-buahan yang sudah jatuh dari pohonya, rumput, pakis, dan juga umbi-
umbian.
15. Kangguru
Kangguru atau ama ilmiahnya adalahMacropodidae. Binatang ini memiliki empat
jenis sepesies yang berbeda dengan antara satu dengan yang lain, yaitu : Kangooro
Merah, Kangoroo Grey Barat, Kangoro Antilopin, dan Kangoro Grey Timur. Binatang
pemakan tumbuhan ini habitat aslinya yaitu dari Negara Australia. Yang menarik dari
hewan herbivora yang satu ini adalah dapat meniru dan dapat mengenali sebuah
bayangan, bentuk dan berbagai warna.
2. Karnivora adalah pemakan daging. Seluruh konsumber II dan seterusnya termasuk karnivora.
Dikarenakan memangsa hewan yang lain, maka hewan karnivora disebut sebagai predator.
Predator memperoleh mangsanya dengan cara memburu mangsanya. Contoh hewan karnivora
adalah kucing, ular, elang, laba-laba dan kodok.
13
Ciri Ciri Hewan Karnivora
Setiap hewan memiliki karakteristiknya sendiri, baik dari jenis makanannya, habitatnya, cara
berkembang biaknya dan lain sebagainya. Nah, berikut ini adalah beberapa ciri ciri hewan
karnivora yakni sebagai berikut :
14
Elang merupakan salah satu satu hewan yang hidup dan berkembang biak di suluruh
Indonesia. Elang merupakan spesies burung pemangsa yang berasal dari suku accipitridae dari
genus Aquila. Selain itu burung elang termasuk dalam kelompok hewan yang berdarah panas,
dan hewan yang berkembang secara bertelur (ovipar).
Hewan ini menjadi salah satu hewan pemangsa, mangsa atau makanan utama mereka
yaitu hewan mamalia yang berukuran kecil. Seperti tikus, tupai, kadal, ikan dan selain mamalia
mereka juga memakan sejenis serangga. Sebagian besar elang hidup di darat, namun ada juga
sebagian kecil yang hidup di daerah perairan.
3. Ikan Hiu
Ikan hiu merupakan sekelompok ikan yang mempunyai kerangka tulang lengkap dan
memiliki bentuk tubuh ramping. Hewan yang satu ini merupakan hewan karnivora yang hidup di
dalam air. Binatang ini bernafas dengan mengunakan lima liang insang bahkan kadang-kadang
dengan enam sampai tujuh insang. Hal itu tergantung pada jenis spesies hiu itu sendiri.
Binatang ini memiliki tubuh yang dilapisi kulit demal denticles untuk melindungi
tubuhnya dari kerusakan dan untuk menambah dinamika air. Hiu biasanya memiliki deret gigi
yang bisa digantikan. Sebagian besar jenis hiu menjadi ikan pemangsa yang ganas.
15
4. Buaya
Buaya, selain binatang yang pemakan daging buaya juga termasuk anggota hewan reptile.
Hewan ini memiliki habitat utama di air tawar, danau, rawa dan lahan yang lembab. Meskipun
ada sebagian kecil jenis buaya yang hidup di daerah perairan air payau / danau.
Hewan ini juga termasuk dalam golongan hewan yang berkembang biak secara bertelur dan
beranak (ovovivipar). Makanan utama dari hewan ini adalah hewan-hewan vertebrata (memiliki
tulang belakang). Kadang-kadang hewan ini juga memakan jenis reptile, mamalia, moluska, dan
krustasea.
16
Contoh-contoh hewan omnivore, yaitu :
1. Gorila
Salah satu hewan omnivora yang termasuk dalam kategori hewan mamalia ini merupakan hewan
jenis primata yang bertubuh besar dibandingkan jenis primata lainnya. Gorila biasanya memakan
tumbuh tumbuhan, terkadang juga memakan hewani seperti seranggadan sejenisnya. Selain itum
gorila adalah hewan yang memiliki DNA layaknya manusia setelah simpanse yaitu 97- 98%.
Kemiripan DNA tersebut bisa dilihat dari struktur tubuh yang bertubuh tegak, dan memiliki
tangan dan juga kaki yang memiliki fungsi layaknya tubuh manusia dan juga intelegensinya
yang dinilai cukup tinggi.
2. Babi
Hewan yang memiliki nama ilham Sus ini memiliki bentuk hidung menjadi ciri khas yakni besar
dengan telinga yang lebar. Babi adalah hewan jenis omnivora yang memakan tumbuh tumbuhan
seperti rumput dan serangga. Babi dikatakan memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi
dibanding anjing dan kucing.
3. Burung Flaminggo
17
untuk burung flaminggo. Bentuk paruh burung flaminggo berfungsi dalam menyaring
makanannya. Warna tubuh mereka yang kemerahan merupakan efek dari tingginya beta karotin
yang mereka konsumsi. Karena udang dan alga memiliki kandungan betakarotin yang terbilang
tinggi.
4. Lumba lumba
Lumba lumba adalah hewan yang hidup di air yang juga dikenal bersahabat dengan manusia.
Hewan imut dan cerdas ini adalah mamalia laut yang termasuk jenis omnivora. Lumba lumba
memakan cumi cumi, ikan kecil, plankton, dan lainnnya. Lumba lumba memiliki sonar sistem
yang berfungsi untuk berkomunikasi dan melihat keberadaan benda benda yang ada disekitarnya.
5. Beruang hitam
Hewan yang memiliki nama ilmiah Ursus thibetanus ini memiliki tubuh yang sama besarnya
dengan jenis beruang coklat. Beruang hitam kebanyakan hidup di dalam hutan. Hewan ini
termasuk tergolong dalam jenis hewan omnivora karena memakan buah buahan, akar dan juga
mamalia kecil, ikan, serangga, dan sejenisnya.
6. Monyet
Monyet juga merupakan hewan omnivorayang tergolong hewan mamalia atau hewan yang
menyusui. Monyet juga merupakan hewan omnivora yang memakan berbagai jenis sayuran,
buah buahan, kacang kacangan, hewan kecil, maupun serangga. Monyet memiliki ukuran yang
lebih kecil dibanding dengan dan memiliki ekor yang panjang.
18
7. Simpanse
Hewan yang memiliki nama genus Pan ini adalah hewan berbulu yang memakan tumbuh
tumbuhan seperti buah buahan, biji bijian, bunga dari pohon, serangga seperti semut, dan
lainnya. Simpanse adalah keluarga dari Hominidae seperti gorila dan orang utan. Simpanse
biasanya mempunyai kelompok sosial yang hierarki dalam komunitasnya yang terdiri dari multi
jantan dan multi betina.
8. Anjing Hutan
Hewan yang memiliki nama ilmiah Cuon alpinus ini termasuk hewan omnivora karena
memakan buah buahan, rumput, carrio, dan juga memakan hewan yang lebih kecil darinya
seperti kelinci, berang berang, tupai, serangga, burung, dan hewan sejenisnya. Anjing hutan
adalah hewan yang cukup buas apabila dirinya merasa terancam, namun biasanya dia lebih
menyerang makhluk hidup yang lebih kecil darinya.
9. Orang utan
19
Hewan yang memiliki nama ilmiah Pongoini adalah hewan omnivora yang identik dengan
bulunya yang coklat kemerahan dan memiliki lengan panjang. Orang utan biasanya makan
makanan seperti tumbuh tumbuhan dan juga serangga. Meskipun orang utan pada umumnya
hanya memakan tumbuh tumbuhan seperti dedauanan, buah buahan, madu, nektar, jamur dan
lainnya. Orang utan juga tidak perlu turun dari pohon untuk mencari minum, karena mereka
biasanya mereka minum dari lubang lubang pada pohon yang terkumpul air dari air hujan.
10. Ayam
4. Scavenger adalah pemakan bangkai yaitu hewan yang memakan tubuh hewan lain yang telah
mati. Contoh scavenger adalah burung nasar.
Pebangkai adalah perilaku makan karnivora dan herbivora dengan si pebangkai
mendapatkan makanan dari yang telah mati dan benda-benda membusuk yang ada
dihabitatnya. Memakan bangkai dari spesies yang sama disebut juga dengan kanibalisme.
Pebangkai memainkan peran penting dalam ekosistem dengan mengkonsumsi hewan dan tumbu
han yang telah mati. Pengurai dan pemulung mengakhiri proses ini, dengan mengkonsumsi sisa-
sisa yang ditinggalkan si pebangkai.
20
Gyps fulvus memakan bangkai seekor rusa merah di Spanyol
Pebangkai yang terkenal pada hewan termasuk hering, kumbang pengubur, lalat,lebah
kuning, burung hantu, dan rakun. Banyak karnivora besar yang umumnya berburu, seperti hiena,
namun juga hewan-hewan yang jarang dianggapS sebagai pebangkai seperti singa, harimau,
dan serigala, akan memakan bangkai bila memiliki kesempatan atau menggunakan ukuran badan
dan keganasannya untuk mengintimidasi pemburu asli (kecuali macan tutul); di lain sisi, hampir
semua pebangkai yang lebih besar dari ukuran serangga akan berburu jika tidak
cukup bangkai yang ada, karena ekosistem yang tidak cukup menyediakan hewan-hewan mati
sepanjang tahun untuk memberi mereka makan. Anjing dan gagak pebangkai seringkali
memanfaatkan hewan yang mati tertabrak di jalan. Pebangkai dari tumbuh-tumbuhan mati
termasuk rayap yang membangun sarang di tanah berumput dan kemudian mengumpulkan
material tumbuhan mati untuk dikonsumsi di dalam sarang. Interaksi antara hewan pebangkai
dan manusia dapat dilihat pada masa sekarang umumnya di pinggiran kota dengan hewan seperti
tupai, kuskus, dan rakun. Di beberapa kota dan desa di Afrika, pebangkaian dari anjing hutan
juga banyak terjadi. Hewan-hewan yang mengkonsumsi kotoran, seperti kumbang dung, dikenal
juga sebagai koprovora.
21
benthos. Organisme ini sering disebut “pengumpan bawah”. Atau dalam ekosistem air, cacing
polychaete stasioner, teritip dan beberapa karang memperoleh energi mereka melalui
penyaringan makan pada detritus organik mengambang yang disebut “salju laut”.
Istilah “detritivor” dan “dekomposer” berbeda dalam artinya; Meskipun kata-kata
tersebut sering digunakan secara sinonim, detritivor secara teknis merupakan cabang
dekomposer. Penting untuk dicatat bahwa, tidak seperti detritivor, dekomposer sejati seperti
jamur, bakteri atau protista, menggunakan pemberian saprotrofik, di mana mereka menyerap
nutrisi melalui pencernaan ekstraseluler, bukan melalui konsumsi oral. Namun demikian,
kesamaan dapat ditarik antara detritivora dan pemulung. Namun sementara kedua strategi
pemberian makanan ini melibatkan konsumsi tanaman dan hewan yang mati, pemulung
cenderung memberi makan pada skala yang lebih besar daripada detritivor, yang berspesialisasi
pada bangkai dan kotoran.
Detritivor dan dekomposer berkontribusi terhadap penguraian semua materi yang mati
dan membusuk di ekosistem apa pun. Dengan cara ini mereka memainkan peran penting dalam
siklus nutrisi dan merupakan bagian penting dari sebagian besar siklus biogeokimia, seperti
siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor.
Detritivor memakan bahan dari produsen primer serta herbivora dan karnivora, dan dengan
demikian ada di semua tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Selain mengkonsumsi energi dari
organisme lain, detritivora biasanya dimakan oleh konsumen sekunder, dan karena itu mereka
merupakan komponen integral dari siklus energi ekosistem. Tidak hanya proses daur ulang
merupakan bagian penting dari penguraian, penghapusan bahan mati juga penting untuk
menghentikan penyebaran penyakit. Selain itu, detritivor yang hidup di dalam tanah, mis. cacing
tanah, menganginkan dan mencampur tanah dengan gerakan mereka, yang penting untuk
pertumbuhan tanaman.
22
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hewan hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak dalam suatu lingkungan yang
menyediakan kondisi dan sumberdaya serta terhindar dari faktor-faktor yang
membahayakan.Lingkungan hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang ada di sekitarnya
dan dapat mempengaruhinya.
Perubahan lingkungan terhadap waktu secara garis besarnya terdiri atas 3, yaitu;
Perubahan Siklik, perubahan yang terjadinya berulang-ulang secara berirama, seperti malam dan
siang, laut pasang dan surut, kemarau dan penghujan, dll. Perubahan Terarah, suatu perubahan
yang terjadi berangsur-angsur, terus menerus dan progresif dan menuju ke suatu arah tertentu.
Perubahan Eratik, suatu perubahan yang tidak berpola dan tidak menunjukkan arah
perubahannya.
23
Organisme Heterotrof berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi herbivora,
karnivora, omnivora, scavenger dan detritivor. Berikut ini adalah contoh organisme heterotrof
berdasarkan jenis makanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Creighton, J.H. & D.M. Baumgartner. 1997. Wildlife Ecology and Forest.
Washington State University, Pullman.
Dash, M.C. & S.P. Dash. 2009. Fundamentals of Ecology. Tata Education
Private Limited. New Delhi.
Elton. C. 1953. The Ecology of Animals. John Wiley & Sons Inc. New York.
24
25