Anda di halaman 1dari 12

TRIPLE BOTTOM LINE REPORTING DALAM PELAPORAN TAHUNAN

PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA


Muqodim
Universitas Islam Indonesia
e-mail: muqodim@uii.ac.id
Joko Susilo
Universitas Islam Indonesia
e-mail: jokosusilo@uii.ac.id
Abstract
This study aims to explore the issue of Triple Bottom Line Reporting in Indonesian companies.
The method used in this study is a content analysis. Preliminary data obtained through databases
which presents the annual report for 2010 and 2011 of the companies listed in Indonesia Stock
Exchange. Statistical test used in this study include descriptive statistical tests, McNemar test,
chi-square test and Wilcoxon matched-pairs test.Results of the study indicated that in 2010, 72 %
companies report social and environmental performance while in 2011, 77 % companies reports
those information. However, from the perspective of GRI reporting standard, the data showed
that environmental and social performance information has not been fully reported.
Keywords: Triple Bottom Line Reporting, environmental performance, social performance.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi isu Triple Bottom Line Reporting di perusahaan-
perusahaan Indonesia. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis. Data
awal diperoleh melalui database yang menyajikan laporan tahunan untuk tahun 2010 dan 2011
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi tes statistik deskriptif, uji McNemar, uji chi-square dan tes Wilcoxon berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2010, terdapat 72% perusahaan melaporkan
kinerja sosial dan lingkungan, sementara pada tahun 2011, terdapat 77% perusahaan melaporkan
informasi tersebut. Namun, dari perspektif standar pelaporan GRI, data menunjukkan bahwa
informasi kinerja lingkungan dan sosial belum dilaporkan sepenuhnya.
Kata kunci: Triple Bottom Line Reporting, kinerja lingkungan, kinerja sosial.
PENDAHULUAN pak sejenis lainnya. Dampak luar ini dikenal
Sudah dipahami bahwa salah satu tujuan dengan externalities.
didirikannya suatu perusahaan di antaranya Semakin besarnya dampak externali-
adalah memaksimalkan keuntungan bagi per- ties terhadap kehidupan masyarakat menye-
usahaan tersebut. Sayangnya, terkadang per- babkan masyarakat menginginkan agar
usahaan mengabaikan dampak negatif dari dampak tersebut dapat dikontrol sehingga
usaha untuk memaksimalkan keuntungan dampak negatif external social cost yang di-
tersebut bagi lingkungan di sekitarnya. Dam- timbulkannya tidak semakin besar. Dari sini
pak negatif tersebut semakin lama semakin berkembanglah ilmu akuntansi yang tidak
besar yang bisa jadi sukar untuk dikendalikan hanya memberikan informasi tentang kegiatan
seperti polusi, kebisingan, diskriminasi, perusahaan dengan pihak ketiga tetapi juga
pemaksaan, kesewenang-wenangan dan dam- tentang kegiatan perusahaan dengan ling-
kungannya (Almilia dan Wijayanto 2007).

31
Ilmu akuntansi yang mencatat, mengukur, capai tujuan pembangunan berkelanjutan
melaporkan externalities ini disebut Socio (Budimanta 2004). Jadi, bila sebuah perusa-
Economic Accounting (SEA). Istilah lain bisa haan ingin dinyatakan sebagai perusahaan
juga dipakai misalnya Environmental yang bertanggung jawab, syarat utamanya
Accounting, Social Responsibility Accounting adalah mengetahui secara persis apa saja dam-
(Harahap 2002). Output informasi SEA adalah pak dari operasinya, baik negatif maupun
sebuah laporan yang dikenal dengan Triple positif. Dampak negatif itu kemudian dimini-
Bottom Line (TBL) Reporting. mumkan dengan pengelolaan, dan apabila
Penelitian ini mencoba mengeksplorasi tidak bisa menjadi nol maka harus ada upaya
apakah perusahaan go public di Indonesia mengkompensasi itu, sementara dampak posi-
sudah memiliki kepedulian terhadap aspek tifnya dimaksimumkan.
externalities yang diwujudkan dalam pela- Akuntansi merupakan wacana yang
poran TBL. Tujuannya adalah untuk mem- dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan-
berikan solusi bagi pembuat kebijakan untuk nya. Akuntansi tumbuh dan berkembang di
mengatur pelaporan kinerja perusahaan men- dalam masyarakat yang juga terus berkem-
cakup atas permasalahan sosial, lingkungan bang. Eksistensinya tidak bebas nilai terhadap
dan ekonominya, dimana sampai saat ini di perkembangan masa. Metoda-metoda pem-
Indonesia belum ada panduan baku untuk bukuan yang dikenalkan oleh Luca Pacioli
penyusunan TBL Reporting. pada abad ke 15 dipandang sudah mencukupi
Fokus utama dalam penelitian ini dan memadai lantaran mampu memecahkan
adalah mengeksplorasi kepedulian perusa- masalah pelaporan dan pembukuan bisnis
haan-perusahaan besar di Indonesia terhadap yang diperlukan pada masa tersebut, namun
permasalahan sosial dan lingkungan melalui ketika kompleksitas bisnis semakin tinggi,
pelaporan keuangan tahunan yang diterbitkan. diperlukan metoda-metoda pengukuran, peng-
Tujuan utamanya adalah mengenalkan kepada akuan dan pelaporan yang lebih advanced
publik adanya konsep Triple Bottom Line (Utomo 2001). Alhasil, akuntansi terus ber-
Reporting. TBL ini mengarahkan perusahaan- kembang menyesuaikan kebutuhan zamannya.
perusahaan untuk secara suka rela berkontri- Sejalan adanya gerakan peduli ling-
busi untuk menciptakan kehidupan sosial yang kungan (green movement) yang melanda
lebih baik serta lingkungan yang sehat. dunia, akuntansi ikut berbenah diri agar siap
menginternalisasi berbagai eksternalitas yang
TINJAUAN PUSTAKA muncul sebagai konsekuensi proses industri,
Corporate Social Responsibility Accounting sehingga lahir istilah green accounting atau
Corporate Social Responsbility (CSR) atau akuntansi lingkungan (environmental account-
tanggung jawab sosial perusahaan kini ing). Demikian pula waktu sebagian industri
semakin popular dan bahkan menjadi subjek mulai menunjukkan wajah sosialnya (capi-
perhatian akademisi yang semakin meningkat talism with human face), yang ditunjukkan
pula (Cooper 2004). Berbagai peristiwa di dengan perhatian pada employees dan
tingkat internasional maupun nasional mem- aktivitas-aktivitas community development,
buktikan bahwa semakin banyak perusahaan serta perhatian pada stakeholders lain, akun-
yang menerima tanggung jawab yang lebih tansi mengakomodasi perubahan tersebut
luas daripada sekadar tanggung jawab dengan memunculkan wacana akuntansi sosial
menghasilkankeuntungan untuk pemilik (social responsibilty accounting) (Harahap
modal. Definisi CSR yaitu upaya sungguh- 2002). Dengan memahami akuntansi sebagai
sungguh dari entitas bisnis untuk memini- bagian dari fungsi service baik sosial, budaya,
mumkan dampak negatif dan memaksimum- ekonomi bahkan politik, maka banyak faktor
kan dampak positif operasinya terhadap mempengaruhi akuntansi itu sendiri.
seluruh pemangku kepentingan dalam ranah Akuntansi lingkungan kerapkali di-
ekonomi, sosial dan lingkungan untuk men- kelompokkan dalam wacana akuntansi sosial.

32
!" #

Hal ini terjadi karena kedua diskursus tersebut tidak memiliki kesempatan untuk mendapat-
memiliki tujuan yang sama, yaitu menginter- kan informasi terkait dengan aktivitas eko-
nalisasi eksternalitas (eksternalitas lingkungan nomi, lingkungan dan sosial perusahaan. Jika
sosial dan lingkungan ekologis), baik positif sebuah perusahaan ingin mempertahankan
maupun negatif, ke dalam laporan keuangan kelangsungan hidupnya (Nurfajriyah 2010),
perusahaan. Karena besarnya dampak exter- maka perusahan tersebut harus memperhatikan
nalities terhadap kehidupan masyarakat, aspek profit, people dan planet inilah yang
masyarakat pun menginginkan agar dampak ini kemudian dikenal dengan triple bottom line
dikontrol sehingga dampak negatif,atau social (Wibisono 2007).
cost yang ditimbulkannya tidak semakin besar. Sebagai tambahan, dengan dikenal-
Dari sini berkembanglah ilmu akuntansi yang kannya ISO 14000 dan ISO 14001 yakni
selama ini dikenal hanya memberikan sistem manajemen lingkungan, maka pela-
informasi tentang kegiatan perusahaan dengan poran kinerja lingkungan di perusahaan men-
pihak ketiga, dengan adanya tuntutan ini maka jadi suatu hal yang diperlukan. Terkait dengan
akuntansi bukan hanya merangkum informasi perhatian kinerja lingkungan dan ISO 14000
tentang hubungan perusahaan dengan pihak tersebut, Global Reporting Initiatives (GRI)
ketiga, tetapi juga dengan lingkungannya mengeluarkan panduan pengungkapan infor-
(Almilia dan Wijayanto 2007). masi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial
Saat ini tidak ada standar yang baku di bulan Juni 2000 (Raar 2002). Panduan GRI
mengenai item-item pengungkapan lingkungan. ini masih sebatas kesukarelaan pelaporan,
Namun, beberapa institusi telah mengeluarkan sehingga perusahaan tidak diwajibkan untuk
rekomendasi pengungkapan lingkungan, antara menginformasikan indikator-indikator kinerja
lain Dewan Ekonomi dan Sosial-Perserikatan ekonomi, lingkungan dan sosial sebagaimana
Bangsa-Bangsa (ECOSOC-PBB), Ernst and yang dipandu GRI.
Ernst, Institute of Chartered Accountant in Format panduan GRI didasarkan pada
England and Wales (ICAEW) dan Global kebutuhan stakeholders akan informasi kinerja
Reporting Initiative (GRI). Motivasi yang lingkungan dan sosial yang akan membantu
melatarbelakangi perusahaan untuk melaporkan meningkatkan kredibilitas perusahaan di ling-
permasalahan lingkungan lebih didominasi kungan sosialnya (Raar 2002). Adopsi format
oleh faktor kesukarelaan (Ball 2005), standar, seperti Prinsip GRI misalnya,
kapitalisasi atau pembiayaan dari permasalahan diharapkan dapat mengurangi ketidakkonsis-
lingkungan serta adanya kewajiban bersyarat tenan pengungkapan informasi kinerja ling-
yang diatur dalam standard akuntansi seperti kungan dan sosial.
FASB, adanya teori keagenan, teori legitimasi
dan teori ekonomi politik (Kotler dan Lee Standar Pelaporan TBL Menurut GRI
2005). Berikut ini disajikan ringkasan standar pela-
poran TBL yang disarikan dari Global Re-
Triple Bottom Line Reporting porting Initiatives (GRI) Juni 2000 (Raar 2002).
Lebih dari dua dekade, perusahaan-perusahaan a. Environmental issues in annual report
mendapat tekanan dari publik untuk lebih (Eninar).
bertanggung jawab terhadap pengelolaan per- Laporan keuangan tahunan menjelaskan di
usahaan dan transparan dalam pelaporannya. dalamnya permasalahan-permasalahan ling-
Sayangnya, hingga saat ini, khususnya di kungan.
Indonesia, pelaporan pengelolaan perusahaan b. Key Indicator (Keyind)
termasuk pengelolaan lingkungan dan kontri- • Penjelasan isu lingkungan dan sosial
busi perusahaan terhadap kehidupan sosialnya serta dampak yang berhubungan
masih bersifat sukarela, kecuali untuk per- dengan operasional produk/jasa.
usahaan yang bergerak di bidang kehutanan
dan pertambangan. Akibatnya, beberapa users

33
• Dalam kategori ini juga dijelaskan Data awal diperoleh melalui database elek-
indikator-indikator kinerja lingkungan tronik maupun manual yang menyajikan
yang mengantisipasi dampak tersebut. laporan keuangan untuk tahun 2010 dan 2011
• Penjelasan tentang input dan emisi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
terkait dengan energi, limbah industri, Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam
limbah yang tidak dapat didaurulang, penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
limbah berbahaya termasuk di dalam- terdaftar di BEI, sedangkan sampel yang
nya adalah life cycle impact dari diambil dalam penelitian ini adalah seluruh
produk/jasa. perusahaan yang terdaftar di BEI yang
c. Profile melaporkan laporan keuangan tahunannya
Profil dari perusahaan terkait dengan isu secara berturut turut di tahun 2010 dan 2011.
lingkungan seperti; reorganizational struc- Pemilihan tahun didasarkan pada pertim-
ture, tipe produk yang dipasarkan, kelom- bangan bahwa penelitian ini adalah mengeks-
pok industri. plorasi pelaporan kinerja lingkungan dan
d. Policies sosial pada kondisi sekarang. Pada waktu
Pernyataan visi misi, nilai, sistem mana- penelitian ini dilakukan, laporan keuangan
jemen lingkungan (misal ISO 14001), ser- untuk tahun 2012 belum lengkap sehingga
tifikasi eksternal, standar pengukuran peneliti memutuskan untuk menggunakan
kinerja, kriteria penilaian risiko, peng- tahun 2010 dan 2011 sebagai tahun objek
auditan dan pelatihan. pelaporan keuangan.
e. External Relations (Extrel)
Keinginan stakeholders, bentuk komuni- Metoda Analisa Data
kasi dengan stakeholders, benchmarks, Metoda analisa data yang digunakan dalam
konsultasi dengan konsultan luar. penelitian ini adalah metoda analisis konten
f. Management Performance (Manperf) (content analysis) yakni mengkategorikan
Usaha untuk mentaati aturan yang terkait, informasi-informasi naratif ke dalam masing-
termasuk adanya penghargaan dan sanksi masing temanya (Martono 2011). Metoda
baik dari lembaga/standar internasional analisis konten adalah teknik penelitian untuk
maupun nasional-lokal. Penjelasan terkait pembuatan dan penarikan simpulan yang valid
dengan remediation cost, kecelakaan didasarkan pada konteks datanya (Raar 2002).
terkait lingkungan dan sosial, dan emisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
g. Occupational Healt and Safety (Occhans) laporan keuangan tahunan untuk 2010 dan
Sejumlah pendapat yang berhubungan 2011 serta laporan kinerja lingkungan yang
dengan pemenuhan permasalahan kese- terpisah (jika ada) terkait dengan;
hatan dan keselamatan kerja, termasuk - pengungkapan kuantitatif, dengan meng-
rencana, tujuan, dan kinerjanya. gunakan pendekatan sentences-based yang
h. Product performance (Prodper) kemudian dikumpulkan dalam bentuk pro-
Kriteria ini berhubungan dengan dampak porsional.
siklus kehidupan dari produk/jasa, indi- - pengungkapan kualitatif.
kator yang berhubungan dengan kinerja
produk/jasa perusahaan. Poin pertama yang akan dinilai adalah
i. Sustainability (Sustain) apakah perusahaan melampirkan pengung-
Integrasi dari nilai dan tujuan sosial- kapan informasi lingkungan dalam laporan
lingkungan, serta hubungan antara peng- tahunannya.Informasi ini kemudian dianalisis
ambilan keputusan dengan isu permasa- dengan menggunakan variabel dikotomi
lahannya. (Ya=1, dan Tidak=2). Ketika data sudah
diolah dan dinilai, dimana diketahui bahwa
METODA PENELITIAN laporan tahunan tersebut mencakup pengung-
Populasi dan Sampel kapan informasi lingkungan, maka langkah

34
!" #

berikutnya adalah mengkategorikan pengung- dan keamanan adalah subjek yang diukur
kapan lingkungan tersebut. Penelitian ini untuk kedua isu di atas.
menggunakan content analysis, sehingga Tabel 1: Kategori Pengungkapan
diperlukan; Informasi Lingkungan
- skim klasifikasi, yang didefinisikan sebagai No Kelompok Kategori
”set of boxes into which in put the data” Kategori
- seperangkat aturan tentang apa dan 1 Environmental issues in annual report
bagaimana untuk meng-kode, mengukur (Eninar)
dan mencatat data dalam pengklasifi- 2 Key indicators (Keyind)
kasiannya. 3 Profile
4 Policies
5 External relations (Extrel)
Untuk tujuan tersebut maka penelitian ini 6 Management performance (Manperf)
menerapkan beberapa prosedur sebagaimana 7 Occupational health and safety
yang akan dijelaskan berikut ini. (Occhans)
8 Product performance (Prodper)
Kategorisasi 9 Sustainability (Sustain)
Pendekatan khusus digunakan dalam peneli-
tian ini menggunakan the semantical content Kategori Industri
analysis yang merupakan metoda untuk Kemudian, penilaian berikutnya adalah
mengkategorikan suatu tanda sesuai dengan kategori atau klasifikasi industri perusahaan
artinya (Wijaya dan Muhammad 2011). sample. Klasifikasi industri ini disesuaikan
Metoda analisis konten ini harus didukung dengan klasifikasi industri yang disajikan
oleh kategori yang mencerminkan pertanyaan dalam tabel 2 berikut sesuai yang ditetapkan
penelitian (Moleong 2004). Dalam penelitian oleh BEI. Pada tahap ini klasifikasi industri
ini, kategori yang digunakan adalah kategori akan dinilai dengan variabel dikhotomi; Ya=
yang dikeluarkan oleh GRI Reporting 1, jika informasi yang dilaporkan sesuai
Guidenlines sebagaimana yang disajikan dengan kriteria klasifikasi dan Tidak= 0, jika
dalam tabel 1. tidak terbukti klasifikasi tersebut tercermin
Sebagai tambahan, panduan pelaporan dalam pelaporannya.
GRI ini tidak secara khusus memisahkan isu Kemudian kategori industri di atas
lingkungan dari isu sosial. Sehingga, untuk diklasifikasikan kembali ke dalam kategori
kepentingan penelitian ini, kategori ling- yang lebih kecil sebagaimana yang disajikan
kungan dan kategori pemenuhan kesehatan dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 2: Kelompok Industri
No Kode Kelompok Industri No Kode Kelompok Industri
1 Alkohol dan Rokok 14 Media
2 Bank dan Keuangan 15 Kendaraan Bermotor
3 Kontraktor Bangunan 16 Baja
4 Kimia 17 Kertas dan Pengepakan
5 Sumber daya lain 18 Jaminan Properti
6 Energi 19 Retail
7 Engineering 20 Telekomunikasi
8 Makanan dan perangkat rumah 21 Turis dan Rekreasi
9 Emas/Permata 22 Transportasi Logistik
10 Kesehatan dan Biotechnology 23 Oli/Pelumas
11 Infrastuktur dan perlengkapannya 24 Pertanian/Agrobisnis
12 Asuransi 25 Pertambangan
13 Investasi dan Jasa Keuangan 26 Komputer

35
Tabel 3: Reklasifikasi Industri
No.
Kelompok Industri No. Kategori Kelompok Baru Kategori
Baru
Diversifiedresource, mining, energy, paper and 4,5,6,9 Risk in terms of 1
packaging, chemicals, agricultural/agribusiness, environmental
property developer/construction, other metal. impact
Food and householder, alcohol and tobacco, building 1,3,8,10 Consumer 2
materials, retail, tourism, leisure and sport, focused
healthcare and biotechnology.
Miscellaneous industries, infrastructure and utilities, 7, 11, 15 Industrials 3
engineering, transport logistics.
Telecommunications, media, computer tech- 22, 14, 25, 23 Services and 4
nology/internet, motorway/tolls revenue. communication
Bank and finance, property trusts, insurance 2, 12, 13, 20 Financial 5
investment and financial services. Services

Analisis Unit – Kualitas dan Kuantitas sosialnya semakin transparan dalam pengung-
Pengungkapan kapannya. Sedang untuk komponen pengung-
Analisis unit yang digunakan untuk menilai kapan kualitas ‘bagamanana diungkapkan’,
kuantitas dari pengungkapan merupakan nilai terendah ada di poin 1 yakni pengung-
kombinasi dari kalimat individual yang ketika kapan moneter saja. Informasi yang hanya
digabungkan dalam suatu laporan, akan diwujudkan dalam satuan moneter akan tidak
membentuk suatu paragraf, setengah halaman, mencukupi stakeholders dalam memperoleh
satu halaman atau lebih dari satu halaman. informasi tentang kinerja lingkungan dan
Penghitungan jumlah kalimat dan banyaknya sosial perusahaan. Skor tertinggi ada di poin 7.
halaman dinilai sebagai indikator keakuratan Sebuah perusahaan yang menyajikan kom-
dibandingkan penghitungan kata semata (Raar binasi pengungkapan tujuan dan sasaran
2002). Untuk penjelasan lebih rinci dapat kinerja lingkungan maupun sosialnya, serta
dilihat dalam tabel 4 berikut ini. keluaran secara kualitatif, baik dalam satuan
Untuk komponen pengungkapan non moneter maupun moneter, akan dinilai
kuantitas ‘berapa banyak’, rating tertinggi ada lebih berarti dalam membantu stakeholders
di poin 5 yakni satu halaman A4 atau lebih memperoleh informasi kinerja lingkungan dan
dengan pertimbangan semakin banyak per- sosial perusahaan.
usahaan melaporkan kinerja lingkungan dan
Tabel 4: Definisi Kualitas dan Kuantitas
Pengungkapan kuantitas Pengungkapan Kualitas Definisi Kualitas
"Berapa banyak" "Bagaimana diukur"
1 = kalimat 1 = moneter Pengungkapan dalam satuan
moneter/mata uang.
2 = paragraf 2= non moneter Kuantitatif dalam satuan angka
seperti bobot, volume, ukuran tetapi
bukan mata uang.
3 = setengah halaman A4 3= hanya kualitatif Teks deskriptif saja.
4 = 1 halaman A4 4= kualitatif dan moneter Teks deskriptif dan mata uang.
5 1 halaman A4 5= kualitatif dan non moneter Teks deskriptif dan satuan angka.
6= moneter dan non moneter Kombinasi satuan mata uang dan
angka.
7= kualitatif, moneter dan non Teks deskriptif, satuan mata uang
moneter dan satuan angka.

36
!" #

Pengujian Data kinerja sosial dalam pelaporan tahunannya.


Metoda uji statistik yang digunakan dalam Sementara di tahun 2011, terdapat 266 per-
penelitian ini mencakup uji statistik deskriptif, usahaan yang melaporkan kinerja lingkungan
uji Mc Nemar, uji chi-square dan Wilcoxon dan kinerja sosialnya.Terdapat kenaikan se-
matched-pairs test. besar 6% atau 16 perusahaan dalam dua tahun
tersebut yang melaporkan kinerja lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan kinerja sosialnya.
Analisis Deskriptif Pelaporan Keuangan Kemudian, penilaian berikutnya adalah
Tahunan kategori atau klasifikasi industri perusahaan
Sebanyak 380 laporan keuangan tahunan sampel. Klasifikasi industri yang ada pada
sudah dianalisa. Dari 380 perusahaan tersebut BEI ini disesuaikan dengan klasifikasi industri
hanya 346 yang melaporkan secara konsisten yang sudah dijelaskan sebelumnya. Analisis
laporan keuangan tahunannya untuk tahun lebih jauh dilakukan untuk mengetahui per-
2010 dan 2011. Analisis deskriptif untuk ubahan pelaporan kinerja lingkungan dan
perusahaan perusahaan tersebut, termasuk di kinerja sosial tersebut terjadi pada perusahaan
dalamnya informasi-informasi lingkungan dan apa saja. Sesuai dengan tabel 6 berikut ini,
kegiatan sosial, dalam laporan keuangan terbukti bahwa kenaikan atas perubahan pela-
tahunannya di masing-masing tahun akan poran keuangan tahunan terkait dengan kinerja
disajikan dalam tabel 5 berikut ini. lingkungan dan kinerja sosial terjadi pada per-
usahaan yang mempunyai karakter fokus pada
Tabel 5: Informasi Lingkungan dan CSR industri keuangan, disusul perusahaan yang
dalam laporan keuangan tahunan fokus pada kinerja lingkungan hidup, berikut-
2010 2011
nya fokus pada konsumen dan terakhir fokus
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
pada industri.
Ya 250 72% 266 77% Dengan tujuan untuk memperoleh
Tidak 96 28% 80 23% gambaran lebih detail terkait dengan per-
Total 346 100% 346 100% ubahan pelaporan keuangan dikaitkan dengan
kategori kategori yang ada di Standar GRI,
Sebagaimana dalam tabel di atas, tersaji maka pengungkapan untuk masing-masing
bahwa di tahun 2010 terdapat 250 perusahaan kategori di setiap tahun beserta persentasenya
yang melaporkan kinerja lingkungan dan disajikan dalam tabel 7 berikut ini.
Tabel 6: Pengungkapan sesuai dengan Karakter Fokus Perusahaan
Fokus Perusahaan
Lingkungan Konsumen Industri Jasa Telkom Keuangan
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Tidak 12 8 26 23 28 26 1 1 29 22
Ya 93 97 32 35 83 85 7 7 35 42
Tabel 7: Pengungkapan Perusahaan untuk masing-masing kategori
Kategori 2010 2011 % Tot Sampel % Tot Sampel
Key indicators (Keyind) 76 77 22% 22%
Profile 86 87 25% 25%
Policies 248 261 72% 75%
External relations (Extrel) 230 248 66% 72%
Management performance (Manperf) 111 115 32% 33%
Occupational health and safety (Occhans) 97 97 28% 28%
Product performance (Prodper) 96 99 28% 29%
Sustainability (Sustain) 23 24 7% 7%

37
Nampak dari tabel di atas bahwa kategori yang ketika digabungkan dalam suatu laporan,
yang sering diungkapkan oleh perusahaan- akan membentuk suatu paragraf, setengah
perusahaan untuk melaporkan kinerja ling- halaman, satu halaman atau lebih dari satu
kungan dan sosialnya adalah dalam kategori halaman. Penghitungan jumlah kalimat dan
kebijakan perusahaan terkait masalah ling- banyaknya halaman dinilai sebagai indikator
kungan dan sosialnya. Terlihat baik di tahun keakuratan dibandingkan penghitungan kata
2010 dan 2011, sampel yang diambil menun- semata (Raar 2002). Hasil dari kuantitas
jukkan 72% dan 75% yang merupakan per- informasi untuk masing-masing tahun disaji-
sentase tertinggi di tahunnya masing-masing. kan dalam tabel 8 berikut ini. Sedang hasil
Kategori berikutnya yang sering diungkapkan dari evaluasi kualitas informasi yang dilapor-
oleh perusahaan-perusahaan tersebut adalah kan, disajikan dalam tabel 9.
hubungan perusahaan dengan pihak eksternal Mayoritas informasi kinerja ling-
terutama terkait dengan aspek pertanggung- kungan dan sosial dalam pelaporan keuangan
jawaban Corporate Social Responsibility-nya. tahunan, disajikan dalam satu halaman. Di-
Adapun kategori yang menduduki persentase susul dengan penyajian lebih dari satu hal dan
paling kecil diungkapkan adalah terkait beberapa paragraf. Kategori yang paling
laporan keberlanjutan program lingkungan dan banyak diinformasikan oleh perusahaan per-
sosialnya. Hanya beberapa perusahaan saja usahaan tersebut adalah kaitannya dengan
yang sudah membuat Sustainability Reporting pihak eksternal terutama objek dari kinerja
kepada pihak eksternal. lingkungan dan sosial. Kuantitas penyajian
Langkah berikutnya adalah meng- berhubungan positif dengan informasi kinerja
evaluasi masing-masing kategori untuk me- lingkungan dan sosial yang dilaporkan.
nentukan kuantitas dan kualitas informasi Semakin banyak jumlah halaman semakin
yang tersaji dalam pelaporan keuangan tahu- bernilai informasi yang diberikan. Pada
nan tersebut.Analisis unit yang digunakan umumnya, penyajian dalam satu paragraf atau
untuk menilai kuantitas dari pengungkapan kurang, tidak memberikan informasi yang ber-
merupakan kombinasi dari kalimat individual arti untuk pengambilan keputusan.
Tabel 8: Informasi kuantitas untuk masing-masing kategori
Kuantitas Informasi Yang Disajikan
Kalimat Paragraf Setengah Hal Satu Hal Banyak Hal Total
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Keyind 1 2 7 6 0 0 68 69 0 0 76 77
Profile 3 4 14 13 1 1 68 69 0 0 86 87
Policies 9 9 98 104 0 0 101 107 40 41 248 261
Extrel 3 3 27 33 0 0 153 156 47 54 230 246
Manperf 0 2 21 22 0 0 62 62 28 29 111 115
Occhans 1 1 17 16 1 1 55 55 23 24 97 97
Prodper 0 2 17 17 1 1 55 55 23 24 96 99
Sustain 0 1 1 1 0 0 3 3 19 19 23 24

Tabel 9: Informasi kualitas untuk masing-masing kategori


Informasi Kualitas Yang Disajikan
Moneter Mon & Non Kualitatif Kualitatif & Kualitatif & Total
Mon Moneter Non Mon
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Keyind 0 0 0 0 76 77 0 0 0 0 76 77
Profile 0 0 0 0 86 87 0 0 0 0 86 87
Policies 0 0 0 0 200 213 26 26 22 22 248 261
Extrel 0 0 0 0 74 78 59 67 97 101 230 246
Manperf 0 0 0 0 46 50 29 30 36 35 111 115
Occhans 0 0 0 0 94 94 2 3 1 0 97 97
Prodper 0 0 0 0 73 76 21 21 2 2 96 99
Sustain 0 0 0 0 10 11 13 13 0 0 23 24

38
!" #

Di tabel 9 nampak bahwa banyak per- dalam kebijakan maupun profil usaha mereka.
usahaan mengkomunikasikan informasi Sehingga dari sini, dapat dipahami jika dalam
kinerja lingkungan dan kinerja sosialnya laporan keuangannyapun tidak ada penjelasan
dalam bentuk narasi kualitatif kepada pihak terkait realisasi dari rencana atas kegiatan
eksternal. Fokus diskusi yang sering dilakukan kinerja lingkungan dan sosial mereka untuk
adalah berupa penyampaian informasi terkait kepentingan pihak ketiga.
kebijakan perusahaan, hubungan perusahaan
dengan pihak eksternal khususnya stake- Pengujian Data
holders yang berhubungan langsung seperti Dalam penelitian ini, Uji McNemar dilakukan
masyarakat dan pegawai, kinerja produk dan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan
kinerja manajerialnya. Hasil analisa ini variabel yang dilaporkan dalam dua periode
menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan yakni periode 2010 dan 2011. Hasil dari uji
tidak menjadikan tujuan kinerja lingkungan McNemar dapat dilihat di tabel berikut ini.
dan sosial dalam bentuk target moneter baik
Tabel 10: Hasil Uji McNemar – Signifikansi Variabel Dikotomi
Key Indicators 270 perusahaan tidak melaporkan indikatorkunci dalam kinerja lingkungannya di
tahun 2010, dan 76 perusahaan melaporkannya
269 perusahaan tidak melaporkan indikator kunci dalam kinerja lingkungannya di
tahun 2011, dan 77 perusahaan melaporkannya
Firm Profile 260 perusahaan tidak melaporkan profil perusahaan dalam kinerja lingkungannya
di tahun 2010 dan 86 perusahaan melaporkannya
259 perusahaan tidak melaporkan profil perusahaan dalam kinerja lingkungannya
di tahun 2010 dan 87 perusahaan melaporkannya
Firm Policy 98 perusahaan tidak melaporkan kebijakan perusahaan terkait kinerja lingkungan di
tahun 2010 dan 248 perusahaan melaporkannya
84 perusahaan tidak melaporkan kebijakan perusahaan terkait kinerja lingkungan di
tahun 2011 dan 262 perusahaan melaporkannya
External Rel 116 perusahaan tidak melaporkan hubungan eksternal terkait kinerja lingkungan di
tahun 2010 dan 230 perusahaan melaporkannya
98 perusahaan tidak melaporkan hubungan eksternal terkait kinerja lingkungan di
tahun 2010 dan 248 perusahaan melaporkannya
Management 235 perusahaan tidak melaporkan kinerja manajemen dalam kinerja lingkungan di
Kinerja tahun 2010 dan 111 perusahaan melaporkannya
231 perusahaan tidak melaporkan kinerja manajemen dalam kinerja lingkungan di
tahun 2010 dan 115 perusahaan melaporkannya
Occ Health 249 perusahaan tidak melaporkan pencapaian standar kesehatan dan keamanan
kerja dalam kinerja lingkungan di tahun 2010 dan 97 perusahaan melaporkannya
249 perusahaan tidak melaporkan pencapaian standar kesehatan dan keamanan
kerja dalam kinerja lingkungan di tahun 2011 dan 97 perusahaan melaporkannya
Prod Perfmnc 250 perusahaan tidak melaporkan kinerja produk terkait dengan kinerja lingkungan
di tahun 2010 dan 96 perusahaan melaporkannya
247 perusahaan tidak melaporkan kinerja produk terkait dengan kinerja lingkungan
di tahun 2011 dan 99 perusahaan melaporkannya
Sustainability 323 perusahaan tidak melaporkan informasi keberlanjutan perusahaan di tahun
2010 dan 23 perusahaan melaporkannya
322 perusahaan tidak melaporkan informasi keberlanjutan perusahaan di tahun
2011dan 24 perusahaan melaporkannya

39
Tabel 11:Jumlah perusahaan yang melaporkan kinerja lingkungan
sosial berdasar kategori
Kelompok Industri 2010 2011 Observed N Expected N Residual
Environmental Impact 93 97 190 103,2 86,8
Consumer Focused 32 35 67 103,2 -36,2
Industrials 83 85 168 103,2 64,8
Services and Communications 7 7 14 103,2 -89,2
Financial Services 35 42 77 103,2 -26,2
Total 250 266 516
Notes; Chi-Square = 210.143a, df = 4; asymp.sig=0,000;0 cells (,0%) have expected frequencies less
than 5. The minimum expected cell frequency is 103,2.
Pengujian selanjutnya adalah pengujian kebijakan perusahaan, hubungan eksternal dan
dengan uji Chi-Square. Uji Chi-Square me- kinerja manajemen. Sedangkan yang lainnya
rupakan teknik analisa yang digunakan untuk tidak mengalami perubahan yang signifikan.
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri Dari informasi di atas dapat disimpul-
atas dua kelas atau lebih, datanya berbentuk kan bahwa terdapat perbedaan antara kategori
nominal dan sampelnya besar. kategori dalam hal pengukuran apa yang di-
Dalam tabel 11 tampak bahwa kategori laporkan. Statistik Z untuk indikator kunci
perusahaan yang fokus terhadap dampak ling- yang digunakan adalah 0,05 sehingga hanya
kungan memiliki tanggung jawab paling besar variabel Occupational Health saja yang tidak
sehingga jumlah yang melaporkan kinerja memiliki perbedaan paling signifikan. Adapun
lingkungan dan sosial lebih banyak diban- variabel lainnya, semuanya mengalami per-
dingkan kategori perusahaan lainnya, disusul ubahan, dan perubahan paling besar terjadi
kategori perusahaan industri. Yang paling untuk variabel External Relations, disusul
sedikit adalah perusahaan kategori jasa service variabel Firm Policy dan Management Per-
dan komunikasi. formance.
Pengujian selanjutnya adalah dengan Pengujian Sampel berpasangan dilaku-
menguji kualitas informasi untuk masing- kan untuk mengukur apakah kuantitas tentang
masing kategori yakni pengujian Wilcoxon. “berapa banyak” informasi lingkungan dalam
Teknik ini merupakan penyempurnaan dari masing-masing kategori untuk dua periode
pengujian tanda. Dalam pengujian Wilcoxon, adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan
selisih angka negatif dan positif diperhitung- tingkat probabilitas 0,05 maka variabel yang
kan. Wilcoxon matched-pairs test juga perubahannya paling signifikan adalah untuk
digunakan untuk meyakinkan apakah per- variabel External Relations, disusul Firm Poli-
bedaan dalam “bagaimana kategori diukur” cies dan Management Performance. Dengan
adalah signifikan. Adapun hasil uji Wilcoxon menggabungkan hasil analisa perbedaan se-
dapat dilihat di Tabel 12. cara kualitas yakni Wilcoxon Matched-Paired
Mengadopsi level probabilitas dua tail Test dan hasil analisa kuantitas yakni Peng-
dan dengan tingkat signifikansi 0,05 maka ujian Sampel, maka kedua analisis di atas
dapat disimpulkan dari informasi di atas saling menguatkan. Hasil paired sample test
bahwa perubahan pelaporan yang signifikan tersaji dalam Table 13.
dalam periode tersebut terjadi untuk kategori
Tabel 12: Wilcoxon Matched-Paired Test
Key Ind Firm Firm Mng Occ Prod Sustain
Profile Policy Ext Rel Perf Health Perf
N 346 346 346 346 346 346 346 346
Exact Sig. (2-tailed) 0,564 0,564 0,001 0,0001 0,046 1,000 0,083 0,317
Z -0,577 -0,577 -3,3 -3,838 -2 0,0001 -1,732 -1

40
!" #

peduli dengan permasalahan lingkungan dan


sosial. Namun untuk realisasi, dari hasil analisa

0,564
0,564
0,001
0
0,045
1
0,083
0,318
df tailed)
Sig. 2-
di atas, belum sepenuhnya mereka laporkan
sehingga hal ini setidaknya menjadi indikator

345
345
345
345
345
345
345
345
bahwa kebijakan perusahaan yang peduli
lingkungan dan sosial hanya sebatas kebijakan
-0,577
-0,577
-3,348
-3,916
-2,009
0
-1,737
-1
dan belum sepenuhnya dilaksanakan.
t

Untuk merespon harapan ini, unit


bisnis, pemerintah, akademisi dan LSM telah
Lower Upper
0,007
0,007
-0,017
-0,026
0
0,008
0,001
0,003
memulai mengembangkan rerangka untuk
Interval of the
95% Cnfdc
Difference

memenuhi harapan tersebut. Kerangka dasar


ini bertujuan untuk mengembangkan peng-
-0,013
-0,013
-0,064
-0,078
-0,023
-0,008
-0,018
-0,009
Tabel 13: Paired Sample Test

ungkapan walaupun masih bersifat kesuka-


relaan untuk mengungkapkan dampak
kegiatan operasional pada kekayaan sumber
0,005
0,005
0,012
0,013
0,006
0,004
0,005
0,003

alam dan manusianya sebagaimana mereka


Error
Mean
Std

melaporkan kinerja keuangannya dalam


laporan keuangan tahunan. Salah satu bentuk
0,093
0,093
0,225
0,247
0,107
0,076
0,093
0,054

kerangka dasar tersebut adalah panduan


Dev
Std.

penyusunan Triple Bottom Line Reporting.


Pelaporan TBL merupakan pendekatan
-0,003
-0,003
-0,04
-0,052
-0,012
0
-0,009
-0,003
Mean

yang mulai diterima oleh organisasi untuk


menjelaskan strategi organisasi untuk men-
capai pertumbuhan yang berkelanjutan. Pela-
Sustainability : how much
Ext Relations : how much
Man Perform : how much

poran TBL ini fokus pada pembuatan kepu-


Firm Profile : how much

Prof Perf : how much

tusan dan pelaporannya yang secara eksplisit


OH & S : how much
Policies : how much
Key Ind: how much

menilai kinerja ekonomi, lingkungan dan


sosial perusahaan. Oleh karenanya, TBL dapat
dipandang baik sebagai perangkat internal
manajemen dan kerangka pelaporan kinerja
untuk eksternal.
Pembuatan panduan untuk pelaporan
TBL tentu saja sangat diharapkan oleh organi-
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8

sasi- organisasi tersebut. Panduan ini diharap-


kan dapat mendukung pelaporan kinerja ling-
SIMPULAN kungan oleh suatu organisasi. Fungsi dari
panduan pelaporan TBL ini antara lain;
Kecenderungan publik yang ada saat ini, - memandu dalam pemilihan indikator
memiliki harapan yang tinggi agar perusahaan kinerja lingkungan dan sosial yang tepat.
memiliki tanggung jawab lebih besar lagi - memudahkan metodologi dalam pelaporan.
terhadap dampak non-finansial termasuk - menghubungkan sumber daya lain untuk
dampak pada komunitas sosial dan lingkungan pembuatan laporan TBL.
sekitarnya. Hal ini nampak dari hasil beberapa Perusahaan yang sudah menerapkan pelaporan
analisa di atas bahwa sebanyak 72% di tahun TBL, akan memperoleh beberapa keuntungan
2010 dan 77% di tahun 2011 melaporkan seperti di bawah ini;
kinerja lingkungan dan sosial dalam pelaporan - TBL membantu meyakinkan bahwa budaya
tahunan mereka. Namun demikian, jika dilihat yang dipenuhi nilai diintegrasikan pada
dari standar pelaporan GRI, nampak bahwa setiap level di perusahaan tersebut.
informasi kinerja lingkungan dan sosial belum - TBL membantu manajemen dalam menge-
sepenuhnya mereka laporkan. Sebagian besar lola bahan baku menjadi lebih hati-hati dan
perusahaan hanya sebatas melaporkan komit- risiko dapat diketahui sebelumnya.
men mereka berupa kebijakan perusahaan yang

41
- TBL meningkatkan formalitas dan komuni- nomic performance. Proceeding The 1st
kasi yang lebih baik dengan stakeholders Accounting Conference. Depok, Jakarta.
utama seperti pelanggan, pemasok dan Ball, A. 2005. Environmental; accounting and
lingkungan publiknya. change in UK Local Government.
Keuntungan di atas pada akhirnya akan Accounting, Auditing & Accountability
meningkatkan nilai pasar dari organisasi Journal 18 (1): 346-373.
tersebut. Budimanta, A. 2004. Corporate social res-
Sasaran dari panduan pelaporan TBL ponsibility. Jakarta: Indonesia Center
ini adalah manajer perusahaan, komunitas for Sustainability Development.
publik dan pemerintah yang menginginkan Cooper, S. 2004. Corporate social perform-
perbaikan kinerja lingkungan untuk organisasi ance: A stakeholder approach. Hants:
mereka. Panduan ini menyadari bahwa Ashgate Publishing Limited.
masing-masing organisasi akan memiliki prio-
ritas dan metoda pelaporan kinerja lingkungan Global Reporting Initiative. 2000. Sustainable
yang berbeda sehingga panduan ini menyaji- reporting guidenlines on economic,
kan beragam indikator dan informasi yang environmental and sosial performance.
mengakomodasi beragam prioritas tersebut. Boston: GRI, MA.
Materi yang diterangkan dalam pan- Harahap, S. S. 2002. Teori akuntansi (edisi
duan TBL tersebut mencakup; indikator revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
kinerja lingkungan, metodologi dan datanya;
indikator pengelolaan lingkungan; dan indi- Kotler, P., dan N. Lee. 2005. Corporate social
kator kinerja lingkungan mencakup energi, responsibility: Doing the most good
greenhouse, air, material, limbah produksi, for your company and your cause.
emisi, biodiversity, pengikisan ozon, pemasok, Hoboken: John & Willey Sons Inc.
produk dan layanan jasa. Martono, N. 2011. Metoda penelitian
Metoda uji statistik yang digunakan kuantitatif - analisis isi dan analisis
dalam penelitian ini mencakup uji statistik data sekunder (edisi revisi). Jakarta:
deskriptif, uji Mc Nemar, uji chi-square dan Rajawali Gravindo Persada.
Wilcoxon matched-pairs test. Untuk mem-
peroleh penjelasan lebih lengkap, disarankan Moleong, L. J. 2004. Metoda penelitian
untuk dilakukan penelitian lanjutan yang kualitatif. Bandung: Remaja Rosda-
melaksanakan pengujian tambahan untuk karya.
menilai apakah kategori pelaporan kualitas Nurfajriyah. 2010. Implementasi konsep triple
berbeda antar kelompok industri, yakni Uji bottom line pada PT PERTAMINA
ANOVA satu arah t-test. Uji korelasi dilaku- (Persero). Universitas Islam Negeri
kan untuk mengetahui perbedaan signifikan Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
antar kuantitas dari informasi yang dihasilkan. Raar, J. 2002. Environmental initiatives:
Dalam penelitian berikutnya hendaknya di- Towards triple bottom line reporting.
lakukaneksplorasi lebih lanjut mengenai pela- Corporate Communication: An Inter-
poran triple bottom line (TBL Reporting) national Journal 7 (3): 169-183.
seperti apa yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia, sehingga selanjutnya dapat didisain Utomo, M. M. 2001, Februari. Wacana
panduan TBL reporting bagiperusahaan go akuntansi alternatif. Aksamala Insti-
publicdi Indonesia. tute.
DAFTAR REFERENSI Wibisono, Y. 2007. Membedah konsep dan
aplikasi CSR – Corporate Social Re-
Almilia, L. S., dan D. Wijayanto. 2007. Penga- sponsibility. Gresik: Fascho Publishing.
ruh environmental performance dan Wijaya, D. P., dan R. Muhammad. 2011.
environmental disclosure terhadap eco- Semantik teori dan analisis (edisi
revisi). Jakarta: Lingkar Media.

42

Anda mungkin juga menyukai