a. Pick Up 1 unit
b. Stamper 1 unit
c. Pemotong Keramik 1 unit
d. Bor Listrik 1 unit
e. Gerobak besi 1 unit
f. Pasah Kayu Listrik 1 unit
g. Concrete Mixer 1 unit
h. Pompa Air/ Bak Air 1 unit
i. Genset 1 unit
j. Komputer 1 set
k. Printer 1 unit
l. Kamera Digital 1 unit
I. Pekerjaan Persiapan
a. Pembersihan Halaman
Penyedia Jasa Pemborongan harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Pematangan lokasi berupa pemerataan tanah, striping tanah dan pembuatan landscape
sesuai kondisi dilapangan sehingga permukaan tanah menjadi rata dan siap untik
dikerjakan.
c. Papan Nama Proyek
Penyedia Jasa Pemborongan memasang papan nama kegiatan, dengan ukuran
secukupnya.
b. Pekerjaan Plesteran
1. Semua dinding dalam dan luar diplester dengan spesi 1Pc : 3Ps.
2. Pekerjaan sponengan dengan 1Pc : 2Ps.
IV. Pekerjaan Beton Dan Beton Bertulang
a. Beton campuran Mix Design terdiri dari campuran semen, air, dan Agregat (Pasir dan
Kerikil). Tidak boleh ada material lain yang diijinkan kecuali dengan persetujuan
Konsultan Perencana, Pengawas atau Pengelola Teknis. Setelah beton mengeras, maka
harus diperoleh suatu material yang rapat, padat dan awet yang akan mempunyai beton
karakteristik sesuai spesifikasi.
b. Bahan Beton.
1. Semen Portland (PC).
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen jenis I dengan standar
mutu SII 0013-81 dan sesuai dengan SNI 15.2049.1994 serta memenuhi persyaratan
kimia dan fisik sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI tahun 1982.
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas
lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
2. Agregat (pasir, koral atau batu pecah).
Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan. Agregat tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap
karatan.
Agregat kasar berupa koral yang diperoleh dari pemecah batu, dipakai ukuran
3/4 cm, agregat kasar harus keras dan tidak berpori dan tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 1 %.
3. Besi Tulangan.
Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
4. Bendrat.
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan
tidak berkarat
5. Air.
Air untuk campuran dan um\ntuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.
6. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Dalam keadaan diragukan, maka Konsultan Pengawas berhak minta
Pemeriksaan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik atas biaya Penyedia Jasa
Pemborongan.
c. Cetakan Beton.
1. Begesting harus cukup kuat, menggunakan kayu kelas III atau kayu tahun lokal yang
baik dan tidak bocor (kedap air), apabila menggunakan papan ukuran minimal 1,5 cm
x 10 cm.
2. Kayu steger dengan diameter minimal 7,5 cm, jarak pemasangan maximal 50 cm,
konstruksi cetakan beton tidak boleh menggunakan bambu.
3. Pemasangan begesting dan steger harus benar dan kokoh, sehingga dimensi dan peil
sesuai dengan dimaksud.
d. Pekerjaan Besi Beton.
1. Pekerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan gambar bestek dan
peraturan yang berlaku.
2. Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada kondisi dingin, dengan panjang kait
dan panjang penyaluran tegangan sesuai ketentuan.
3. Perkuatan antar besi tulangan, menggunakan kawat beton (bendrat), ikatan harus kuat
dan kokoh.
e. Campuran Beton
1. Campuran beton dibuat dengan perkiraan perbandingan berat, dengan macam
campuran 1PC:2Psr:3Kr untuk foot plat, sloof, kolom, balok, plat lantai, kolom praktis,
balok, tahu beton (acuan selimut beton)
2. Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Untuk mencegah
terjadinya air pada campuran beton berlebihan atau kurang, nilai slump harus berada
dalam batasan yang disyaratkan PBI-1971.
Pekerjaan Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan.
f. Perancah dan Begesting
1. Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu baik, kayu harus memenuhi
peraturan konstruksi Kayu Indonesia (PKKI – 1961) dan disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi.
2. Jarak Steger/Perancah maximum 40 cm serta diberi kayu pengaku antar perancah.
3. Ketinggian perancah/steger sesuai dengan konstruksi gambar rencana.
4. Pekerjaan begesting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku, sehingga setelah
dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalus.
5. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari begesting harus disiram dengan air dan bebas
dari kotoran atau benda – benda yang tidak diperlukan.
j. Perawatan/pemeliharaan Beton
1. Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan pengecoran dalam pengeringannya
harus dibasahi air atau goni yang basah.
2. Mempersiapkan dari pengaruh sinar matahari sehingga tidak terjadi penguapan /
pengeringan yang terlalu cepat.
3. Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari kemungkinan datangnya
hujan.
k. Baja Tulangan
a. Uraian
Pembengkokan dan pemasangan batang – batang baja untuk tulangan beton. Kelas
mutu baja tulangan untuk pekerjaan ini memakai baja tulangan yang mempunyai
tegangan luluh karakteristik 2.400 kg/cm2 ( U 24 polos ).
b. Syarat – syarat pelaksanaan :
1. Pembengkokan
Potongan batang pada tulangan pokok harus dibengkokan paling sedikit 5 (lima)
kali diameter
Baugel harus dibengkokan menurut pbi 1971
Tidak diijinkan membengkokan dalam begesting.
2. Pemasangan / Penyetelan
Baja tulangan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana baik kebutuhan
tulangan maupun diameter.
Baja Tulangan pokok harus dikat dengan sengkang / begel yang jarak dan
diameter disesuaikan dengan gambar rencana.
3. Jarak Tulangan
Jarak antara tulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maximum agregat ditambah 1 cm,dengan minimum 2,5 cm.
Jika tulangan pada balok terdiri lebih dari satu lapis batang, maka jarak tulangan
pada lapis atas harus tepat diletakan diatasnya dengan jarak vertikal minimum
2,5 cm.
4. Sambungan
Jika tidak perlu, batang – batang tulangan jangan dipotong dan harus
ditempatkan pada seluruh panjangnya.
Hindari sambungan batang – batang pada tegangan maximum (daerah tarik )
Bila keadan harus disambung, maka potongan harus dilewatkan (sambungan
lewatan tulangan ) sesuai dengan peraturan – peraturan dalam PBI 1971.
Sambungan – sambungan harus diikat dengan aman pada dua tempat. Untuk
mengetahui mutu dan tegangan luluh karakteristik baja, rekanan harus
mengambil beberapa sampel untuk tes / pengujian mutu baja.
5. Ukuran atau Dimensi Beton dan Penulangan Beton :
Ukuran/dimensi beton dalam perhitungan adalah ukuran cetak.
Dimensi beton dan tulangan harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
bestek.
Yang belum disebut di sini sesuai gambar rencana.
Keretakan atau kerusakan beton yang diakibatkan oleh tidak baiknya
pelaksanaan dan kurangnya pemeliharaan beton merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa Pemborongan.
b. Pelaksanaan
1. Tegel keramik dipasang diatas plesteran dengan campuran 1pc:5ps.
2. Pemasangan keramik harus benar-benar rata dan datar, nat-natnya teratur rapi.
3. Setelah pemasangan keramik mengeras, kemudian dicuci dengan air dan nat-
natnya diisi dengan bubuk semen.
4. Pekerjaan pemasangan keramik yang telah selesai harus digosok dan
dibersihkan dengan baik
c. Bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pemberi Tugas melalui Pengawas.
X. PEKERJAAN SANITASI
a. Pipa PVC sekualitas”WAVIN ” ukuran sesuai gambar rencana.
b. Klosed jongkok Toto CE-6/White ( setara ) dipasang pada KM/WC luar sesuai gambar
rencana.
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat untuk memenuhi persyaratan penawaran
Paket Pekerjaan Pemeliharaan Bangsal Geriatri RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang Tahun
Anggaran 2012.